Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...Happy Reading...
...🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️...
Greland masuk ke dalam kelas dan berdiri sejenak di depan pintu kelas, memindai ruangan dengan mata yang tajam. Ia mencoba mengingat-ingat di mana tempat duduknya yang biasa. Setelah beberapa saat, ia mengingatnya dan langsung menuju ke kursi paling belakang di sudut ruangan, tempat yang paling jauh dari perhatian guru dan siswa lainnya.
Saat Greland berjalan melewati deretan siswa-siswi, beberapa dari mereka menoleh dan menyapanya. "Hey Greland, tumben kamu nggak bawa tas Mia?" tanya salah satu siswi bernama Vina dengan rasa penasaran. Vina memandang Greland dengan mata yang penuh pertanyaan, seolah-olah tidak percaya bahwa Greland tidak melakukan tugasnya seperti biasanya.
Greland memandang Vina dengan ekspresi yang tidak berubah, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia peduli dengan pertanyaan itu. "Tidak," kata Greland singkat, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Vina memandang Greland dengan rasa penasaran yang semakin besar, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Tumben, bukannya selama ini kalau kamu tidak membawa tasnya, kamu bakal dimarahi?" tanya Vina penasaran, mencoba memahami perubahan sikap Greland. Vina memandang Greland dengan mata yang penuh pertanyaan, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Tas sampah itu siapa juga yang mau bawa," kata Greland yang terus berjalan menuju ke mejanya, tanpa menoleh ke arah Vina. Ucapan Greland yang kasar itu membuat para siswi tertegun, terutama karena selama ini Greland dikenal sebagai siswa yang patuh dan tidak berani melawan Mia.
Saat Greland mencapai mejanya, ia tertegun melihat mejanya penuh dengan coretan. Coretan-coretan itu tampak seperti dibuat dengan pensil warna-warni, dan ada beberapa kata-kata yang tidak masuk akal. Greland memandang meja itu dengan mata yang kosong, tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
Para siswi lainnya memandang Greland dengan rasa penasaran yang semakin besar, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Greland. "Kenapa hari ini Greland berani mengatakannya?" bisik salah satu siswi kepada Vina. Vina hanya menggelengkan kepala, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Greland.
"Siapa yang mencoret meja ku?" tanya Greland, menunjuk ke arah mejanya dengan mata yang tajam. Para siswa itu menekuk alisnya, tidak mengerti mengapa Greland tiba-tiba mempermasalahkan hal itu.
"Bukannya selama ini kamu belajar di meja coret itu, kenapa kau tanya sekarang?" tanya Ani dengan nada yang sedikit penasaran. Ani memandang Greland dengan mata yang penuh pertanyaan, seolah-olah tidak percaya bahwa Greland tidak tahu tentang tradisi mencoret meja itu.
Greland mencoba mencari ingatan pemilik tubuh asli, dan ia menyadari bahwa meja miliknya itu memang sering digunakan sebagai tempat pelampiasan emosi para siswa yang kesal. Meja Greland menjadi sasaran empuk bagi mereka yang ingin meluapkan kekesalan atau kebosanan. Greland memahami sekarang, mengapa meja itu penuh dengan coretan.
Tapi meskipun Greland sudah memahami, ia masih merasa sedikit kesal dengan keadaan mejanya. Ia memandang meja itu dengan mata yang kosong, tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
semangat up banyak"ceritanya bagus