NovelToon NovelToon
PEMBALASAN Di KEHIDUPAN KEDUA

PEMBALASAN Di KEHIDUPAN KEDUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam / Chicklit
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Reina, seorang siswi yang meninggal karena menjadi korban buly dari teman temannya.
Di ujung nafasnya dia berdoa, memohon kepada Tuhan untuk memberikan dia kesempatan kedua, agar dia bisa membalas dendam pada orang orang yang telah berbuat jahat padanya.

Siapa sangka ternyata keinginan itu terkabul,
dan pembalasan pun di mulai.
Tetapi ternyata, membalas dendam tidak membuatnya merasa puas.
Tidak membuat hatinya merasa damai.
Lalu apa yang sebenarnya diinginkan oleh hatinya?

Ikuti kisahnya dalam

PEMBALASAN DI KEHIDUPAN KEDUA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Masih di hari yang sama. Nyonya Adiguna duduk sambil menggenggam jemari tangan Reina setelah mereka puas saling melepas rindu. Sumitra menatap Reina yang terdiam dengan wajah datar. Mencoba menyelami hati gadis yang baru saja dia ketahui sebagai putrinya.

"Sayang," kata Nyonya Adiguna dengan lembut. "Sekarang Kamu tahu, aku adalah mama kandung kamu. Maukah kamu ikut pulang bersama dengan Mama?” Sumitra menatap penuh harap.

Reina mengangkat wajahnya, matanya menatap Nyonya Adiguna dengan rasa ragu. Dia senang bisa bertemu kembali dan tinggal bersama dengan wanita yang telah melahirkannya. Apalagi, dengan begitu, dia bisa dengan mudah membalaskan dendamnya kepada Starla. Tapi, tiba-tiba saja Dia teringat pada Bu Marni. Wanita yang telah mengasuhnya selama ini. Apa Iya dia akan meninggalkan Bu Marni. Bagaimana perasaan wanita itu nantinya? Oh tidak, dia tak sanggup membayangkan dan menyaksikan air mata menetes di wajah keriput itu.

“Maaf, Ma. Aku tidak bisa. Aku tidak mungkin meninggalkan ibu sendirian” jawab Reina.

“Lalu, bagaimana dengan Mama?” Sumitra menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca.

Reina menggeleng, “Aku tidak mungkin meninggalkan wanita yang merawatku selama ini. Dia yang mengorbankan segalanya hanya demi agar aku bisa hidup sampai saat ini. Selama ini yang aku tahu, dia adalah ibuku. Dan dia juga sangat menyayangiku. Memperlakukan aku sebagai Putri kandungnya sendiri.”

"Mama tahu itu, Sayang," kata Nyonya Adiguna, mencoba menenangkan Reina. "Tapi Mama juga ingin Rei pulang bersama Mama. Mama ingin menyiapkan kamar untuk Rei, Mama ingin setiap hari bersama dengan Rei.”

Reina mengangkat wajahnya, menatap lekat ke arah wanita yang baru dia tahu adalah mama kandungnya. “Kecuali kalau…” Reina menjeda ucapannya, merasa ragu.

“Apa? Katakan saja! Apa syaratnya agar kau Rei mau pulang bersama dengan Mama?” Sumitra mengejar. Dia akan melakukan apapun agar Raina bisa pulang bersamanya.

"Aku mau pulang bersama Mama. Asalkan Bu Marni juga ikut bersamaku," ucap Reina, suaranya tegas.

Nyonya Adiguna menatap putrinya tak percaya. Bagaimana bisa, putrinya justru memilih orang asing dibandingkan dirinya. "Reina, Bu Marni bukan ibu kandungmu. Aku adalah ibu kandungmu. Aku yang melahirkanmu."

“Pilihan ada di tangan Anda. Dan saya tidak akan memaksa.”

Nyonya Adiguna terdiam, merasa kecewa. Apalagi mendengar Reina kembali berbicara dengan bahasa formal padanya. Ia mencoba menahan air mata yang ingin mengalir.

"Baiklah, Sayang.”

Dia memilih mengalah. Mengalahkan sisi egoisnya yang ingin memiliki Reina seorang diri. Mengalahkan rasa iri pada Bu Marni yang mulai bercokol dalam hatinya.

“Terima kasih, Ma.”

Nyonya Adiguna tergagap, ketika Reina dengan spontan memeluknya. Wanita itu pun membalasnya, senyum manis tersungging di bibir.

“Satu lagi,” ucap Reina seraya melepaskan pelukan. “Aku mau di sana nanti, Bu Marni diperlakukan dengan hormat. Aku tidak mau siapapun menganggapnya sebagai pembantu.”

“Mama setuju. Jadi, kapan Rei akan ikut pulang bersama dengan Mama?” Nyonya Adiguna begitu antusias. Tidak masalah Bu Marni ikut bersama dengan putrinya. Toh selama ini memang Bu Marni yang telah berjasa membesarkan putrinya. Dia sadar seharusnya dia yang datang untuk mengucapkan terima kasih.

“Nanti aku akan mengabari Mama. Aku harus membicarakan ini dulu dengan Ibu. Beliau pasti juga siap mendengar semua ini.”

Nyonya Adiguna mengangguk. Dia akan dengan bersabar menunggu hari itu tiba.

***

Nyonya Sumitra Adiguna memasuki ruang tengah dengan langkah tenang namun tegas. Tangan kanannya melingkar di belakang punggung Reina. Memegang pundak gadis itu, yang kini berjalan bersama dengannya. Aura kepemimpinan terpancar darinya, berpadu dengan aura tegas wajah Reina, menciptakan keheningan seketika di ruang keluarga yang sebelumnya dipenuhi canda tawa.

Tuan Bambang Adiguna, yang semula asyik berbincang dengan ibunya dan juga Starla, terperanjat. Ekspresinya menunjukkan keterkejutan yang tak bisa disembunyikan. Ia mengamati kedatangan istrinya yang membawa seorang gadis yang bahkan tak dikenalnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

Nyonya Wulan Adiguna mengerutkan dahi, mengamati situasi dengan pandangan menilai. Sejenak kemudian ekspresi terkejut yang kentara, saat matanya menatap gadis yang berjalan di samping menantunya. Wajah gadis itu, jika disandingkan dengan Bambang, maka akan nampak seperti pinang dibelah dua.

Starla, yang sebelumnya tertawa lepas, mendadak diam. Wajahnya memerah menahan amarah. Tatapannya yang tajam tertuju pada Reina, membangkitkan kembali ingatan akan rivalitas yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Emosi yang baru saja akan terpendam seakan-akan kembali menyala. Udara di ruang tengah terasa tegang.

"Mama, apa yang Mama lakukan? Kenapa Mama membawa anak miskin itu kemari?" teriak Starla, suaranya bergetar menahan amarah.

Nyonya Sumitra berdiri tegak, dengan tangan tak lepas dari bunda Reina yang berdiri di sampingnya. "Jaga ucapanmu, Starla!"

Nyonya Sumitra memandang Starla dengan tatapan yang tegas. "Yang baru saja kamu katakan miskin adalah anak saya. Putri kandung saya."

Starla terkejut, matanya membulat heran. "Apa?"

Tuan Bambang Adiguna semakin terkejut. Ia menatap istrinya dengan tatapan yang tak percaya.

"Sumitra... apa maksudmu?" tanya Tuan Bambang Adiguna, suaranya bergetar.

Wulan Adiguna, ibu mertua Nyonya Sumitra, berdiri dengan tangan terkepal, wajahnya merah padam karena kemarahan.

"Apa-apaan kamu ini, Sumitra! Apa maksudmu dengan mengatakan bahwa anak gembel itu adalah putri kandungmu?" teriak Wulan, suaranya bergetar karena kemarahan. Marah, sekaligus cemas.

Nyonya Sumitra menatap Wulan dengan tatapan yang tajam. "Ya, Ibu mertuaku tersayang. Dia adalah Reina putri kandung saya."

Reina hanya diam dengan tangan terlipat di depan dada. Untuk sementara dia hanya akan menonton.

Sementara itu Tuan Bambang Adiguna, menatap wajah Reina dengan pikiran berkecamuk. Ada rasa familiar yang tak bisa dia sangkal. Dadanya berdetak dengan kencang. Tak tahu apa yang terjadi, hingga matanya terasa panas, dan perlahan mulai berkabut.

Wulan Adiguna mendekat, menunjuk Reina dengan jari. "Anak itu bukan anakmu! Anakmu hanya Starla!”

Sumitra menangkap tangan Wulan dengan cengkeraman kuat, menghentikan gerakan tangan Wulan yang menunjuk ke arah Reina. Tatapan tajam Sumitra, yang penuh kekuatan dan intimidasi, membuat Wulan terkesiap. Ia tak pernah melihat tatapan seperti itu dari menantunya.

"Mama yang paling tahu apa yang terjadi, Mama yang paling tahu siapa Reina dan siapa starla. Jangan berpikir bahwa semua kebusukan Mama akan tetap terpendam selamanya.”

Wulan terdiam, ucapannya terhenti. Dadanya berdetak kencang, pernyataan Sumitra membuatnya terkejut dan was-was. Pertanyaan besar muncul dalam benaknya, apakah Sumitra telah mengetahui sesuatu tentang dirinya? Ketakutan tergambar jelas di wajahnya yang biasanya selalu tenang dan anggun.

Tuan Bambang Adiguna terbelalak, tak percaya dengan apa yang didengarnya. Mata lebarnya menunjukkan kebingungan dan ketidakpercayaan. Pernyataan Sumitra tentang "kebusukan" ibunya membuatnya bingung. Ia bertanya-tanya, adakah rahasia besar yang belum pernah ia ketahui tentang ibunya?

Starla tercengang, mulutnya terbuka lebar tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Ia masih mencoba untuk mencerna semua informasi yang baru saja masuk ke dalam telinganya. Mamanya yang tiba-tiba saja mengatakan bahwa Reina adalah putrinya. Juga wajah neneknya yang kini terlihat pias.

Ada apa, bukankah selama ini neneknya adalah nyonya besar yang paling berkuasa. Dan kenapa tiba-tiba saja sikap mamanya berubah? Bukankah selama ini mamanya selalu tunduk dan bersikap santun pada neneknya?

Tiba-tiba saja ketakutan menghantui dirinya. Bagaimana jika ternyata benar bahwa Putri Adiguna yang sebenarnya adalah Reina?

1
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
ya ampun kok bs begitu. kenapa gk ada yg berani melapor😱😱
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
tuh mulut kotor amat kayk comberan🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
baru buka langsung disuguhi pembulian🤭
FT. Zira
lahh.. udah abiss😳😳😳
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
semua org kenal tuan muda ibrahim? org kaya yg berkuasa kan y. tp mrka g ngenalik baim? kirain krn cupu bdn baim juga yg g gagah gt 🤭
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
dasar r tau diri, selama belasan taun km ngrasain hdp enak yg hrsnya itu d nikmati reina kok seh dengki. km yg hrse dr lahir smpe skrg nggembel
🌞MentariSenja🌞
duh, rei mimpimu terlalu jauh deh, bangun gih...
FT. Zira
vote buat mami ajalah,, daripada nganggur
FT. Zira
sadis🤧
🌞MentariSenja🌞
Shopia, ibu mertua maya, licik tp halus, klo Wulan lebih mirip kanjeng mami deh /Facepalm/
🌞MentariSenja🌞
sebelas duabelas sama kanjeng mami ini mah
FT. Zira
siap siap di tendang ya.. aku siap mawakilkan/Grin/
Yohannes Nasip
lanjut,gantung ceritanya/Frown/
🌞MentariSenja🌞
ya siap saiap aja lo ditendang
🌞MentariSenja🌞
bunda Reina? siapa?
🌞MentariSenja🌞: lha iyo
🌞MentariSenja🌞: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 4 replies
🌞MentariSenja🌞
iyalah, kan hamil cuma 9 bulan, klo merawat anak dari bayi, sampai dia usia sekarang, banyak yg sudah bu marni korbankan di tengah ekonomi dia juga sulit, belum lagi klo anak lg sakit, begadang tiap malam, klo sm dirimu yakit benar² merawat, paling baby sister yg ngasuh.
🌞MentariSenja🌞
aamiin 🤲
🌞MentariSenja🌞
hadis??? hadis siapa ini/Grin/
🌞MentariSenja🌞
klo judulnya pembalasan putri yg ditukar keknya seru /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🌞MentariSenja🌞
apa pu???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!