NovelToon NovelToon
Aku, Ibu Pengganti Yang Terabaikan

Aku, Ibu Pengganti Yang Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Penyesalan Suami / Ibu susu
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Ruby Rikaya terpuruk, setelah kepergian bayi mungilnya. Dan pada saat itu ia juga mendapat perceraian dari suaminya-Ganesha Maheswara. Beberapa bulan pulih, Ruby akhirnya menerima lamaran dari mantan kekasihnya dulu-Gama.

Namun, masalah tidak berhenti disitu. Ruby terpaksa menuruti permintaan terakhir sahabatnya-Fatimah, setelah insiden kecelakaan yang merenggut nyawa sahabatnya itu. Dalih menjadi Ibu susu, Fatimah juga meminta Ruby untuk menggantikan posisinya.

Di campakan selama 2 tahun pernikahannya, rupanya hal itu membuat Ruby ingin menyerah.

Namun, suatu hal serius sedang menimpa putri sambungnya-Naumi. Bocah berusia 4 tahun itu di vonis mengidap Cancer darah (Leukimia)

Tidak ada pendonor sel darah yang cocok. "Jalan satu-satunya Bu Ruby harus hamil anak kedua!" Papar sang Dokter.

Dan hanya darah dari plasenta sang adiklah, yang nantinya akan menyelamatkan nyawa Naumi.

Cinta sudah hilang, perceraian menanti diujung jurang. Disisi lain, ada nyawa yang harus Rubi selamatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dijamah saja tidak!

Begitu tiba di rumah. Rubi berjalan tanpa ragu. Langkahnya tegas, tak gentar dengan pandangan sang Mertua saat ini.

Tidak hanya Mahendra. Bu Indah juga melihat sikap perubahan menantunya itu.

"Naumi sudah tidur siang! Dia juga sudah makan. Jika kamu lelah, tinggal istirahat saja!" Kata Bu Indah sambil membaca majalah di tanganya.

Ruby yang berhenti di samping sofa, ia tidak menjawab iya, atau jawaban lainya. Kali ini Ruby hanya diam. Lalu kembali melanjutkan jalanya menuju kamar sang putri.

Bu Indah menurunkan majalahnya. Matanya menyipit, bingung apa yang sebenarnya terjadi.

Ruby melihat sebentar keadaan Naumi. Ia usap rambut ikal itu. Meskipun didalam AC, namun keringat Naumi mengucur di pelipisnya.

"Mamah akan selalu ada untuk Naumi! Andai saja kamu putri kandung Mamah, pasti kamu sudah Mamah ajak pergi! Maafkan Mamah, jika masih belajar menjadi Ibu yang baik untuk Naumi." Tanganya terulur untuk mengusap kepala sang putri.

Ruby yang lelah, kini hanya dapat duduk ditepi ranjang, sambil memandang box Naumi.

1 tahun lebih berumah tangga dengan Mahendra, tapi ia tidak mendapat hak nafkah apapun. Memang, semua kebutuhan rumah Mahendra lah yang menanggung. Tetapi, itu tidak dapat menjamin kesejahteraan dalam rumah tangganya.

Rumah tangga tidak seperti itu.

Ruby sudah sering menjatuhkan harga dirinya didepan sang suami. Memancing hasrat Mahendra, agar mau menyentuhnya. Namun apa yang Ruby dapat? Bukan kelembutan. Bukan juga hal sebaliknya.

Ruby malah di kecam wanita murahan. Wanita menjijikan. Wanita tidak tahu diri. Bahkan, harga diri Ruby semakin terinjak-injak.

"Fatimah ... Sungguh, aku tidak kuat! Aku melakukannya demi Naumi!" Lirih Ruby yang kini sudah rapuh. Semakin ia tahan air matanya, semakin deras pula air mata itu.

***

Sore itu, semua karyawannya sudah pulang. Tidak ada lembur.

Tapi Mahendra hingga kini belum tiba di rumah. Padahal, waktu sudah menunjukan pukul 6 sore.

Beberapa hari belakangan ini, Naumi sudah menunjukan tumbuh kembangnya yang baik. Celotehannya sudah berangsur menjadi kalimat lugas. Bahkan, ia mampu menebak warna, hingga belajar mengenal huruf serta angka.

Dan itu semua ... Berkat usaha Ruby.

1 bulan lagi ulang tahun Naumi yang ke 3 tahun. Sungguh, tidak mudah sampai di titik ini. Ruby menatap putrinya penuh syukur, saat bocah cantik itu bermain balok susun.

"Assalamualaikum ...!" Suara salam itu terpecah, dari suara kecil, dan suara orang dewasa.

"Walaikumsalam ...." Ruby bangkit sambil menjawab salam dari luar.

Bocah kecil berusia 1 tahun itu tertidur dalam gendongan wanita cantik yang kini menggunakan dress selutut, rambut di kuncir kuda, sambil mengulas senyum hangat.

"Hallo, Bi Ruby!" Sapa kaylo putra sulung Ardiansyah.

"Hai, Kaylo. Ayo masuk!" Jawab Ruby dengan wajah cerahnya. Ia lalu mendongak menatap depan. "Mas, Sinta ... Ayo silahkan masuk!"

"Ibu di rumah?" Tanya Ardi seraya masuk kedalam.

"Ada Mas! Mungkin Ibu di kamar." Jawab Ruby.

Begitu Ardi melenggang kearah kamar Bu Indah, kini sang Ipar Sinta, berjalan mendekat sambil menimang putrinya yang masih tertidur. "Aku tahu kamu sangat tersiksa. Namun, apa yang kamu rasakan saat ini, belum ada apa-apanya dari luka Fatimah. Setelah Kayla diajak Mas Ardi ... Aku akan ceritakan semuanya."

Ruby tampak tertarik. Pikirannya menjamah jauh, saat dimana Fatimah pertama kali mengenal Mahendra.

"Kau yakin tidak mau menerimanya, Ruby?" Fatimah duduk di Cafe. Dan saat ini tengah menatap Ruby tanpa berkedip.

"Tidak, Fat! Aku hanya mencintai Gama! Jika memang Mahendra bersungguh-sungguh kepadamu. Maka terimalah lamarannya!" Ruby menepuk tangan sahabatnya. Meyakinkan Fatimah, jika perasaannya hanya untuk Gama seorang.

Wajah Fatimah agak kurang yakin. "Kamu mengejar Gama, tapi dia tidak membalasmu, Ruby! Mau sampai kapan?"

Rubi tertawa hambar. "Sampai bulan terbelah pun, aku akan tetap mengejarnya, Fatimah! Namaku sudah jatuh hanya karena mengemis cinta pada Senior itu. Lalu ... Mengapa tidak sekalian aku dipandang jelek, Fatimah?!"

Fatimah hanya dapat menghela nafas lirih. Temanya itu memang sangat keras. "Tapi aku yakin, suatu saat Mas Gama lah yang akan tergila-gila padamu, Ruby!"

"Itu tujuanku, Fatimah!" Tawa mereka pecah kembali.

Dan semenjak kepergian Fatimah, Ruby tidak lagi memiliki sahabat yang dapat ia percaya.

"Ma,mah!" Ruby tersadar, saat dress-nya ditarik oleh Naumi.

Rubi tertunduk. Ia angkat tubuh mungil itu. Dikecupi nya berkali-kali, hingga membuat Naumi terkekeh akibat tak tahan rasa geli.

Bu Indah sudah keluar bersama Ardi, dan Kaylo cucunya. Ia memandang kearah dua menantunya yang kini tampak akrab bertukar cerita.

"Sinta, tidurkan dulu Kayla. Nanti biar di tungguin Bik Risma." Kata Bu Indah begitu ia tiba di samping sofa.

Sinta mengangguk, lalu segera membawa Kayla kedalam kamar Naumi. Karena kamar Ardi berada diatas, jadi agak kejauhan jika nanti Kayla terbangun.

"Sudah hampir pukul 7, tapi masak Mahendra belum pulang?" Kalimat itu seperti amarah yang tertahan, dan tidak diper khususkan untuk siapa-siapa. Ardi memandang Ruby, lalu kearah Ibunya.

"Telfon suamimu, dan tanyakan dia pergi kemana sekarang! Sudah punya anak istri, tapi sikapnya tidak berubah dari dulu!" Setelah mengatakan itu pada Ruby, Bu Indah tampak menggerutu kesal.

Ruby yang tengah memandang Naumi bermain bersama Kaylo, hanya menjawab, "Mahendra bukan bocah berusia 5 tahun yang lupa dengan jalan pulangnya."

Meskipun kalimat itu terkesan lugas, namun dari sikap acuhnya, itu sama saja Ruby melempar jarum tajam kearah hati sang mertua.

Ardiansyah sejujurnya sudah paham. Wanita disebrang bangkunya itu bukan lagi gadis ceria yang ia kenal dulu. Ruby membangun pertahanan yang kuat, hingga tak seorang pun mampu menggoyahkannya.

Ardiansyah kini bangkit, berjalan keluar sambil mengeluarkan gawainya.

Untuk beberapa detik, panggilan itu hanya berdering saja. Wajah Ardiansyah sudah mulai menahan kesal. Ia kembali menghubungi Mahendra. Dan, barulah panggilan itu terangkat.

"Kamu dimana Mahendra?!" Suara Ardi sangat dingin, penuh ancaman yang kuat.

📞 "Aku masih lembur, Mas!" Saat menjawab itu, Mahendra mendengar suara Naumi dan Kaylo yang sedang menjerit berebut mainan. "Mas Ardi ada di rumah?"

"Baru datang tadi! Seharusnya jika kamu lembur, atau kemana, bilang dulu sama istrimu! Kamu bukan lagi single, Mahendra!" Hardik Ardiansyah.

Mahendra langsung memutus panggilannya. Dan ... Sekuat tenaga wanita disampingnya itu menahan nafas, agar tidak tercurigai keberadaanya.

"Aku aku harus segera pulang, Diandra! Mas Ardi ada di rumah. Aku nggak ingin dia semakin marah." Putus Mahendra yang kini duduk di sofa apartemen Diandra.

Sejujurnya mereka berdua tidak melakukan apa-apa. Mahendra hanya di minta Diandra untuk menjemputnya, dan mengantarkan pulang dari salon.

Diandra tahu bagaimana kejamnya seorang Ardiansyah. Jadi, untuk masalah ini ... Ia tidak mampu berbuat apapun, selain merelakan Mahendra pulang.

Begitu pintu apartemen terbuka. Mahendra tersentak oleh kehadiran Karina yang berjalan bersama sang buah hati dan suaminya. Karina dan Diandra memang satu apartemen.

Karina hanya tertunduk segan, seolah sedang menyapa mantan kekasihnya sewaktu SMA dulu.

Mahendra langsung melenggang begitu saja.

***

Ardiansyah adalah sosok suami yang paling tahu perasaan istrinya. Melihat Sinta yang sibuk mengurus dua buah hatinya seharian, dan tak memiliki ruang untuk bertukar cerita dengan teman-temannya. Oleh sebab itu, Ardi mengajaknya datang ke rumah, agar Sinta dapat bercengkrama dengan Ruby.

Ardi juga tahu, bagaimana sikap adiknya kepada Iparnya itu.

Kaylo dan Naumi sudah terkendali dalam pengawasannya dan sang Ibu.

Dan kini, Ruby bersama Sinta, mereka duduk dibangku depan kolam, demi menikmati indahnya malam, meski hanya beberapa menit saja.

Wajah Ruby setenang air danau. Kedua tanganya menekan bangku, sedikit mendongak menikmati indahnya gemerlap bintang.

"Jangan percaya dengan kelembutan Mahendra yang diberikan kepada Fatimah!"

Ucapan Sinta kali ini mampu menggetarkan jiwa Ruby. Kalimat itu terdengar biasa saja. Namun, ada sebuah rahasia besar dibalik setiap katanya.

Ruby menoleh. Matanya memicing. Dahinya ikut mengernyit, ingin tahu lebih dalam.

Sinta kembali melanjutkan. "Fatimah selalu menangis setiap datang kerumah kami. Dan Mahendra ... Dia selalu pulang dari rumah Mas Ardi dengan wajah bengapnya. Kamu tahu sendiri Ruby, sekeras apa kakak Iparmu?!"

Ruby kali ini menjawab. Kalimat Sinta semakin dalam semakin penuh misteri. Dada Ruby sudah bergemuruh, dan memang banyak sekali hal yang sahabatnya itu tutupi darinya.

"Mereka saling mencintai! Bagaimana bisa?"

"Omong kosong! Mereka hanya bersandiwara, sama seperti yang Kamu lakukan saat ini." Kekeh Sinta miris. Lalu ia kembali menatap Ruby, "Datanglah kerumah, lusa! Fatimah menitipkan diarynya kepadaku."

"Sebegitunya Fatimah tidak mempercayaiku?" Wajah Rubi tampak kecewa.

Sinta menghentikan itu. Ia memutus pikiran negatif dalam pikiran Ruby. "Jangan salah faham! Fatimah tidak ingin kamu terluka, karena masalah rumah tangganya. Dia malu kepadamu, Ruby! Dia sangat mencintai Mahendra. Maka dari itu, ia simpan lukanya hingga ke liang lahat. Fatimah tahu bagaimana sikap nekadmu. Dia hanya tidak ingin ... Kamu mencelakai suaminya!"

Wajah Ruby kembali sendu. Sorot matanya tidak sekuat beberapa menit lalu. Yang ada, kini hanya rasa bersalahnya kepada sang sahabat.

"Fatimah manusia paling naif yang pernah ku kenal! Dia selalu menahan lukanya, dan dirasakan seorang diri!" Sahut Ruby menatap jauh.

Sinta tersenyum hangat. Ia kini menyandarkan punggungnya pada sandaran kayu itu.

"Hampir 2 tahun kurang 1 bulan. Seharusnya kau sudah memberikan Naumi seorang adik!" Tawa Sinta pecah.

Rubi juga ikut tersenyum miris. Dijamah saja tidak, lalu bagaiman ia dapat hamil.

"Hidupku tidak seberuntung hidupmu, Sinta!"

Sinta menjawab, "Sudah, lupakan saja!" Kalimat itu diiringi tawa hambar. Sinta hanya bergurau. Ia lebih dari tahu masalah pelik yang Iparnya hadapi.

*

*

Di kasih bonus akak, makasih atas dukungannya. 💋🙏❤❤

jangan lupa tinggalkan jejak biar septi bisa sapa🤗

1
mama
keputusan yg tepat Ruby,dgn bercerai mungkin lbih baik dan gk bikin sakit hti.. laki2 macam Mahendra gk bakal berubah. lbih mentingin jalang ny drpd keluarga
Mundri Astuti
tinggalin aja si Mahendra Ruby, kamu tinggal pergi dng waktu yg lama, biar di instrospeksi, tapi boleh juga tuh kasih shock terapi ..kirim surat gugatan ke dia
Septi.sari: next bab bakal dibuat gedek sama Mahendra kak. 🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
si Mahendra gk tau diri masih untung ruby mau nikah dan urus naumi,si hendra malah mikirin perasaan sijalang,kasian ruby.
Septi.sari: nanti kalau di tinggal nangis🤭 🤣
total 1 replies
mama
klu perlu pergi yg jauh Ruby.. biar Mahendra kapok dan bebas nemui jalang ny..salut dgn sm km Ruby, gk mudah ditindas🥰
Septi.sari: next bab lebih mengesalkan kak. 🤭
total 1 replies
Rieya Yanie
dasar laki laki egois sikap sama ruby posesif tap dia sesuka hati sama wanita lain
Septi.sari: benar kak🤭🤭
total 1 replies
MeiSusi Lowati
esuk2 ws gawe emoosii too thooor
Septi.sari: Terimakasih kak😍😍🙏
total 3 replies
Rieya Yanie
buat pisah saja thor ruby dan mahes..
makan hati trs rumah tangga macam apa itu
Septi.sari: kak rieya makasih udah ikutin terus. 😍👍👍
total 1 replies
Rieya Yanie
knpa ruby masih saja bertahan dengan suami tololnya sih
Septi.sari: aing juga ikut emosi kak🤭🤣🤣
total 1 replies
mama
ternyata ancaman Ardi gk digubris sm jalangny Mahendra😄.. harus di buat kalo dan nyesel tu dua 2 ny Ardi..klu perlu sembunykan Rumi dan Naumi biar Mahendra kelimpungan nyari.. lagian mau aj di kibulin tu jalang km Mahendra..bodoh mu di pelihara.. klu Istri km udah bosen dgn kelakuan km ditinggal pergi bari tau rasa km.jg suami plin plan lbih mentingin jalang dari pd istri
Septi.sari: aku geregetan kak🤣 pingin tak tabok juga.🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
kasian juga jadi gama dua kali gagal hanya nunggu ruby jadi istrinya
Septi.sari: iya kak, cintanya gak main2🤧
total 1 replies
Daulat Pasaribu
jalang gk tau diri/Facepalm/
Septi.sari: iya kak, ngarep banget😂
total 1 replies
Rieya Yanie
yang bertindak malah ardi kakanya..kmana mahes??
Septi.sari: biasa kak, gak punya nyali🤧
total 1 replies
Rieya Yanie
kalau jadi ruby milih mundur
daripd makan ati dan tak dihargai
Septi.sari: Mahendra bangetan ya kak. maunya itu apalagi coba🤧
total 1 replies
Rieya Yanie
mahen kekanak kanakan banget
Septi.sari: temenya kaylo kak🤣
total 1 replies
Daulat Pasaribu
heran sama si mahendra,suka sama ruby sampai skarang tapi malah dicuekin.aku kira karnah cinta ama istrinya fatimah.rupanya fatimah semasa hidupnya juga parah gk di anggap ama mahendra.
Septi.sari: ambisinya terlalu besar kak, gak bisa bedain benci sama cinta. miris banget🤧😩
total 1 replies
Rieya Yanie
makanya jadi laki itu yg tegas mahen
Septi.sari: pingin di getok aja kak😂
total 1 replies
edelweis🌻
makanya jgn ego d gedein mahendra.harusnya klu memang cinta d kasih paerhatian dan luluhkan hatinya
Septi.sari: egonya kebesaran kak sejak dulu😁
total 1 replies
Rieya Yanie
mau dbawa kmna rumah tangga mu ruby mahes
Septi.sari: dia bahagia pas sama ganesha dulu😭
total 1 replies
Rieya Yanie
klo cinta kenapa g bilang tapi malah selalu ketus dan jahat sama ruby
nanti ruby pergi baru nangis darah km mahen
Septi.sari: kita tunggu saja bom waktunya kak.🤧
total 1 replies
Endang 💖
Boleh GX sih getok Mahendra pake sapu
Septi.sari: kak pake palu sekalian. aku juga gedek😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!