NovelToon NovelToon
SUJUD CINTA YANG TERBELAH

SUJUD CINTA YANG TERBELAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Erlin, gadis mandiri yang hobi bekerja di bengkel mobil, tiba-tiba harus menikah dengan Ustadz Abimanyu pengusaha muda pemilik pesantren yang sudah beristri.
Pernikahan itu membuatnya terjebak dalam konflik batin, kecemburuan, dan tuntutan peran yang jauh dari dunia yang ia cintai. Di tengah tekanan rumah tangga dan lingkungan yang tak selalu ramah, Erlin berjuang menemukan jati diri, hingga rasa frustasi mulai menguji keteguhannya: tetap bertahan demi cinta dan tanggung jawab, atau melepaskan demi kebebasan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Setelah kepulangan Kyai Abdullah, mereka berdua masuk kedalam kamar.

"Istirahatlah, Lin. Abi mau sholat dulu." ucap Abimanyu.

Erlin mengangguk kecil dan menuruti kemauan suaminya.

Abimanyu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Setelah itu ia menggelar sajadahnya dan mulai melakukan sholat sunah.

Di sujud terakhirnya, Abimanyu menangis sesenggukan.

Air matanya jatuh membasahi sajadah, mengguncang dadanya yang penuh luka dan penyesalan.

“Ya Allah, ini sujud cinta yang terbelah. Antara amarah, cinta, dan luka. Jangan biarkan aku kalah oleh hawa nafsu. Tuntun aku menjaga rumah tanggaku, menjaga orang-orang yang kucintai."

Tangisnya semakin pecah, namun justru di dalam sujud itu ia merasakan sedikit demi sedikit ketenangan menyusup ke dalam hatinya.

Selesai sholat, Abimanyu masih terduduk di atas sajadah.

Matanya bengkak, wajahnya basah oleh air mata, namun hatinya sedikit lebih ringan.

Ia menutup doa panjangnya dengan istighfar, lalu mengusap wajahnya perlahan.

Erlin yang sejak tadi berbaring, ikut menitikkan air mata melihat suaminya larut dalam doa.

Ia bangkit perlahan dan mendekat, duduk di samping Abimanyu.

“Abi…” panggil Erlin lirih, suaranya bergetar.

Abimanyu menoleh, menatap mata istrinya yang penuh haru.

“Lin, Abi hanya seorang hamba yang lemah. Kalau saja tadi kamu tidak menahan, mungkin aku sudah dikuasai amarah. Terima kasih, sayang, sudah menjadi penopang hatiku.”

Erlin tersenyum tipis, lalu meraih tangan Abimanyu dan menciumnya dengan penuh hormat.

“Abi, aku bukan siapa-siapa tanpa Abi. Tapi aku ingin kita tetap kuat bersama. Jangan biarkan setan bertepuk tangan karena rumah tangga kita hancur.”

Abimanyu menghela napas dalam, lalu menggenggam tangan Erlin erat.

Ia memeluk suaminya erat, seakan ingin berbagi kekuatan.

“Abi, jangan pernah merasa sendirian. Aku ada di sini. Kita berjuang bersama.”

Abimanyu menutup matanya, menikmati hangatnya pelukan istrinya.

“Ya Allah, terima kasih telah menitipkan wanita sekuat ini di sisiku,” bisiknya dalam hati.

Setelah itu Abimanyu mengajak istrinya untuk tidur.

Diatas tempat tidur, Erlin menyandarkan kepalanya di atas dada Abimanyu.

"Bi, besok Abi ke rumah orang tua Riana, ya." pinta Erlin.

"Iya, sayang. Besok Abi ke rumah Riana." ucap Abimanyu sambil menepuk-nepuk punggung istrinya.

Keesokan paginya, Erlin bangun lebih dulu dan menatap Abimanyu yang masih terlelap.

Ia tersenyum tipis, meneteskan air mata kebahagiaan karena masih memiliki suami yang begitu peduli dan sabar.

“Ya Allah, semoga hari ini penuh keberkahan dan aku bisa menjadi istri yang baik untuk Abi,” bisik Erlin dalam hati.

Tak lama kemudian Abimanyu membuka matanya perlahan.

Ia tersenyum saat melihat Erlin menatapnya dengan penuh kasih.

“Selamat pagi, Lin,” ucap Abimanyu lembut.

“Selamat pagi, Bi,” jawab Erlin.

Abimanyu mengajak istrinya untuk melaksanakan shalat subuh terlebih dahulu.

Setelah itu Abimanyu duduk di ruang makan sambil melihat Erlin yang sedang membuat kopi.

Abimanyu menatap kamar atas dimana kamar yang dulu ditempati oleh Riana.

"Bi, diminum dulu kopinya." ucap Erlin.

Erlin menyerahkan cangkir kopi hangat kepada Abimanyu.

Uap hangatnya mengepul, memberi rasa nyaman di pagi hari yang tenang itu.

“Abi, hati-hati, kopinya masih panas,” ucap Erlin sambil tersenyum lembut.

Abimanyu menggenggam cangkir itu, menatap istrinya sejenak.

Ada ketenangan yang mulai menyelimuti hatinya setelah malam yang penuh emosi kemarin.

“Terima kasih, Lin. Kopi ini lebih hangat karena ada kamu di samping Abi,” jawab Abimanyu, suaranya lirih namun penuh cinta.

Erlin tersipu, menunduk sebentar, kemudian menatap suaminya lagi.

“Abi, aku berdoa semoga hari ini semua berjalan lancar. Semoga Abi bisa menyelesaikan urusan dengan Riana tanpa ada yang terluka lagi.”

Abimanyu mengangguk, meneguk kopi perlahan, lalu meletakkan cangkirnya di meja.

“InsyaAllah, Lin. Abi akan bersikap tegas tapi tetap bijak. Kita akan selesaikan ini dengan kepala dingin.”

Erlin duduk di samping suaminya, menggenggam tangannya.

“Abi, jangan biarkan kemarahan kemarin tersisa di hati kita. Mari kita mulai hari ini dengan tenang, ya?”

Abimanyu tersenyum tipis, menepuk tangan Erlin perlahan.

“Iya, Lin. Abi bersyukur punya kamu. Kamu selalu menjadi penyejuk hatiku.”

Mereka berdua duduk dalam keheningan sebentar, menikmati momen pagi yang damai.

Di luar jendela, sinar matahari menembus tirai, memberi harapan baru untuk hari yang akan mereka jalani bersama.

Erlin menatap Abimanyu, hatinya penuh rasa syukur.

“Abi, aku janji akan selalu mendukungmu. Kita akan hadapi semuanya bersama, tanpa saling menyakiti.”

Abimanyu menunduk, menempelkan dahinya di kepala Erlin sejenak.

“Ya, Lin. Bersama kamu, Abi merasa kuat. Kita hadapi ini semua bersama, dengan doa dan kesabaran.”

Kemudian Abimanyu meminta istrinya untuk bersiap-siap.

"Abi, antar kamu ke pondok dulu. Setelah itu, Abi ke rumah orang tua Riana." ucap Abimanyu.

Erlin mengangguk, bangkit dari kursi, dan mulai merapikan tas serta jilbabnya.

Abimanyu memakai jas hitamnya dan segera mengantarkan istrinya ke pondok.

Segera mereka berdua menuju ke pondok untuk mengantarkan Erlin.

"Bi, jangan lupa sarapan nanti." ucap Erlin.

"Iya, sayang. Abi nanti sarapan setelah urusan dari rumah orang tua Riana selesai."

Abimanyu menatap Erlin sejenak, tersenyum tipis, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

“Lin, Abi yakin hari ini semuanya akan berjalan lancar. Kamu fokus di pondok, biarkan Abi yang urus Riana,” ucapnya lembut.

“Iya, Bi. Aku serahkan semuanya pada Abi. Aku percaya Abi bisa menghadapi semuanya dengan bijak.”

Abimanyu memutar kunci mobil dan menyalakan mesin.

Suara mesin yang halus memberi semangat baru di pagi yang cerah itu.

Di perjalanan menuju pondok, Abimanyu sesekali menatap Erlin melalui spion, tersenyum melihat ketenangan yang terpancar dari wajah istrinya.

Sesampainya di pondok, Abimanyu menuntun Erlin hingga ke halaman utama.

"Selamat pagi Bu Erlin, ini pesanan pastelnya. Bu Erlin sudah sehat? Kenapa nggak libur saja?" tanya Bu Endang.

"Selamat pagi Bu Endang, Alhamdulillah saya sudah sehat dan terima kasih atas pastelnya." jawab Erlin.

Bu Endang memberikan bonus ke pastel ke Abimanyu.

"Terima kasih, Bu Endang. Saya titip Erlin." ucap Abimanyu yang kemudian masuk ke dalam mobil.

Erlin melambaikan tangannya ke arah suaminya yang sudah melajukan mobilnya.

"Bu Erlin, dimana Bu Riana? Kenapa tidak masuk?" tanya Bu Endang.

"Bu Riana sedang ada urusan keluarga, Bu. Ayo kita masuk dan kita bagikan pastelnya." jawab Erlin.

Erlin tidak mau membuka aib Riana, kalau Riana sangat membencinya.

Erlin menatap sekeliling pondok dengan tenang dimana suasana pagi masih segar, burung-burung berkicau, dan angin lembut menyapu halaman.

Para santri yang mulai berkumpul menyapa Erlin dengan senyum hangat.

“Assalamualaikum, Bu Erlin!” sapa mereka serempak.

“Wa’alaikumussalam, Nak,” jawab Erlin sambil membalas senyum mereka, hatinya terasa ringan melihat keakraban yang terjalin.

Beberapa santri terlihat membawa keranjang kecil berisi pastel.

Erlin memanggilnya beberapa santri dan membagikannya.

"Terima kasih, Bu Erlin." ucap salah satu santri.

"Iya Lia, sama-sama." ujar Erlin sambil tersenyum tipis.

1
Hr sasuwe
Bestian bener Umi Farida sama Riana 🤭
Hr sasuwe
nyimak ya
Hr sasuwe
aduuuhh ada drama lagi nihh, nyimak dehhh
Hanipah Fitri
aku mampir Thor
my name is pho: selamat membaca kak
total 1 replies
Hr sasuwe
keknya seru nih, Erlin jadi istri satu"nya Abimanyu, Riana buang aja kelaut 🥰
Hr sasuwe
emosi jiwa nih sama kelakuan Riana 🤨
Hr sasuwe
semoga saja Abimanyu bisa menjaga amanahnya ya
Hr sasuwe
nyimak aja ya
Hr sasuwe
lanjuut
my name is pho: terima kasih kak
total 1 replies
Hr sasuwe
bahagia terus buat Erlin sama Abimanyu 🥰
Hr sasuwe
bagusnya si Umi Farida di santet aja x ya 🤭
Hr sasuwe
nah lo maenanya mbah dukun toh,aduh si Umi Farida nyasar nih kek nya 🤭
Hr sasuwe
mantapkan hatimu Abi 👍
Hr sasuwe
👍👍
Hr sasuwe
pengennya tuh mereka be2 bahagia terus deh 😊
Hr sasuwe
Riana jadi bonekanya Umi Farida 🤨
Hr sasuwe
semoga Abimayu bisa jadi suami siaga ya
Hr sasuwe
pengen deh ngegantung Umi sama Riana di pohon toge 🤭
my name is pho: ayo kak, kita gantung mereka berdua
total 1 replies
Hr sasuwe
👍👍
Hr sasuwe
ditungguuu
my name is pho: ok kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!