Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Kerumah Ki Jaka
Gerakan yang di lakukan Si Rawing sangat aneh, tidak seperti gerakan ilmu silat seperti biasanya.
Sebelum hilang rasa terkejut mereka, Si Rawing melakukan gerakan menampar bagian dada, salah satu dari mereka, dan membuatnya terjatuh.
"wus, plak."
"aduh. Sialan."
Tinggal tersisa satu orang, sebelum orang yang tersisa itu menggerakkan goloknya, tubuh Si Rawing sudah menghilang lalu berdiri tepat di belakangnya.
"krek."
Si Rawing kembali menyerang dan mematahkan tangan kanannya yang sedang memegang golok.
Mereka berempat tidak berani lagi melakukan serangan, keberanian dan semangat bertarung mereka hilang. Mereka jadi sadar, kalau mereka bukan tandingan dari pemuda yang ada di hadapan mereka saat ini, pemuda ini memiliki ilmu silat yang sangat tinggi dan sangat kuat.
Si Rawing berdiri tegak di hadapan mereka berempat lalu berkata, "hehehe, sekarang kalian pulang, beritahu pemimpin kalian kalau Si Rawing akan melakukan tindakan kepada antek-anteknya kelompok Macan Liar yang di pimpin oleh Si Bewok." setelah mengatakan itu Si Rawing lalu pergi meninggalkan mereka berempat.
Melihat kepergian Si Rawing, keempat murid Banteng kenanga pergi meninggalkan halaman rumah Ki Odang dengan langkah gontai.
Sedangkan Ki Odang dan sekeluarga hati mereka merasa lega saat melihat Si Rawing mampu melawan keempat murid Banteng kenanga.
Saat Si Rawing melawan keempat murid Banteng kenanga, tetangga Ki Odang juga melihat kejadian, hal itu menjadikan pembicaraan mereka.
Pemuda yang tinggal di rumah Ki Odang ternyata memiliki ilmu silat yang tinggi, buktinya keempat murid Banteng kenanga semuanya di taklukkan dengan sekejap oleh Si Rawing.
Ki Odang menatap ke arah Si Rawing yang sudah duduk sila di hadapannya, "Abah bangga terhadap kamu jang Rawing, yang bisa melawan keempat jagoan, tapi dengan semua kejadian ini, Ki Jaka yang menjadi pemimpin perguruan Banteng kenanga pasti akan datang untuk menuntut balas."
"hehehe, kalau seperti itu kebetulan bah, sebab Awing mau menemui Ki Jaka. Sekalian juga mau memberikan peringatan terhadap Si Bewok, agar siap-siap saat Awing datang untuk menuntut balas."
"kalau menurut Ambu, jang Rawing jangan pergi ke sana, sebab Ki Jaka itu bisa terbilang orang yang memiliki ilmu silat yang tinggi bahkan dia juga punya ilmu kebal, Ambu tidak mau melihat jang Rawing celaka." istrinya Ki Odang ikut berbicara.
"Betul yang di katakan oleh Ambu. Orang seperti Ki jalak bukan orang sembarangan, bukannya Abah tidak percaya terhadap kemampuan silat yang di miliki jang Rawing."
"hehe, Abah sama Ambu tidak perlu khawatir, Awing pasti bisa melawan mereka, jadi sekarang Abah beri tahu Awing dimana tempat tinggal Ki Jaka, sebab semua antek-anteknya kelompok Macan Liar itu adalah musuhnya Awing."
Si Rawing sepertinya sudah tidak bisa di halangi lagi untuk melakukan tujuannya. akhirnya Ki Odang memberi tahukan tempat tinggalnya Ki Jaka.
*******
Setelah magrib Ki Odang dan istrinya pergi kerumah salah satu penduduk kampung yang sedang mengadakan acara syukuran, yang ada di rumah, hanya Si Rawing dan Narsiyah.
"akang perhatikan dari tadi, Narsiyah diam saja, seperti lagi ada yang di pikirkan." tanya Si Rawing, sebab dia merasa aneh tidak seperti biasanya Narsiyah melamun.
"lagi mikirin akang."
"mikirin akang.?"
"iya kang, nyai harap, akang membatalkan rencana akang untuk pergi ke rumah Ki Jaka, nyai khawatir kang."
"kenapa khawatir.? Nyai suka ya sama akang.?"
Narsiyah membuang mukanya, dia malu saat mendengar perkataan Si Rawing.
"ehhh, kalau nama kang Rawing yang sebenarnya itu siapa kang.? Menurut nyai nama Rawing itu hanya nama julukan"
"hehehe, nama akang yang sebenarnya itu Darman, tapi sekarang akang lebih suka di panggil Si Rawing, sebab sesuai dengan kenyataan."
"jadi kang Darman, kalau begitu kang Darman malam ini jangan pergi kemana-mana."
"tidak bisa nyai, akang tetap harus pergi ke tempat Ki Jaka, dari pada mereka yang datang, lebih baik akang yang duluan pergi kesana."
Setelah berpamitan Si Rawing pergi meninggalkan rumahnya Ki Odang.
Narsiyah hanya bisa melihat punggung Si Rawing perlahan menghilang ditelan gelapnya malam.
Saat Ki Odang dan istrinya pulang, mereka terkejut mendengar cerita kalau Si Rawing sudah pergi ketempatnya Ki Jaka, mereka hanya bisa mendoakan untuk keselamatan Si Rawing saat menghadapi Ki Jaka.
*******
Di salah satu rumah ada dua orang yang sedang mengobrol.
Salah satu orang itu tangannya di balut kain, orang itu adalah Ragil, dia adalah pemimpin murid Banteng kenanga yang meminta upeti ke kampungnya Ki Odang dan dia juga orang yang memegang tangannya Narsiyah.
Di depannya duduk seorang laki-laki tua yang memiliki tubuh kurus tapi masih terlihat bertenaga, dia adalah Ki Jaka pemimpin perguruan Banteng kenanga.
Ki Jaka menatap tajam kearah Ragil, "aku benar-benar tidak mengerti, kalian berempat tidak bisa melawan satu orang pemuda, dan kalian juga mengalami luka yang parah, siapa sebenarnya Si Rawing itu.? Coba jelaskan, apa keistimewaan yang di miliki si rawing"
"Itu ki, Si Rawing memiliki ilmu silat yang aneh, gerakannya berbeda dengan gerakan silat yang lain, jadi meskipun dia masih muda tapi dia memang memiliki ilmu silat yang hebat Ki."
"Bukan ilmu silat Si Rawing yang hebat, tapi Kalian berempat saja yang lemah, masa empat orang melawan satu orang kalah? Terus apalagi.?."
"Terus, keadaan kedua tangan Si Rawing hitam seperti terbakar Ki, aku baru pertama kali melihat tangan manusia seperti itu, Si Rawing memang hebat Ki."
"hebat, hebat, hebat, dia itu musuh, malah kamu puji."
Ki jalak terdiam, sambil memegangi jenggotnya, "Si Rawing, sepasang tangannya hitam seperti terbakar, aku jadi ingat kepada Ki Debleng, yang menguasai ilmu silat Ulin Karuhunan, dia juga memiliki ciri seperti Si Rawing, apa jangan-jangan Si Rawing itu muridnya Ki Debleng, tapi kata orang Ki Debleng sudah tidak ada di dunia ini alias sudah mati. Jadi siapa sebenarnya Si Rawing itu.? Tapi kalau memang benar Si Rawing menguasai ilmu silat Ulin Karuhunan, jelas dia bukan lawan yang enteng." batin Ki Jaka.
Melihat gurunya melamun seperti sedang berpikir, si Ragil kembali berbicara, "Pokoknya aki harus membalas dendam untuk kami berempat Ki, dia juga pernah bilang kalau dia akan melakukan tindakan kepada setiap manusia yang menjadi antek-anteknya kelompok Macan Liar yang di pimpin oleh Si Bewok, jadi aki harus memberi dia pelajaran Ki, biar dia tahu kalau dia telah menyinggung orang yang salah Ki."
"iya, hal itu juga yang membuat aku penasaran Ragil."
"Jadi besok kita harus pergi kerumahnya si Odang, Si Rawing jangan di biarkan hidup Ki."
"memang betul, manusia seperti Si Rawing harus di basmi."