Seorang pemuda yang hidup di kota tua dengan ibunya.Sejak kecil ia sudah di tinggal oleh Ayahnya yang pergi dengan wanita lain.Bekerja hanya sebagai kuli bangunan dan hanya mendapatkan upah cukup untuk makan.Di tinggal pacarnya dan di fitnah menggoda istri orang hingga ia di gebukin massa.sampai pada akhirnya ia bertemu dengan makhluk misterius dan membantunya bangkit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almah Suseno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu musuh
Pak Romly dan rombongannya akhirnya berhenti di lorong depan patung batu,mereka tidak berani ambil resiko untuk melewati patung patung batu itu secara sembrono.
Bagimana selanjutnya ki?tanya Dadang sambil mendekat kearah pak romly.
Hmmmm...kita terpaksa menunggu di sini dulu,sambil bagaimana caranya kita bisa melewatinya.
Pak romly kemudian mengumpulkan murid muridnya untuk beristirahat sejenak sambil mencari ide untuk melewati lorong tersebut.
Haisssss...lorong ini memang di buat khusus untuk memblokir orang orang yang tidak berkepentingan untuk memasukinya tetapi pasti ada alat tertentu di sini bisa melewatinya.
"Ayo sekarang kalian cari di sekitar sini,siapa tahu ada alat tersembunyi untuk menonaktifkan patung patung batu tersebut!"ucap pak romly sambil mendekati patung paling depan.
Keenam murid pak romly kemudian menyebar memeriksa dinding lorong,dan lantainya tanpa terlewatkan sedikitpun..
Tokkk...tokkkk...tokkkk !"
Ki,sepertinya saya menemukan sesuatu di sini!"lilis sedang mengetuk ngetuk lantai yang bunyinya lain daripada yang lainya.Seperti ada ruang kosong di bawahnya.
Pak romli kemudian mendatangi tempat di mana lilis menemukan anomali pada lantai tersebut.
Lantai lorong itu di buat berkotak kotak seperti ubin dangan ukuran yang hampir sama yaitu 60 cm x 60 cm.
Srekkk...srekkkk...srekkkkk
Dengan menggunakan pisau,pak romly membersihkan nat pada lantai tersebut kemudian mencongkel nya dengan ujung pisau dan mengangkatnya sedikit.
Dengan mengerahkan sedikit tenaga,pak romly kemudian mengangkat lempengan batu dan menyingkirkannya ke samping.
Di bawah lantai itu terdapat gerigi roda yang di setiap putaran menunjukan angka satu sampai seratus.
Dadang coba kamu hitung berapa patung batu yang ada di lorong itu!"perintah pak Romly.
Dadang kemudian berlari mendekati patung batung itu menghitung!"satu..dua..tiga......empat puluh.....lima puluh.Setelah menghitung,dadang kembali ke tempat semula.
Ada seratus patung ki,50 patung di baris kanan dan 50 patung lagi di baris kiri..
Mmmm...bagus,berarti angka angka ini dimaksudkan untuk menjadi indikator pergerakan untuk patung patung itu!"Gumam pak romli sambil tersenyum,karena ia sudah bisa memperkirakan metode yang digunakan untuk menonaktifkan sementara.
Pak romli kemudian menyuruh salah satu muridnya untuk menguji waktu yang di butuhkan untuk melewati tempat itu.Ia kemudian memutar satu putaran ke angka satu.Muridnya kemudian menyodorkan besi untuk membuat tenda ke tengah tengah antara patung nomer satu dan nomer dua.
"Dalam hitungan 10 detik patung kedua baru merespon,kemudian ia memutar ke angka nomer dua,dalam hitungan dua puluh detik patung nomer tiga baru merespon,begitulah seterusnya setiap sepuluh detik waktu jeda antara patung patung itu.
"Berarti kita punya waktu 100 detik untuk melewati barisan itu dan saya perkirakan jarak patung pertama dan kedua sekitar 1 meter,jadi jarak keseluruhan sekitar 50 meter.
Sekarang kalian buang barang barang yang tidak perlu di tas kalian,bawa yang penting penting saja!"kita punya waktu 100 detik untuk melewati!"kata pak romly sambil melihat kearah murid muridnya.Bagi yang takut untuk melewati jalan ini,silahkan tetap tinggal,untuk lilis dan tari kalian mengambil tempat pertama dan kedua,selanjutnya dadang dan yang lainya.Saya mengambil tempat terakhir.
Kalian bersiap!"kerahkan semua kemampuan lari kalian,setelah saya beri kode,kalian harus lari tanpa ragu ragu.
Siap ki!" jawab mereka serempak..
"Baiklah,sekarang saya akan memutar roda batu ini.
Dengan wajah sedikit tegang,murid murid pak romli bersiap siap di depan patung patung batu itu.Pak romly kemudian memutar roda gigi itu ke angka seratus dan menahannya sebentar untuk mengambil nafas.
"Lari !! Terdengar teriakan pak romly pada murid muridnya untuk berlari.Tanpa ragu ragu,keenam muridnya langsung berlari melewati patung patung itu.Pak romly meremas sedikit roda gerigi itu dengan tenaga dalam sebelum ia berlari.Roda gerigi itu langsung hancur.
Ia langsung lari tanpa ragu ragu,sekarang ia hanya punya waktu jeda kurang lebih empat detik"ia sempat berpikir untuk menghancurkan alat itu untuk berjaga jaga jika ada orang lain di belakangnya tidak akan mudah untuk melewati tempat ini.
Hanya dua detik saja ketika Pak romly berlari,boneka nomer satu langsung menghantamkan pedangnya,kemudian boneka nomer dua,boneka nomer tiga dan seterusnya.
Pada akhirnya pak romly berhasil melewati patung batu yang ke seratus,tapi naas buatnya,tas si punggungnya terkena sabetan pedang di patung nomer 40 dan tidak bisa di selamatkan..
Haisssss !"...sedikit lagi,untung hanya tas nya yang terkena pedang,coba kalau dia telat satu detik saja,ia pasti sudah jadi mayat.
Pak romly melirik ke arah belakang,ia melihat patung batu itu masih aktiv,formasi penyerangnya terlihat seperti ombak yang beraturan.
"Murid muridnya juga ikut berhenti dan terheran heran,kenapa patung patung itu tidak berhenti menyerang?"
Kalian jangan heran,sebelum saya lari,alat alat itu sudah saya hancurkan!"untuk berjaga jaga,siapa tahu di belakang kita ada yang datang lagi!"ucap pak romly sambil tersenyum.
"Ayo sekarang kita lanjutkan perjalanan!"
Pak romly dan muridnya kemudian melanjutkan perjalanan.
~®~
Sementara itu danu terus berjalan menuju Ruang terkunci yang ada di dalam terowongan sebelah kiri,sampai pada akhirnya ia sampai di tempat yang di tunjukan oleh ingatan dukun sarkali.Tidak ada hambatan yang berarti ketika danu melewati lorong tersebut,karena ternyata dukun sarkali sudah menjinakkan semua alat alat rahasia tersebut.
Ia berdiri di depan pintu batu selebar dua puluh meter dan tinggi limapuluh meter,dalam pintu batu itu di ukir dengan gambar gambar mural yang aneh.Gambar seorang perempuan cantik yang sedang duduk di singgasana,ia tampak anggun tetapi yang membuat aneh adalah matanya ada tiga,satu di antara dua alisnya dengan posisi vertikal.
Ia menggunakan kalung dan pada liontinnya ada tulisan "Anunaki".
Danu kemudian melihat satu persatu gambar ukiran itu tetapi ia semakin bingung dengan gambar gambar ukiran yang tidak bisa ia pahami.
"Apa mungkin tempat ini adalah makamnya?"tapi siapa dia?"dimas mengernyitkan dahinya ketika di mengingat ingat,tidak ada penguasa atau ratu di negara ini pada zaman dahulu yang bernama Anunaki.
Danu kemudian melihat ada tiga lubang kecil di pinggir pintu yang mirip lubang kunci,ia kemudian mengambil kunci yang ada di sampul kitab dan memasukkannya ke dalam salah satu lubang kemudian memutarnya.
Krekkkkk...hanya ada bunyi itu dan sedikit getaran pada pintu batu itu tetapi tidak ada pergerakan sama sekali apalagi terbuka.
Danu mengambil lagi kunci batu itu tatapi ia tidak mengira,kunci batu itu seperti sudah menyatu dengan pintu dan tidak bisa di ambil lagi?"kenapa bisa begitu,apa untuk membukanya dibutuhkan tiga kunci sekaligus?"pikir danu.
"Nak !"saya melihat kamu memegang kitab seperti milik kakak angkat ku?"Apa yang kamu lakukan padanya!"tiba tiba terdengar suara serak seorang laki laki yang datang dari arah di depannya.
Tampak seorang pria paruh baya berjalan menuju kearahnya dan di ikuti oleh empat orang pemuda dan dua orang pemudi.Wajah mereka tampak kelelahan seperti telah melakukan perjalanan yang sangat jauh.
"Berikan kitab itu padaku!"dan aku tidak akan mengungkit masalahmu dengan kakak angkatku!"ada ancaman yang terkandung dalam suara itu.