Dosenku Suamiku

anin terbangun saat ponsel nya bergetar lalu berbunyi,

ia mencoba meraih nya di meja dekat tempat tidurnya,lalu di lihatnya siapa yang sedang menelphon.

"neta lagi"...

gumam anin.

"halo net....ada apa?"

tanya anin pada seseorang yang ada di seberang telephon.

"halo nin...ku tunggu-tunggu kirain hari ini kamu masuk,sampai hampir pulang begini belom datang juga!"

gerutunya sedikit sebal,

"maaf net...kan aku kemarin sudah bilang...lagi ke luar kota kan...ini saja belum pulang belum sampai rumah...masih di perjalanan."

jawab anin.

"eh nin...ada gosip baru nih...menggemparkan tempat kuliah lhoh"

sahut nya semangat segera ingin bercerita pada anin.

"memang ada apa sih net?"

tanya anin tidak antusias.

"tahu tidak...dosen fans nya cewek-cewek itu...lagi kencan sama dosen cakep fans nya cowok-cowok,tapi menurutku sih tidak terlalu cantik nin..."

kata neta.

anin masih tidak mengerti percakapan nya dengan neta.

"maksudmu itu apa sih net....jelasin yang bener-bener gitu,mana aku tahu dosen fans nya cewek dan dosen fans nya cowok itu!"ucap anin dengan jujurnya.

"siapa lagi kalau bukan pak rendi nin....sama bu desi"

balas neta.

anin langsung terbelalak kaget dan refleks duduk dari posisi nya,

rendi pun terkaget-kaget saat menyadari istrinya seketika seperti mau meloncat dari pelukannya,

"ada apa sayang?"

tanya rendi dengan nada kegetnya.

anin lupa telephonenya masih terhubung,

"kak rend...kamu masih hutang penjelasan padaku,"

kata-kata anin parau ingin menangis.

"ada apa dulu?kenapa aku harus menjelaskan?"

tanya rendi tidak mengerti.

"halo nin....kamu masih disana?"neta mencoba membuat anin fokus pada telephonnya,

"nin...dari kemarin kak rend-kak rend terus, itu siapa sih?kenapa dari kemarin kamu bersamanya?"

dengan wajah merah seakan menyimpan marahnya aninpun menyahut tanpa sadar.

"dia suamiku"

sahut anin.

"siapa suamimu nin?"

tanya neta dengan kagetnya.

"sejak kapan kamu nikah?dengan siapa nin?"

tanya neta seperti tidak percaya.

namun pertanyaan neta tidak di hiraukannya,ponsel nya pun seketika di rampas oleh rendi,

"neta"

kata rendi membaca panggilan yang terputus.

rendi menahan kedua pundak istrinya,

"sayang ada apa sebenarnya?kenapa?"

tanya rendi.

"kak rend...di kampus sekarang tersebar gosip...kamu dan bu desi sedang berhubungan...kalian kompak tidak masuk karena sedang liburan bersama...gimana aku tidak marah...kalau tidak ada asap mana mungkin ada api?"

kata anin yg menundukkan kepalanya,

"aku tahu...sekarang kamu bersamaku di sisiku...tapi kenapa sampai tersebar gosip seperti itu?"

kata anin dengan sedikit isakan disana.

"sayang...lihat aku!kamu percaya aku tidak?"

anin mengangguk sambil menunduk,matanya berkaca-kaca menahan tangisnya.

lalu rendi merangkul memeluk tubuh istrinya,

"kamu percaya itu sudah lebih dari cukup sayang,"

bisiknya di telinga anin dengan belaian lembut di rambutnya.

tangannya menyibak rambut anin di wajahnya,lalu kedua tangannya menyangga wajah istrinya itu,

sekarang wajah anin tepat di depan wajah suaminya.

rendi menatap lurus bola mata istrinya,

"apa aku boleh bahagia?"

tanyanya pada anin.

istrinya kebingungan,kenapa suaminya harus senang?

sedangkan sekarang ini bukan waktunya untuk senang.

"apa kamu cemburu?aku di gosipkan dekat dengan dosen siapa tadi...aku tak kenal",

kata rendi mencoba mengingat namanya,namun tetap tidak ingat.

"aku dari kemarin bersamamu sayang..

kalau muncul gosip seperti itu...mungkin karena kita sama-sama cuti mungkin,"

kata rendi mencoba menenangkan istrinya,

"kalau benar kamu cemburu...aku akan sangat bahagia sayang..."

kata rendi lalu mengecup bibir istrinya dan mengelus ke dua pipi chubby nya.

"maafkan aku kak rend...aku dibutakan cemburu,aku tidak bisa bohong kak...aku sakit...sakit saat melihatmu dekat dengan gadis-gadis...apa lagi harus mendengar gosip seperti itu".

"ohhhh...."

kata rendi mencoba mengingat sikap lucu istrinya pas ada dua siswinya tadi.

batinnya terkikik,namun kasihan sampai membuat istrinya menangis.