Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERKEJUT
Saat matahari mulai naik, dua kereta kuda berlambang keluarga Alistair sudah tiba di gerbang istana.
Nyonya Kimberly turun di bantu oleh Tuan Steven, mereka berdua terlihat sangat cantik dan tampan, diusianya yang tidak lagi muda.
Tidak lama Duke Lucas, juga turun dari kereta kuda yang satunya, dengan jubah upacara hitam berpadu perak, turun dengan aura dingin yang tidak tertandingi, ketampanan pahatan dewa dan sorot mata datarnya membuat semua orang yang melihatnya menahan napas.
Raja Reifan, Pangeran Mahkota Lucius, serta para petinggi kerajaan sudah berkumpul di aula depan, menunggu kedatangan sang Pengantin.
Tiba-tiba Ratu Imelda muncul dengan wajah panik yang dibuat-buat, diikuti oleh Putri Anya yang sudah mengenakan gaun pengantin cadangan, menunggu di balik pilar.
"Yang Mulia Raja!" ucap Ratu Imelda, mendekati Raja Reifan, dengan suara nyaring.
"Ada musibah! Putri Jasmine, dia tidak dapat ditemukan! Pintu kamarnya terkunci, tapi saat dibuka dia tidak ada!" lanjut Ratu Imelda, pura-pura panik.
"Apa?! Lucius, apa maksud semua ini?!" tanya Raja Reifan, terkejut.
"A-aku akan memeriksa nya Ayah," jawab Pangeran Mahkota Lucius, berlari menuju kamar adik nya.
Bukan hanya Raja Reifan yang terkejut dengan kabar hilang nya Putri Jasmine, semua tamu undangan dan keluarga Alistair juga sama terkejutnya.
Kekacauan mulai terjadi, para bangsawan mulai berbisik-bisik, sementara Duke Lucas berdiri tegak di tengah aula, wajahnya datar, namun matanya memancarkan aura yang dingin.
Melihat kekacauan itu, Ratu Imelda, merasa ini adalah waktu yang tepat, untuk melanjutkan rencana terakhir nya.
"Jasmine, kamu kemana Nak," batin Raja Reifan, terlihat gusar dan Khawatir.
"Yang Mulia Raja, kita tidak punya waktu! Aliansi ini tidak boleh gagal! Kehormatan Alistair dan Harper dipertaruhkan! Kita harus melakukan penggantian segera!" ucap Ratu Imelda, tegas.
Ekor mata Ratu Imelda melirik Putri nya m, memberi isyarat kepada Putri Anya.
"Ayahanda Raja, untuk menyelamatkan kehormatan Kerajaan, izinkan Anya menggantikan Kakak Jasmine, Anya sudah siap," ucap Putri Anya, menunduk kan kepala nya.
Raja Reifan tampak ragu, bingung, dan juga khawatir pada Putri nya, dia menatap Duke Lucas, yang tetap diam, wajahnya seperti batu tanpa emosi.
"Bagaimana, Duke Lucas?" tanya Raja Reifan.
"Bagaimana seorang Putri Raja kabur dari hari pernikahan nya sendiri? Sangat tidak terhormat," ucap Duke Lucas, dingin.
Wajah Putri Anya berseri-seri mendengar pernyataan Duke Lucas, dia mengira Duke Alistair sudah menyetujuinya.
Tepat saat Putri Anya tersenyum kemenangan, sebuah suara yang kuat dan memikat memecahkan keheningan aula.
"Aku tidak pernah kabur dari pertarungan, apalagi dari takdir, Duke Lucas Alistair!"
Seketika semua mata tertuju ke tangga utama, dimana suara tadi itu berasal.
Deg
Pupil mata Duke Lucas sedikit membesar, melihat siapa pemilik suara tadi, dan saat itu juga udara di sekitarnya terasa membeku.
Di sana, berdiri Putri Jasmine Harper berdiri.
Duke Lucas Alistair, Jenderal Perang yang terkenal karena pengendalian emosinya yang sempurna, untuk pertama kalinya, benar-benar terkejut.
Sosok perempuan yang menuruni tangga itu adalah Nona hutan nya, sosok yang selama beberapa hari terakhir telah merampas tidur dan fokusnya.
Jasmine berjalan dengan anggun, menggunakan gaun putih tulang yang memeluk tubuh mungilnya, rambut hitamnya yang diikat tinggi, mata hitam pekat yang tajam dan berani.
Nona Hutan.
Tidak mungkin.
Perasaan campur aduk antara kelegaan, kebingungan, dan fakta di depan mata nya langsung menghantam Lucas.
Pria dingin itu menyembunyikan keterkejutannya dengan sangat baik, wajahnya tetap datar, tetapi sorot matanya, yang biasanya sedingin es, kini memancarkan kilatan tajam yang tidak bisa di sama siapapun.
Sama seperti Duke Lucas, Jasmine juga terdiam sesaat, tatapannya lurus ke depan, ke sosok tinggi berbalut jubah upacara.
"Dia, Pria di hutan waktu itu," batin Jasmine, cukup terkejut.
Jasmine ingat betul tatapan mata tajam itu, lengan nya yang terluka, dan wajah datar nya.
"Jadi, dia Duke Lucas? Calon suamiku?" batin Jasmine, dengan tatapan lurus kedepan.
"Ternyata dunia sangat sempit, siapa sangka aku sudah pernah bertemu dengan calon suami ku, sebelum hari ini," batin Jasmine tersenyum miring.
Jasmine pulih lebih cepat dari keterkejutan nya, ekspresi terkejutnya menghilang dalam sekejap, digantikan oleh senyum tipis dan penuh percaya diri.
"Salam, Yang Mulia Ayahanda," ucap Jasmine, membungkuk sekilas dengan anggun.
"Jasmine!" ucap Raja Reifan, lega melihat kedatangan Putri nya.
"Aku tidak terlambat, kan Ayah?" tanya Jasmine, suaranya dipenuhi ketenangan, kontras dengan kepanikan yang dia timbulkan.
"Kamu dari mana saja Nak, Ayah sangat khawatir saat mendengar kamu tidak ada di kamar mu," ucap Raja Reifan, menatap Jasmine.
Jasmine hanya tersenyum kecil tanpa menjawab pertanyaan Ayah nya, dia mengalihkan pandangannya pada Putri Anya, yang kini pucat pasi.
"Permainan di mulai sayang," batin Jasmine, diam-diam tersenyum miring.
"Kakak Anya, mengapa Anda berpakaian seperti pengantin? Apakah Anda lupa bahwa hari ini adalah hari pernikahan adikmu?" tanya Jasmine, lembut namun menusuk.
"Dan kamu juga memakai kalung Putri Mahkota Kakak," lanjut Jasmine, pura-pura terkejut.
Para tamu undangan mulai berbisik-bisik, karena semua orang juga tahu siapa pemilik kalung Putri Mahkota itu.
Jasmine membalas rencana jahat mereka dengan cerdik dan mematikan, dia membalikkan keadaan dengan anggun, memperlihatkan kecerdasan yang belum pernah Raja Reifan atau Lucius lihat selama ini.
"A-aku-"
"Syutttt, tidak ada yang meminta mu berbicara Anya!" potong Jasmine, dengan suara dingin nya.
"Aku sengaja membiarkan seseorang mengambil liontin ini, hanya untuk melihat sejauh mana skenario konyol ini akan berjalan," ucap Jasmine, melirik dingin pada Ratu Imelda.
"Apa maksud semua ini Nak, kenapa liontin mu ada bersama Anya?" tanya Raja Reifan, masih tidak mengerti.
"Ayah, aku tidak hilang apalagi kabur, tapi aku sedang menunggu, dan aku ingin membuktikan bahwa musuh kita, ada tepat di bawah hidung kita, bersembunyi di balik gaun pengantin palsu," jawab Jasmine, tersenyum dingin.
Bisik-bisik tamu undangan semakin keras, mereka melihat Putri Anya dengan tatapan k mencemooh, tentu saja mereka semua mengerti maksud dari perkataan Jasmine.
Mereka juga terkejut oleh kecerdasan dan keberanian Putri Jasmine yang selama ini dianggap lemah dan bodoh.
Ratu Imelda dengan sorot mata yang dingin nya menatap Jasmine, penuh kebencian, sementara Putri Anya sudah menangis sesenggukan, tapi sayang nya, Jasmine tidak perduli sama sekali.
Sementara Duke Lucas, dan kedua orang tua nya, mereka terdiam, memproses segalanya.
Sudut bibir Duke Lucas terangkat sedikit, senyum tipis, dingin, dan penuh makna, mengabaikan kekacauan itu, matanya hanya tertuju pada Jasmine.
Rasa frustrasi selama berhari-hari lenyap, digantikan oleh rasa memiliki yang kuat, Duke Lucas tidak menyangka bahwa takdir akan membawanya bersama wanita yang dia inginkan.
Duke Lucas melangkah maju ke arah Jasmine, mengulurkan tangannya yang besar dan kuat.
lanjut up lagi thor