Ikuti instagramku ya kakak. alwi08895
Instagram Karena perjodohan, aku terpaksa menikahi suamiku sekarang ini. Di mata orang lain, dia memberiku cukup uang dan cinta, tetapi hanya aku yang tahu bahwa dia tidak pernah menyentuhku. Dua bulan menikah, aku masih seorang perawan ...... Untuk mengubah kebekuan itu, aku telah mencoba merayunya dengan pakaian yang sangat terbuka, tetapi dia bahkan tidak melirikku sama sekali. Yang lebih membuatku patah hati, suatu hari aku melihatnya memegang tangan wanita lain. Wanita itu sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa mereka berdua sudah berhubungan seks. Menghadapi kenyataan bahwa suamiku selingkuh, haruskah aku bercerai, atau mencoba membuatnya mencintaiku ......
Season ke dua....
Menceritakan kisah Brayen (Kakak angkat Arya) dan Alena (Adik kandung Alyn).
Mereka terpaksa harus menikah karena kejadian yang tidak di sengaja(Insiden kamar kosong).
Cerita Brayen si mafia yang di buang di panti asuhan saat baru di lahirkan dan Alena yang b
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwi 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARAPAN
Dia melepaskan pagutan kami setelah cukup lama. Ciuman pertamaku dia ambil paksa dengan kasar. Aku tak terima. Tapi aku juga tak berdaya.
"Menurut lah, jika tidak ingin aku melakukan hal yang lebih dari ini." Ujar mas Arya.
Aku mengangguk. Tak berdaya. Memangnya siapa aku disini. Di Jakarta aku hanya sendiri ikut suami. Beruntung aku masih punya Rani sahabatku di masa kecil yang sukses merantau di Ibu kota Indonesia.
Mas Arya menarikku. Mendekap Ku dalam pelukannya. Wajahku bergumul di dadanya. Mas Arya juga mengalungkan tanganku di pinggangnya. Memangnya apa yang suamiku ini pikirkan. Bukankah dia tidak menginginkanku, lalu kenapa ia kini memelukku. Apa karena sebatas rasa kasihan.
"Jangan menangis lagi. Aku tidak suka melihatmu menangis. Kau di cium suamimu jadi jangan marah. Bahkan aku berhak memintanya lebih"
Aku malas menjawab ucapan tak bermutu mas Arya. Apa dia tidak memikirkan apa yang ku rasakan saat ini. Ya, aku malu bercampur marah.
Rasa kantukku yang tadi menyeruak kini hilang sudah. Bibir itu masih sangat terasa. Jantungku saja masih berdegub kencang. Jika aku bercermin pasti bibirku bengkak saat ini.
Hanya aku sendirian yang merasakan perasaan tak karuan seperti ini. Ciuman pertama kami tak ada artinya bagi mas Arya.
Dapat di dilihat dari nafasnya yang teratur halus , sudah bisa di pastikan dia tertidur.
Sudahlah, masa bodoh dengan perasaan ini. Hal seperti ini sudah biasa kan dilakukan suami istri. Walau tidak biasa bagi kami.
*****
Pagi pun datang kembali. Mas Arya masih membelit tubuhku. Walau terasa sesak namun nyaman. Ku lirik jam di atas meja samping tempat tidur, jam menunjukkan pukul 02.30 WIB.
"Mas. Mas. Mas Arya bangun." Aku mengguncang dada mas Arya supaya dia terbangun.Mas Arya hanya menggeliat. Dan lebih mengeratkan pelukannya.
"Maaaaasss bangun."Aku mengguncang dada lebih kencang.
"Apa sih Alyn. Berisik sekali." Mas Arya menyipitkan matanya yang mulai terbuka. Dia menoleh kebelakang melihat jam yang membelakanginya. Dia terlihat lucu.
"Ini masih terlalu pagi Alyn, kau sudah menggangu tidurku."
"Aku mau ambil baju ganti mas sebelum Abi dan Umi bangun."
"Semalam aku sudah mengambilkan baju untukmu. Ku letakkan di ruang ganti. Sekarang tidurlah lagi."
"Lepaskan dulu tanganmu. Aku sesak."
"Semalaman begini tidak sesak kenapa baru sekarang yang sesak?" Aku tidak menjawab pertanyaan mas Arya. Mas Arya masih belum mau melepas pelukannya.
Apa sekarang aku boleh berharap lebih untuk pernikahanku? Apa mas Arya sudah mulai membuka hati untukku.
Tentu aku memiliki harapan lebih untuk pernikahanku. Aku tidak ingin melihat orang tua kami kecewa.
Jika mas Arya mau berubah dengan senang hati aku akan memaafkannya. Ini demi kebahagiaan orang tua kami.
****
Kami berempat Umi, Abi dan mas Arya melakukan Ibadah bersama di saat shubuh. Suasana begitu tenang,damai dan syahdu. Hari hari yang ku nanti selama ini, Ibadah berjamaah bersama yang tidak pernah ku lakukan bersama mas Arya Akhrirnya terwujud.
Setelah mencium tangan Umi dan Abi. Aku mencium tangan mas Arya. Dan dia pun mencium keningku di hadapan Umi dan Abi tanpa sungkan sungkan.
"Kalau mau mesra mesraan jangan di hadapan orang Arya." Ujar Umi .Mas Arya menggaruk tengkuknya dan aku tersipu malu.
Kemudian Aku dan Umi memasak bersama di dapur. Tapi aku tidak membolehkan Umi melakukan pekerjaan yang berat.
Umi cuma membantu ku mengupas bawang dan mencuci Sayuran. Selebihnya aku yang melakukan. Walau pun awalnya Umi melayangkan protes akhirnya Umi menurut juga.
Kami makan bersama di meja makan. Umi terus saja memuji masakanku.
"Masakan istri Arya memang lezat mi. Makanya Arya tak pernah makan di luar."
Hatiku melambung tinggi mendengar pujian dari mas Arya. Ternyata selama ini mas Arya sangat menyukai masakanku. Mas Arya memang tak pernah melewatkan sarapan dan makan malam di rumah. Hanya terkadang membawa bekal makan siang jika mas Arya meminta.
****
Aku mengantar Umi, Abi dan Mas Arya ke luar rumah.
"Arya kamu harus banyak bersyukur memiliki istri yang sabar, baik, pengertian, jago masak dan sayang sama keluarga suaminya." Nasehat Umi.
"Sulit loh nak mendapatkan istri seperti Alyn. Makanya Istri sebaik Alyn jangan pernah kamu sia siakan. Biar gak menyesal di kemudian hari." Lanjut Umi.
***
Jangan lupa like komentar vote