Kehidupan Kedua Violetta

Jam sembilan Violet baru tiba di villa rose garden, dan saat baru turun dari mobil dia di kejutkan dengan keberadaan Jayden.

''Vio''

''Kak, kenapa kamu di sini?'' tanya Violet.

Jayden tidak menggubris pertanyaan Violet.

''Vio, Kaka peringatkan, sebaiknya kamu jauhi pria itu'' tukas Jayden.

''Maksud Kakak, Alex''

''Hem, dia bukan pria baik baik''

Violet memejamkan matanya dengan tangan terkepal, lalu menatap marah Jayden.

''Lalu, pria seperti apa yang menurut kakak baik?, seperti Kakak, yang tega membohongi Ibunya sendiri dengan hubungan pura pura, juga tega mempermainkan perasaan wanita, iya begitu!'' marah Violet.

Jayden langsung gelagapan. ''Vio, bukan begitu maksud kakak, aku takut kamu hanya di manfaatkan oleh pria itu'' jelas Jayden.

''Ah, sudahlah Kak, aku tidak mau dengar omong kosong Kakak, lebih baik sekarang Kak Jayden pulang, aku mau istirahat'' usir Violet mendorong Jayden dan melenggang pergi masuk ke dalam villa.

''Vio, Vio!'' seru Jayden, tapi tidak di gubris oleh Violet.

''Akhhh,,,!!''geram Jayden menendang nendang ban mobil milik Violet.

''Ini semua gara gara pria sialan itu, awas saja besok aku akan memberimu pelajaran'' gerutu Jayden lalu masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan villa rose garden.

Violet menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Brakk

Lalu melemparkan tas selempangnya di atas sofa, dan melemparkan tubuhnya di atas ranjang.

''Hah'' desahnya.

''Maunya Kak Jayden apa sih'' geramnya menatap langit langit kamarnya.

Karna tidak ingin terus berlarut larut dengan rasa kesalnya pada Jayden, Violet bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh dan otaknya.

Setelah mandi Violet seperti biasa melakukan rutinitas malamnya dengan memakai skincare dan lotion, setelah itu dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan tidur.

Jam enam pagi Violet mulai mengerjabkan matanya, dia terkejut saat merasakan ada tangan yang melingkar di atas perutnya.

Violet hendak bangun tapi tangan yang memeluknya semakin mengerat.

''Baby jangan bergerak, bairkan aku tidur sebentar lagi''

Violet segera membalikkan badannya, wajah tampan sang paman langsung memenuhi pandangan matanya.

''Paman, sejak kapan Paman datang?,katanya masih belum bisa pulang cepat'' ujar Violet.

Lucane membuka matanya dan tersenyum, lalu mendaratkan kecupannya di dahi Violet.

''Karna ada sesuatu yang mengharuskan aku pulang cepat'' tukas Lucane.

''Apa perusahaan yang di sini juga ada masalah?'' tebak Violet.

Lucane menggelengkan kepalanya.

''Terus?''

Lucane hanya tersenyum dan menarik Violet ke dalam pelukannya ''Berhentilah menebak nebak, sekarang kita lanjut tidur saja, kamu tidak ada kelas pagi kan?''

Violet menganggukkan kepalanya di dalam pelukan Lucane. ''Ya sudah, temani aku tidur dulu sebentar, aku sangat lelah'' tukas Lucane.

Sore hari di sebuah apartemen kalangan atas di kota Bore, seorang pria di buat terkejut dengan kedatangan sahabatnya di apartemennya.

Jam tiga sore dengan mengemudikan mobil sport milik Violet, Lucane mengantarkan sendiri Violet ke universitas hanuga, setelah itu Lucane pergi ke apartemen Victor.

''Tidak kusangka, kamu akan kembali secepat ini'' tukas Victor.

''Foto itu benar benar menggangguku'' sahut Lucane lalu meneguk wine yang di ambil dari minibar di apartemen Victor.

Victor mengulum senyum mendengar ucapan Lucane, walaupun Lucane tidak pernah mengatakan apapun tentang perasaannya, tapi Victor maupun Jordan yang sudah bersahabat lama dengan Lucane, tentu mereka tahu kalau kasih sayang Lucane untuk Violet bukan sebagai Paman pada ponakan, melainkan pria pada wanitanya.

''Mereka bukan sengaja berpelukan kok, jadi tadi malam pria itu reflek menarik tangan Violet, karna Violet hampir jatuh, dan terjadilah seperti di foto yang aku kirim padamu'' papar Victor.

Lucane diam saja, tapi cemburu yang di rasakannya mulai sedikit berkurang.

''Kamu sudah tahu siapa pria itu?'' tanya Lucane.

Victor menganggukkan kepalanya, sebelum menjelaskan pada sahabatnya, Victor meneguk wine terlebih dahulu.

''Namanya Alexander Antonio, putra dari Devan Antonio dia mahasiswi baru di Hanuga, dia dari jurusan hukum, dan restoran tempat mereka tak sengaja berpelukan tadi malam, itu restoran milik dia'' jelas Victor.

Mendengar nama belakang Alex adalah Antonio, Lucane langsung teringat kalau perusahaan Romanov memilik lima belas persen saham di perusahaan milik Devan Antonio.

Victor mengerutkan dahinya melihat sahabatnya tersenyum devil.

''Kenapa kamu tersenyum?''

''Setidaknya, aku jauh lebih baik di banding si Alexander itu''

Victor langsung tertawa terbahak bahak, melihat kenarsisan sahabatnya yang di kenal sangat dingin.

''Ha ha ha ha''

''Apa yang kamu tertawakan?''

Victor langsung mengatupkan bibirnya sembari menggelengkan kepalanya, setelah bisa mengontrol dirinya untuk tidak tertawa lagi, Victor langsung merubah expresi wajahnya yang terlihat lebih serius.

''Lucane, sebaiknya kamu ungkapkan saja perasaanmu itu pada Violet, sebelum kedahuluan oleh orang lain''

Lucane teridam dia sudah tidak terkejut lagi kalau sahabatnya ini mengetahui kalau dirinya menyukai Violet, mungkin Jordan juga tahu sama halnya seperti Victor, dan itu juga yang menjadi alasan dirinya untuk tidak cerita pada kedua sahabatnya karna menurutnya tidak perlu.

''Apa aku harus mengatakannya, aku takut dia menolakku'' tukas Lucane.

''Makanya kamu coba dulu'' sahut Victor.

''Nanti aku pikirkan lagi'' ujar Lucane bangkit dari duduknya.

''Kamu mau kemana?'' tanya Victor.

''Waktunya jemput gadis kecilku'' sahut Lucane sembari berjalan keluar dari apartement Victor.

Victor menggelengkan kepalanya melihat betapa cintanya Lucane terhadap Violet, semalam dia fikir Lucane tidak akan langsung kembali setelah dirinya mengirim foto Violet yang berpelukan dengan pria, apa lagi posisi Lucane ada di Swiss yang membutuhkan waktu tujuh jam untuk sampai di kota Bore, berarti semalam Lucane langsung pulang saat itu juga.

Di parkiran universitas hanuga, Lucane mendengus melihat pria yang berjalan di samping Violet.

''Paman''

Lucane langsung merubah expresinya dengan sangat cepat, dia tersenyum lembut dan mengelus pucuk kepala Violet.

''Ayo pulang'' ajak Lucane tanpa menoleh pada pria yang berdiri di samping Violet, dan membukakan pintu mobil untuk Violet.

''Eh Paman tunggu''

''Hem, ada apa Baby?''

''Kenalkan ini teman baru Vio, namanya Alex'' ujar Violet dengan tersenyum.

Alex mengulurkan tangannya ke hadapan Lucane dengan tersenyum, dan memperkenalkan dirinya. ''Hai Paman, saya Alex''

Lucane menerima jabatan tangan Alex. ''Lucane Romanov'' balas Lucane.

Alex langsung terkejut mendengar nama Lucane Romanov, siapa yang tidak tahu dengan nama itu, walau wajahnya jarang muncul di media, tapi sosok Lucane Romanov sangat di segani oleh para kalangan pembisnis termasuk Ayahnya, tidak ada satupun yang berani menyenggol Lucane Romanov jika tidak ingin hidupnya bermasalah.

Dan yang membuatnya lebih terkejut lagi, ternyata Lucane Romanov adalah Paman Violet.

Alex tiba tiba meringis saat Lucane meremas tangannya dengan kuat.

''Ishhh''

Lucane tersenyum devil menatap Alex, lalu menurunkan tangannya.

''Baby, ayo pulang'' ajak Lucane dengan lembut.

''Iya''

''Lex, aku pulang duluan ya'' pamit Violet.

''Iya, hati hati Vio'' balas Alex sedikit gugup.

Setelah memastikan Violet duduk dengan benar, Lucane langsung menutup pintu mobilnya, lalu kembali menatap Alex, kini expresinya berubah dingin.

''Aku harap, kamu bisa jaga batasanmu'' cetus Lucane memperingatkan.

Lalu segera berjalan mengitari depan mobil, dan masuk ke dalam jok kemudi melajukan mobil sport milik Violet meninggalkan universitas hanuga.