NovelToon NovelToon
Guru Para Dewa Menjadi Menantu Yang Di Benci!

Guru Para Dewa Menjadi Menantu Yang Di Benci!

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Soccer@

Ye Xuan, Guru Para Dewa yang terlahir kembali, mendapati dirinya menjadi menantu yang tidak diinginkan dalam keluarga dan di hina semua orang. Namun, segalanya berubah ketika dia perlahan berubah. Tawaran pernikahan kedua datang, seorang wanita cantik dari keluarga kaya. Awalnya menolak, Ye Xuan kemudian jatuh cinta dan memutuskan untuk menikahinya. Sejak itu, dia memulai perjalanan untuk menjadi pria yang kuat dan kaya, tidak hanya untuk memanjakan istrinya, tetapi juga untuk mencapai kemahakuasaan. Dengan kemampuan alkimia, seni bela diri, dan kemahiran dalam musik, lukisan, dan kaligrafi, Ye Xuan bertekad untuk membangun kehidupan yang luar biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 : Adik Kalah dan Kakak Maju!

“Tidak buruk.”

Suara Qiu Chengbi terdengar datar, namun ada senyum miring di sudut bibirnya yang mengisyaratkan kesenangan yang menyimpang. “Kau benar-benar bisa menahan satu pukulanku. Sepertinya kau tidak seboros dan selemah yang aku bayangkan sebelumnya.”

Alih-alih marah karena serangannya tidak membuahkan hasil mutlak, Qiu Chengbi justru tampak bersemangat—seolah-olah hasil itu hanyalah pembukaan dari permainan yang ia yakin akan ia menangkan.

Dengan satu gerakan tangan, energi spiritual yang kejam dan tajam kembali meledak dari tubuhnya. Aura itu berputar liar, lalu mengalir deras menuju telapak tangannya. Dalam sekejap, energi itu mengembun dan membentuk wujud seekor harimau raksasa—matanya menyala kebiruan, taringnya mencuat, dan aura haus darah menguar begitu kental hingga membuat suhu di sekitar arena menurun drastis.

Wujud ilusi itu bukan sekadar bayangan, tapi manifestasi nyata dari kekuatan tahap akhir Alam Istana Zhan Qi.

Di tahap pertengahan Alam Istana Qi, seorang kultivator memang sudah dapat melepaskan aura luar tubuh. Tapi hanya mereka yang berada di tahap akhir yang bisa memadatkannya menjadi bentuk serangan spiritual dengan kekuatan destruktif sejati.

Dan harimau spiritual ini… adalah bukti keunggulan mutlak.

Bagi Qiu Chengbi, dan juga bagi para penonton yang mengamati dari kejauhan, pertarungan ini seolah sudah berakhir sebelum benar-benar dimulai.

Mereka berpikir: Bahkan jika Ye Xuan memiliki kekuatan fisik setara, bagaimana ia bisa menandingi teknik spiritual tingkat tinggi seperti ini?

Kesenjangan bukan hanya pada kekuatan.

Tapi pada metode.

Sementara Qiu Chengbi berdiri dengan keyakinan yang membara, mengendalikan harimau spiritual dengan telapak tangannya, sorak-sorai meledak dari sebagian besar kerumunan—yakin bahwa pemenang telah ditentukan.

Namun di tengah hiruk-pikuk itu, hanya sedikit yang menyadari bahwa mata Ye Xuan belum sekali pun menunjukkan ketakutan.

Yang terlihat justru ketenangan...

“Bukankah kau suka pertarungan langsung? Ayo!” Qiu Chengbi mencibir, nadanya merendahkan, penuh ejekan.

Begitu kata-katanya jatuh, harimau spiritual raksasa yang terbentuk dari energi spiritual murni melesat bagaikan kilat, menerjang ke arah Ye Xuan dengan kekuatan menggetarkan langit. Setiap langkahnya menghentakkan tanah, menggetarkan udara, dan membawa serta niat membunuh yang begitu padat hingga terasa menyesakkan.

Namun di hadapan kekuatan mengerikan itu, Ye Xuan tetap berdiri diam. Tubuhnya tegak, seolah-olah bukan harimau buas yang mendekat, melainkan hanya angin yang lewat.

Wajahnya tetap tenang, tak ada sedikit pun tanda kegelisahan. Seperti batu karang yang tak tergoyahkan meski dihantam badai.

Namun pemandangan itu, saat dilihat oleh para penonton yang memadati sekeliling Arena Hitam, hanya memicu gelombang tawa sinis.

“Sampah itu akhirnya ketakutan juga.”

“Masih berpura-pura tenang saat ajal menjemput...”

“Hanya membuat malu gerbang luar Sekte Pedang Surgawi!”

Sorakan mencemooh berdatangan dari berbagai sudut arena, menusuk bagai jarum-jarum tajam. Nama Ye Xuan, di mata mereka, adalah lelucon yang tak pantas disebutkan sejajar dengan para jenius sejati.

Namun tepat ketika harimau raksasa itu berada beberapa langkah lagi, hanya hitungan detik sebelum menerkamnya hidup-hidup—suara dingin dan tenang terdengar dari mulut Ye Xuan.

“Kau yang akan mati.”

BOOM!

Satu langkah dia ambil.

Langkah sederhana itu mengguncang Arena Hitam!

Lantai batu bergemuruh, udara seketika menjadi berat, dan gelombang energi tak terlihat menyebar dari pusat telapak kakinya, menjalar hingga ke ujung arena.

Penonton terdiam.

Dada mereka bergetar tanpa sadar, seolah tekanan dari langkah itu tak hanya mengguncang tanah... tetapi juga menekan hati mereka.

Apa yang akan dia lakukan...?

Pertanyaan yang muncul serentak di benak semua orang, bahkan di antara para tetua penegak hukum yang menyaksikan dari kejauhan.

Karena di saat itu, untuk pertama kalinya sejak awal pertarungan—mereka merasa… bahaya dari arah yang tidak mereka perkirakan.

Pada saat yang sama, tubuh Ye Xuan mulai bergetar halus. Energi spiritual di sekelilingnya melonjak liar, menari di udara seperti pusaran badai tak terlihat. Aura tak berwarna mulai terkondensasi di sekitarnya—namun bukan hampa. Justru sebaliknya: padat, berat, dan memancarkan tekanan menakutkan yang perlahan menekan atmosfer di Arena Hitam.

“Auuuummm—!”

Raungan naga yang mengguncang langit mendadak meledak dari udara di hadapan Ye Xuan. Dalam sekejap, sesosok bayangan kolosal muncul perlahan: seekor naga banjir raksasa menjulang di atas kepala Ye Xuan, meski siluetnya transparan, tubuhnya mengalirkan kekuatan yang menggetarkan tulang dan meremukkan jiwa.

Kerumunan seketika gempar.

“Apa-apaan itu?!”

“Dia baru tahap awal Alam Istana Qi, dan dia berani mencoba mewujudkan aura naga?!”

“Haha! Apa dia sedang membuat sandiwara murahan? Itu naga? Bahkan Long Ying pun tak akan bisa mengenalinya—lebih mirip bayangan asap!”

Cemooh dan tawa menggema dari berbagai arah, namun tak berlangsung lama.

Dalam detik berikutnya, ketika aura naga banjir mulai meluap dari bayangannya, gelombang tekanan spiritual tak tertahankan menyapu seperti badai.

Seluruh Arena Hitam senyap dalam sekejap.

Tawa mereka... terhenti.

Aura dari naga banjir itu begitu padat, ganas, dan murni, hingga membuat beberapa kultivator muda terengah-engah, sementara para tetua menyipitkan mata, menyadari bahwa ini bukan teknik biasa.

Bayangan naga itu tampak tembus pandang karena aura yang dipadatkan begitu halus dan terkontrol. Jika Ye Xuan memilih untuk membentuknya lebih kasar, naga itu mungkin akan tampak lebih nyata, tapi tidak akan menghasilkan tekanan sebesar ini.

Mereka yang tak memiliki mata tajam tentu takkan mengerti.

ROAAAR!!

Mulut naga banjir terbuka lebar, dan energi brutal meledak keluar darinya saat ia melesat maju, langsung menghantam harimau spiritual milik Qiu Chengbi.

Dua kekuatan bertabrakan hebat.

Namun yang mengejutkan semua orang, harimau raksasa itu hanya bertahan selama tiga napas waktu. Tubuhnya bergetar, lalu runtuh bagaikan kaca yang pecah, tercerai-berai menjadi bintik cahaya aura biru yang menghilang ke udara.

Raut wajah Qiu Chengbi berubah drastis, ketakutan merambat di matanya. “Bagaimana bisa… naga itu begitu kuat? Bukankah sebelumnya tak terlihat jelas?”

Ye Xuan melangkah ke depan, matanya tenang seperti danau beku. “Aku sudah bilang… kau cuma segitu.”

BOOM!

Naga banjir meraung dan meluncur, kecepatannya mencabik udara. Qiu Chengbi buru-buru memanggil auranya, membentuk perisai spiritual tebal di depannya.

Namun naga itu tak memperdulikannya.

Dengan lompatan elegan dan garang, ekor raksasanya menghantam dari samping—menghancurkan perisai aura seketika dan langsung menampar punggung Qiu Chengbi.

DUGH!!

Tubuh Qiu Chengbi menghantam tanah keras, terseret beberapa meter sebelum berhenti dalam posisi memalukan: wajah mencium lantai Arena Hitam. Darah menyembur liar dari mulutnya, dan organ dalamnya tampak terguncang parah.

Saat penonton masih membeku dalam keterkejutan, sosok Ye Xuan telah muncul di sisinya. Lengannya melesat seperti ular naga, dan dalam satu gerakan, dia mencengkeram rambut Qiu Chengbi dan mengangkatnya dari tanah seperti seekor ayam.

“Kau ingin menjadi anjing?”

Tatapan dingin Ye Xuan turun, dan tamparan keras menghantam wajah Qiu Chengbi, menyemburkan darah baru dari mulutnya.

PLAKK!

“Ini harga dari mengusikku.”

PLAKK!

Satu tamparan lagi mendarat, membuat wajah Qiu Chengbi bengkak dan memerah seperti udang rebus.

Di tengah keheningan dan keterkejutan yang mencekam, suara langkah kaki keras tiba-tiba menggema dari tepi Arena Hitam.

“Ye Xuan, cukup! Lepaskan dia sekarang juga!”

Suara tajam yang dipenuhi kemarahan menggema, dan sosok yang menyala dengan aura kuat melompat ke arena dengan kecepatan kilat.

Itu adalah Qiu Chengjing, kakak tertua Qiu Chengbi—murid elit Sekte Pedang Surgawi.

1
Nanik S
Mereka bertiga juga mendapat keberuntungan Mantap 👍👍👍
Nanik S
Penyesalan memang pasti terlambat datangnya Xiorong
Nanik S
Bagus ye Xuan... bikin saja Paman Ye Babak belur
Rinaldi Sigar
lanjut
Nanik S
Gaaaas Pooool 🙏Tor
Nanik S
Menantu rendahan.... Lalu mereka apa tdk lebih rendah yang beraninya main Kroyok... 🤣🤣🤣
Nanik S
Mantap Tor 🙏🙏
Nanik S
Kerja yang bagus....
Ananrac
yang bnyak thor
Nanik S
Lanjutkan Tor 🙏🙏
Nanik S
Makin seru ... cemburu.. marah jadi satu
Nanik S
Apakah Wanita ditengah Hutan itu sosok Dewi
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Hancurkan Sekalian mereka mumpung ada diluar sekte
Rinaldi Sigar
lanjut thor
Rinaldi Sigar
lanjut
kak so
tetap semangat buat Boss otor. semoga ide2 keren nya semakin gacor...😎
kak so
ciiihhhh...cukup kepala kau...😏. ga da cerita Dul... pecahkan kepala anak anjing nih...😏. gw kasih kopi Ampe lu muntah..bunuh plus spiritual Vote..😎
Rinaldi Sigar
lnjut
Rohmat setiawan
hukum persis di negara Konoha saja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!