NovelToon NovelToon
Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Identitas Tersembunyi / Permainan Kematian
Popularitas:585
Nilai: 5
Nama Author: Rafli Ananda

Reza yang mana terlahir dengan kehidupan yang membosankan hanya tertarik dengan sebuah game simulasi tentang Dewa, di dalam game tersebut dia menjadi sosok Dewa yang mengendalikan jutaan umat dan di sana dia berhasil menaklukan sebuah dunia dan menjadi Dewa tingkat Superior. Yang tidak Reza ketahui ialah kalau game yang dia mainkan saat ini muncul di Bumi, dan orang-orang yang ada mulai menjadi player yang mana harus bertahan hidup dari setiap permainan yang muncul untuk menghibur para Dewa/i. Di situasi yang penuh akan keputusasaan tersebut Reza menemukan dirinya menjadi salah satu Dewa yang memainkan permaianan tersebut, dengan tujuan untuk bersenang-senang dan menjadikan Bumi miliknya, Reza memulai rencananya untuk menjadi Dewa terkuat di bumi dan memenangkan setiap permainan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Sang penjaga labirin bagian 2

“Dia yang mana berjalan menuju medan perang, dia berjalan tampa henti dan terus mengayunkan kapaknya seperti orang gila, para musuh dan sekutunya takut akan kekejaman dan kegilaan yang dia tunjukkan… akan tetapi di mataku dia bukanlah orang gila ataupun yang kejam, dia hanyalah seorang pria menyedihkan yang mana telah kehilangan segala yang dia punya”

“Tak memiliki rumah, teman ataupun keluarga, semua itu telah direnggut dari dirinya, karena hal itu dia mengutuk kelemahannya sendiri karena lemah dan tidak bisa melindungi semua yang berharga baginya… kutukan itu adalah kutukan yang sangat kejam, kutukan yang membuatnya menjadi sesosok mahluk buas di medan perang, kutukan yang mana tidak akan membuatnya mati dan terus menderita di medan perang”

“Selama puluhan tahun dia bertarung tampa henti dan tampa lelah, semua itu demi menebus semua dosa akan kelemahannya di masa lalu… lalu pada saat peperangan akan berhenti, sang Dewa dengan jubah ungu turun kearah dirinya dan memeluknya, dan dengan kedua tangannya sang Dewa memberikannya pengampunan serta peristirahatan terakhir, jiwanya kemudian terbang kembali ke tanah suci yang Dewa jubah ungu janjikan, tempat di mana dia dapat bertemu kembali dengan keluarga dan teman-teman yang dia sayangi”

Sambil memegang kisah bola berwarna Silver tersebut, Reza terus melihat kearah Andi yang sedang bertarung melawan Shadow Aldebaran, dengan wajah tertarik Reza terus memainkan kisah yang ada di tangannya tersebut.

“Ini adalah kisah yang aku akhiri sendiri dengan tanganku, sebetulnya kisahnya dapat menjadi kisah tingkat mitologi ataupun Universal… akan tetapi aku tidak menyukai kisah semacam itu”

“Andi… jangan kecewakan aku, dan dapatkan pengakuannya” pikir Reza.

Sementara itu Andi yang mana sedang melawan Shadow Aldebaran, “Krraak…” terlihat telah terluka parah akibat serangan tinju dari Shadow Aldebaran. Tangan Andi patah pada saat dirinya berusaha menepis serangan tinju tersebut, dan melihat Andi yang sedang terluka Shadow Aldebaran hanya tersenyum karena menikmati penderitaan Andi.

Melihat hal itu Andi tetap tenang dan tersenyum dengan lebar, dia seakan-akan sedang bersemangat saat melihat ajalnya sudah mendekat. Namun “Cringgs…” saat itu Andi tetap tidak menyerah mati begitu saja, dia tetap melawan dengan menggunakan sebuah granat di tangan kananya “Wushkk…” Andi langsung berusaha untuk menyerang Shadow Aldebaran.

“Mungkin ini tidak akan bisa mengalahkannya, akan tetapi paling tidak aku bisa melukainya sedikit” pikir Andi.

“Bomsshkk…” Namun Andi pada saat itu sangat naif, dia sama sekali tidak menyadari sosok seperti apa monster yang sedang dia lawan, dan saat debu asap ledakan dari granat tersebut menghilang “Srrahkk…” Andi terkejut melihat sosok Shadow Aldebaran yang mana tidak terluka sedikitpun saat terkena ledakan langsung dari granat yang dia punya. Kekuatan Force yang ada di tubuh Shadow Aldebaran membalut tubuhnya seperti sebuah armor, dengan kekuatan Force itu Shadow Aldebaran dapat menahan ledakan granat yang di lemparkan Andi pada dirinya.

Melihat hal itu Andi tetap tidak menyerah, menggunakan kapak di tangan kanannya, “Funggs…” dengan cepat kapak itu melayang kearah Shadow Aldebaran. Tidak seperti sebelumnya Shadow Aldebaran langsung berhati-hati pada kapak tersebut, dia dapat merasakan adanya bahaya dari kapak yang di lemparkan oleh Andi.

Menggunakan tangan kirinya “Tranggs…” Shadow Aldebaran menepis kapak itu, dan “Wushkk…” dengan cepat Shadow Aldebaran langsung menyerang Andi menggunakan serangan tinjuannya. Melihat hal itu Andi dengan cepat melompat mundur kebelakang dan “Traassk…” dia menggunakan senapan mesin miliknya untuk menghalangi tinjuan dari Shadow Aldebaran.

“Traanggs… Tanggs…” tinju Shadow Aldebaran dengan kuatnya menghancurkan senapan mesi milik Andi, akan tetapi pada saat itu “Tik-tik…” tangan kanan dari Shadow Aldebaran terluka, Andi yang melihat luka itu langsung melihat kearah kapak yang dia lemparkan.

“Kapak itu nampaknya adalah satu-satunya senjata yang bisa melukai dirinya” pikir Andi.

Dengan cepat Andi langsung berlari kearah belakang Shadow Aldebaran untuk mengambil kapak miliknya, namun “Wushkk…” gerakan Shadow Aldebaran sangat cepat dan dengan mudah “Dusshkk…” dia menendang Andi sampai “Brruskk…” terhempas kearah dinding Dungeon.

Setelah terkena serangan telak dari tendangan kaki tersebut, “Duk-duk… Duk-duk…” kesadaran Andi mulai memudar, dia hampir tidak bisa bangkit lagi dan pada dia akan menyerah pada nasibnya “Tringgs…” secara tiba-tiba Andi melihat pemandangan yang berbeda di depan matanya.

Di sana Andi melihat wajah dari ksatria yang mana memberikannya senjata kapak tersebut, lalu dia melihat bukan wajah dari orang yang mengerikan seperti yang dia bayangkan, akan tetapi itu adalah wajah dari pria malang yang kesepian. Ksatria itu menunjuk kearah Andi dan berkata.

“Ingatlah kalau masih ada yang menunggumu di luar sana, mereka adalah orang-orang yang percaya padamu… apakah kau sanggup mengkhianati kepercayaan mereka”

“Berbicara saja mudah, aku tidak bisa mengalahkan lawan yang sekuat itu” balas Andi.

“Jadi kau akan menyerah dan meninggalkan tanggung jawabmu… apa kau pikir dengan begitu kau dapat tenang di alam kematian, apa kau pikir kau dapat meminta maaf kepada mereka yang telah kau kecewakan dengan kematianmu…??” kata ksatria tersebut.

“Kalau begitu berikan padaku kekuatanmu, bantu aku supaya bisa menang melawan mahluk itu” balas Andi.

Ketika Andi mengatakan hal itu dia kemudian tersadar, dan pada saat itu Shadow Aldebaran sudah berada di dekatnya dan bersiap untuk menghabisi dirinya. Kekuatan Force mulai menyelimuti tangan kanan Shadow Aldebaran, “Sringgs…” dan kekuatan Force itu mulai menajam seperti sebuah pedang tak kasat mata yang tercipta dari energi murni.

Dan saat Shadow Aldebaran ingin memenggal kepala Andi, “Funggs….” secara tiba-tiba kapak yang ada di belakang Shadow Aldebaran terbang kembali kearah dirinya, dengan reaksi yang cepat “Fusshk…” Shadow Aldebaran berhasil menghindari kapak terbang tersebut.

Namun sebelum Shadow Aldebaran sadari “Taassk…” kapak itu sudah berada di tangan Andi, dan “Srrahkk…” saraf merah muncul dari kapak itu dan menusuk masuk kedalam tangan Andi. Cairan berwarna biru kehitaman mulai masuk kedalam tubuh Andi lewat saraf-saraf tersebut, dan “Kraask… Traassk…” dengan cepat tangan Andi yang patah sembuh dalam seketika, dan tidak hanya itu saja “Taaak…” Andi kembali bangkit lagi setelah terkena serangan telah dari Shadow Aldebaran.

Dengan senyuman di wajahnya Andi kemudian langsung “Wushkk…” melompat kearah Shadow Aldebaran dan mengarahkan serangan tebasan kapak miliknya, namun “Fushskk…” gerakan Andi sangat mudah di baca dan dapat di hindari oleh Shadow Aldebaran. Setelah menghindari serangan dari Andi, “Wushk…” Shadow Aldebaran langsung menyerang Andi, akan tetapi tidak seperti sebelumnya “Bussk… Bussk… Bussk…” dengan kejam Shadow Aldebaran mendaratkan puluhan pukulan yang di penuhi kekuatan force kearah Andi.

Dan bukannya menghindari pukulan itu “Tranggsk… Tranggsk…” Andi memilih bertahan terhadap setiap serangan dari Shadow Aldebaran, dan pada saat itu Andi tidak terlihat kesakitan dan hanya tersenyum dengan senyuman yang mengerikan kearah Shadow Aldebaran. Melihat senyuman itu “Wushk…” Shadow Aldebaran langsung melompat mundur kebelakang untuk menjauhi Andi, dia dapat merasakan adanya perasaan yang berbahaya dari Andi.

“Hahaha… jadi kau menyadarinya, akan tetapi itu sudah terlambat… sekarang adalah giliran ku untuk menyerang balik” kata Andi.

.

.

.

Bersambung….

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!