Lu Sun Sang Jendral Naga Hitam, akibat pertempuran maut dalam upaya menyelamatkan keluarga dan Pasukan nya, Lu Sun gugur dalam pertempuran tersebut.
Lu Sun kemudian bereinkarnasi ke dunia modern abad 21, begitu pula dengan istri setia nya Xue Yen dan kekasih lama nya Sun Ting.
Selain mereka bertiga masih ada putri kaisar langit Giok Lan yang ikut bereinkarnasi menyusul Lu Sun karena tidak pernah bisa melupakannya.
Bagaimana pertualangan Lu Sun,
Sang Jendral Naga Hitam, di dunia modern, di ikuti oleh Xue Yen istrinya dan kekasih lamanya Sun Ting serta putri kaisar langit Giok Lan.
Serta beberapa tokoh baru seperti Ying Ying, Jack, Si topeng besi, David Viktor dan lainnya.
Para pembaca akan di ajak menikmati suasana modern di balut dengan pertarungan dan pertempuran kekuatan jaman dulu.
Selain itu pembaca juga bisa menikmati kisah cinta yang berliku-liku, pengorbanan kesetiaan, kesalah pahaman, kesedihan, keharuan.
Juga kejenakaan dan kekonyolan tokoh dalam cerita.
Semua ini bisa anda dapatkan dalam satu paket, tapi semua ini dengan suara kalian harus sudah membaca LEGENDA JENDRAL NAGA HITAM.
Karena Chapter awal ada di sana, jangan lupa point' penting ini selamat menikmati terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MING2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PULAU MISTERIUS 2,
"Lalu bagaimana dengan pesawat dan penumpang lainnya ? kenapa yang terlihat cuma kita bertiga ?"
tanya Mei Mei cemas.
Hal itu bisa di maklumi oleh Lu Sun karena keselamatan penumpang adalah tanggung jawab dirinya dalam pekerjaan.
Lu Sun tahu dalam hal ini bila dia berbohong tentu akan terasa aneh dan janggal, karena tidak punya alasan tepat akhirnya Lu Sun pun bercerita secara jujur, kecuali bagaimana cara Lu Sun membawa mereka kemari.
Tentu Lu Sun tidak akan menceritakan nya,
"Begini Pesawat kita mengalami kerusakan mesin akibat menerjang badai, mungkin mesin tersambar petir atau ada hal lain aku kurang tahu."
"Yang jelas mesin pesawat rusak, dan pesawat mendarat dengan kencang menabrak laut."
"Bagian depan pesawat hancur pilot dan penumpang bagian bisnis mati tenggelam."
"Kita yang di bagian ekonomi juga tenggelam, tapi aku masih sempat membuka pintu pesawat dan menolong kalian berdua keluar dari pesawat."
"Kita bertiga kemudian terbawa badai dan terdampar di pulau ini."
ucap Lu Sun menjelaskan.
Mei Mei menatap Lu Sun dengan tidak puas dan berkata,
"Kenapa kamu cuma menyelamatkan kami berdua, tidak menyelamatkan yang lainnya, di sana kan banyak anak kecil dan wanita yang kasihan.?"
Lu Sun ingin menjawab, tapi kepotong oleh Jane,
"Kamu ini terbentur Kepalanya sampai jadi bodoh atau apa, sudah syukur kamu di tolongin tidak berterima kasih malah menyalahkan tunangan ku."
Lu Sun tersedak nafasnya sendiri terbatuk-batuk sampai wajahnya menjadi merah.
Saat ini Lu Sun sudah tidak tahu wajahnya merah karena batuk atau karena malu dan canggung dengan ucapan Jane.
Jane terus menepuk-nepuk punggung Lu Sun dan mengurut-urut nya sambil berkata,
"Kamu kenapa ? kamu baik-baik saja kan ?"
Lu Sun menggeleng dan mengangguk sambil batuk, dia tidak bisa jawab karena masih terus batuk-batuk.
Jane hanya menatap bingung sambil terus menepuk-nepuk punggung Lu Sun.
Mei Mei segera membuka tas pinggang nya mengeluarkan sebotol air mineral.
Lalu memberikan air minum tersebut kepada Lu Sun dan berkata dengan sengit,
"Otak mu yang rusak, orang sedang batuk malah di tanyai yang tidak-tidak, bukannya di kasih minum."
Jane terhenyak tidak menyangka gadis kecil bau kencur itu berani mengatainya tidak berotak.
Dengan melotot Jane menunjuk Mei Mei dengan jari telunjuk yang gemetar menahan marah dan berkata,
"Kamu...kamu...!"
"Kamu apa ? dasar tidak tahu malu, baru juga kenal sudah berani mengakui suami orang sebagai tunangan mu, bagaimana bila sampai terdengar istrinya,? dasar rubah betina Pelakor."
Ucap Mei Mei tidak mau kalah dan membalas dengan menunjuk balik dengan jarinya yang kecil dan runcing sambil melotot balik.
Lu Sun yang sudah tidak batuk lagi setelah minum dari air yang Mei Mei berikan.
Memegang kedua telunjuk gadis itu dengan lembut dan berkata,
"Sudah tenangkan hati kalian berdua, kita di sini cuma bertiga harus akur dan bekerja sama saling membantu."
"Baru ada harapan bisa meninggalkan tempat ini dengan selamat."
ucap Lu Sun sabar.
"Tapi dia...!" ucap Jane tidak puas, tapi saat bertemu pandang dengan sorot mata Lu Sun yang tajam penuh teguran, Jane menundukkan kepalanya dengan bibir cemberut.
Lu Sun kemudian menatap Mei Mei dan berkata,
"Ucapan Jane memang sedikit kasar, tapi dia benar, aku cuma punya sepasang tangan dan aku bukan superhero seperti di film-film."
"Jadi waktu itu hanya bisa bertindak secepat mungkin menyelamatkan kita bertiga saja."
ucap Lu Sun menjelaskan.
"Dan karena kalian berdua dalam keadaan pingsan aku tidak mungkin kembali menyelam menyelamatkan orang yang kemungkinan besar sudah meninggal kehabisan nafas."
"Bila di paksakan bukan nya berhasil menolong aku malah bisa kehilangan kalian berdua tersapu ombak dan terpisah dari ku."
ucap Lu Sun memberi penjelasan sambil menatap Mei Mei yang tertunduk.
Mei Mei kemudian mengangkat kepalanya menatap Lu Sun dan berkata,
"Maaf aku hanya merasa sedih dan kasihan dengan penumpang lain."
Lu Sun tersenyum dan berkata,
"Tidak apa-apa cuma masalah sepele jangan diambil hati."
Mei Mei mengangguk, kemudian dengan tatapan tidak enak dia berkata,
"Maafkan kata-kata kasar ku barusan Tante Jane."
Jane hanya membalasnya dengan dengusan kesal, di dalam hati Jane mengutuki Mei Mei.
"Anj*Ng benar nih bocah tadi mengatai ku Pelakor kini memanggil ku Tante, emang aku sudah setua itu."
"Dasar awas kamu nanti, lihat saja."
Dumel Jane dalam hati.
Lu Sun tersenyum melihat tingkah kedua gadis belia di hadapannya, lalu Lu Sun berkata,
"Ayo di makan ikannya, di sini masih banyak, kita makan sepuas-puasnya dulu, bila sudah kenyang baru kita berkeliling melihat-lihat situasi dan kondisi pulau."
"Yang paling penting adalah kita harus menemukan sumber air tawar untuk minum kita."
"Kulihat sekilas pulau ini cukup besar, dan memiliki hutan yang lebat, aku yakin ditengah hutan sana pasti ada sumber air, bahkan mungkin ada air terjun."
Baik Jane dan Mei Mei makan ikan dengan lahap, karena perut mereka memang keroncongan.
Untung Mei Mei memilki tas Dora Emon uang bisa menyimpan berbagai peralatan darurat dan 6 botol air mineral ukuran sedang.
Sehingga untuk saat ini mereka tidak perlu terlalu khawatir dengan air minum.
Lu Sun yang porsi makannya sangat banyak akhirnya berhasil menghabiskan seluruh potongan daging ikan tanpa tulang yang dia bakar.
Dengan penuh penasaran Jane bertanya,
"Kakak Sun bagaimana cara anda mendapatkan ikan yang begitu besar lezat dan hebatnya tidak memiliki tulang."
Lu Sun sambil tersenyum berkata,
"Kamu tahu jenis ikan apa yang kita makan tadi.?"
kedua gadis itu menggelengkan kepalanya, dan menatap Lu Sun dengan penasaran menunggu jawaban.
Lu Sun sambil tersenyum berkata,
"Yang kita makan adalah daging ikan hiu."
Mendengar kata-kata Lu Sun kedua gadis itu menatap Lu Sun dengan sepasang mata terbelalak sambil menutupi mulut mereka y hampir muntah.
Lu Sun tersenyum dan berkata,
"Tenang saja, Hiu-hiu itu tidak seperti yang di film-film yang mereka makan sehari-hari paling juga ikan ."
Baru saja Lu Sun menutup kata-katanya, daun-daun dari dahan pohon yang berasal dari hutan di bagian tengah pulau berkeresekan dengan hebat.
pantai mereka duduk juga sedikit bergetar, seperti ada benda yang sangat besar lewat atau sedang bergerak menuju kearah mereka.
Pohon-pohon besar yang membatasi wilayah pantai dan hutan mulai berderak-derak dengan hebat.
Akhirnya pohon-pohon tersibak ke kiri dan ke kanan, lalu dari balik pohon muncul seekor mahluk Raksasa yang mengeluarkan suara menggereng dengan sangat keras dan menggetarkan jantung.