Bagaimana jika tiba-tiba kehidupanmu berubah saat ditinggalkan orang terkasihmu?
Hancur? sudah pasti
Apakah sama dengan yang Aurora alami saat tiba-tiba papa yang begitu ia sayangi dan kekasih yang ia cinta pergi?
sudah pasti iya
Akankah ia bisa bangkit? kembali menata hati dan membuka untuk cinta yang baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amma Nada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bodyguard Aurora
Sedangkan di kediaman Sanjaya,seluruh keluarga tengah berkumpul.Termasuk papa Edo dan keluarga pun hadir disana,raut wajah semua orang yang berkumpul pun tampak tegang menandakan kekhawatirannya pada Ara yang tak kunjung pulang.
"Pa,kerahin semua anak buah papa buat cari Ara"mama Amel yang tengah khawatir,menenangkan sahabat sekaligus adik iparnya yang terdiam disana.
"Iya,ini papa juga hubungin semua bawahan papa ma"sahut papa Edo tengah sibuk dengan ponselnya.
"Coba cepet dikit,ini Ara lho yang hilang pa"mama Amel semakin menaikkan nada bicaranya,ini yang hilang keponakan kesayangannya.Ia tak bisa terlalu menyepelekan hal seperti ini.
"Santai aja dong ma,kak Ara bakal baik-baik aja.Toh kekasih tua nya pasti jagain dia"cletuk Airin membuat semua mata menatap Airin.
"Apa maksut dari ucapanmu Ai?"bukan lagi mama Amel yang bertanya,tapi mami Rain yang tak terima dengan ucapan keponakannya.
"Mami gak tau,kan kak Ara pacaran sama om-om"ucap Airin tanpa rasa bersalah pada tantenya.
Sangat tak sopan sekali ucapan Airin pikir Rafa,ia sampai mengepalkan tangannya karna sikap sepupunya yang sudah melewati batas.
"Jangan tak sopan kamu sama mami Ai"ucap Rafa dingin menatap penuh amarah pada Airin.
Semakin kesal saja Airin karna semua seakan membela Ara,padahal saat ini Ara yang membuat onar pikir Airin.
"Kenapa sih kalian begitu over sama kak Ara,sedangkan dia gak akan pernah mikirin perasaan kalian"ucapnya lagi dengan santai.
"Ada masalah apa sebenarnya kamu dengan Ara?"tanya mami dengan menatap Airin.
"Gapapa kok,Ai kan cuma ungkapin apa yang Ai rasa mi..Kak Ara juga udah gede,gak mungkin kan dia terus mikirin perasaan kalian.Mungkin dia lagi asik sama kekasihnya"sahut Airin semakin berani.Jika tak ingat gadis dihadapannya ini adalah keponakannya sendiri bahkan anak sesusu dengannya mungkin mami sudah menampar mulut tak beradab itu.
"Airin,kenapa kamu makin gak sopan?"teriak mama Amel tak suka juga dengan ucapan putrinya yang kelewatan.
"Sudahlah,Airin hanya anak kecil.."lerai papa Edo yang menyepelekan ketidak sopanan putrinya itu.
"Cih..anak kecil"decak Rafa tak terima dengan ucapan omnya.
Papa Edo yang mendengar decakan keponakannya langsung menatap Rafa.
"Yang papa maksut masih kecil,kecil seperti apa? Bahkan Airin sudah bertunangan"ucap Rafa.
"Kak tenang"ucap mami lirih disebelah Rafa menggenggam tangan putranya yang jarang sekali mengekspresikan ketidaksukaannya pada orang lain.
"Udah lama Rafa tenang mi,bahkan saat Ara dan almarhum papi dihujat disekolahan karna mulut sampah seseorang Rafa terus diam"sahut Rafa melirik menatap sepupunya yang memasang wajah tanpa dosanya.
"Kak,udah…"ucap mami tegas dengan menekan kata-katanya tak ingin semua semakin runyam.Yang terpenting sekarang keselamatan sang putri.
Rafa menatap tak suka pada sepupunya lalu pergi keluar rumah,berharap rasa kesalnya bisa sirna karna ulah sepupu yang masih dianggap kecil itu.
…..
Mami menatap intens Airin yang santai duduk dengan tangan yang tengah asik meotak atik ponselnya.
"Mami gak tau sebenarnya ada apa sama kamu,tapi.. Asal kamu tau,kondisi mobil didepan apa menandakan Ara tengah bersenang-senang diluar sana Ai? Dan ini...kamu lihat ponsel Ara ada disini,apa mungkin jika orang tengah bersenang-senang ponselnya ditinggal disemak-semak pinggir jalan Ai?"tanya mami setelah Rafa keluar dari rumah.Ia tak ingin menghakimi orang lain dihadapan anak-anaknya.
Airin hanya diam,wajahnya masih fokus ke ponsel tak berani menoleh pada mami Rain atau mamanya.
"Ara sudah banyak mengalah dengan kamu,meski kamu hanya keponakan mami...mami sudah menaggap kamu seperti putri mami sendiri.Tapi,sekarang mami benar-benar kecewa dengan sikap kamu Ai."ucap mami Rain yang juga meungkapkan kekecewaanya pada keponakannya."Maaf bang,Airin sudah keterlaluan"lanjut mami Rain pada papa Edo hang menatapnya sedari tadi ia menegur keponakannya itu,jika tak menghormati abangnya ini mungkin mami sudah mengamuk.
"Mel,ajak abang sama Airin pulang.Sekarang hampir tengah malam,kalian pasti sudah lelah"ucap mami pada mama Amel.Mami Rain melihat raut wajah ketidaksukaan abangnya saat dirinya menegur Airin.
"Rain"panggil mama Amel lirih pada sahabatnya.
"Udah.. aku yakin Ara gapapa,kalian bisa pulang"ucap mami Rain lagi lalu berdiri dari duduknya.
"Abang masih sanggup menegur putri abang Rain dan..yang dikatakan oleh Airin tak semuanya salah,abangpun tau jika Aurora tengah menjalin hubungan dengan seseorang yang bahkan lebih pantas dipanggil ayah olehnya"ucap papa Edo tiba-tiba dengan berdiri,lalu memasukkan ponselnya pads saku celana.
Degh.
Mami Rain menatap abangnya,wajah angkuh abangnya kembali terpatri disana.Sangat terlihat ketidaksukaan lelaki itu akan ucapannya tadi sekarang terbukti.Sekali lagi,abangnya membuat hatinya remuk.
"Baik,maafkan ucapan saya yang lancang menggurui anda sebagai orang tua Airin.Maaf jika saya dan keluarga selalu menyusahkan keluarga anda bapak Leonardo"sahut mami yang sudah terpancing dengan ucapan abangnya. "Dan satu lagi,kalaupun benar Ara memiliki hubungan dengan seseorang yang bahkan seperti anda ucapkan tadi..Jika keduanya saling mencintai,saya tak akan pernah melarang mereka untuk menjalin hubungan.Karna saya tau,putri saya sudah sangat terluka mengetahui kekasih yang sangat dia cinta bertunangan dengan sepupunya sendiri"lanjut mami yang sudah tak terkontrol.
Wajah terkejut sangat terlihat diwajah ketiga orang itu,bahkan papa Edo yang ingin mengeluarkan kata-katanya langsung dipotong oleh mami Rain.
"Silahkan kalian pulang,maaf sekali lagi karna terus merepotkan"ucap mami Rain lagi berjalan ke arah kamarnya,meninggalkan ketiga manusia yang tengah mematung melihatnya kepergiannya.
……
Mobil range rover warna hitam tengah membunyikan klakson didepan kediaman Sanjaya,waktu sekarang menunjukkan pukul satu tengah malam.
"Selama hidup Ara gak pernah sekalipun pulang semalam ini Om"cicit Ara menanti satpam rumah yang tak kunjung membukakan pagar.
Ssrreeekkk
Suara gerbang yang tiba-tiba dibuka membuat Ara terjengkit kaget,ia menatap seseorang yang tengah berdiri disebelah pagar.Itu Rafa.
Mobil milik Rendy pun masuk kedalam halaman rumah keluarga Sanjaya.Mata Rafa terus memindai tubuh adiknya yang turun dari mobil range rover itu,ia berjalan cepat ke arah Ara.
Greb
"Kamu gapapa kan Ra? Ada yang luka?"tanya Rafa dengan segala kekhawatirannya.
Ara menggeleng pelan,ia bingung sekarang ini ia berada ditempat yang mana.Harus sedih atau merasa bersalah karna telat pulang.Tapi ia kan baru kena musibah pikiran Aurora mulai bercabang.
"Masuk sekarang,kasihan mami mikirin kamu dari tadi"ucap Rafa lagi menggiring Ara untuk masuk. "Om,silahkan masuk"lanjutnya masih sopan pada Rendy yang hanya diam tak jauh dari keduanya.
Ketiganya masuk kedalam rumah milik keluarga Sanjaya yang sudah tampak sepi,setelah kepergian keluarga Edo tadi memang mami lebih memilih mengurung diri di kamar dan Rafa menanti kedatangan Ara di bangku taman.Hampir saja ia putus asa akan menghubungi daddy Elang,hingga suara klakson mobil membuat hatinya lega.Adiknya kembali.
Tok
Tok
"Mih.. mami"panggil Rafa pelan.
"Iya kak,masuk aja"sahut mami pelan.
Cklek
Saat pintu kamar utama itu terbuka,terlihat mami yang duduk di sofa panjang tempat mami dan papinya sering bersama.Tampak maminya tengah memeluk bingkai foto papi Ray.
"Ara"panggil mami saat melihat sosok Ara berjalan dibelakang Rafa.
Mami langsung menghampiri sang putri,pelukan hangat pun ia berikan pada sang putri.
Cup
Cup
Cup
Seluruh wajah sang putri pun tak luput dari ciumannya.
"Ya Allah,terimakasih sudah mengabulkan doa hamba hiks...hiks...hiks…"racau mami dengan memeluk tubuh sang putri.Pikirannya sungguh kalut saat melihat kejadian tadi,ia sangat takut kembali kehilangan setelah kepergian sang suami.
Tak ada lagi semangatnya selain kedua anak kembarnya ini,ia tak ingin kehilangan lagi.
"Hiks...hiks...hiks.. maafin Ara mami"tangis Ara pecah,melihat maminya yang tampak terpukul ia semakin merasa bersalah.
Mami mengendurkan pelukan mereka "Kamu gak salah sayang.. gak salah" ucap mami menghapus air mata yang terus mengalir dari mata sang putri. "Ceritain ke mami,siapa orang yang bikin mobil kamu kayak gitu?"tanya mami setelah Ara terlihat dapat mengendalikan tangisnya.Gadis itu hanya menggeleng.
"Mih,kita ke depan aja..Ada tamu disana yang nyelamatin Ara"ucap Rafa membuat maminya menoleh pada sang putra.
"Sungguh???"sahut mami antusias "Ayo kita temui,mami sangat terimakasih sama dia"lanjut mami memeluk bahu sang putri untuk berjalan beriringan.
Semakij dekat ia berjalan ke arah tuang tamu,ia semakin mengenali sosok yang duduk memunggungi mereka bertiga.
"Chef"panggil mami saat melihat lelaki yang duduk di sofa ruang tamu adalah orang yang mami kenal.Rendy pun yang merasa dirinya dipanggil langsung berdiri dan menoleh lalu mengangguk.
"Ya Allah,aku benar-benar bersyukur sekali ternyata yang nyelamatin Ara chef Rendy"ucap mami penuh syukur bahkan wanita itu sampai menangkup kedua tangannya.
"Memang sudah kewajiban saya bu sebagai..."sahut ambigu chef Rendy belum menyelesaikan ucapannya karna mata kekasihnya tengah melotot padanya membuat mami mengernyitkan alisnya.
"Ehem.. ehem,mungkin gini maksut chef Rendy karna aku anak mami sama papi yang dikenal sama Om chef jadi dia merasa ada kewajiban juga buat jagain aku gitu mih"ucap Ara menimpali dengan segala alasannya.Mata Rendy langsung mendelik ingin melakukan protes tapi wajah meiba dari sang kekasih membuatnya gemas sendiri dan urung ia lakukan.Dasar kancil licik.
Mami Raina dasarnya punya hati lempeng-lempeng aja hanya bisa ber-oh ria.
"Kamu gapapa kan dek,gak ada yang luka kan?"tanya mami kembali menanyakan keadaan Ara.
"Ara baik-baik aja mih… Ara bener-bener takut kejadian tadi itu mendadak banget,pas Ara keluar dari mobil langsung dilempari bata sama orang yang naik mobil hitam tadi.Untung aja Ara cepet jongkok,kalau gak udah habis wajah cantik aku mih"sahut Ara masih bisa ngelawak.
"Masih aja narsis.. yang mami takutin kalau kamu sampai diculik sama mereka dek,bukan cuma wajah cantik kamu yang habis.Nyawa kamu juga"ucap mami kok jadi ngegas ya🤣.
Ara nyengir kuda.
"Oh iya bu,bentar saya ambil sesuatu di mobil dulu"cletuk chef Rendy lalu pergi keluar untuk meambil bukti yang memang ia ingin tunjukkan pada keluarga kekasihnya. Ketiga manusia menatap bingung pada Chef Rendy.
Beberapa saat chef Rendy pun kembali dengan membawa bata merah yang tadi sempat ia ambil di dalam mobil Ara.
"Ini"mata Ara membulat melihat bata merah yang tadi dilempar kedalam mobilnya berada ditangan Rendy.
"Ini bata yang tadi dilempar sama orang-orang tadi ke mobil Ara"ucap Om Rendy meletakkan bata merah itu diatas meja dan langsung diambil oleh Rafa.
Rafa membuka lebar matanya,ingin dengan jelas melihat tulisan yang tertera disana.
"SAATNYA KAMU YANG MATI,apa maksut dari tulisan ini"ucap Rafa meremat bata itu.
Ara pun menggeleng,menenggelamkan kepalanya pada bahu sang mami.
"Ara bener-bener takut saat liat ancaman itu mih"ucap lirih Ara yang masih didengar oleh mami Raina.
"Tenang sayang,semua akan baik-baik aja..Mami sama kakak akan jagain kamu terus"sahut mami Raina.
"Apa chef melihat para komplotan itu?"tanya mami pada chef Rendy.Chef Rendy pun mengangguk dan menceritakan perkelahiannya dengan kedua orang yang menjadi tersangka pelemparan tadi.
"Jadi mereka bukan cuma dua orang,tapi banyak.."sahut mami "Saat aku sama Rafa kesana,ada dua orang juga yang mengawasi mobil Ara.Mereka kenal mami dan salah satu dari mereka juga bilang kalau tunggu giliran mami akan tau siapa mereka."lanjut mami yang mengingat kata-kata dari orang super bau yang memitingnya tadi.
"Maaf sebelumnya apa bu Raina sama bapak memiliki musuh? Atau orang yang tak menyukai kalian?"tanya chef Rendy tiba-tiba.
Mami mulai meingat-ingat,lalu ia menggeleng.
"Kami jarang cekcok sama orang apalagi sampai benci-bencian,tapi kalau cekcok sama orang sekomplek pernah gara-gara Ara dulu sering nyolong mangga di rumah pak RT" sahut mami membuat lengkingan suara cempreng Ara langsung terdengar.
"Mami!!!!!!!"teriak Ara malu karna rahasianya saat kecil dibuka sama maminya.
Chef Rendy mengulum senyumnya melihat tingkah kekasihnya karna kesal dengan maminya,sangat menggemaskan.
"Fakta dek fakta"sahut mami tak mau kalah.
"Iya tau fakta,tapi jangan diumbar dong mih.. Ara kan malu" ucap Ara dengan wajah cemberutnya,bibirnya bahan manyun 5cm.
"Dih,malu segala.. Chef Rendy itu bukan orang lain disini dek..Dari kamu dalam perut mami,chef udah menjadi bagian dari mami sama papi..Karna setiap ngidam kalian pengen makan enak,chef selalu jadi andalan masak dirumah.Iyakan chef"sahut mami meminta dukungan chef Rendy dan benar chef membenarkan itu semua.
"Saya bahkan sekarang menjadi calon menantu anda bu"batin chef Rendy kegirangan sambil salto.
(Ngayal teroosss-author tak terima)
"Udah..udah sekarang bukan saatnya nostalgia mih.."Rafa yang otaknya tak mudah goyah,kembali menyadarkan semuanya karna bukan ini topik yang sedang dibahas.Ada hal yang lebih urgent saat ini.
"Oh iya.. mamih sampai lupa"ucap mami membuat Rafa memutar matanya malas.
"Mi,apa kita bilang ke daddy tentang ini?"tanya Rafa.
Mami kembali menggeleng "Gak kak,ini urusan keluarga kita.. Selama mami bisa ngatasin,kita gak perlu merepotkan orang lain meski keluarga kita sendiri"sahut mami sendu,mengingat beberapa jam yang lalu sempat bersitegang dengan abangnya.
"Tapi mih.. "
"Udah mamih yakin kita bisa lewatin semua.."sahut mami memotong ucapan Rafa "Sebenarnya dulu,Ara juga sempat akan diculik sama seseorang pas kalian masih kelas 4 sd"lanjut mami menceritakan.
"Masa mih? Kok Ara gak inget"sahut Ara karna ia sungguh tak ingat.
"Bukannya gak ingat,mungkin waktu itu kamu juga gak sadar mau diculik..Untung ada papi,kalah gak ada papi mungkin kamu udah hidup sama penculik itu"ucap mami.
"Kok banyak sih yang mau nyulik aku mih,gak tau apa pengeluaran mereka kalau nyulik aku bakal banyak.Skincare aku kan mahal,belum lagi makanan sama aku yang susah tidur kalau gak ada ac.Berani banget smpai mau nyulik aku segala ,,apa karna kecantikan aku yang melebihi rata-rata ya mih jadi pada tergila-gila sama aku..Mih kok Ara jadi takut ya,susah banget sih jadi orang cantik"keluh Ara malah membuat kedua keluarganya mual ingin muntah.Tapi beda dengan lelaki yang berada dihadapan mereka,lelaki itu tengah gemas sendiri.Ingin sekali menyerang sang kekasih dengan ciuman bertubi-tubinya jika tak ada mami dan Rafa disini.
Mami menepuk mukanya sendiri "Narsismu kurang-kurangin deh dek.. Takut pada mual dengernya,chef maaf ya ini anak emang dari brojol udah narsis"ucap mami yang merasa tak enak hati dengan chef Rendy.
Sedangkan lelaki itu malah senyum-senyum sendiri "Gapapa lah bu,nanti biar saya terbiasa.Kalau Ara kayagitu malah keliatan menggemaskan"sahut Chef Rendy.
"Menggemaskan"ucap terkejut mami dengan mata membulat sempurna.
Prok...prok...prok
"Cocok dah jadi mantu,tapi sayang udah punya bini kan chef"lanjut mami sambil bertepuk tangan.
"Ha..ha..ha..mami ngelawak ya"ucap Ara sambil memaksakan tawanya.Mami pun ikut tertawa melihat putrinya yang salah tingkah itu
"Kalau diperkenankan,saya mau menjadi bodyguard Aurora"cletuk tiba-tiba chef Rendy membuat tawa mami dan Ara terhenti.
"Iya.. gimana-gimana chef?"tanya mami yang takut pendengarnya salah.
"Jika diperkenankan,saya mau menjaga Ara..maksutnya saya menjadi bodyguard Aurora.Dengan keahlian Judo saya,ibu tak perlu khawatir mempercayakan Aurora pada saya"ucap tegas chef Rendy.
"Jangan ngaco kamu chef,bukannya kamu punya restoran yang perlu kamu pantau setiap harinya"sahut mami yang tak enak hati.
"Iya benar,tapi ada asisten saya yang mengurusnya disana.Saya tinggal menerima laporan saja"ucap chef Rendy tak patah semangat.
Rafa pun menimpali "Kita memang perlu bodyguard buat jagain Ara mih,sepertinya orang-orang itu akan terus meneror Ara"timpal Rafa.
Rendy tampak tersenyum senang menatap Rafa,calon iparnya ini memang sangat pengertian.
Mami Rain tampak berfikir,ia tak mungkin juga bisa setiap hari menjaga Ara diluar.Mami sekarang bukan hanya mengelola restoran,tapi tempat spa dan salon milik sang suami harus ia kelola juga.
"Tapi chef,apa tak jadi masalah buat istri chef? Takutnya dia keberatan"ucap mami merasa gak enak hati.
Chef Rendy tersenyum "Saya sekarang tengah mengurus perceraian saya dengan calon mantan istri saya bu"
"Astaga.. maaf chef maaf"mami merasa tak enak hati sekali,tak ingin lebih kepo lagi.Padahal ia tengah penasaran
"Tidak apa-apa,memang ibu juga harus tau"
Kembali sahutan ambigu dari chef Rendy membuat pertanyaan besar dikepala mami,lalu ia tersenyum.
"Baiklah kalau memang begitu,tapi Ara.. kamu mau kan kemana-mana ditemani sama chef Rendy?"tanya mami sekarang pada Ara.
Gadis itu yang sedari tadi menatap sang kekasih karna ucapan sang kekasih yang mengejutkan membuat ia tak mendengar kata-kata mami.
"Ara"panggil mami
"Ara dengar mami ngomong gak sih"mami menaikkan suaranya membuat Ara terjengkit kaget.
"Mami,suara mami udah kayak toa.. kenceng banget,sakit nih telinga Ara"keluh Ara yang duduk disebelah maminya.
"Lagian kamu dari tadi mami ngomong gak didengerin,kamu ngelamunin apa sih"omel mami,jika tak ada chef Rendy mungkin kepala Ara sudah ditoyor oleh mami Rain.
"Ya maaf.. emang mami ngomong apa tadi?"tanya Ara nyengir kuda.
"Kamu mau gak kalau setiap hari kemana-mana dianterin sama chef Rendy? Karna…."
"Mau"teriak Ara antusias membuat mami gang sekarang gantian terkejut.Sedangkan Rafa hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik kembarnya itu.
"Semangat banget sih kamu.. Belum juga mami selesai ngomong udsh dipotong"ucap mami terkekeh melihat tingkah Ara.
"Eh… hehe,biasa aja kok mih..Cuma kaget tadi makanya kayak semangat gitu,padahal aku biasa aja kok"elak Ara yang mendapat cibiran dari kakak kembarnya.
……..
Setelah membicarakan semuanya,dengan nego bayaran yang akan mami berikan pada chef Rendy.Meski chef Rendy menolak dan mengatakan itu menjadi bentuk kewajibannya tetap saja mami adalah mami yang tak suka ditolak.Ia memberikan bayaran pada chef Rendy sesuai dengan kesepakatan.
"Ya ampun,gak kerasa udah jam 2 aja"ucap mami terkejut melihat jam dinding yang berbunyi.
"Kalau begitu saya permisi pulang bu"sahut Chef Rendy beranjak dari duduknya.
"Chef nginep sini aja udah malem banget"timpal Rafa tak enak hati menyuruh orang tua pulang ditengah malam seperti ini.Benar-benar ipar yang pengertian pikir chef Rendy semakin bahagia.
Ara tampak mengulum senyumnya,merasa kegirangan sendiri.
"Iya chef bisa menginap disini"timpal mami yang setuju dnegan ucapan putranya.
"Tidak usah bu,saya masih belum ngantuk juga.. " tolak halus chef Rendy padahal dalam hatinya ia bahagia disuruh menginap.
"Gapapa chef,anggap rumah sendiri lah"ucap mami lagi lalu beranjak juga dari duduknya.
"Kak,kamu tunjukin kamar tamu buat chef Rendy..Mami mau istirahat"lanjut mami menyuruh Rafa.
"Chef,saya tinggal duluan ya"ucap mami lagi pada Chef Rendy yang dibalas anggukan serta terimakasih oleh chef Rendy.
"Ara kamu cepet bersih-bersih,terus istirahat… Lupain kejadian tadi ya sayang,mami janji gak akan terjadi lagi kejadian seperti itu sama kamu"ucap mami sekarang pada Ara lalu mencium pipi putrinya dengan sayang dan pergi meninggalkan ketiga manusia yang masih berada di ruang tamu.
…….
"Aku ngawasin kamu sama chef ya Ra,awas macem-macem..Udah masuk kamar sana"ucap Rafa setelah meantar chef Rendy ke kamar tamu yang berada di lantai dua tepat disebelah kamar Rafa.
"Bawel deh,siapa juga yang mau macem-macem..wleekk dasar kanebo kering"sahut Ara masih bisa mengejek Rafa lalu masuk kedalam kamar miliknya.Rafa hanya tersenyum melihat tingkah adik kembarnya,selama Ara bahagia.Ia akan melakukan apapun demi Ara dan mami,janjinya pada Almarhum papinya.
...💜💜💜...
...Selamat pagi...
...Gimana paginya hari ini semoga menyenangkan ya 💜...
...💜💜...
...Yuk men temen jangan lupa kasih like,love,vote,gift dan KOMENnya ya 😍😘😘...
...Itu semua sangat-sangat berharga buat Amma 🤗😍😘...
...💜...
...Salam Sayang Amma Nada...
...Happy reading😘😘...