NovelToon NovelToon
DUNIA ABU-ABU

DUNIA ABU-ABU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi
Popularitas:352.3k
Nilai: 5
Nama Author: Manik Hasnan

Rudi seorang anak muda berumur 23 tahun, dari kota Medan.
Berbekal ijazah Diploma bertitel Ahli Madya, Dia berhasrat menantang kerasnya kota Batam.
Di kota ini, akankah dia menggapai cita, cinta dan masa depannya?

Karya ini terinspirasi dari kisah nyata seorang teman. Ditambah bumbu-bumbu imajinasi penulis.

Cerita tanpa basa-basi dan tanpa ditutup-tutupi. Hitam putihnya kehidupan anak manusia menjadi Abu-abu.

Ini bukan kisah seorang pahlawan tanpa cela dan juga bukan sholeh tanpa dosa.

Inilah realita kesalahan manusia yang diiringi sedikit kebaikan.


Selamat Membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manik Hasnan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.25 Masih Berlanjut

Banyak orang berfikir tentang kata seandainya. Seandainya begini, maka hasilnya pasti begini. Seandainya dari dulu aku tahu tentang ini, maka aku pasti begini dan begitu.

Hampir separuh waktu hidup habis memikirkan kata 'seandainya'. Tapi pernahkah kita berfikir di balik semua itu ada zat Maha Penentu?

Pada saat Rudi tahu sebelumnya dia telah salah kaprah mengenai cara melamar pekerjaan di Batam. Dia berfikir seandainya dari awal dia tahu, pasti dia sudah kerja yang sesuai dengan keinginan. Nyatanya apa yang dia dapatkan sekarang, kegagalan masih tetap berlanjut.

Kita hidup di saat ini bukan di masa lampau maupun di masa depan. Apa yang terjadi hari ini adalah hasil dari apa yang kita lakukan di masa lalu. Dan apa yang akan terjadi di masa depan adalah hasil dari apa yang kita kerjakan di hari ini. Namun hidup harus realistis jangan beranggapan seandainya itu adalah penentu.

Tidak ada yang namanya kata seandainya bagi orang yang mengandalkan logika dan realita.

Jika kita melihat sekilas, Rudi memang gagal. Tapi nyatanya dia sudah sukses. Kenapa dia dikatakan sukses?

Sukses atau keberhasilan itu adalah perjalanan. Secara logika, perjalanan itu adalah langkah demi langkah. Mengangkat kaki kanan ke depan kaki kiri, kemudian mengangkat kaki kiri ke depan kaki kanan. Lakukan berulang-ulang, anda akan melakukan perjalanan.

Lalu apa hubungannya dengan yang dilakukan Rudi?

Setelah Rudi tahu mengenai cara pelamaran kerja di Batam melalui teman-temannya di sekretariat perkumpulan alumninya. Langkah awal yang dia lakukan adalah membaca lowongan kerja di Batam Post. Kemudian melayangkan lamaran dan seterusnya mengikuti test serta wawancara. Di mana letak kegagalannya? Tidak pernah ditemukan, karena setiap langkah dia berhasil.

Keberhasilan itu bukanlah suatu tujuan. Ketika keberhasilan itu ditetapkan sebagai suatu tujuan, di sanalah kita tidak akan berkembang. Bicara mengenai tujuan adalah bicara mengenai satu titik buntu. Apakah demikian ciri-ciri suatu keberhasilan? Keberhasilan yang sesungguhnya adalah persinggahan. Singgah untuk melanjutkan lagi ke persinggahan berikutnya. Tiada kata berhenti, itulah namanya sukses.

Coba kita bandingkan kondisi Rudi sebelum dia tahu mengenai cara pelamaran kerja dan setelah dia tahu? Secara mata orang awam kita melihat kondisinya sama saja tetap masih bergelut dengan parit. Tapi coba kita lihat dari mata orang-orang yang punya pandangan yang luas dan maju. Kondisinya pasti jauh berbeda. Sebagai contoh kecil, Rudi telah berpengalaman menghadapi orang-orang pada saat wawancara. Itu adalah contoh yang sangat kecil tapi sangat jauh berbeda dengan kondisi Rudi sebelumnya.

Tiga hari kemudian...

Dari pagi sampai menjelang siang secuil makanan pun tidak ada yang masuk ke perut Rudi. Uang di kantong telah habis, sementara pasir di parit juga kosong.

Walau dengan kondisi mental yang baik pasca kegagalan diterima bekerja, tapi sebagai manusia biasa masalah perut tak dapat disepelekan. Banyak manusia sanggup melakukan hal di luar nalar demi perut. Mencuri, merampok bahkan sampai membunuh dilakukan.

"Bang Sardi ke mana ya, sudah seminggu ini tidak kelihatan" gumam Rudi.

Dia berharap seseorang datang sebagai peringan beban saat ini.

Sesaat Rudi teringat Om Zen di seberang ruli.

"Aku harus ke sana" ucapnya pelan.

Dengan semangat juang delapan puluh, Rudi melangkah ke ruli Om Zen. Niatnya sekedar mencari pengganjal perut di sana.

Sekitar lima menit, Rudi sampai di gubuk Om Zen.

"Assalamu 'alaikum Om" sapa Rudi.

"Wa 'alaikum salam, Rud" balas Om Zen.

Kemudian mereka berbincang-bincang dengan santai. Rudi tahu Om Zen orang yang keras dan tidak suka dengan orang lemah. Mengingat itu, Rudi tidak menyinggung masalah makanan dengan Om Zen. Tapi Om Zen bukanlah anak kemarin sore, hanya dengan melihat gelagat dia tahu kalau Rudi sedang kelaparan.

"Rud, kamu sarapan dulu. Nanti kalau mau pulang bawa nangka itu" ucap Om Zen sambil menunjuk nangka yang kelihatannya sudah masak.

"Iya om" jawab Rudi dengan senyum sumringah.

"Waw enak nih, ikan gabus sambal" gumamnya dalam hati sambil mulai melahap makanan.

Setelah selesai makan, dan bersih-bersih piring Rudi berkeliling sebentar di kebun Om Zen menikmati suasana yang sama persis dengan kampungnya. Penuh kehijauan dengan hembusan sejuk angin terasa damai kehidupan. Rudi pun pamit ke Om Zen pulang ke rulinya.

Sepanjang waktu, ruli hanya duduk di belakang ruli sambil menikmati buah nangka yang di bawa dari kebun Om Zen. Dia mulai merasa tersendiri dan terlupakan. Saat Rudi asik dengan lamunannya, sebuah mobil model kijang jantan berhenti di sebelah ruli. Kemudian seorang pria paruh baya turun dan menyapa Rudi.

"Hai om, sendiri aja?" sapa pria tersebut dengan senyum.

"Iya, Pak.." jawab Rudi singkat dengan muka sedikit bingung.

Kemudian pria tersebut memperkenalkan namanya dengan sebutan Ginting. Dari penjelasan Ginting dia adalah teman lama Om Zen ketika masih sama-sama menjelajah tanah-tanah kosong di Batam untuk tempat tinggal maupun untuk perkebunan.

Menurut penuturan Pak Ginting, sekarang dia membutuhkan tenaga kerja untuk membersihkan lahannya di daerah Tamiang. Makanya dia mencari ke ruli Om Zen berharap mendapat seseorang untuk dipekerjakan. Pak Ginting juga menjelaskan upah harian yang akan diberikannya sebesar tujuh puluh ribu rupiah perhari.

Mendengar cerita Pak Ginting tersebut, Rudi berinisiatif untuk menawarkan diri mengantar Pak Ginting tersebut ke kebun Om Zen.

"Yang saya cari pekerja lo, Rudi, bukan Bang Zen. Bagaimana kalau kamu ikut saya kerja di kebunku barang tiga hari?" tanya Pak Ginting terlihat berharap Rudi menerima tawarannya.

Sebenarnya Rudi juga mengerti maksud Pak Ginting menceritakan tujuannya. Ada satu teknik yang dinamakan umpan tarik dalam permainan sepak bola, itulah yang sedang dipraktekkan Rudi. Umpan itupun dimakan sekarang Rudi yang menarik jorannya.

"Baiklah Pak, dikarenakan aku juga sekarang sedang tidak ada pekerjaan aku ikut" jawab Rudi setelah kelihatan berfikir sejenak.

Lalu Pak Ginting dan Rudi berangkat ke Tamiang dengan mengendarai mobil setengah butut milik Pak Ginting.

Jika diambil garis lurus, lokasi Tamiang dan ruli Om Zen adalah bersebelahan. Tapi akses jalan dengan kendaraan roda dua maupun roda empat harus memutar sehingga terlihat jauh.

Perjalanan menuju Tamiang berjalan dengan lancar. Sekitar dua puluh menit akhirnya Rudi dan Pak Ginting sampai di tujuan.

Tamiang adalah sebuah lokasi terletak di antara Batu aji menuju Sekupang. Sepanjang mata memandang daerah tersebut adalah hutan. Hanya segelintir orang bermukim di pinggiran hutan tersebut itu juga hanya merupakan rumah liar.

Sebagai informasi Tamiang adalah salah satu Tempat Pemakaman Umum terluas di Kota Batam.

Kebun Pak Ginting persis berseberangan dengan TPU Tamiang. Untuk orang dengan mental yang lemah, kemungkinan akan menolak pekerjaan yang sedang dilakukan Rudi. Jika menoleh ke seberang jalan, hanya hamparan batu nisan yang terlihat. Keren bukan?

Setelah turun dari mobil, Pak Ginting lalu menyerahkan alat kerja ke Rudi yaitu sebuah babat tangan. Kemudian menjelaskan batas lahan yang akan dibersihkan oleh Rudi.

Untuk pekerjaan seperti ini Rudi tidak perlu berfikir, karena dari kecil dia sudah terbiasa dengan kehidupan sebagai petani. Dengan semangat Rudi mulai membabat rumput yang sudah setinggi dirinya. Awalnya kebun nangka tersebut terlihat hanya semak belukar, setelah dibersihkan ternyata lumayan tertanam rapi dilihat dari jarak antar satu pohon dengan pohon yang lain beraturan setiap lima meter.

Setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan, sesulit apapun masalah yang kita hadapi akan selalu ada jalan keluarnya. Tinggal bagaimana kita dapat melihat jalan dan mengambil peluang tersebut.

Bersambung...

1
ʀɦʊ¢ɦǟռ
harusnya di kijang biar Deket sama rumah ku 😂😂😂
🎀ᵀᵗᵇ'ˢ 80'™: kok Aku, bukannya Rudi?🙄
total 3 replies
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
ternyata aku bacanya masih akun yang lama to🤦
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
Kok aku ndak ada komen nya 🤔 berarti aku kalau baca ndak komen ya 🤭🤣🤣🤣
Sebutir Debu
terimakasih abang mssih selalu gift ke ayra ☺
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kpn bisa ngumpul lg? seru2an lg? 😭😭
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kangen ka ani😭
SWING
Keren
CebReT SeMeDi
bahagia itu ketika org terkasih selalu perduli dan perhatian
CebReT SeMeDi
semangat cari lagi supaya dpt yg lebih baik
CebReT SeMeDi
Disaat kita terpuruk yg tetap berada disamping kita itulah yg bener² saudara
CebReT SeMeDi
hadewwww jangan lari ke hal begituan donk Rudi
CebReT SeMeDi
jodoh pasti ada jalannya sabar ya
CebReT SeMeDi
makan enak nih🤭
CebReT SeMeDi
inget lagu Slank jadinya
CebReT SeMeDi
Batam banyak kenangan hmm
CebReT SeMeDi
kerja keras kerja ikhlas 💪
CebReT SeMeDi
ulang lagi sambil nunggu up
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
next
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
like'
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!