ANTAGONIST JALUR VIP

🔸🔸🔸🔸🔸

"Eits, ga kenaaa." Kyra menghindari Rasti yang akan merebut ponselnya.

Kyra tidak memperdulikan teriakkan Rasti, baginya kalau mau menghancurkan seseorang jangan nanggung.

"Ma, Naresh sangat susah untuk didekati. "

Terdengar suara Rasti lagi dari ponsel Kyra yang dipegangnya. Rasti masih berusaha mengambil ponsel Kyra, tapi sudah Kyra menyerahkan ponselnya ketangan Naresh.

"Ape lu, gue tonjok ya lu." Kyra melotot kearah Rasti.

"Pegang ponsel Kyra om, kayaknya nih tante-tante kurang asupan nutrisi kalsium. Dia pingin ngerasain kekuatan tulangnya Kyra." Kyra meraih tangan Rasti lalu memelintirnya kebelakang.

"Aaahh." Rasti berteriak kesakitan, kala Kyra memiting tangan kanannya. "Lepaskan, aaahh sakit. "

Kyra sama sekali tidak memperdulikan teriakkan Rasti, dia tetap memiting tangan Rasti. "Puter lagi rekamannya Om."

Naresh segera menekan tombol On pada ponsel Kyra.

"Kamu harus terus berusaha Ras, mamah sudah berusaha sejauh ini untuk mendekati keluarga Danuartha."

Tante Naomi tahu siapa pemilik suara ini, ini suara Melinda, mama Rasti.

"Apa tante Naomi masih menolak rencana mama untuk menjodohkan aku dengan Naresh ma? "

"Naomi masih tetap dengan pendiriannya, dia hanya berniat mengenalkan saja. Semua keputusan ada di tangan Naresh."

"Jadi sekarang tergantung kamu, kamu harus bisa mengambil hati Naresh dan Naomi."

"Tante Naomi sepertinya sudah mulai menyukaiku ma, hanya Naresh yang sulit didekati. Apalagi sepertinya Naresh sudah memiliki kekasih."

"Kata siapa Naresh sudah punya kekasih?"

"Aku tidak begitu yakin itu kekasihnya apa bukan, karena yang aku lihat dia masih gadis ingusan. Tapi karena gadis itu, Naresh mengusirku dari restonya ma. "

"Ck, apa kau sudah mencari tahu siapa gadis itu? "

"Sudah Ma, dia masih bersekolah di sekolah milik Danadyaksa."

"Hanya anak ingusan dan kamu tidak bisa mengatasinya? Apa harus mama sendiri yang turun tangan untuk menyingkirkannya?"

Mendengar itu, Naresh mengeraskan rahangnya.

Sementara Rasti sudah memucat, apalagi dia tahu hal apa yang akan diucapkan olehnya dan mamanya.

"Aku masih belum ada waktu Ma."

"Baiklah kamu kirim data bocah ingusan itu ke mama, biar mama yang urus. Urusan kamu sekarang adalah bagaimana caranya supaya kamu bisa membuat Naresh mau menikahimu."

"Maksud mama?"

"Kamu itu kan juga dokter, masa tidak bisa mengakses untuk mendapatkan obat yang mengandung afrodisiak. Apa harus selalu mama yang turun tangan lagi."

"Itu terlalu beresiko ma."

"Tsk, semakin beresiko, semakin besar pula hasil yang akan kamu dapatkan. Berlatihlah mulai sekarang."

"Iya ma."

"Baiklah, setelah ini kamu cari cara untuk mendapatkan obat itu, dan mama yang bakal atur kamu supaya bisa bertemu pribadi dengan Naresh."

"Terimakasih ma, mama memang selalu bisa diandalkan."

Tante Naomi mengerutkan keningnya, dia sama sekali tidak menyangka jika keluarga Rasti seperti itu.

"Hmmm dan jangan lupa jika sudah berhasil menikah dengan Naresh. Pastikan beberapa proyek jatuh ketangan saudaramu dan aset-aset Danadyaksa berpindah atas namamu." nada suara ibu Rasti terdengar penuh dengan rasa percaya diri.

Tante Naomi memandang Rasti tidak percaya, jadi mereka mendekatinya hanya karena harta.

Benar-benar keluarga menjijikkan, untung saja putranya selama ini menolak untuk bertemu dengan Rasti.

Apa jadinya jika Rasti berhasil menjadi menantunya, bukankah itu artinya dia menjerumuskan Naresh pada keluarga serakah ini. Tante Naomi berjalan menuju Rasti lalu menamparnya.

PLAK

"Dasar wanita rubah! "

Kyra langsung melepaskan Rasti saat Tante Naomi menampar Rasti. Dia menyeringai puas dengan tindakan Tante Naomi.

"Saya pastikan keluarga kamu menerima balasan dari saya." Tante Naomi menatap Rasti dengan tajam.

"Tante saya bisa jelaskan." Rasti mencoba memegang tangan tante Naomi.

"Cukup." Tante Naomi mengarahkan telapak tangannya pada Rasti. "Enyah dari sini."

Rasti lalu mengambil tasnya dan segera berjalan keluar, tapi sebelum itu dia menoleh kearah Kyra, menatapnya penuh permusuhan.

Melihat itu Kyra justru melakukan gerakan Kiss bye pada Rasti.

Setelah kejadian hari itu, mami Naresh jadi sering menghubunginya. Kyra tidak ada masalah sama sekali.

Justru Naresh yang uring-uringan, karena waktu bersama kekasihnya jadi tersita karena maminya sering mengajak Kyra pergi bersama.

Untuk keluarga Rasti sendiri, Naresh telah membereskan mereka. Bisnis papa dan kakak Rasti langsung berantakan, mamanya dikeluarkan dari Rumah Sakit milik tante Naomi.

Rasti sendiri juga sedang tidak baik-baik saja. Beberapa foto dan video asusilanya saat kuliah di luar negeri tersebar.

Kyra yang mengetahui hal tersebut dari sistem cukup puas dengan tindakan yang dilakukan Naresh.

Karena baginya, memberi belas kasih kepada musuh sama dengan menghancurkan diri kita sendiri. Hidup ini keras.

.\*.\*.\*.\*.

Kyra dkk tengah menikmati makan siang di kantin sekolah.

"Minggu depan kita udah libur sekolah, jadi ke Korea? " Tanya Denta sembari memakan kentang gorengnya.

"Eh jadi dong, mumpung liburan gratis ya kan." Eve menjawab dengan semangat. "Lu jadi ikut kan Ar? "

Arion dan Arsha menoleh bersamaan, " Lu nanya siapa? " Tanya Arsha.

Eve lalu ingat jika kedua teman cowoknya ini memiliki nama dengan awalan yang sama, "Kalian berdua laaah. "

"Iyaaaaaa, udah ijin juga sama Bunda." Jawab Arion.

"Jan lupa juga, jajan kita disana elu berdua yang nanggung yaa." Eve menaikkan kedua alisnya.

"Bereeees. Gue udah dapat amunisi dari bokap. Gara-gara ngasih liat foto sama tanda tangan dari Tuan Naresh." ucap Arsha bangga.

"Padahal laki gue bukan artis kan ya." Kyra benar-benar heran dengan teman-temannya ini.

"Elu ga tahu sih, bisa ngobrol dan diakui sama Tuan Naresh itu juga salah satu pembuktian jika kita masuk kategori Berkualitas." jelas Arsha.

"Waaah, begitu doang udah dibilang berkualitas, nah gue yang pacarnya berati masuk kategori KUALITAS SUPEERR." Kyra mengibaskan rambutnya.

"Sumpah eneg banget gue kalo liat nih bocah mulai songong." cibir Eve.

"Uuggh bener banget, sombongnya udah stadium lanjut." imbuh Denta sambil geleng-geleng kepala.

"Lu napa diem aja Ar?" tanya Kyra pada Arion.

"Gue lagi ngebayangin ngangon kalian bertiga di Korea, jangan pada norak lu ya disana." sorot mata Arion penuh dengan ancaman.

"Amaaan, yang penting perut kita kenyang, ga bakalan rewel kok." ujar Denta sambil mengacungkan jempolnya.

"Rencana berapa hari disana?" Tanya Kyra.

"Seminggu boleh ga? Biar agak lamaan dikit lah. " Denta yang menjawab.

"Ok." Jawab Kyra dengan santai. "Ntar kita nginep dirumah Om Naresh."

"Woaaaaah. Enak banget ya punya laki tajir." Denta memandang Kyra dengan mata berbinar.

Kyra hanya mengendik, baginya sama saja. Kyra bisa saja meminta ada Unclenya soal fasilitas liburan.

Tapi berhubung kekasihnya yang ingin menanggung semuanya, ya sudahlah. Rezeki jangan ditolak, pamali.

~~~~~¥¥¥~~~~~

Naresh sedang uring-uringan di kantornya. Bagaimana tidak, sejak pulang dari Korea, maminya semakin menjadi.

Maminya marah karena merasa Naresh sengaja menjauhkan dirinya dari Kyra. Padahal dia sendiri hanya bertemu kekasihnya itu dihari terakhir mereka di Korea.

Seperti sekarang, dia rencananya akan mengajak Kyra untuk makan siang. Tapi maminya sudah lebih dulu menculik Kyra, membawanya pergi ke salon.

Naresh diam sejenak, lalu tiba-tiba dia tersenyum misterius. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"*Hallo kak*. "

Terdengar suara wanita diseberang sana. Dia Naraya, adik Naresh satu-satunya

"Kakak mau minta tolong sama kamu. " Ucap Natesh to the point.

"*Apa kak*? "

"Telepon mami, katakan kamu kangen. Suruh mami pergi ketempatmu. "

"*Eh, memangnya kenapa kak? Mami masih ribet mau ngenalin kakak sama anak-anak temannya*? "

"Bukan itu. "

"*Lalu apa kak*. "

"Mami memonopoli kekasihku. "

"*Apa*? " Naraya beteriak kaget dengan ucapan Naresh.

"Iiish jangan berteriak. " Naresh segera menjauhkan ponsel dari telinganya.

"*Hehehe maaf kak, habisnya ucapan kakak lumayan membuatku kaget. Kakak tadi bilang kalau mami memonopoli kekasih kakak? Memangnya kakak sudah punya pacar*? " Cerocos Naraya.

"Hmmm."

"*Woaaah, baiklah. Aku akan membantu kakak, tapi kenalkan aku juga dengan pacar kakak ya*. " Naraya terdengar bersemangat.

"Hmmm."

"*Hiiissh ham hem doang, semoga pacar kakak betah dengan sifat cuek kakak ini. Kalau begitu aku akan mengajak mami menyusul papi ke Dubai*. "

"Bagus."

"*Berjanjilah nanti kenalkan aku dengan pacarmu*. "

"Ya."

"*Aiissh dasar bangunan angker, semoga*\_"

Naresh langsung mematikan sambungan telfonnya. Dia menghubungi adiknya hanya untuk meminta tolong untuk menyingkirkan maminya.

🌻🌻🌻🌻🌻

***∆ SEMOGA HARI KALIAN PENUH SEMANGAT DAN BAHAGIA TERUUUUSSA👏👏👏***

\#***Semoga kita semua Diberikan Kesehatan Lahir Batin, Dilancarkan Rezekinya, dan Dimudahkan Segala Urusannya 🙏🙏🙏🤲🤲🤲***