Setelah sang pahlawan mengalahkan Raja Iblis, dunia kembali damai. Tapi justru... para petualang, penyihir, guild, bahkan monster jadi nganggur.
Aku punya teman wanita, yang mana dia adalah wanita yang paling aku taksir sejak lama, tiba-tiba saja aku keceplosan untuk melamarnya, dan setelah itu...
Yang penting saksikan saja petualangan diriku yang seru dan santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Itu Terlihat Dewasa, Tapi Umurnya Melebihi Ekspektasi
Menurut kabar yang beredar, Solus telah berubah menjadi lubang hitam yang memiliki diameter sebesar tiga puluh meter lebih, mungkin diperkirakan lubang hitam itu akan semakin membesar, menghisap apa yang ada di sekelilingnya, mengibah semua menjadi debu beterbangan tanpa sisa apa pun.
Kota Forest Capricio telah musnah, tidak ada lagi peradaban di sana, yang tersisa hanya lubang hitam itu, sedang berada di atas permukaan laut berkisar tiga puluh ribu kaki.
Dan yang paling parah, lubang hitam itu telah memunculkan banyak jenis monster yang sangat mengerikan, tergantung halusinasi mayoritas menakutkan di setiap wilayah.
Halusinasi paling menakutkan di kota Altarus adalah naga bersayap warna hitam, naga itu legenda dari peradaban kuno, yang berasal dari klan Xiao, hanya klan itu yang bisa menaklukkan dan mengendalikannya, sedangkan yang lain hanya bisa mengusirnya.
Aku tidak ingin terbawa oleh masa lalu, sekarang saat memikirkan cara untuk semua orang yang terkena wabah ini terselamatkan.
Karena wabah semakin menjadi-jadi, kebetulan sekali aku hidup di masa ini, cukup tidak beruntung.
Semua orang berbaris, mereka semua termasuk dalam prajurit kota Altarus, termasuk diriku yang saat ini juga ikut di dalamnya.
Raja dari kota Altarus berkata, "sekarang kita telah menjadi kota yang satu, benua Seahealt telah menjadi kota yang kecil, dan berbagi wilayah dengan wabah yang berasal dari Solus, kita tidak bisa membiarkan semuanya seperti ini terus, karena bagaimana pun... wilayah pembatas antara zona aman dan bahaya bisa ditembus oleh monster berlevel tinggi. Maka dari itulah... kita harus menyatukan segala kekuatan yang kita miliki, jangan sampai ada perpecahan dan penghianatan diantara kita semua. Saat ini Solus telah menjadi lubang hitam yang semakin membesar, dan semua yang terhisap di dalamnya akan berubah menjadi monster yang mengerikan. Para monster itu telah tersebar di seluruh dunia, kita harus menjadi pemburu, memanfaatkan sumber, dan menghentikan wabah ini jika kita mampu untuk menghentikannya."
Semua orang bergumam, pendekar lelaki atau pun wanita sama saja, mereka menyimpan rasa takut akan kematian, di balik dunia yang sudah aman, ternyata masih ada yang mencari penyakit dan mengganggu ketentraman. Maka dari itu, aku juga tidak ingin keturunanku berada dalam fase yang tidak nyaman, begitu banyak bahaya yang mengintai, dari monster hingga para petarung jahat yang siap mengancam.
"Aku akan mempersiapkan tim untuk kalian semua, sesuai ranking dan kemempuan kalian masing-masing," ujar raja mengatakan pada semua orang di ruang rapat ini.
Aku yakin akan satu tim dengan Roy, Nicki dan Fang... pasti itu.
Ada beberapa wanita seksi dengan baju yang sopan, selebaran yang tertera di dalamnya, "bukankah anda yang bernama Khairul?"
"Ya," jawabku dengan tenang.
"Anda adalah ketuanya, jadi di kertas ini ada anggotanya, silahkan liat."
[Setelah aku melihat isi kertas, tidak ada satu pun nama dari teman-temanku, yang ada hanya nama dari lima orang yang asing bagiku.]
"Mereka bukan dari timku, apa ini tidak salah?"
"Ya, anda adalah orang yang bisa mendidik para talenta muda, itulah keputusan raja."
Setiap pemimpin yang ada di ruangan ini juga terheran.
"Oh, ternyata bukan aku saja yang anak buahnya tertukar." Tapi inilah pekerjaan... dan sebagai lelaki yang jantan, aku harus bertindak tegas dan dewasa dalam menanggapi setiap keputusan atasanku. Dari yang aku lihat, mereka yang akan jadi anak buahku, ternyata mereka semua memiliki Ranking A, tidak buruk dan masih bisa diandalkan dalam setiap pertarungan.
Setelah itu ada seseorang yang membunyikan sebuang gong, tanda acara rapat telah ditutup. Pidato itu mengubah segala ekspektasi banyak pemimpin, semua akan memulai tim yang baru, ekspedisi yang tidak biasa dengan orang yang baru dikenal. Aku sudah terbiasa berhadapan dan memimpin orang yang tidak dikenal, tetapi mungkin bagi teman-temanku, ada kemungkinan itu cukup sulit.
Bahkan di kertas ini ada sebuah ruangan khusus yang sudah disediakan untuk satu tim. Aku akan lebih dulu masuk ke dalam ruangan itu. Ternyata setelah aku masih, di sini begitu banyak senjata dan tempat duduk, juga ada meja untuk berdiskusi.
Aku menatap sebuah lemari berisi banyak cangkir dan piring kuno, tiba-tiba seperti ada seseorang di belakangku.
"Begitu estetik bukan?" Ucapnya.
Aku langsung terkejut kemudian mencabut pisau di pinggangku. Dan ternyata ada seseorang dengan emblem yang sama dengan aku miliki. Beruntungnya diriku tidak meneruskan serangan.
Dia menggenggam pergelanganku dengan sangat kuat. Ternyata hanya seorang wanita, dan aku hampir saja melukainya.
"Ah, maafkan aku yang terlalu spontan."
Wanita itu mengangguk, kemudian berdiri sopan dan memegang belakang kepalanya.
"Itu salahku kok, maafkan aku ya?"
"Ya, tidak apa." Aku hanya berdiri termenung melihatnya yang begitu tinggi, bahkan dia nampak seperti orang yang tomboi, meski berambut ikal dan berkulit kuning.
"Perkenalkan... nama saya Isolde."
'Kapan dia ada di sini, cukup mengejutkan.' Pikir dalam hatiku, bahkan saat aku masuk ke sini tidak ada tanda-tanda orang lain, bahkan pintu masuk pun belum terbuka.
"Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"
"Dengan kekuatanku... Aku kira semuanya sudah berkumpul, dan aku tinggal mengejutkan kalian semua dengan jurus teleport milikku."
Jadi sekarang aku mengerti, dia adalah seorang ahli teleport.
Aku melihat seekor burung di luar sana, mungkin burung pipit yang sangat kecil.
"Bisakah kau memindahkan hewan itu kemari?"
Isolde merentangkan tangannya.
Ada sebuah lingkaran sihir berwarna hijau cerah. Burung itu berpindah secara tiba-tiba pada lingkaran sihir hingga sampai ke tangan Isolde.
"Ternyata kau seorang teleport." Jenis ini sangat langka, sehingga kau menghakiminya saja.
"Itu benar... tapi dari tadi... apa anda merasakan sesuatu yang aneh?" Isolde bertanya dengan menatap ke atap.
Tidak ada apa-apa di sana, hanya sekumpulan kayu yang berusun sangat rapi.
"Tunjukkan dirimu, Assasin murahan."
Ada sedikit gerakan, orang itu mungkin berlari, tapi dia tidak sengaja menginjak kayu yang rapuh. Dia terjatuh hingga jatuh di depanku dan Isolde.
Kami hanya melihatnya dengan konyol, 'gadis yang konyol,' ucap batinku.
"Maaf ketua, tadi saya juga bermaksud seperti Isolde, menunjukkan perkenalan dengan kekuatan, tapi seperti ini, hehehe."
Dia memang imut.
"Dia Yuka." Ujar Isolde memperkenalkan gadis ini.
Aku menghela nafas, "ada yang lebih konyol lagi?"
Sepertinya yang satu sedang datang dengan membawa banyak bahan obat-obatan.
"Tada-tada! Mari kita masak bareng!" Dia adalah lelaki muda dengan gaya sok akrab.
"Jassy, hentikan dengusanmu." Isolde memperkenalkan orang baru lagi padaku.
Lengkaplah semua anggota yang ada, "jadi semuanya sudah siap, mari berdiskusi dulu."
Aku duduk dengan tenang, namun melihat anak-anak muda ini sedang mengurusi kegiatannya masing-masing, contohnya Yuka, sedang mengasah pedangnya, Isolde membenarkan kukunya, dan yang satunya lagi Jassy sedang melihat buku tentang tata cara bersenggama.
*Brak!* Aku menampar meja untuk menyadarkan mereka semua, akhirnya mereka menatapku.
"Apa kalian tidak pernah melakukan rapat, ha?"
Orang yang pertama ketakutan adalah Yuka, pasalnya dia adalah gadis yang masih muda, mungkin berumur dua belas tahun.
Aku menghela nafas karean gadis ini terlihat tidak bisa diandalkan, mentalnya seperti rapuh dengan sikapnya yang gagu.
"Astaga.. " Ujarku.
Jassy menundukkan kepala. "Maafkan aku ketua, sebenarnya, aku sendiri belum terbiasa memasuki sebuah organisasi... Jadi beginilah."
Kenapa raja memberikan aku para pasukan pemula? yang mana mereka itu hanya belajar dari perguruan bela diri saja.
Atau mungkin raja menyadari, bahwa semua orang yang pernah bersamaku telah menjadi orang yang hebat, dan mungkin kendala kali ini, "kalian ingin jadi orang yang hebat bukan? Kenapa sih santai-santai dengan kegiatan tidak berguna."
Mereka seketika menundukkan kepala.
Tapi yang aku heran adalah Isolde, "kau ini pasti orang yang senior lebih dari Yuka dan Jassy, kenapa kau juga santai-santai?"
"Aku lebih muda dari Yuka dan Jassy, untuk apa aku menasehati mereka?"
"Muda?!" Ketika aku melihat payudaranya yang menyembul dan tertutup kain itu.
'Mataku telah tertipu.' Ujarku.
Aku langung memegang dahiku sendiri.
Isolde bertanya, "ada apa senior Arul? Apa anda stress?"
"Jangan bertanya, sudah... aku mau santai dulu."
Aku melihat sorok meja, ada satu gulungan rokok herbal tanpa nikotin, sepertinya ini cocok untuk diriku yang sedang menerima keadaan ini.
Lagi pula tingkah mereka kembali seperti sedia kala, tapi aku bisa menilai, apa yang mereka lakukan saat ini adalah sesuatu yang mereka minati.
Isolde sedang mewarnai kukunya, ada kemungkinan dia adalah gadis yang anggun dan cukup misterius. Sedangkan Yuka adalah gadis yang imut yang ceroboh, tapi dia punya rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya, yang terakhir ada lelaki dengan nama Jassy, jelas dia seperti memiliki sisi feminim, namun dia sebenarnya memiliki rasa tanggung jawab dan empati yang sangat bagus.
Tidak terasa, aku sudah menghabiskan rokok setengah batang. Kini saatnya aku bicara, "hai kalian."
Mereka memperhatikanku seketika itu juga.
"Jadi kalian sudah saling kenal sejak lama?"
Orang pertama yang aku tatap adalah Jassy, "begitulah ketua... kami satu perguruan."
Aku mengangguk saja, "Baiklah, itu bagus... Sekarang... Apa kalian siap mati di medan pertempuran?" Tanyaku membuat mereka terkejut.
Yuka tertunduk, sedangkan Isolde menyimpan riasan ke dalam tas.
"Ahaha, begitulah." Ujar Yuka.
Isolde mengangguk saja.
Jassy menunjuk dirinya dengan ibu jari, "aku kan lelaki, harus siap mati kapan saja."
Meski aku melihat raut ketakutan dari dalam diri mereka, tapi aku rasa mereka sudah tahu risiko yang akan terjadi.
"Baik, kalian sudah mengerti...Maaf jika aku menanyakan hal ini, jadi... kalian memiliki berapa saudara... dan apakah orang tua kalian masih hidup? Di mulai dari Jassy."
"Orang tua saya keduanya masih hidup, dan aku anak tunggal."
Kemudian tatapanku mengarah ke Yuka.
"Ayah saya sudah meninggal, dan saya anak pertama dari dua bersaudara."
Yang terakhir ada Isolde.
"Aku sebatang kara, dan tinggal bersama dengan orang tua asuh dari bangsawan, dan aku sangat disayangi oleh mereka."
Sekarang aku sudah mengerti, dan memberi anggukan.
"Terimakasih sudah berterus terang... sekarang biar aku sebagai ketua memperkenalkan diriku, meski kalian sudah mengenal diriku sejak lama... Namaku Khairul... diriku sejak lahir ada di panti asuhan, katanya orang tuaku meninggal di peperangan... dan sekarang aku sudan memiliki istri dan satu anak."
Mereka mengangguk. "Jadi semua sudah jelas... mari kita bahas rencana kita dalam tim ini."
Aku mengambil sebuah surat yang ada di bawah sorok meja, dan itu menunjukkan semua peta kota benua Seahealt.
Ada sebuah zona merah yang ditandai, begitu banyak monster di dalamnya.
"Ini wilayah terinfeksi wabah solus, semua hewan dan monster menjadi Taced Solus... Dan kita akan memperluas zona aman sedikit demi sedikit."
Mereka yang mendengar ucapanku seketika takut.
"Bagaimana bisa kita menghilangkan taced Solus, sementara kita hanya prajurit biasa?"
Aku menjawab pertanyaan dari Jassy... "kita hanya perlu mencar inti core yang terletak di bagian bumi, dan juga menghabisi pemimpin dari Taced Solus... Pasti di setiap daerah, makhluk itu pasti memiliki induknya."
Isolde mengangguk, "ya, karena memang itulah tujuan kita sekarang... memperluas zona aman untuk semua orang di negeri ini tinggal."
Yuka mengusulkan sesuatu, "bagaimana jika kita tidak terselamatkan, begitu banyak Taced Solus yang mengerikan... bahkan melebihi keuatan kita."
Aku mengerti, "sudah aku bilang, siapkah kalian untuk mati?"
Sekarang mereka yang amatiran, seperti tidak begitu mengerti... "untuk apa kalian menimba ilmu bela diri, jika pada ujung-ujungnya kalian hanya jadi pengecut."
Mungkin semangat mereka sudah mulai bangkit, "aku yakin... siapa saja takut akan mati, tetapi takut pun mati akan tetap datang pada masanya, begitulah.
Yang pertama merespon adalah Jassy, "ya, benar apa yang dikatakan oleh ketua Arul, mati akan tetap datang meski kita hanya diam saja... Sebelum mati, kita harus tetap berjuang mendapatkan kebahagiaan."
Seketika ada yang mengetuk pintu. *Tok* *Tok* *Tok*
"Biar aku yang membukanya." Seketika aku membukakan pintu, seseorang yang kukenal telah tiba, "komandan Saipul, untuk apa anda ke sini?"
"Hanya ingin cari angin segar saja."
"Kalau begitu, silahkan lihat semua anggota tim-ku yang baru."
Dia masuk dengan tenang, seperti biasanya dia punya kharismatik di depan semua juniorku. Bahkan mereka menundukkan kepala.
"Ayolah... santai saja, aku di sini hanya ingin bersantai."
Ternyata benar, beliau hanya ingin merokok di pinggir jendela.
Dengan begitu aku bisa duduk dengan tenang.
"Rul, sebagai ketua dari tim ini... sebaiknya kau didik mereka sekeras mungkin... mereka hanya pemalas yang belajar dunia dari balik kisah... tanpa mencari kenyataannya."
Mungkin beliau hanya bercanda, namun ketiga juniorku terlihat malu.
Aku bertanya, "memang anda sudah kenal dengan mereka?"
Komandan Saipul menghembuskan rokok yang dihisapnya.
"Sepertinya sudah lama, tetapi mereka sendiri adalah anak-anak yang suka mengurung diri di rumah... pas belajar dari sekolah, pulang, terus tidak bersosialisasi."
Aku berpikir bahwa anak-anak jaman sekarang tidak banyak yang ingin bergaul di dunia nyata, kerena dunia pernah damai dalam beberapa masa, sehingga pemikiran generasi muda bangsa ini hanya ingin bersantai-santai, bahkan aku sendiri menjadi pedagang sayur, demi kebutuhan rumah tangga dan karena tidak ada lagi yang harus dikerjakan.
"Itu wajar sih... untuk anak muda jaman sekarang, tanpa memikirkan bagaimana perjuangan orang-orang zaman dulu dalam memperjuangkan bangsa ini... Jadi mereka hanya ingin santai-santai saja."
"Begitulah... " Komandan Saipul tertawa... "maka dari itu, mungkin kau orang yang tepat mengajarkan cara bertarung yang benar, selaras dan tepat."
"Insyaallah," ujarku lalu berdehem. "Saya akan usahakan sebisa mungkin."
Selanjutnya keheningan terjadi.
Komandan Saipul menjentikkan tangan. "Oh iya, aku punya misi untuk kalian... mungkin tidak berhubungan dengan treasure misi utama dari organsasi ini, dan itu ada di malam hari."
"Apa itu?"
"Hanya sejenis misi sampingan, mau atau tidak?"
Aku berpikir sejenak, "jika itu bisa menambah daya tim ini semakin baik... kami akan melakukannya."
"Baiklah... sebenarnya misi itu adalah menghancurkan inti core di atas menara kerajaan kota Altarus, itu bisa dijadikan cincin agar elemen kalian menyatu, jika ada bahaya mendesak maka gunakan itu... Tapi jika tidak dikerjakan, ya tidak merugikan juga sih."
Ini misi sampingan yang melelahkan.
Aku bergumam karena berpikir lebih dalam.
"Sebuah misi sampingan... Mencari inti core dari monster yang seram, tempatnya di atas kota Altarus... Cukup menjanjikan."