Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 24.
"Tok tok tok"
"Kinan ayo sarapan semua nya sudah siap " panggil Ibu Grace. Mendengar tak ada sahutan, Ibu Grace melangkah masuk kedalam kamar Kinan, didengarnya suara dari dalam kamar mandi,
"Kinan, kamu kenapa nak, kamu masuk angin ?" tanyanya sambil mengelus punggung Kinan.
"Gak tau Bu,,rasanya mual mual terus rasanya tidak nyaman sekali" jawab Kinan. Matanya memerah berair, tubuhnya lemas dan pusing dikepalanya.
"Sebentar, ibu panggilkan Evan ya biar dia yang memeriksa kamu" tawarnya.
Ibu Grace langsung memanggil anak semata wayangnya itu. "Van, Kinan mual mual coba kamu periksa, masuk angin atau apa, cepat periksa dulu..!" perintah sang Ibu.
"Iya Bu, sebentar Evan lagi pakai baju ini " sambung Evan.
"Ya udah ibu tunggu dikamar Kinan !"
Evan pun memeriksa keadaan Kinan. Diperiksanya bagian perut dan dada.
"Kinan kamu sepertinya kamu hamil.." kata dokter Evan.
"Hamil dok?" tanya Kinan. Ia masih tak percaya apa yang dialaminya, antah anak siapa ini Kinan pun masih belum mengingatnya.
"Iya sudah memasuki usia 6 minggu" seraya memandang wajah Kinan yang kaget.
"Aa..apa ?" keget Kinan.
"Berarti kamu sudah bersuami nak" ujar ibu Grace sambil mengelus lengan Kinan.
"Tapi sampai saat ini Kinan belum bisa mengingatnya bu " balas Kinan.
Entah Kinan tidak tahu apakah dia bersuami atau korban kekerasan seksual tapi yang jelas ada janin yang berkembang dalam rahimnya.
Terlihat gurat kecewa di wajah Evan, selama ini ia memang menaruh hati kepada gadis itu.
"Ya sudah, kamu istrahat terlebih dahulu Kinan, nanti aku akan membelikan obat serta vitamin agar mengurangi rasa mualmu" kata Dokter Evan datar
"Terima kasih dokter, maaf sudah merepotkan" sambung Kinan dengan seulas senyum.
Sebenarnya Kinan merasa sungkan pada Dokter Evan, tapi mau gimana lagi ia juga tidak bisa berbuat apa apa.
"Ya sudah Bu, aku ke rumah sakit dulu " pamit Dokter Evan sembari mencium takzim tangan ibu Grace.
"Iya nak, kamu hati hati dijalan" pesan ibu Grace.
"Hufhhhh, Kinan siapa sebenarnya dirimu, apa yang kamu alami sampai kamu hamil ?" gumam Dokter Evan.
"Bu, aku belum bisa mengingatnya, siapa ayah dari anak ini atau jangan jangan aku tidak punya suami Bu, aku wanita nakal" tuduhnya padanya dirinya sendiri. Rasa cemas kini memenuhi hatinya, ia takut ia mengetahui jati dirinya.
"Tenang lah nak, walaupun kamu belum bisa mengingatnya disini ada Evan dan ibu, ibu akan menemani kamu melewati semua ini anggaplah ibu ini ibu kamu ya Kinan" sambil membelai rambut Kinan.
"Terimakasih bu, terima kasih sudah menampungk disini " lalu 2 wanita berbeda usia itu saling memeluk.
"Ya sudah kamu istrahat jangan melakukan hal yang berat kandungan kamu masih muda sayang .." nasehat ibu Grace.
"Iya Bu ..terimakasih Bu" patuh Ara.
Disisi lain, hal sama terjadi pada Soraya, dari pagi dia tak henti hentinya bolak balik ke kamar mandi.
"Hoek..hoeeeek" keringat dingin membanjiri dahinya, badannya bergetar, perutnya seperti diaduk aduk "ahhhh apa yang terjadi kepadaku?" Kepalanya serasa berputar putar dan bruuuukkkk...soray pingsan dan tak ada seorang pun yang tahu.
Pagi itu Mama Lena sengaja datang ke kamar putrinya, "Soraya..mama bawain kamu jus jeruk kesukaan kamu", saat membuka pintu dilihatnya Soraya sudah tergeletak tak berdaya.
Dipangkunya kepala putrinya itu, "Soraya..Soraya apa yang terjadi..bi bi murniiii cepat panggil pak Jamal" perintah mama Lena, ia panik melihat putrinya pingsan.
Bik murni dan Pak Jamal pun tergopoh gopoh menuju kamar Soraya. "Cepat bantu aku bawa Soraya ke rumah sakit" perintah mama Lena.
Mereka pun membawa Soraya ke rumah sakit Puri Medika, dan Dokter Andi melihat itu semua.
"Soraya, apa yang terjadi dengannya" batin dokter Andi.
Usai menjalani pemeriksaan, dokter menyampaikan bahwa Soraya mengalami dehidrasi, ia kehilangan banyak cairan disebabkan oleh kehamilan muda, Dokter juga menyarankan soraya untuk menjalani bedrest total dirumah. Mendengar penjelasan dokter, Mama Lena menarik kedua sudut bibirnya, ia sangat bahagia mendengar putrinya hamil.
Dibalik pintu Dokter Andi yang mendengar penjelasan dokter merasa gelisah, apakah anak yang dikandung Soraya aalah anaknya ataukah milik suaminya. Kenangan itu kembali berputar dalam pikirannya, ia teringat bahwa ia yang pertama kali menyentuh Soraya.
"Kalau anak yang dikandung Soraya adalah anakku, aku akan merebutmu dari tangan suamimu Soraya" katanya dalam hati.
Mama Lena buru buru menelepon Bastian, ia tak sabar mengabarkan hal bahagia ini kepada anaknya itu, "Bas, kamu segera ke rumah sakit Puri Medika, Soraya pingsan, kamu cepat ya jangan ditunda tunda" kata mama Lena.
"Iya ya ma..aku kesana sekarang" balas Bastian.