Gadis Manis Penakluk Hati Tuan Kejam.

Keesokan hatinya.

Farwa sudah siap untuk pergi ke stasiun, ia sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan kedua orang tuanya. Ini hal yang sangat di nanti setelah beberapa bulan Farwa menghilang dan menyembunyikan dirinya di sebuah kota kecil dan menyamarkan identitas nya, sejenak ia merasakan ketenangan jauh dari ancam Argani. Begitu juga dengan kedua orang tuanya bebas dan tidak mendapatkan ancam lagi dari laki-laki itu.

Dengan senyuman mengembang di bibir nya, Farwa melangkah kan kaki sambil mendorong koper nya. Ia berniat akan menginap untuk beberapa hari di rumah sang bibi agar bisa puas melepaskan rasa rindunya terhadap mereka.

Ia sudah berada di depan gedung yang di huni banyak anak yatim termasuk juga dirinya, ia akan di antar oleh seorang sopir yang bekerja di Yayasan ini.

"Mawar, kalau sudah sampai jangan lupa kabarin yah? " kata perempuan yang sudah tidak lagi muda, Aisyah ia seorang pemilik pantai asuhan di mana Farwa bekerja, dan mereka tahunnya Farwa adalah Mawar, Sebab perempuan itu tidak ingin ada yang mengetahui nama aslinya.

"Pasti aku langsung kasih kabar jika sudah sampai" jawab Farwa sambil tersenyum menatap perempuan yang berada di hadapan nya, Aisyah seseorang yang sangat baik dan menyelamatkan Farwa pada malam itu di saat Farwa sedang terluka parah. Dengan ikhlas Aisyah membawa Farwa ke tempat ini dan memberikan pengobatan hingga akhirnya Farwa sembuh.

"Hati-hati, pasti kami sangat rindu kamu" Aisyah berkata dengan raut wajah yang sangat sedih.

"Jangan sedih seperti itu, aku hanya pergi untuk beberapa saat dan pasti kembali untuk kalian"

Akhirnya Farwa juga, masuk ke dalam kendaraan yang sudah menunggu nya.

Kendaraan dengan perlahan menjauh dari area pekarangan tempat ini, di sisi lain Farwa merasakan kebahagiaan karena ia akan segera bertemu dengan kedua orang tua yang sangat ia rindukan. Di sisi lain ia juga merasakan kesedihan jauh dari orang yang membuat nya bertahan selama ini.

Waktu bergulir begitu cepat, kendaraan yang mengantarkan Farwa sudah sampai di tempat tujuan. Akan tetapi perempuan itu lebih memilih turun di pintu masuk, ia tidak ingin di antar sampai ke dalam.

Farwa sudah turun dari kendaraan tersebut, lalu ia menatap ke sekeliling.

"Ayah, Ibu, tunggu sebentar lagi aku akan datang" kata Farwa dalam batin, sambil tersenyum lalu melangkah kan kaki dengan perlahan.

Farwa sudah berada di dalam stasiun, ia sedang menunggu kereta yang akan berangkat di pagi ini. Ia berdiri sambil menatap kereta yang akan datang, tiba lah kereta itu. Semua penumpang keluar dari dalam hingga pada akhirnya ia akan melangkahkan kakinya untuk segera masuk ke dalam kendaraan tersebut.

Betapa terkejut nya Farwa saat menatap orang yang berdiri tegak di hadapan nya, tubuhnya gemetaran saat melihat tatapan mata orang tersebut dengan sangat tajam.

Argani sungguh tidak percaya dengan apa yang di lihatnya pada saat ini, apakah ini hanya sebuah halusinasi atau memang benar yang sekarang berada di hadapan nya sekarang adalah perempuan yang sangat ia cintai dan rindukan.

"F-farwa... " kata Argani dengan nada bicara terbata-bata.

Seketika Farwa langsung berlari untuk menghindari Argani, dan laki-laki itu pun masih bengong sambil menatap kepergian Farwa ia belum menyadari bahwa Farwa telah pergi.

Setelah beberapa saat ia baru sadar ketika perempuan itu sudah tak terlihat lagi, ia langsung berlari mengejar Farwa hingga sampai di luar stasiun.

Ia melihat ke sekeliling untuk mencari keberadaan Farwa, lalu ia melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam angkutan umum seperti nya itu Farwa.

Ia mencari kendaraan yang bisa ia tumpangi akan tetapi tidak menemukan nya, hingga pada akhirnya ia melihat seorang pemuda yang sedang mengendarai sepeda motor lalu ia menghentikan nya, dan meminta untuk mengejar kendaraan itu. Akan tetapi pemuda itu menolak, bukan Argani kalau tanpa kekerasan. Ia langsung menodongkan senjata api di atas kepala orang tersebut, dengan rasa takut dan tubuh gemetaran orang itu langsung menyerahkan sepeda motor nya.

Argani langsung melajukan kendaraan nya dengan kecepatan tinggi agar bisa mengejar kendaraan yang di tumpangi Farwa.

Kendaraan yang membawa Farwa sudah sampai di panti tempat ia tinggal, ia langsung turun dari kendaraan itu, Dan langsung masuk ke dalam lalu ia menuju kamarnya dan mengurung diri dengan pintu di kunci dari dalam. Aisyah yang melihat itu sangat kaget, mengapa Mawar kembali lagi akan tetapi perempuan itu tidak membawa apapun.

Setelah beberapa saat ia masih bingung dengan keadaan, datang lah seorang lelaki langsung menerobos masuk dan menanyakan di mana Farwa dengan menunjukkan photo yang ia bawa.

Aisyah tidak menjawab ia hanya diam, akan tetapi Argani langsung mengeluarkan senjata apinya lalu di todongkan ke kepala Aisyah.

"Katakan, di mana dia sekarang? " tanya Argani dengan posisi senjata api di pelipis Aisyah.

Perempuan itu gemetaran, ia sangat takut bahkan hampir saja ia pingsan. Rasanya kakinya sudah tidak mampu menopang bobot tubuh nya, karena terkejut dengan apa yang terjadi pada saat ini.

Dengan rasa takut yang di miliki Aisyah lngsung menunjukkan kamar yang di tempati oleh Farwa, setelah sampai di depan pintu Argani langsung menggedor nya. Akan tetapi tidak ada sedikit pun respon dari dalam.

Farwa gemetaran, ia memeluk kakinya di pojok kamar sambil menangis. Ia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Argani.

"Farwa... buka pintunya, atau aku dobrak! "

Akan tetapi tidak ada respon sedikit pun, Argani berusaha untuk masuk ke dalam kamar dengan cara baik-baik.

Tapi Farwa tidak sedikit pun menerima niat baiknya, hingga akhirnya ia membuka paksa pintu kamar hingga terbuka.

Terlihat dengan jelas Farwa gemetaran ketakutan, Argani langsung mendekat ke arah Farwa.

"Owhh jadi selama ini kamu dan keluarga mu sudah membohongi ku, apakah kamu tahu bagaimana hancurnya aku saat mengetahui bahwa kamu tidak akan pernah kembali. Seluruh jiwa ku seolah pergi ikut bersama mu, tapi kenyataan nya kamu telah membohongi ku. Apa kamu tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan, kamu ngerti kan! bahwa aku sangat mencintaimu" kata Argani dengan nada bicara penuh amarah, ia merasa di bohongi dengan keadaan yang menyatakan bahwa Farwa sudah meninggal dalam kecelakaan tersebut.

"Aku hanya tahu satu hal, bahwa aku sangat takut terhadap dirimu. Tolong lepaskan aku, biarkan aku hidup dengan tenaga" kata Farwa dengan penuh permohonan.

"Aku sangat mencintaimu, dan tidak akan pernah melepaskan mu untuk yang kedua kalinya. Aku pernah kehilangan mu, tidak akan pernah terulang lagi akan hal itu" kata Argani sambil menarik paksa Farwa untuk keluar dari tempat tersebut.

Aisyah yang melihat itu semua tidak bisa berkata apapun, sebab ia juga tidak mengerti dengan apa yang di saksikan nya pada saat ini.