Inayah Ayudia seorang gadis polos berusia 21 tahun, menjadi sekretaris dari seorang Pimpinan Perusahaan Property terbesar di kota Jakarta, bernama Ibrahim Arsenio Cipta berusia 28 tahun.
Karena keseringan bersama, lama kelamaan antara Bos dan Sekretaris itu saling membutuhkan satu sama lain. Akankah tumbuh perasaan cinta diantara mereka, dan apakah hubungan mereka berjalan dengan mulus ketika ada perbedaan status sosial?
Mampukah Inayah yang berasal dari keluarga sederhana masuk kedalam kehidupan seorang Ibra yang berlimpah dan bergelimang harta. Simak kisah mereka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Milik Orang Lain
Inayah menuju ruangan Ibra, niatnya adalah untuk mengambil kembali ponselnya.
"Pak, saya minta ponsel saya dong kan masih sama Bapak?" ucapnya dengan hati-hati karena melihat raut wajah Ibra yang sepertinya sedang tidak ingin di ganggu.
"Hem, untuk apa ponselmu?"
"Ya nggak untuk apa-apa sih, tapi kan saya perlu." jawab Inayah.
"Bilang aja kalau kamu mau chatingan sama si Joseph iya kan? setelah bertukar nomor tadi." Nada bicara Ibra semakin tinggi.
"Oh Pak Joseph yang tampan tadi ya, maunya sih begitu Pak, tapi sayang saya nggak bisa kasih nomor saya ke dia, karena saya nggak hafal nomor sendiri, dan kebetulan ponsel saya entah dimana." Jelas Inayah dengan wajah memelas.
"Bagus kalau begitu."
"Apa tadi kamu bilang dia tampan? sepertinya penglihatanmu bermasalah. jelas-jelas aku jauh lebih tampan dari dia." lanjut Ibra lagi.
"Iya Bapak memang lebih tampan, tapi maaf saya nggak tertarik dengan milik orang lain, saya permisi." Inayah langsung berbalik, dia terlalu malas membahas hal-hal yang tak penting bersama Ibra, apalagi setelah tahu ternyata Ibra memiliki seorang kekasih dan bermesra-mesraan via telepon.
"Tunggu Inayah, kamu mau kemana?" Inayah berbalik lagi menghadap Ibra.
"Maksud kamu apa milik orang lain?" Tanya Ibra mengerutkan dahi.
"Nggak apa-apa Pak." jawab Inayah.
"Apa kamu mendengar dan mengerti apa yang aku bicarakan tadi bersama Camila?" Tanya Ibra penasaran.
Inayah hanya menjawab "Ya."
dia kira aku sebodoh itu apa? walaupun pakai bahasa Inggris jika masih percakapan biasa ya aku paham lah. menggerutu kesal.
"Jika tidak ada hal lain, saya permisi Pak, lagian ini udah masuk jam istirahat dan makan siang, saya mau ke bawah." ucap Inayah kemudian segera melangkah keluar ruangan itu, dan langsung menuju lift turun ke bawah.
Inayah memencet tombol angka lima, niatnya untuk bertemu Yasmin dan mengajak makan siang bersama. Sesampainya di lantai lima dan menuju ruangan tim marketing, Inayah tidak mendapati Yasmin disana, maka ia pun turun lagi ke lantai tiga. Inayah merasa saat ini perasaan nya sedang tidak karuan.
Saat tiba di lantai tiga, Inayah mencari kedua sahabatnya yaitu Ririn dan Mawar untuk mengajak makan siang bersama, tapi sayang sekali mereka sedang sibuk.
"Maaf Ina, kamu duluan aja ya ke kantin, bentar lagi kita nyusul kok, lagian bos kami juga belum keluar," Bisik Ririn ke Inayah.
"Baiklah, aku tunggu di kantin ya."
Sesampainya di kantin, Inayah berjalan mencari meja yang masih kosong, ini adalah pertama sekali Inayah berada di kantin perusahaan. Dan beberapa pasang mata tertuju padanya, wajar saja karena wajah Inayah merupakan wajah baru, dan tak sedikit para karyawan laki-laki tak berkedip melihatnya.
Inayah memesan minuman terlebih dahulu, karena perutnya belum terlalu lapar dan sambil menunggu kedua sahabatnya menyusul.
***
Sementara itu Ibra yang masih berada diruangan nya masih melanjutkan pekerjaan nya, namun ia tak bisa fokus karena pikirannya tertuju pada Inayah, dan mengambil ponsel yang berada di saku celananya yang ternyata itu adalah ponsel Inayah.
Ada beberapa chat masuk dan Ibra langsung membacanya, kebetulan Inayah belum mengatur kunci layar sehingga Ibra dengan mudahnya menelusuri segala isi ponsel Inayah.
Ibra membaca sebuah chat yang baru saja masuk,
Ina, kapan kita bisa bertemu? aku rindu padamu. aku ingin bicara banyak hal tentang kita.
"Dia lagi, dasar nggak tahu diri." dengan kesal Ibra langsung membalas chat yang seharusnya bukan menjadi urusannya. dan mulai mengetik..
Dalam mimpi mu. chat pun terkirim dan bercentang dua.
lalu Ibra membuka lagi chat yang lainnya, yaitu chat grup Inayah dan ketiga sahabatnya. grup itu mereka beri nama sahabat sampai surga .
Ibra membukanya dan terus membaca semua isi chat tersebut, sekilas ia tersenyum.
"Apa semua wanita membuat grup khusus hanya untuk haha hihi seperti ini?"
Setelah membuka semua chat, Ibra tersenyum karena Inayah tidak ada chat dengan laki-laki manapun.
Kemudian Ibra membuka galeri foto, dan ia terbelalak saat mendapati foto selfi Inayah hanya dengan menggunakan tanktop berwarna hitam, sedang berbaring di ranjang.
"Hm, boleh juga." ucapnya seraya tersenyum.
Lalu Ibra keluar dari ruangannya, ia mencari-cari Inayah dan melirik sedikit ke meja kerjanya,
dia ninggalin tasnya berarti dia hanya di sekitar sini.
Ibra turun ke lantai dasar, dia tahu betul Inayah berada dimana.
Sesampainya di kantin perusahaan, mata Ibra langsung mencari-cari sosok wanita bertubuh mungil tersebut, saat mendapatinya ia langsung berjalan menuju Inayah, semua mata tertuju padanya kala itu, dan banyak para karyawan wanita yang melemparkan senyum-senyum menggoda namun Ibra hanya membalas dengan senyum datar.
Semua manusia di kantin terus memperhatikan Ibra, penasaran akan siapa yang ia tuju, dan saat mulai mendekat, Inayah menyadari kehadiran Ibra yang tersenyum menatapnya sejak tadi.
Dan jantung Inayah pun berdegup kencang karena Ibra menatapnya seperti itu, mendekat semakin mendekat.
Deg.
Deg.
Deg.
Deg.
"Ini ponselmu," ucapnya sambil meletakkan di atas meja. Kemudian duduk dihadapan Inayah.
"Ya," jawabnya singkat.
***
Bersambung...
vote, like, komen, semoga terhibur ❤😎
kerja apapun
mSak tidur di jam kerja
dan LG Inayah ini gak ada sopan2 nya sama atasan
wajar Ibra bilang gak tau diri