NovelToon NovelToon
Menikahi Pria Cacat

Menikahi Pria Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pengantin Pengganti
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aure Vale

Bianca Aurelia, gadis semester akhir yang masih pusing-pusingnya mengerjakan skripsi, terpaksa menjadi pengantin pengganti dari kakak sepupunya yang malah kecelakaan dan berakhir koma di hari pernikahannya. Awalnya Bianca menolak keras untuk menjadi pengantin pengganti, tapi begitu paman dan bibinya menunjukkan foto dari calon pengantin prianya, Bianca langsung menyetujui untuk menikah dengan pria yang harusnya menjadi suami dari kakak sepupunya.

Tapi begitu ia melihat langsung calon suaminya, ia terkejut bukan main, ternyata calon suaminya itu buta, terlihat dari dia berjalan dengan bantuan dua pria berpakaian kantor. Bianca mematung, ia jadi bimbang dengan pernikahan yang ia setujui itu, ia ingin membatalkan semuanya, tidak ada yang menginginkan pasangan buta dihidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aure Vale, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keributan di ruangan VVIP

Bianca menatap nanar ruang operasi yang masih tertutup, Bianca yakin jika Kaivan sudah tidak ada lagi di dalamnya, karena mama dan papanya mengatakan jika dia tak sadarkan diri seharian penuh dan kini waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam, lorong-lorong rumah sakit sepi hanya tersisa beberapa orang yang memang pasiennya menginap di rumah sakit.

Bianca berbalik dan menghampiri meja resepsionis, hendak menanyakan di mana sekarang Kaivan berada.

"Permisi, " sapa Bianca membuat wanita yang bersanggul itu mendongak dan tersenyum menatap Bianca.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu ramah.

"Aku ingin mengetahui pasien bernama Kaivan Gentala Yasser, apakah dia sudah dipindahkan dari ruang operasi?" tanya Bianca mencoba biasa saja, padahal sungguh ia sangat takut sekaligus khawatir tentang dimana Kaivan berada.

"Baik, saya periksa dulu ya, Mbak," balas resmi itu masih dengan wajah ramahnya.

Bianca mengangguk, lalu jari-jari resepsionis itu mulai menari-nari di atas keyboard, tidak lama kemudian ia kembali mendongak dan menatap Bianca.

"Pasien atas nama Kaivan Gentala Yasser sudah dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP di lantai dua, dengan nomor 29 kamar Melati," beritahu resepsionis itu.

"Baik, terima kasih,"

Setelah ia tahu dimana keberadaan Kaivan, Bianca langsung berlari mencari lift, dan ia menemukannya di ujung lorong, kebetulan lift itu sedang kosong, cepat-cepat Bianca masuk dan menekan tombol dengan tulisan nomor dua, pintu lift pun tertutup dan mulai bergerak naik ke atas.

Begitu lift terbuka, Bianca langsung berlari mencari kamar bertulisan 'Melati 2'.

"Syukur tidak sulit mencarinya," bisik Bianca berdiri di depan pintu dengan tulisan 'Melati 2' dengan nafas yang sedikit tidak beraturan karena berlari-lari dengan keadaan yang panik.

Bianca rasa ia tidak perlu mengetuk pintu dulu, karena itu ruangan tempat suaminya, dengan gerakkan pelan, Bianca memutar knop pintu karena takut menganggu Kaivan yang pasti sudah istirahat, karena ini sudah hampir tengah malam.

Batu saja Bianca membuka sedikit pintu berwarna putih itu, suhu dingin langsung menerpa dirinya, sepertinya ruangan Kaivan sangat nyaman, karena dinginnya AC saja sampai bisa terasa saat ia membuka pintu.

Bianca mengintip sebentar dari celah pintu yang ia buka, ingin melihat bagaimana keadaan di dalam ruangan, tapi matanya malah melihat Nancy yang sedang tidur di sofa berwarna merah yang ada di dalam ruangan itu, belum lagi Bianca melihat banyak sekali buah tangan di atas meja dekat jendela.

Bianca melangkah memasuki ruangan dengan sangat hati-hati, ia tidak ingin menimbulkan suara apapun yang membuat Kaivan terbangun dari tidurnya, Bianca hendak kembali menutup pintu, tapi ternyata ada seseorang yang juga ingin masuk ke dalam ruangan.

Bianca sedikit membuka lebar pintunya untuk melihat siapa yang ingin masuk, "Mama, papa? Ngapain kalian di sini?" tanya Bianca terkejut karena menemukan orang tuanya di balik pintu itu.

"Ikut mama pulang!" perintah Mina datar, belum lagi papanya yang menatap dirinya tajam.

"Enggak ma, pa, Bianca mau nemenin Kaivan di sini," tolak Bianca menggelengkan kepalanya kuat.

"Nurut Bianca, ini demi kebaikan kamu," kali ini papanya yang berbicara.

Bianca tetap menggelangkan kepalanya, ia benar-benar tidak akan ikut pulang orang tuanya, padahal tadi mereka sudah mengizinkan dirinya untuk pergi menemui Kaivan, tapi sekarang? Mereka bahkan sampai mengikuti Bianca untuk menyuruhnya ikut dengan mereka. Apa mereka tidak memahami bagaimana perasaan Bianca? Kenapa mereka begitu memaksa dirinya untuk pulang.

"Bianca, dulu kamu yang mengatakan kepada mama jika kamu tidak menyukai pernikahan kalian, kamu juga berniat untuk cerai darinya, lalu sekarang? Kenapa kamu cepat sekali berubah pikiran?" tanya Mina dengan suaranya yang tidak bisa dikatakan kecil di malam yang suasananya sangat sunyi itu.

"Kaivan sedang tidur, ma," beritahu Bianca, ia tidak menggubris pertanyaan dari mamanya.

"Kau sudah putus dengan Alden?" tanya papanya keluar dari dalam topik.

Bianca menghela napas lelah, bisakah mereka bertanya semuanya jika semuanya sudah berjalan normal, tidak di rumah sakit apalagi di dalam ruangan yang ada pasiennya, itu akan sangat mengganggu waktu istirahat pasien.

"Jawab Bianca!" bentak Mina, Mina yang memang sudah menahan kemarahan sejak tahu Bianca menikah tanpa izin darinya dan yang lebih parah lagi menikah dengan pria cacat yang tidak akan bisa mengurus istrinya, dulu Mina masih bisa menahannya karena putrinya yang ternyata di jebak oleh adik tirinya, dan juga Bianca yang mengatakan jika dirinya juga tidak menyukai pernikahan dengan pria cacat dan berniat untuk cerai, tapi sekarang? Lihatlah, bahkan Bianca terlihat sangat khawatir dengan keadaan Kaivan dan itu membuat emosi Mina langsung meledak saat itu juga.

"Ada apa ini?"

Nancy dengan wajah khas bangun tidurnya menghampiri keributan yang terjadi di pintu, ia menatap datar Bianca lalu kemudian menatap bigung dua orang yang berdiri di depan pintu masuk.

"Siapa kalian?" tanya Nancy tajam.

"Jaga sopan santunmu, kami lebih tua darimu," nasihat Mina menatap balik Nancy dengan tatapan tajamnya.

"Saya tidak peduli, kalian pergi, atau saya panggil satpam di rumah sakit ini karena membiat keributan di kamar salah satu pasien yang menggunakan VVIP," balas Nancy tidak gentar sedikitpun dengan tatapan maut Mina.

"Jangan ikut campur, kami hanya ingin membawa putri kami pulang,"

"Oh, Jadi ini orang tuamu?" tanya Nancy menatap Bianca dengan senyum miringnya.

Melihat tatapan itu, Bianca mengerutkan dahinya, kemana sifat sopan santun Nancy waktu ia masih menjadi asisten pribadi Kaivan, kenapa sekarang terlihat sangat menyebalkan di matanya, apa semua orang akan berubah jika sesuatu itu sudah menjadi mantan, seperti Nancy contohnya yang sifatnya langsung berubah ketika sudah tidak lagi menjadi bagian dari Kaivan.

"Aku akan tetap menemani Kaivan, ma, pa," beritahu Bianca tanpa menyahuti pertanyaan tidak penting Nancy.

"Kau bisa pulang juga Nancy, aku sudah ada di sini, dan Kaivan biar aku yang mengurus semua keperluannya," usir Bianca membuat Nancy menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu pikir Kaivan mau denganmu?" tanya Nancy dengan mimik wajah jahatnya.

Bianca sendiri menjadi merinding melihatnya, wanita yang selalu senyum dan memiliki wajah yang super cantik, menjadi sosok wanita yang Bianca tidak kenal.

"Bianca pulang!"

Bianca menggelangkan kepalanya lalu is sedikit mundur agar jarak anatar mama dan papanya sedikit jauh.

"Aku akan tetap di sini, pa, menemani dan membantu Kaivan,"

"Jangan keras kepala, Pulang!" bentak papanya membuat Bianca menatap tidak percaya papanya, karena untuk pertama kalinya, papanya sampai berani membentaknya, jangankan membentak, berbicara dengan teriak kepada Bianca saja tidak pernah, lagi pula kenapa mereka tiba-tiba semarah ini, kenapa tidak dari awal mereka membawa Bianca pergi dari apartemen Kaivan, itu semua sangat aneh di mata Bianca.

"Pulang sekarang!"

Mina hendak meraih lengan Bianca untuk menariknya keluar dari ruangan Kaivan, tapi suara Kaivan yang sudah terbangun membuat Mina menghentikan gerakannya.

"Bianca akan tetap bersamaku," ucap Kaivan datar dengan suara seperti sedang mengintimidasi orang di hadapannya.

1
Sunaryati
Jangan khawatir jika Kaivan dicoret dari pewaris, dia sudah antisipasi. Anaknya cuma Kaivan akan diberikan pada siapa? Anak Della sampai kapanpun tidak bisa jadi pewaris karena anak diluar nikah.
Sunaryati
Awal pernikahan yang sarat dengan ujian, akhirnya akan menuai kebahagiaan Bianca
Sunaryati
Cinta pada suami itu wajib Bianca
Sunaryati
Kenapa harus malu itu suamimu sendiri, bukankah kalian 🤭🤣
Sunaryati
Memang Della wanita tidak tahu malu , menjalin hubungan dengan pria tiga orang, atau lebih ya
Sunaryati
Kaivan sepertinya sudah jatuh cinta pada istrinya
Sunaryati
Good job Kaivan kau berani mengungkap kebusukkan yang tidak diketahui ibumu sedetik itu. Niat ibumu agar ayahmu berhenti selingkuh dengan Della, eee di benak ayahmu malah agar leluasa, selingkuh. Bagaimana Bu Rosie, mau bermenantukan wanita yang mengandung anak tirimu? 🤣🤣🤣🤭Kaivan the best👍👍
Sunaryati
Selamat Nak Kaivan sudah bisa melihat lagi, tepati janjimu jangan tinggalkan istrimu. Dia sudah sangat mencintaimu.
Sunaryati
Thoor mana up nya, ceritanya makin seru sayang jika tidak sampai tamat
Aurevale: makasih mbak aku jadi semangat buat up lagii🥺
total 1 replies
Sunaryati
Della wanita simpanan Ettan ayah Kaivan, mengapa ny Roise tidak marah, apa belum tahu ya. Omongan Kaivan tadi sepertinya ibunya juga punya selingkuhan
Sunaryati
Semoga segera normal kembali penglihatan kamu Nak Kaivan, dan langsung terpesona lihat wajahnya Bianca
Sunaryati
kekhawatiran kamu wajar Bianca ttapi percaya sama Kaivan, dia berjanji tetap memilihmu walau banyak tekanan dari orang tua, bersatulah untuk melawan mereka.
Sunaryati
Nancy seorang asisten kok berani mengatur istri majikan, itu juga perempuan tidak beres. Ibunya Kaivan juga, apa tidak tahu jika mantan tunangan Kaivan, perempuan yang telah memberikan tubuhnya untuk pria lain
Sunaryati
Semono kalian tetap bersama saling menguatkan dan melawan orang tua Kaivan yang sepertinya tidak mengusahakan kebahagiaan putranya.
Reni Anjarwani
lanjiut thor
Reni Anjarwani
lanjut
Sunaryati
Benar kamu harus ikut dan berdua jika mertuamu menyakiti jangan diam dan pasrah. Bukan durhaka jika keinginan mertua tidak benar, tantanglah, dan tunjukkan kemesraan dan perhantian pada mereka.
Sunaryati
Kamu sudah ada benih cinta Bianca, buktinya kau marah dan cemburu saat Nancy kasih perhatian pada suamimu Kaivan🤣🤣
Sunaryati
Mungkin Kaivan pura- pura buta, untuk menguji cinta dan kesetiaan Della. Atau memergoki Della selingkuh.
Sunaryati
Seharusnya kamu bilang jika alergi pedas Kaivan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!