NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi Aneh Lagi

Entah bagaimana ceritanya kini Aldi seperti berada di ruangan bawah tanah. Ruangan ini berisi tiga lorong yang panjang nan gelap. Lorong sempit tersebut hanya diterangi oleh obor yang nyalanya kian meredup akibat minimnya udara. Struktur batuan kokoh yang disusun rapi menjadi dinding penopang bagi bangunan yang umurnya ditaksir ratusan tahun.

Dingin dan lembab, lantainya tersusun oleh batuan yang sama. Banyak genangan air yang berada di lantai tempat ini. Dingin dari genangan air menembus kakinya yang telanjang. Rasanya sangat nyata bagi Aldi, basah dan becek benar-benar ia rasakan kini.

“Aaarghhh”

“Tolonggggg”

“Hikss….hikss”

Erangan, rintihan, teriakan minta tolong menggema di dalam bangunan ini. Aldi bergerak mendekat ke lorong yang berada di tengah. Ia berjalan pelan ditemani obor yang digantungkan di depan sebuah jeruji besi. Walaupun nyala obornya tak membantu banyak namun sudah cukup bagi Aldi. Ia mendekati sumber suara yang berada di dalam salah satu jeruji besi.

Netranya melebar saat melihat ada seseorang yang duduk meringkuk di dalam jeruji besi. Tubuhnya begitu kuru, orang itu hanya sesegukan dan sesekali terbatuk. Aldi mencoba berkomunikasi.

“Permisi”

Orang tersebut langsung menoleh ke arahnya, tulang rahang dan pipinya menyembul keluar, matanya cekung serta sembab.

“To...long” Rintih orang tersebut.

Aldi langsung merasakan tengkuknya meremang. Ia melihat ada sesuatu di ujung lorong yang gelap. Berdiri tegak, tubuhnya samar-samar tapi Aldi masih dapat menebak jika sosok ini sedang berdiri menatapnya tajam.

“Haaaarrrggggh”

Suaranya parau nan keras. Sosok itu berlari dengan sangat cepat menerjang Aldi hingga dirinya terpental ke luar lorong hingga menabrak dinding. Batuan dinding menimpa dirinya akibat kerasnya benturan. Aldi bangkit seraya menyingkirkan reruntuhan yang menimpanya.

Sosok di depannya bertubuh mirip simpanse namun dua kali lebih besar. Tangannya lebih panjang dari kakinya. Bulunya hitam di sekujur tubuhnya, matanya merah serta terdapat tanduk di dahinya. Taringnya panjang menjulur ke bawah. Kini sosok itu menatapnya sambil menghembuskan napas berat. Udara yang dihembuskan dapat dilihat oleh Aldi.

“Ggggrrrrhhh”

Suaranya menggeram kuat memantul di dinding ruangan, tangannya yang panjang mencekik Aldi dengan cepat lalu membantingnya kesana kemari. Aldi yang tak siap dengan mudahnya dibully oleh sosok di depannya kini. Lecet? Hampir seluruh badannya kini terluka meskipun hanya luka ringan. Namun perihnya terkumpul jadi satu.

Aldi memukul lengan simpanse itu dengan kedua tangan hingga behasil terlepas. Lalu Aldi meluncur memberi tackle ke musuhnya hingga sukses membuatya terjengkang. Saat Aldi berusaha menendang kepala makhluk ini kakinya langsung dicengkram hingga membuat dirinya jatuh. Simpanse ini langsung bangkit dengan mengangkat kaki Aldi sehingga posisi tubuhnya kini terbalik.

Sesosok serigala hitam tiba-tiba muncul begitu saja dari dalam tubuhnya, langsung menghantam sang simpanse hingga terpelanting. Serigala hitam menatap musuh Aldi dengan tajam. Entah darimana tiba-tiba muncul kobaran api dari tubuh simpanse tersebut.

“AAAGGGRRRHHH”

Erangan kesakitan menggaung di dalam ruangan, suaranya sangat keras nan memilukan bagi siapapun yang mendengarnya. Api itu melalap tubuhnya hingga lenyap tak tersisa.

“Terimakasih mbah” Ujar Aldi

Serigala itu hanya mengangguk kecil.

Aldi membuka matanya dan baru sadar kalau itu hanya mimpi. Tapi mengapa mimpinya terasa nyata. Napasnya masih menderu akibat adrenalinnya yang sempat meningkat. Rasa dingin di kakinya juga masih terasa. Pipinya juga terasa sedikit lengket mungkin akibat dari keringatnya yang bercucuran.

Saat ia menoleh ke kiri, ternyata Riki telah menciptakan sumber air saat matanya terpejam. Mulut Riki terbuka lebar hingga mengalirnya sumber kehidupan. Airnya turut memberi bekas di bantal yang sedang kini mereka pakai.

“Asem, ngiler ternyata ini anak” Cibir Aldi

Riki tak bergeming, sumber airnya deras mengaliri bantal. Aldi membiarkan saja lalu ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci mukanya yang kotor. Selesai cuci muka Aldi melenggang ke dapur mengambil jeruk nipis. Niat jahat sudah terencana di dalam otaknya.

Sekembalinya ke kamar, Aldi langsung memeras jeruk nipis tersebut tepat di atas sumber mata air milik Riki. Lalu dengan cepat ia menyembunyikan jeruk nipis itu di bawah bantal lalu berpura-pura tidur. Sementara Riki, mulutnya mengecap menelusuri rasa yang masuk ke dalam mulutnya. Sontak wajahnya mengkerut akibat rasa dari si jeruk nipis. Ia tersadar seketika, ia menelisik para sahabatnya yang terlelap.

Karena masih setengah sadar dirinya kembali tidur tampak tak begitu peduli. Sedangkan Aldi menahan tawanya sepanjang malam dan itu menguras energinya semalaman.

***

Setelah bersiap-siap akhirnya Aldi bergegas ke rumah Roni ditemani Dimas dan Riki. Sesampainya di rumah Tika mereka disambut oleh sang tuan rumah. Setelah memberikan bingkisan titipan mbah Ti, mereka bertiga berbincang di teras bersama Roni.

“Mas mohon maaf sebelumnya. Saya mau menyampaikan sesuatu tapi sampean dengerin dulu nggih” Ujar Aldi sopan kepada Roni.

Roni membulatkan matanya, ia penasaran dengan apa yang ingin Aldi bicarakan. Riki dan Dimas juga tampak kebingungan karena Aldi juga tak memberi tahu apa-apa sebelumnya.

“Jadi, pelaku pesugihan sekaligus yang menjadi dalang dari terror pocong di desa adalah bapak sampean, Pak Agus” Balas Aldi seraya menundukkan kepalanya

Roni tercekat, wajahnya merah padam. Ujung matanya meneteskan air matanya. Dirinya masih percaya tidak percaya.

“Mas sampean serius bilang gitu?!” Tanya Roni sambil terisak

Dirinya tak menyangka aka nada seseorang yang mendatangi dirinya dan tiba-tiba mengatakan bahwa bapaknya adalah penganut ilmu hitam. Bak disambar petir di siang bolong, dadanya berdenyut menahan sakit. Meskipun begitu dirinya masih mencoba sabar.

Aldi sendiri langsung membuka kaosnya, membuka kain kasa yang menutupi perutnya. Luka-luka tersebut perlahan sembuh namun masih menyisakan bekas. Aldi menunjukkannya pada Roni.

“Ini bukti saya pas melawan pocong itu. Biar mas Roni lebih percaya. Silahkan sampean temui pak Agus, lihat di lengan kirinya pasti ada luka sama dadanya banyak luka memar” Tukas Aldi.

Netranya membelalak saat melihat luka milik Aldi yang merata di seluruh perutnya. Dirinya masih sulit mempercayai Aldi yang notabennya sebagai orang asing yang sedang berlibur di desanya.

Manakah yang harus ia percaya? Dirinya juga tidak bisa menyangkal setelah apa yang ia lewati selama ini. Meskipun ayahnya baik, selama ini Roni juga merasa bahwa ada jarak antara dirinya dan ayahnya. Ia merasa tak bisa mengenal lebih dekat sosok ayahnya entah karena apa.

“Pesugihan ini juga butuh tumbal mas. Orang yang meninggal di desa karena keluar malam itu juga gara-gara pocong. Pelaku pesugihan juga harus berhubungan dengan gadis yang masih perawan dalam beberapa bulan. Jika ndak dipenuhi bisa-bisa pelaku pesugihannya yang meninggal” Tukas Aldi

Dimas dan Riki yang memperhatikan hanya bisa melongo mendengar kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya. Mereka berdua tak menyangka bahwa Aldi bisa mengetahui hal sejauh itu. Bahkan Dimas yang bertahun-tahun sering berkunjung juga baru tahu hal ini.

“Sebentar, kata sampean harus menyetubuhi gadis perawan?” Potong Roni

“Benar mas”

“Berarti yang hamilin Tika…” Tenggorokannya tercekat, Roni tak mampu melanjutkan.

Aldi hanya mengangguk pelan namun pandangannya tetap lurus ke bawah, dirinya juga tak mampu melihat wajah Roni yang sudah berlinang air mata. Untungnya Roni mau mendengarkan, dan Roni bukanlah tipe orang yang mudah tersulut emosi sehingga Aldi lebih mudah menjelaskan kepada Roni.

***

Melati dan Suro tak ikut bersama Aldi kini mereka berada di kuburan desa. Suro terpaksa menemani Melati untuk berburu bunga yang suka dijadikan cemilan oleh Melati. Banyak sekali pepohonan rimbun dengan bunga warna-warni.

“Cobain ini deh om” Ujar Melati sambil menyodorkan sekepal bunga kamboja

“Sudah aku bilang berapa kali, jangan panggil aku om!” Balas Suro kesal

“Biarin” Cuek Melati

Suro hanya memutar bola matanya malas, dirinya duduk di batu nisan di bawah pohon beringin lalu bercengkrama dengan penunggu pohon. Saat sedang asik mengunyah bunga, Melati melihat sesosok pocong lewat di depannya tanpa permisi.

“Woi poci, dasar ndak sopan! Main lewat aja tanpa permisi” Ujar Melati

Pocong itu tetap melintas tanpa menghiraukan Melati.

“Wah kurang ajar, pasti ini pocong yang ketinggalan rombongan” Cibir Melati

“Sorry ye, aku pocong independen. Bukan pocong peliharaan! Paham?!” Balas pocong itu judes

“Idiihh”

Melati lalu melanjutkan sesi ngemilnya dengan nyaman. Suro sendiri kini bertemu dengan sesosok kunti penunggu pohon beringin, kekuatannya jauh di bawah Melati.

“Maaf tuan, kalau ingin cari tempat tinggal jangan di sini” Ujar kunti itu

“Tenang saja, aku hanya singgah sebentar” Balas Suro

Kunti itu sedikit kikuk karena ketakutan melihat Suro “Ba-iklah”

“Aku ingin bertanya sesuatu. Apakah kalian tidak diganggu dengan segerombolan pocong peliharaan manusia di desa ini?” Tanya Suro

“Tidak pernah tuan, karena manusia di sini menjaga kuburan ini dengan baik. Pocong itu juga sudah menjalin perjanjian dengan kami agar tidak mengganggu satu sama lain”

“Sejak kapan segerombolan pocong itu berada di desa ini?”

“Mungkin sudah 20 tahun lebih tuan”

“Tapi adakah alasan lain selain perjanjian itu?” Tanya Suro menelisik.

“Tentu saja” Ujar sosok lain yang sedari tadi menguping

Sosok pria tua dengan pakaian serba hitam dilengkapi blangkon di kepalanya. Janggutnya berwarna putih panjang dan selalu dipegang oleh si kakek tua ini.

“Coba jelaskan bagaimana itu terjadi?” Sahut Suro yang kini pandangannya mengarah ke kakek tua

“Saat manusia itu baru memperoleh pesugihannya, dirinya mencoba menarik makhluk penghuni kuburan ini untuk dijadikan budak. Aku bertarung melawan mereka dan mereka kalah. Akhirnya aku membuat perjanjian bahwa tidak ada satupun makhluk yang boleh menginjakkan kaki ke kuburan ini. Perjanjian itu berlangsung dari dulu hingga tadi malam saat dirimu memetik bunga-bunga yang ada di sini”

“Hehehehe maafkan aku” Ujar Suro sedikit canggung

1
Ham
semoga bisa update terus
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!