Apa yang ada dipikiranmu saat mendengar kata ALIEN?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGA - Reaksi
Naku kembali ke Lab untuk memperbaiki sistem Veronica yang telah dirusak, dia tidak peduli dengan pekerjaannya lagi yang terpenting sekarang dia bisa menemukan pacarnya. Dan Naku sudah curiga jika Profesor Langdon terlibat.
“Aku sedikit mengenal Langdon, dia dari dulu memang begitu terobsesi dengan manusia super!“ ucap Profesor Maxton yang telah mendengar semuanya dari Naku.
Mendengar itu, Naku semakin gusar. Dia terus memperbaiki Veronica dan memprogramnya ulang.
Sementara di Colorado, Blue mulai membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berat dan dia mendengar banyak bisikan yang membuatnya kebingungan.
Blue mengamati dimana dia sekarang, dia berada di ruangan berbentuk kotak kaca dengan tangan dan kakinya yang di rantai.
“Ayang__“ panggil Blue yang ketakutan.
Dan tak lama suara-suara bisikan itu semakin mengganggunya. Blue pernah merasakan hal seperti ini saat dulu bisa membaca pikiran orang tapi suara-suara yang dia dengar kali ini berbeda.
Terlalu banyak suara bahkan tangisan dan jeritan yang dia rasakan. Hal itu membuatnya tidak nyaman dan membuat kepalanya terasa penuh.
“Argh__“ pekik Blue kesakitan.
Tapi dia tidak bisa bergerak karena tangan dan kakinya yang di rantai. Blue diperlakukan layaknya binatang uji coba.
Profesor Langdon yang mengamati reaksi Blue tersenyum puas, dia akan membiarkan Blue beradaptasi dengan kemampuan barunya.
“Biarkan dia berusaha mengontrol kemampuannya!“ ucapnya pada Max.
“Jadi bisa membaca pikiran semua orang?“ tanya Max memastikan.
“Lebih dari itu, bahkan dia bisa memanipulasinya! Dia akan menjadi manusia super pertama yang aku ciptakan!“
*****
“Tolong__“
“Jangan sakiti kami!“
“Tidak__ tolong!“
Blue terus mendengar suara-suara jeritan dikepalanya. Jeritan kesakitan sampai dia juga ikut merasakan apa yang mereka rasakan.
“Aku tidak menyukai ini, Ayang__“ rintih Blue yang terus mengingat Naku.
“Ayang, sakit__“
Blue terus meronta dan berusaha menarik rantai yang membelenggunya. Tapi tenaganya sangat lemah pasca obat bius dan serum yang dimasukkan dalam tubuhnya.
Sementara Naku yang sudah berhasil memperbaiki Veronica segera pergi ke Colorado. Saat berada di pesawat Naku tidak merasa tenang sekalipun apalagi setelah membaca semua data mengenai Profesor Langdon dan obsesi gilanya.
“Ay, tunggu aku!“ batin Naku.
Naku nekat pergi sendirian karena semuanya terkesan mendadak. Setelah ini, dia tidak akan membiarkan Blue lepas dari pengawasannya.
Setelah sampai di Colorado, Naku langsung menuju dimana Lab Profesor Langdon berada. Naku mengamati semuanya dengan hati-hati karena dia sendirian sekarang.
Veronica mulai meretas semua kamera cctv yang ada di Lab. Mata Naku langsung membola melihat Blue diikat dengan rantai seperti binatang disana.
“Ay__“ pekik Naku merasa emosi.
Berbekal beberapa senjata yang berhasil dia selundupkan di bandara, Naku langsung menerobos Lab begitu saja.
“Dor! Dor!“
Naku menembaki pintu berkata sandi supaya terbuka. Dia tidak peduli ketahuan yang terpenting dia ingin cepat membawa Blue pergi.
Karena Lab itu adalah Lab pribadi, tentu saja tidak terlalu banyak penghuni. Jadi, Naku bisa menerobos dengan mudah.
Sebenarnya Profesor Langdon dan Max sudah menyadari kedatangan Naku tapi mereka masih bersembunyi karena mereka ingin tahu bagaimana reaksi Blue saat melihat Naku datang.
Blue merasakan kehadiran Naku, dia berdiri di tempat kaca dimana dia ditawan.
“Ayang__ Ayang__ “ panggil Blue dengan derai airmata.
Naku yang berhasil masuk dan melihat keadaan Blue begitu merasa emosi luar biasa. Dia mendekati pacarnya itu dan berusaha membuat Blue tenang.
“Aku disini, Ay! Jangan takut!“ ucapnya.
