NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Istri Rival

Tiba-tiba Jadi Istri Rival

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Romantis / Time Travel / Enemy to Lovers / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: zwilight

Saat membuka mata, Anala tiba-tiba menjadi seorang ibu dan istri dari Elliot—rivalnya semasa sekolah. Yang lebih mengejutkan, ia dikenal sebagai istri yang bengis, dingin, dan penuh amarah.

"Apa yang terjadi? bukannya aku baru saja lulus sekolah? kenapa tiba-tiba sudah menjadi seorang ibu?"

Ingatannya berhenti disaat ia masih berusia 18 tahun. Namun kenyataannya, saat ini ia sudah berusia 28 tahun. Artinya 10 tahun berlalu tanpa ia ingat satupun momennya.

Haruskah Anala hidup dengan melanjutkan peran lamanya sebagai istri yang dingin dan ibu yang tidak peduli pada anaknya?
atau justru memilih hidup baru dengan menjadi istri yang penyayang dan ibu yang hangat untuk Nathael?

ikuti kisah Anala, Elliot dan anak mereka Nathael dalam kisah selengkapnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zwilight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 24 | Headed to Chaos Again

Acara semakin larut dengan obrolan bisnis yang menghantui satu per satu tamu undangan, Elliot sudah berada ditengah-tengah rekan bisnisnya dengan segelas minuman berwarna merah ditangannya. Matanya sesekali melirik pada anak dan istrinya yang berdiri cukup jauh dari tempat ia berada.

Anala pasti pundung banget ditinggalin lama kayak gini. Tak perlu banyak penjelasan, dia sudah paham tipikal seperti apa istrinya itu.

Bertepatan saat itu obrolan ditengah para rekan bisnis pun perlahan menuju ending. Matanya langsung berbinar, buru-buru ambil kesempatan untuk segera menjauh dari sisi bapak-bapak bau duit itu. "...kalau begitu saya permisi, Pak"

Senyumnya tersungging lembut penuh rasa hangat. Matanya hanya tertuju pada dua orang yang sejak tadi diperhatikan bahkan dari jauh. Ia ingin segera sampai, sebelum akhirnya seorang perempuan datang menghalangi langkahnya menuju anak dan istri tercinta.

"Elliot." panggil wanita itu sambil tersenyum lebar, wajahnya memerah dengan semburat malu. Elliot sedikit merendahkan pandangan, menatap perempuan didepannya dengan datar. "Ada perlu apa Maria?" matanya tak menunjukkan ekspresi apapun selain rasa malas.

Tiap kali Elliot bicara, ia selalu tersipu. Tangannya yang lentik dengan perlahan membawa sedikit rambutnya ke belakang telinga. Ia menatap Elliot, tersenyum sebelum akhirnya bicara. "Aku tadi lihat performnya Nael, dia keren banget bisa duet hebat sama cucunya pak Broto."

Elliot mengangguk cepat, matanya masih fokus pada dua orang yang sedikit jauh didepan sana. "Iya dia keren. Tapi aku nggak kaget, karena dia anakku dan Anala."

Mendengar nama Anala disebut oleh Elliot, si Maria langsung pundung bukan main. Matanya berotasi ke arah Anala lalu berubah jadi tajam. Sejak tadi pandangan Elliot tak berubah, dia hanya menatap wanita itu bukan hanya sekali, tapi berkali-kali.

Maria mengepalkan tangannya, mencoba mengontrol emosi yang tiba-tiba menjalar ke kepalanya. Ia memaksakan senyumnya agar tak terlihat aneh dimata Elliot. "Eh gimana perkembangan Nael akhir-akhir ini? masih sering mimpi buruk?"

Pria itu menggeleng cepat. "Nael hampir nggak pernah mimpi buruk atau jalan sambil tidur lagi. Mungkin karena sekarang Anala selalu ada disisinya." di ujung kalimatnya lagi-lagi ada senyum yang secara pasti ditujukan untuk istrinya.

Rahang Maria mengeras. Tangan yang sebelumnya santai mulai meremas ujung gaunnya sendiri.

Anala. Anala. Anala! selalu saja wanita itu yang kamu bicarakan. Kapan kamu mau ngeliat aku?

Tapi tak mungkin ia berani terang-terangan. Senyumnya kembali mencuat dengan mata yang menyipit terbawa senyum. "Oh gitu ya, syukurlah."

"Kalau nggak ada yang mau kamu bicarakan lagi, aku—"

Belum sempat Elliot menyelesaikan ucapannya, tangan Maria lebih dulu meraih jasnya tanpa permisi. "Eh sebentar, ada noda di baju kamu." ia sengaja mendekatkan dirinya dan menaruh tangannya di dada Elliot, seolah mereka dua orang yang saling ingin satu sama lain.

Tepat saat tangan Maria berada di dada Elliot, Anala melihatnya. Matanya langsung membulat, diikuti dengan rahang yang mengeras pelan. Ada denyutan halus yang terasa dipelipisnya.

Anala membatin. Kenapa dia lancang megang Elliot kayak gitu? tangannya mengepal kuat, ia mencoba menyembunyikan getaran kecil yang muncul karena rasa cemburunya terus mencapai titik batas. Sialan, aku nggak tahan dengan tingkahnya.

Muka Anala berubah tak tenang dan itu dapat dirasakan oleh Nathael. Ia memegang tangan Mamanya lebih erat, lalu bertanya dengan wajah khawatir. "Ada apa, Ma?" sontak Anala langsung tersadar. Ia menatap Nathael lalu tersenyum lebar seolah tak ada hal lain yang terjadi. "Nggak ada apa-apa, sayang."

Ia mengalihkan topik pembicaraan, melirik pada beberapa orang ibu dan anak yang sedang berbincang manis tak jauh dari tempat mereka. "Nael nggak mau gabung sama anak-anak itu?" dengan cepat Nathael mengikuti arah pandang Mamanya, disana ada Sherin—namun ia cepat menggeleng. "Nael disini aja jagain Mama. Papa kan lagi nggak ada."

"Ya ampun sayang, Mama udah gede gini masih aja perlu di jagain. Udah sana main sama Sherin, Nael suka dia kan?"

Nathael langsung merah menahan malu. "Ih Mama. Aku masih kecil nggak boleh suka-sukaan dulu." reaksinya yang terkejut itu terlihat menggemaskan sampai Anala tak tahan untuk mengecup pipinya singkat. "Iya deh, anak Mama malu."

Ketika dua orang itu larut dalam kehangatan ibu dan anak, Elliot muncul dengan tiba-tiba. "Maaf aku agak lama, tadi ada banyak obrolan soal kerjaan." wajahnya serius tanpa kebohongan tapi Anala sudah kelewat bete.

Perempuan itu menoleh ke arah lain sambil bersedekap dada. "Bilang aja kamu betah ngobrol sama dia."

Elliot mengernyit tak mengerti, runtutan garis halus sudah memenuhi dahinya. Pandangannya menyipit mencoba mencaritahu siapa maksud istrinya. "Siapa?"

"Entah." jawab Anala cepat. Bahunya terangkat dengan bibir yang mencebik seperti anak kecil yang kelewat merajuk. Sontak Elliot langsung terkejut, matanya mengerjap masih tak percaya ada jawaban semacam itu.

Elliot masih memikirkan maksud Anala, namun wanita itu sudah lebih dulu mencari cara untuk segera pergi dari hadapan suaminya. Ia menarik tangan anaknya dengan pelan, lalu menunjuk kumpulan para Mama muda disebelah sana. "Ayo Nael Mama kita gabung sama si cantik itu, kebetulan ada mamanya tuh disana."

Nathael mengikuti arah tunjuk mamanya, begitupun dengan Elliot yang latah ikut menoleh. "Masih cantikan Mama!" kata anak itu polos. Anala langsung merasa salting dan tidak bisa menyembunyikan senyumnya. "Duh anak ini. Ayo kita kesana."

"Terus Papa gimana, Ma?"

Anala berhenti melangkah, ekor matanya sedikit melirik pada Elliot yang masih berdiri dengan kebingungan yang sempurna. Saat mata mereka bertemu, Anala dengan sengaja memutar bola matanya, terang-terangan menunjukkan kekesalan. "Udah biarin aja. Di sini banyak kenalan Papa, nanti gampang lah itu dia ngaturnya."

Elliot jadi makin yakin soal intuisinya. Pria itu menahan tangan Anala. "Kamu mau balas dendam?" katanya pelan tanpa tekanan. Anala langsung melirik tangannya yang dipegang oleh Elliot, kemudian tatapannya pelan-pelan terangkat. "Enggak. Udah ya aku sama Nael gabung kesana dulu."

Anala melepaskan tangan Elliot begitu saja, ia tetap melangkah meninggalkan suaminya meski pria itu sudah coba menahan. "Anala kamu nggak—"

"Malam pak Elliot." Seorang kenalan lain datang menyapa. Elliot menghela napas pelan, lalu mulai menyesuaikan mimik wajahnya. Mau tak mau ucapannya untuk menahan Anala terpaksa terpotong oleh kehadiran sosok lain.

Anala sedikit menoleh ke belakang, bibirnya mencebik tak puas. Cih, dia langsung lupa istrinya ngambek gara-gara disamperin temen kerjanya.

Ia pergi menuju beberapa orang anak dan Mamanya yang berdiri tak jauh dari mereka. Senyumnya merekah begitu bergabung dengan lainnya. Mereka berkenalan dan mulai mengakrabkan diri, apalagi Anala adalah sosok yang mudah bergaul dan tak canggung didepan orang baru.

"...iya, Nael ikut les privat biola belum lama ini, tapi dia emang udah dikenalin biola dari tiga tahun." suara lembutnya diikuti senyum bangga saat membahas anaknya.

Drrtt...

Ponselnya berdering dengan nama 'Mama' dilayarnya. "Sebentar ya mbak, saya angkat telfon dulu." dia izin pada tiga orang Mama muda disana. Semuanya mengangguk dengan ramah. "Iya, silahkan."

"Sebentar ya sayang, Mama angkat telfon dulu." tangannya mengelus puncak kepala Nael, lalu ia melangkah sedikit menjauh dari kerumunan.

"Iya, Ma. Kenapa?" tuturnya jelas pada si penelpon. Obrolan mereka mulai berjalan lancar hingga sesekali Anala terkekeh. Tak lama, mungkin lima menit berlalu sampai akhirnya ditutup dengan. "Iya besok Nala ke rumah, Daah Ma."

Tuttt....

Panggilan mereka berakhir. Anala sudah mematikan ponselnya dan hendak kembali pada rombongan sebelumnya. Namun baru saja mau membalikkan badannya, sosok anomali datang mengacau dan mengaduk-aduk emosinya.

"Kamu benar-benar menyebalkan, Anala." suara Maria tiba-tiba datang seperti angin berhembus. Ia bukannya memberi sapaan ramah malah ucapan menyebalkan yang keluar dari mulutnya.

Anala menyeringai sambil memangku tangan dengan berani. "Kamu yang kegatalan sama suami orang, kok malah ngatain saya menyebalkan. Kamu pernah ngaca nggak?" ia sengaja menatap Maria dengan tatapan rendah sejak awal.

Jawaban itu membuat Maria kesal, tangannya mengepal kuat. "Halah nggak usah munafik. Dulu waktu Elliot ngurusin Nathael sendirian kamu buang dia gitu aja. Sekarang malah sok dramatis."

Tubuh Anala tiba-tiba mendingin mendengar ucapan itu. Nafasnya tiba-tiba tercekat. "Jangan komentar apapun tentang rumah tangga orang. Itu bukan urusan kamu."

Maria terkekeh, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum mengejek. "Jangan ngelawak, Anala. Sejak kamu selingkuh, kamu udah nggak punya hak lagi buat marah saat Elliot deket sama cewek lain."

"Apa maksudnya. kamu—?" raut wajahnya kaget menuntut penjelasan.

Wanita itu tersenyum senang, bahkan ia melipat tangannya dengan percaya diri. "Iya, aku sama Elliot udah dekat dari lama. Jadi nggak menutup kemungkinan kalau dia nikahin aku."

Anala membelalak, kepalanya menggeleng lemah. "Mana bisa kayak gitu, aku masih istrinya."

"Secara hukum mungkin iya, tapi itu nggak lebih dari sekedar status diatas kertas."

Anala meneguk ludah, nafasnya memburu bersamaan dengan emosi yang kian meningkat. "Elliot bilang dia nggak mau nikah lagi. dia—"

Lagi, wanita itu tersenyum percaya diri. Ia memandang Anala dari atas sampai bawah lalu menyeringai remeh. "Kamu yakin? kamu nggak pernah bayangin dia sama perempuan lain? kamu pikir masuk akal ada pria dewasa yang nggak berhubungan sama perempuan selama bertahun-tahun kayak gitu?"

"Itu—" wajahnya pucat pasi, bahkan mulutnya tak tau harus mengatakan apa. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal disana, benar—rasanya menyesakkan.

"Kamu siapin diri aja, mungkin dalam waktu dekat Nael akan punya adik... tapi dari ibu yang berbeda." Maria menepuk pundak Anala sok akrab, bibir merahnya tersungging penuh kemenangan. Langkah kakinya perlahan menjauh, meninggalkan Anala yang masih terdiam membisu.

Elliot nggak mungkin seperti itu.

Meski hatinya berusaha percaya, namun Anala merasakan nafasnya berhenti berdetak. Tubuhnya menggamang dijalari rasa dingin yang mengilukan. Di dalam kepalanya, suara-suara berputar cepat, seperti pintu yang dibanting berkali-kali. Ia mencoba menarik napas panjang, namun yang masuk justru rasa sesak yang membuat tengkuknya mengencang.

Bahunya menegang, rahangnya mengeras. Untuk sesaat rasanya dunia dipenuhi kegelapan hingga kepalanya mendengung memekakkan. Ia mengepalkan tangan, berusaha menguatkan dirinya yang terasa rapuh. "Jangan dipikirkan Anala, kamu tau Elliot bukan pria seperti itu."

1
Mayuza🍊
semoga nanti author dan readers dapat suami kayak Elliot yaa😭
__NathalyLg
Aduh, abis baca ini pengen kencan sama tokoh di cerita deh. 😂😂
Mayuza🍊: mana bener lg 😔
total 1 replies
Ahmad Fahri
Terpana😍
Mayuza🍊: haii kaa makasih banyak supportnya ya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!