NovelToon NovelToon
Will Never Let You Go

Will Never Let You Go

Status: tamat
Genre:Komedi / Patahhati / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:201k
Nilai: 5
Nama Author: Vin Shine

Hubungan antara dua orang yang saling mencintai tentu saja akan lebih membahagiakan jika ada restu kedua orang tua di dalamnya. Namun, bagaimana akhirnya jika setelah semua usaha dilakukan, tapi tetap saja tidak ada kata restu untuk hubungannya?

Ini tentang Arasellia. Gadis dari kalangan biasa yang selalu kesulitan mendapatkan restu dalam setiap menjalin hubungan.

"Kalau pada dasarnya mereka udah nggak suka sama aku, mau aku kasih mereka uang semiliar juga nggak akan mengubah apa pun."

"Kalau misal berubah, emang kamu punya uang semiliar?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vin Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Malam Tahun Baru

Siulan merdu terdengar dari mulut Darma ketika laki-laki itu menuruni anak tangga di rumahnya. Dia sudah siap untuk pergi merayakan malam pergantian tahun bersama teman-temannya. Setibanya di lantai satu, sejenak langkahnya terhenti saat mendapati sang ibu ternyata masih berada di rumah.

"Lhoh, Mama belum berangkat?"

Keluarga besar Darma memang sudah berencana untuk menghabiskan malam tahun baru di villa mereka yang berada di Tawangmangu. Namun, tidak semuanya ikut. Mereka-mereka yang masih muda tentu saja lebih memilih pergi bersama teman atau pasangan, seperti Silvia yang kemarin sudah terbang ke Bali bersama sahabat-sahabatnya.

"Nunggu Papa kamu, tuh. Tinggal berangkat malah kebelet berak." Selly mendengkus, lalu duduk di sofa sambil melirik jam tangannya. "Paaaaa ... cepetan!" teriaknya tidak sabar.

Darma hanya terkekeh. Sama sekali tidak heran dengan sikap ibunya.

"Dar, kamu mau ke mana? Ikut Mama aja, yuk, gabung sama yang lainnya. Banyak, kok, yang ikut nggak cuma orang tua aja."

"Ogah!" tolak Darma cepat. Kalau sepupunya ada yang ikut sudah pasti status mereka juga telah berkeluarga, dan Darma malas sekali harus menjawab pertanyaan kapan menyusul untuk menikah.

Wajah Selly semakin menunjukkan aura suram. "Kalo gini Mama jadi pengen punya anak lagi biar ada yang nemenin."

"Ma!"

"Anak-anak Mama udah gede, udah sibuk sendiri-sendiri." Selly tambah menjadi. "Atau ... kalo kamu nggak mau punya adik lagi, bikinin Mama cucu, dong."

"Ya, nanti aku bikinin," jawab Darma enteng seakan dia hanya disuruh membeli bawang di pasar.

"Bener? Tapi nikah dulu, lhoh, ya. Jangan main terjang aja kayak papa kamu dulu. Jangan lupa juga ajak cewek yang mau kamu temuin ke rumah buat ketemu Mama. Mama doain kalian biar langgeng sampe nikah sampe punya anak lima." Selly tampak sumringah.

Darma hanya tersenyum. Cewek? Jelas-jelas dia mau bertemu Aldo dan yang lainnya di mana mereka sudah mem-booking private room restoran untuk minum-minum, dan menyaksikan kembang api. Itu saja kalau nanti mereka belum hangover.

"Udah, ya, Ma. Aku berangkat dulu. Tuh, Papa juga udah beres." Ia menunjuk ayahnya dengan dagu, kemudian berjalan keluar rumah menuju mobilnya.

Hujan perlahan mereda menyisakan gerimis tak berarti. Arus kendaraan sudah ramai tatkala mobil Darma memasuki jalan raya. Terdengar suara knalpot motor hasil modifikasi yang begitu memekakkan telinga. Muda-mudi yang menaikinya tertawa senang, berteriak seakan tidak memiliki beban. Entah mengapa saat melihat itu pikiran Darma jadi tertuju pada Ara. Gadis itu pasti tidak bisa pergi bersenang-senang sebab kondisinya yang tidak memungkinkan dan itu karena dirinya.

Mengurungkan niatnya untuk bertemu teman-temannya, Darma justru membelokkan mobilnya ke sebuah supermarket. Dia menyomot asal-asalan makanan ringan, minuman soda, dan beberapa bahan makanan yang bisa dijadikan barbeque lengkap beserta sausnya. Darma hanya berharap semoga saja Ara memiliki alat untuk memanggangnya. Ya, laki-laki itu berniat menyambangi rumah Pak Narto.

Dengan membawa dua kantong plastik berukuran besar, Darma segera turun begitu mobilnya berhenti di halaman rumah Pak Narto. Hanya butuh tiga kali ketukan pintu di depannya telah terbuka. Pak Narto yang membukakan pintu tampak terkejut melihatnya. Yeah, memang siapa yang mau bertamu ke rumah orang dikala malam tahun baru?

"Malam, Pak."

Pak Narto sedikit terkesiap. "Iya, malam. Masuk, Mas, masuk." Pria berperut buncit itu mempersilakan dengan pikiran berkecamuk. Terlebih melihat Darma yang menenteng dua kantong plastik belanjaan.

Begitu Darma mendudukkan tubuhnya di kursi ruang tamu rumahnya, Pak Narto tanpa basa-basi bertanya, "Maaf, sebelumnya ada perlu apa, ya, Mas?"

Darma tampak kebingungan. Masa iya dia bilang ke sini untuk menemani Ara tahun baruan. Beruntung dirinya memiliki otak cerdas sehingga dengan cepat bisa menemukan alasan lain. "Oh, saya mau ngasih tau tentang motor Ara. Kemarin nggak sempat minta nomor hape jadi saya ke sini."

Pak Narto tersenyum canggung. "Maaf, saya pikir ada apa. Habisnya ini 'kan malam tahun baru. Biasanya anak-anak muda pada pergi."

"Saya juga tadinya mau pergi, tapi saya ingat Ara. Pasti dia nggak bisa tahun baruan gara-gara kejadian kemarin. Jadi, saya ke sini buat ngajak dia makan-makan di sini sama Bapak, Ibu, sama Gusti juga. Mau, ya, Pak?" Darma memaksakan senyumannya. Untuk kali ini, dia benar-benar mengakui bahwa dirinya memiliki kepercayaan diri tingkat dewa seperti yang sering teman-temannya katakan.

"Saya panggilkan Ara dulu saja, ya, Mas," ujar Pak Narto, kemudian berlalu.

Darma mengangguk kecil. Sembari menunggu, ia yang melihat buku kumpulan soal UMPTN tidak jauh darinya lantas meraihnya. Samar-samar ia juga mendengar keluarga itu menimang-nimang perkataannya tadi.

"EH?!" Ara yang baru muncul dengan cepat merebut buku di tangan Darma.

"Ada beberapa yang salah, tuh." Darma memberitahu.

"Emang ngerti?"

"Nantangin?"

"Ng-nggak, nggak. Ajarin aja, deh, jangan nantangin." Ara mendaratkan bokongnya di kursi yang berseberangan dengan Darma.

"Boleh, tapi jangan sekarang, ya. Masa tahun baru malah ngerjain soal. Barbeque-an, yuk. Kamu ada alatnya nggak?"

Bola mata Ara sedikit membulat. Dia 'kan cuma bercanda. Dan lagi, apa ini? Gadis itu geleng-geleng kepala saat laki-laki di depannya menyodorkan banyak sekali makanan.

Pantes aja Bapak bingung.

"Oy!"

Ara mengerjap-ngerjapkan mata. "A-ada. Bentar-bentar, aku ambilin."

Jadilah kini Ara, Darma, dan Gusti berpesta di teras depan, sedangkan Pak Narto dan Bu Ata hanya menimbrung sebentar karena angin cukup kencang. "Takut masuk angin," begitu katanya.

Setelah memenuhi piringnya dengan sosis, bakso, dan seafood, Gusti memilih duduk di kursi yang jaraknya cukup jauh, tapi masih bisa mendengar obrolan Ara dan Darma. Apalagi tujuannya jika bukan untuk menguping.

"Biar aku aja. Nanti tangan kamu yang sakit kesenggol, aku lagi yang salah." Darma berujar saat Ara ngotot ingin membolak-balik sosis dan kawan-kawannya.

Gadis itu mendengkus, dan Darma mau tidak mau jadi tertawa. Apa perempuan memang suka seperti itu sebab ibunya pun sama.

"Oh, ya, minta nomor hape kamu, dong, Ra. Motornya mungkin jadinya lusa, tapi karena ini tahun baru takutnya nggak pasti."

"Aku ada nomor kamu. Aku chat aja, ya."

"Uhukk!" Gusti pura-pura tersedak. Penasaran bagaimana bisa kakaknya sudah memiliki nomor Darma, sedangkan laki-laki itu malah belum.

"Berisik! Masuk aja sana!" Ara melirik kesal.

"Cie, nyuruh-nyuruh masuk biar bisa berduaan. Bisa banget kamu modusnya, Mbak," seloroh Gusti berhasil membakar wajah Ara hingga memerah. "Iya, aku masuk, nih. Sekalian bawain buat bapak sama ibu." Ia menyomot beberapa sosis dari panggangan. "Minta, ya, Mas, terus manggang lagi biar makin lama berduaannya."

Darma terbahak, lalu menoleh ke Ara yang sedang cemberut.

Ting!

Notifikasi berupa pesan dari nomor baru yang tidak lain adalah nomor Ara mengalihkan perhatian Darma. Segera ia menyimpannya dengan nama kontak "Rentenir Kecil".

"Ngapain senyum-senyum?" tanya Ara heran sebab tidak ada yang lucu.

"Ada, deh. Btw, foto profil kamu boleh juga." Darma menunjukkan layar ponselnya pada Ara sambil menirukan ekspresi gadis itu.

"Apaan, sih, liat-liat!"

"Biarin aja, si. Kamu juga pasti waktu simpen nomorku liatin fotoku. Ya, 'kan? Ngaku nggak kamu?"

"Dih! PD banget!" Ara menyangkal. Padahal dalam hatinya merutuki perbuatannya. Bisa-bisanya tebakan Darma benar.

"Udah, udah. Mau bilang enggak juga muka kamu keliatan, kok, bohongnya." Darma menyunggingkan senyum kemenangan.

Ara memang paling tidak bisa berpura-pura. Wajahnya saat marah, sedih, kesal, dan kecewa mudah sekali diterka.

"Rese!"

Dengan tiba-tiba Ara mengambil kuas berlumur saus barbeque dan mengoleskannya pada lengan Darma.

"Eh? Ngajak perang kamu? Siapa takut!"

Secepat kilat Darma sudah membalas perbuatan Ara. Bahkan ia melakukannya berkali-kali dan tidak hanya tangan, tapi wajah gadis itu kini juga sudah dihiasi saus barbeque.

Seperti anak kecil, mereka tertawa senang sehingga tidak menyadari jika sedari tadi ada sepasang mata yang menatap keduanya dengan perasaan cemburu.

1
Studesyy
Bagus, ringan, tata bahasanya rapih dan mengalir, ga giung banget, dutunggu karya lainnya Thor ... SEMANGAAAAT!!!
grey: thanks a lot, kalo jadi bulan depan nelorin cerita baru 🥰🥰🥰
total 1 replies
Studesyy
Aku suka ceritanya Thor, proses perasaannya ditunjukin banget, ga ujug2 jatuh cinta pada pandangan pertama trus bucin maksimal trus terkesan giung banget akhirnya, iya emang ini dunia novel yg absurd dan giung mah udah biasa, tapi aku suka cerita ini, alurnya sesuai sama real life banget ..
Rahmaniar
suka ceritanya
grey: terima kasih,
aku ada cerita on going di aplikasi sebelah
total 1 replies
Putri Kelima
di tempat ku namanya king2
Ida Farida
aku suka ceritanya thor..ceritanya ringan..seperti kehidupan sehari hari...bkn cerita sprti novel kebnyakan yg cerita CEO kaya rya, yg tnggal di mansion mansion mewah...🥰🥰🥰
grey: terima kasih, boleh banget baca ceritaku yg lain. aku jg nulis di platform lain

sorry iklan 😅😅😅😅😅
total 1 replies
Imas Karmasih
salam. kenal kakak, suka cerita nya
grey: hai, makasih sudah suka ceritaku. boleh bgt baca yg lain, aku juga menulis di beberapa platform
total 1 replies
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
tolong diperjelas, merem melek karna apa 🙈🙈🙈
grey: kepedesan






tp boong
total 1 replies
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
maafkan aku Tuhan.
jujur aku seneng omanya mati
🙈🙈🙈
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
aldo kan temenya darma
Kenny sihyanti
Mampir
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
palingan juga gak lama bakalan break 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
sengaja biar Elang cepet balik ke rumahnya 😅
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
mas Elang bikin mood langsung anjlok kaya rel kereta
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
berawal dari tukang ojek ceritanya..
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
lagi di bioskop mana bisa tenggelam Ara ?
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
ealah tadi aku plesetin,beneran muncul disini .pantes othornya kebakaran jenggot,eh punya jenggot gak sih😅🤭
grey: kata gue sih lu mending diem ☝️☝️☝️😭😭😭😭
total 1 replies
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
pucuk di ulam cinta pun tiba 🤭
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐: sengaja 😜...othornya lg PMS nih kayanya dari pagi darting mulu 🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️
total 2 replies
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
Darma mana Darma...
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
Elang ini kaya kebo yang di cocok hidungnya.ngikutin apapun kemauan ibunya sampe gak bisa belain atau sekedar menjaga perasaan Ara.
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
yang sabar sabar aja ngadepin ibu² julid
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!