Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25.Si Ahli Racun
Mawar menaikkan sebelah alis mata nya begitu mendengar ucapan dari wanita cantik tanpa otak ini.
Wanita muda yang tampak pintar dan berpengetahuan luas ini, bak seekor Keledai dungu di mata Mawar.
"Saya sangat tersanjung dengan penilaian Anda terhadap saya,Nona.Tetapi maaf, kali ini Anda harus kecewa karna salah menilai saya.Karna saya tidak perlu melakukan banyak hal hanya untuk menarik perhatian 'Kakak Arthur' Anda.Sebab pada kenyataan nya,saya adalah istri sah nya."
Kalimat pembelaan Mawar tentu saja fakta yang tidak dapat di bantah oleh siapapun.Karna sejatinya Mawar dan Arthur memang resmi menikah, terlepas dari perjanjian itu ada atau tidak.
Tentu saja Ibu dan Anak di depan nya ini juga memahami hal itu,oleh karna itulah kedua nya sengaja datang berkunjung ke Rumah Utama Wijaya,saat semua orang tidak ada di rumah.
Dengan begitu,mereka bebas memberi pelajaran kepada gadis liar ini.
Namun siapa sangka gadis liar ini tidak lunak sama sekali.
Mawar tidak memperhatikan lagi ketidak berdayaan Ibu dan Anak tersebut.
Dia menaiki tangga satu per satu dengan hati yang riang.Karna sudah tidak tidur dengan baik selama kurang dari tiga hari,maka Mawar berencana membayar hutang tidur nya siang ini hingga lunas.
Sesampainya di dalam kamar,Mawar segera melepaskan pakaian nya dan masuk ke kamar mandi.
Dia merasa sedikit leluasa karna sang empu kamar tidak ada di rumah.
Lima menit kemudian dia keluar dengan tubuh terasa lebih segar,ditambah tetesan air yang dibiarkan mengalir dari rambut sebahu nya.
Mawar memilih menggunakan kaos over size berwarna putih dan celana jeans pendek dengan warna serupa.
Lalu jemarinya meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas.
Boy:
Rencana pertama berhasil Big Boss, selanjutnya kami akan melakukan rencana ke dua.
Mawar:
Good.
Dia meletakkan ponselnya kembali,dan meraih handuk kecil yang khusus digunakan untuk mengeringkan rambut.
Mawar tidak pernah suka menggunakan hairdryer untuk mengeringkan rambut nya.Selain terlalu berisik, menggunakan hairdryer juga menyita banyak waktu nya,sehingga Mawar lebih suka mengeringkan rambut basah nya menggunakan handuk atau membiarkan nya mengering sendiri.
Selesai dengan aktivitas nya,Mawar meraih bantal guling dan menghempaskan tubuh lelah nya keatas ranjang king size milik Arthur.
Tidak butuh waktu lama,Mawar sudah jatuh ke dalam dunia mimpi.
♧♧♧♧♧♧
Di lain tempat.
Tepat nya di lokasi proyek pembangunan Villa yang digarap oleh PARAMITHA dan WIJAYA, Arthur dan Kelan baru saja sampai.
Kedatangan mereka langsung di sambut oleh pemandangan kacau di lokasi tersebut.
Puing-puing reruntuhan bangunan sudah mulai di kumpulkan oleh alat berat.Sementara para pekerja bangunan yang sudah sempat datang,sudah di pulangkan kembali.
"Arthur , syukur lah kau datang.Lihatlah, kami sama sekali tidak mengetahui apa penyebab dari kekacauan ini."
Baskara tampak seperti mengalami penuaan dalam sekejab.Belum sempat menikmati sensasi menjadi keluarga terhormat abad ini,Keluarga Wijaya sudah terancam bangkrut.
"Ayah yakin tidak menemukan kejanggalan apapun?"
Bukan nya tidak percaya atas apa yang di ucapkan oleh Ayah mertuanya.Hanya saja sebagai pebisnis, Arthur selalu memiliki kebiasaan untuk memastikan sesuatu secara berulang.
"Aku sangat yakin.Banyak para pekerja yang bisa menjadi saksi ku.Bahkan mereka juga ikut memeriksa sekeliling lokasi ini,tetapi jawaban nya tetap sama.Yaitu ,kami tidak menemukan sesuatu yang janggal."
Baskara menjelaskan kepada Arthur semua yang diketahuinya tanpa ada niat menutup-nutupi.
"Tidak mungkin bangunan sekokoh ini dapat runtuh begitu saja."
Tampak nya Arthur belum mempercayai ucapan Baskara sepenuhnya.
"Kau bisa melihat nya sendiri.Jika memang kami kedapatan menggunakan bahan dengan kualitas buruk atau membangun tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah di tetapkan,maka kami bersedia mengambil alih semua tanggung jawab yang ada."
"Namun lihat lah, bahkan besi kokoh yang di gunakan sebagai penyangga beton,tampak rapuh bahkan meleleh dengan mudahnya."
Adnan sangat tidak menyukai sikap penuh curiga dari Arthur.Tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karna kejadian aneh ini.
"Aku sarankan kau juga mengecek nya sendiri."
Adnan kembali mendorong agar Arthur melihat bahwa apa yang di sampaikan oleh mereka adalah benar.
Dan atas desakan dari Adnan,Arthur dan Kelan berjalan menuju reruntuhan bangunan yang tampak sebagian sudah di bongkar.
Persis seperti apa yang di sampaikan oleh Adnan,bahwa bangunan ini tampak runtuh tanpa sebab.
"Benar-benar sangat aneh,Tuan Muda.Saya tidak melihat tanda apapun yang memungkinkan bangunan ini runtuh."
Kelan sepertinya sependapat dengan Adnan dan Baskara.
Namun Arthur tidak langsung menjawab,melainkan memperhatikan detail yang paling kecil sekalipun.Biasanya bukti sering tertinggal di tempat atau bagian yang paling sering di lupakan.
'Besi penyangga yang tampak meleleh, Mungkinkah??'
Arthur memiliki tebakan liar di dalam hatinya.
Mata Elang nya menajam dalam sekejab.
"Tanyakan kepada mereka, bangunan manakah yang terlebih dahulu roboh".
Perintahnya kepada Kelan.
"Baik Tuan Muda."
Kelan yang melihat betapa seriusnya Arthur,tidak berani berlama-lama lagi.Dia segera berjalan menuju Adnan dan Baskara berada.
"Kau bertanya pada bagaian mana?"
Adnan juga tidak begitu paham pada bagain mana yang terlebih dahulu runtuh.Dia tidak terlalu memperhatikan detail nya.
"Seharusnya itu di mulai pada bagian aula,tempat resepsionis berada.Dan banggunan terakhir yang runtuh adalah bangunan yang di buat khusus untuk tempat penampungan logistik."
Baskara menjelaskan kepada Kelan.
"Memangnya mengapa Arthur mempertanyakan hal ini?"
Baskara percaya bahwa Arthur tidak akan bertanya tanpa sebab yang jelas.
"Saya juga tidak tau, Tuan.Hanya saja sepertinya Tuan Muda mencurigai sesuatu."
Hanya hal ini yang bisa Kelan katakan.Dia tidak akan memiliki keberanian mempertanyakan keinginan Tuan Muda nya.
Setelah berbicara sedikit lagi,Kelan segera kembali ke tempat Arthur berada,dan menyampaikan apa yang di katakan oleh Baskara.
"Yah itu adalah gaya mereka.Mereka akan menghancurkan bagian depan terlebih dahulu,sebelum tengah dan tempat penampungan logistik.Sama seperti satu bulan yang lalu,ketika mereka menyerang markas kita di 'Dunia Bawah'."
Mata Arthur berkilat tajam.
"Perintahkan kepada mereka semua untuk mencari seluruh area lokasi pembangunan ini,carilah larutan-larutan atau cairan yang tertinggal di daerah bangunan,meski itu hanya setetes."
"Tuan Muda...?"
Kelan tidak melanjutkan pertanyaan nya,namun melihat tatapan yakin Tuan nya,Kelan menjadi terkejut.
Tetapi Kelan tidak berani membuat tebakan acak di benak nya.Tanpa berlama-lama lagi ,Kelan segera memerintahkan semua orang di lokasi tersebut untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuan Muda nya.
Bahkan dia juga ikut terjun langsung.
Jika memang seperti tebakan nya,maka dapat di pastikan Tuan Muda nya akan 'perang' habis-habisan kali ini.
♧♧♧♧♧♧
Regan yang tengah bersiap untuk pulang di kejutkan oleh kedatangan Arthur dan Kelan ke ruangan nya.
"Apa yang di lakukan pria beristri seperti mu di tempat ku malam-malam begini?"
Regan bahkan tidak memiliki niat untuk mempersilahkan kedua tamu nya untuk duduk.
"Kau sudah ingin pulang secepat ini?"
Arthur berbasa-basi sebentar sebelum mencari posisi yang nyaman bagi nya untuk duduk.
"Oh, terserah kepada ku.Hal ini sama sekali tidak ada sangkut paut nya dengan mu."
Regan berkata dengan kesal, dia berjalan ke arah kulkas nya yang ternyata di penuhi dengan berbagai minuman berkaleng,Bir.
Dia mengambil dua kaleng Bir,untuk dirinya dan juga Arthur.Lalu sebotol air mineral untuk Kelan.
"Jadi, katakan kepada ku, Apa yang kalian lakukan disini? Aku tidak cukup percaya diri mengatakan jika kalian sangat merindukan ku."
Regan duduk kembali kekursi kerjanya seraya menyesap Bir ditangan nya.
Arthur mengangguk ke arah Kelan.
Lalu Kelan melangkah mendekati meja kerja Regan ,dan mengeluarkan sebuah botol transparan yang berisi setetes cairan berwarna hijau kehitaman.
"Apa ini?"
Regan menegakkan tubuh nya kearah botol tersebut,dan meraih botol tersebut sebelum menatap isi nya dengan seksama.
"Kau tentu mengetahui jika aku sedang menginvestasikan banyak uang kedalam proyek pembangunan Villa untuk destinasi wisata alam.Namun dalam satu malam bangunan yang sudah siap di bangun runtuh tanpa sebab."
"Kami baru saja menyelidiki nya dan menemukan cairan itu tertinggal di salah satu puing-puing reruntuhan.Aku curiga jika ini adalah perbuatan dari si Ahli Racun.Jadi, aku ingin kau membantu ku untuk menguji kandungan dalam cairan ini."
Arthur dapat melihat jika Regan sudah sepenuhnya terfokus pada botol di tangan nya.
Tidak banyak yang tau jika Regan,Sang Dokter Bedah muda berbakat sangat fanatik dalam dunia Racun.
Di balik wajah nya yang tampan dan ramah,Regan memiliki sisi kejam yang sama seperti Arthur.
Dia memiliki sebuah rumah tersembunyi yang khusus di gunakan untuk menguji racun-racun buatan nya.
Hanya saja Regan tidak memiliki sedikitpun bakat dalam meracik Racun yang 'berkhasiat'.
"Beri aku waktu tiga hari, eh tidak, dua hari cukup."
Mata Regan masih menatap dengan lekat botol ditangan nya.
"Hemm, aku akan sabar menunggu kabar dari mu.Sebaiknya jangan mengecewakan ku.Sebagai hadiah, kau akan aku berikan salah satu Wine klasik milik ku."
"Tentu, tentu."
Regan segera menjawab dengan cepat.
Selain hobi berurusan dengan racun,Regan juga sangat menyukai wine klasik milik Arthur.
Mendengar kepastian dari Regan,Arthur menjadi rileks sejenak.
Sejak memiliki kecurigaan akan Si Ahli Racun,jantung Arthur tidak berhenti berdetak.
Dia benar-benar menantikan 'pertemuan' perdana nya dengan Si Ahli Racun legendaris.
'Dan aku tidak akan pernah melepas mu'
Janji nya di dalam hati.