Dendam Pria Yang Tersakiti

Dendam Pria Yang Tersakiti

Pria Malang

  Di sebuah kota tua di pinggiran laut seorang pemuda kumal dengan pakaian kerja penuh robekan,muka kotor dan dahi di penuhi keringat.Rasa lelah terlihat di matanya setelah seharian bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah tanggul penahan rob air laut.

   Langkahnya yang gontai sesekali di selingi oleh kakinya yang menendang kaleng bekas minuman terdengar ber kerontangan menemani langkahnya.

   Seperti biasa Danu pergi dulu ke warung makan langganan nya di pinggir laut,tempatnya teduh,di bawahnya pohon Angin buto menambah keteduhan untuk sekedar ber istirahat sebentar sambil menikmati semilirnya angin laut.

   Warung makan ini hanya sebuah bilik kayu sederhana menggunakan atap seng dan dinding triplek tetapi cukup bersih dan nyaman.

     Sebuah lampu bohlam kuning menyala di pojok warung menambah suasana sore semakin temaram.

   Deretan kursi dari papan empat lajur,masing masing di tengahnya ada sebuah meja.Alas meja itu menggunakan plastik tebal sehingga terlihat rapi,kursi di cat warna biru laut walaupun sedikit kusam karena dimakan usia tetapi masih terawat dengan baik.

   Setelah sampai,danu menghampiri warung dengan langkah berat dan perut keroncongan menahan lapar.Penampilanya yang lusuh khas seorang pekerja kasar terlihat mencolok dengan pengunjung lain.Ia menyadari keadaanya betapa kontrasnya di banding pengunjung lain yang tampak rapi,tubuh segar dan tercium aroma wangi pada pakaian mereka.

   Rambut panjang sebahunya yang acak acakan menambah kesemrawutan penampilanya.Walaupun wajahnya ada guratan ketampanan yang tersembunyi tapi tidak terlihat karena tertutup oleh penampilan kumuhnya

    Danu kemudian memesan segelas kopi hitam kental sedikit gula dan duduk di ujung paling jauh dengan pengunjung lain,ia menyadari penampilannya sehingga ia sedikit menghindar.

  Banyak pengunjung menatap danu dengan tatapan meremehkan dan jijik,terutama tatapan para perempuan yang terlihat modis dengan pakaian minim,biarpun mereka hanya bekerja sebagai seles rokok tapi jika dibandingkan dengan penampilan Danu mereka menganggap tidak sederajat.

    Melihat tatapan mereka Danu hanya bisa bersabar dan menahan gejolak hatinya,bagaimanapun juga kenyataanya seperti itu.Hanya seorang kuli bangunan,tidak ada yang bisa di banggakan.

   Sambil menyeruput kopinya,ia termenung dengan kehidupan yang sedang ia jalani,pahit manis perjalanan hidupnya ia lalui dengan pantang menyerah walaupun terasa sangat berat.Ia berjanji pada dirinya sendiri harus terus melangkah menahan rasa sakit dan kelelahan yang kian menghimpit.

   Di tengah lamunannya,ia menyadari betapa kerasnya hidup ini,biarpun ia tinggal di kota tua kecil,kehidupan tetap butuh uang untuk menopangnya,siapa yang memiliki banyak uang,dialah yang berkuasa.

    Setelah menghabiskan segelas kopi,Danu menghampiri wanita paruh baya pemilik warung untuk memesan makanan.

   Ia memesan dua bungkus makanan dengan lauk sederhana,sayur kacang dan telor dadar.Satu untuk dirinya dan satu untuk ibunya yang sudah sakit sakitan.

   Sambil menunggu pesanan yang sedang di bungkus,Danu berdiri di depan meja dan sesekali melirik ke arah pengunjung lain.ketika ia melirik ke luar.Tanpa ia duga sudut matanya melihat orang yang dikenalnya melangkah masuk dari pintu warung makan dan mendekat menuju arahnya.

    "Intan!"mantan kekasihnya yang sekarang sudah menjadi istri orang.

   Dengan rambut panjang berwarna merah anggur,kulit mulus putih,dengan kaki panjang di topang oleh pinggul besar menonjol menambah keanggunannya.Walaupun ia sudah bersuami tetapi karena ia pintar merawat tubuhnya ia masih terlihat seperti seorang gadis.

    Danu melihat ada tatapan rasa jijik terlihat di mata intan ketika ia melihat danu,dengan langkah cepat dan sedikit mengangkat dagunya intan mendatangi pemilik warung.

   Melihat roman muka intan yang kelihatan tidak menyukainya,ia terpaksa membulatkan tekadnya untuk bertegur sapa.Biarpun mereka sudah putus tetapi mereka dulunya pernah dekat.Akhirnya Danu membulatkan tekadnya menegur intan.

   "Intan?"tidak biasanya datang kesini,apa sedang tidak masak di rumah?"tanya danu dengan sedikit bergetar.

   Intan hanya sedikit melirik kearah Danu"Apa perduli mu,urus urusanmu sendiri saja"jawab intan dengan ketus.

   Setelah mengatakan itu,Intan langsung mendatangi Bu warni pemilik warung.

   Bu warni !" ini kasbon belanja an ibu selama sebulan di Toko saya,kalau bisa hari ini di lunasin atau paling lambat besok.

  "Eh..Bu intan!kenapa repot repot datang sendiri ke sini,biasanya pak parmin tukang antar belanjaan yang nagih kesini?tanya bu warni sopan.

    Kebetulan pak parmin izin libur,istrinya sedang sakit,jadi saya yang harus menagih sendiri"Jawab intan.

   Tunggu sebentar ya bu intan,saya ambil uangnya dulu,sudah saya siapkan dari kemarin.Bu warni kemudian masuk ke dalam kamarnya.

  Sambil menunggu uang tagihan intan iseng iseng melirik kearah danu,.

   "Huhhh!"masih tetap seperti dulu,tidak ada perubahan.untung saya tidak menikah dengannya?'gumam intan dalam hati

   "Masih kerja jadi kuli bangunan?"tanya intan sambil mengerutkan dahinya..

  "Iya nih,mau bagaimana lagi,lulusan cuma SMA jadi yah sekerja kerjanya dulu,yang penting halal.

   Yah..kamu yang sabar saja,mungkin itu sudah nasibmu harus hidup susah"jawab intan dengan nada meremehkan.

    Terimakasih !"mungkin ini sudah jalan hidup saya"sambung dimas dengan hati mantap tanpa keluhan.Walaupun ada sedikit kepahitan di dalam hatinya ketika mengingat hubungannya dengan intan di masa lalu.

   Danu melirik kearah intan dengan rasa ingin tahu?"Bagaimana dengan kehidupan barumu saat ini?tanya danu.

   Yang jelas,aku merasa bahagia.semua yang aku inginkan kebeli,dari mobil,rumah mewah,skin care,tas mahal,baju bermerek dan aku tidak perlu bekerja dan menderita.Tapi aku melihat kamu dari dulu seperti itu itu saja,jadi kuli dan hidupnya susah"untung saya tidak jadi sama kamu"kata intan sambil mencibir.

   Mendengar cibiran mantan pacarnya,Danu hanya bisa diam seribu bahasa.Walaupun hatinya perih,ia tetap memasang muka tenang dan menutupi kelemahannya.

   Hei...!"asal kamu tahu ya,,harta suamiku kalau dimakan tujuh turunan tidak bakalan habis,bahkan saya sampai bingung mau dibelanjakan apa duitnya?kata intan sambil menyombongkan diri dengan tatapan menghina.

   "Nyonya intan memang beruntung mempunyai suami kaya raya,"salah satu pengunjung menimpali.

   ''Betul sekali"Bisnis toko kelontong juragan Darmo sedang melejit,kabarnya sekarang ia membuka lagi cabang di kota sebelah"kata seorang sales perempuan menyahuti.

   Dari dalam kamar bu warni membawa segepok uang seratus ribuan dengan di ikat karet.

Bu intan,ini uangnya.Jumlah totalnya 15 juta,"kata bu warni sambil menyerahkan uang tersebut.

Terimakasih bu warni,kalau begitu saya permisi dulu,mau nagih ke lain tempat dulu.

Tanpa memperdulikan Danu,intan langsung berbalik pergi dan menuju mobilnya dan langsung melesat pergi.

Melihat itu,bu warni hanya bisa mengelus dada bersimpatik pada Danu.Bu warni sangat tahu hubungan mereka di masa lalu,bahkan mereka sering pacaran di warung ini sebelum putus.

Nak,,Danu ! Yang sabar ya?mungkin belum jodohnya"kata bu warni nelangsa

Terimakasih bu,,tidak apa apa,itu sudah jadi resiko saya"jawab Danu sambil membawa dua bungkus nasi dan keluar dari warung makan.

Terpopuler

Comments

ايلا

ايلا

baru mulai langsung tragis ya..ketemu mantan yang udah jadi orang kaya..

2025-03-25

9

Nur Yati

Nur Yati

Menarik...awalnya saja sudah bikin baper/Grin//Grin//Grin/

2025-04-01

0

Mia Mun

Mia Mun

mantap thor....langsunh sedih nih..

2025-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!