NovelToon NovelToon
Ajihan'S Silence

Ajihan'S Silence

Status: sedang berlangsung
Genre:Basket / Angst
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Affara

Jihan Alessa. Gadis ceria yang selalu mengejar cinta lelaki bernama Abintang Sagara.

Namun, ternyata perasaannya itu justru menambah luka di hidupnya. Hubungan yang seharusnya manis justru berakhir pahit. Mereka sama-sama memiliki luka, tetapi tanpa sadar mereka juga saling melukai karena itu.

"Suka lo itu bikin capek ya."

"Gue nggak pernah minta lo suka gue."

Rumah yang seharusnya tempat paling aman untuk singgah, justru menjadi tempat yang paling bahaya bagi Jihan. Dunia seakan mempermainkan hidupnya bagai badai menerjang sebuah pohon rapuh yang berharap tetap kokoh.

"Kamu adalah kesialan yang lahir!"

Itulah yang sering Jihan dengar.

Pada akhirnya aku pergi—Jihan Alessa

__________

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Affara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kondisi yang memburuk

Lisan lebih tajam dari pada sebilah pisau.

...___________________________...

Fajar mengintip malu-malu dari celah jendela kamar serba gelap itu. Sesosok gadis sudah tampak rapi dengan tubuhnya yang terbalut seragam. Jihan menatap wajahnya di cermin. Menyadari bibirnya tampak sangat pucat. Ia segera mengambil lip bam dan memolesnya lima kali ke bibir. Setelah merasa cukup, ia mulai mengambil tasnya dan beranjak keluar dari kamar.

 Udara dingin dari jendela kaca yang terbuka kini menusuk kulitnya seperti jarum es. Tubuhnya sedikit mengigil karena suhu tubuhnya semakin tinggi. Tapi Jihan tetep memaksa ingin berangkat sekolah.

Lebih baik seperti ini dari pada harus di pukuli habis-habisan bukan?

Setelah menuruni tangga, ia kemudian melewati meja makan begitu saja. Padahal di sana ada Hendra yang duduk mengamatinya bingung.

"Mau kemana? Sarapan dulu," Ujar Hendra menghentikan langkah Jihan.

Gadis itu terkejut dengan perkataan yang terlontar dari mulut Papahnya. Keningnya mengerut. Apakah dia tidak salah dengar.

"Duduk Jihan!"

Arsen yang baru datang langsung menarik lengan Jihan,tapi pria itu shock saat merasakan kulit Jihan yang panas. Matanya melirik wajah adiknya sebentar.

"Lo sakit?" Tanyanya membuat Hendra menoleh. Sedangkan Mira hanya melirik sekilas kemudian melanjutkan sarapannya. Wanita itu sama sekali tidak peduli kondisi anak bungsunya.

Jihan menepis tangan Arsen kasar. "Gak usah sok peduli!" Ketusnya mendapatkan tatapan kaget pria itu.

"Yang sopan sama Abang kamu! Di sekolahin susah payah kok gak punya etika!" Tegur Hendra memandang putrinya geram.

Jihan tersenyum tipis. "Anak cerminan orang tuanya. Papah nggak lupa itu kan?" Sindirnya sarkas.

Tangg!

Hendra membanting sendoknya ke piring kaca, menimbulkan suara yang lumayan nyaring. Matanya menghunus tajam pada Jihan. Sejak kapan putrinya itu berani membalas perkataannya.

"Maksud kamu Papah gak punya etika gitu? TAU APA KAMU TENTANG PAPAH?!" Bentaknya dengan suara keras.

"Sama dong. PAPAH TAU APA TENTANG JIHAN?!!"

"KAMU—"

"Enough!!"

Suara dingin Arsen membuat suasana menjadi hening.

Pria itu menatap Jihan dengan pandangan sulit terbaca. "Mending gak usah berangkat dulu. Istirahat aja di rumah," Katanya dengan nada pelan.

"Lo mau gue di habisin Papah? Gila lo! Gak usah sok peduli bang. Gue gak butuh kasihan lo!" Jihan mulai melangkah pergi dengan perasaan muak.

"MAU PERGI KEMANA KAMU!!?" Teriak Hendra marah.

"Ke neraka!" Balas Jihan sembari melangkah keluar dari rumah. Malas sekali jika pagi-pagi harus bertengkar dengan pria bau tanah itu. Bisa budeg dia lama-lama.

Entah keberanian dari mana Jihan bisa berperilaku seperti ini. Yang pasti dia sudah lelah terus berpura-pura menjadi anak baik dan penurut. Membuang-buang energi saja.

Kepergiannya meninggalkan tanda tanya besar bagi Arsen. Ada apa dengan adiknya.

****

Senyum Jihan mengembang ketika melihat sosok lelaki berada di depan rumahnya, ia sedang menduduki motornya sembari menatap kendaraan yang melintas. Gadis itu berlari mendekat.

"Abiii!!" panggilnya ceria.

Abintang menoleh dengan raut wajah seperti biasa, datar. Tapi tangan kiri lelaki itu terangkat, mengusap kepala Jihan gemas.

"Udah baikan?" Ia menyentuh kening Jihan dengan punggung tangannya. Wajahnya berubah serius tak kala merasakan suhu tubuh Jihan yang tinggi.

"Kamu demam tinggi Jihan. Gak usah berangkat sekolah dulu!" Khawatir Abintang. Tangan itu perlahan turun membelai pipi kekasihnya. Menyelipkan rambut gadis itu ke belakang telinga.

Jihan menggeleng pelan. Perlahan menaiki motor Abintang meski hampir terjatuh, tapi Abintang sigap menahan tangannya.

"Ck, ngeyel!" Lelaki itu turun dari motornya membuat kedua alis Jihan terangkat bingung.

"Mau ap— Ehhhh!!" Perempuan itu tersentak ketika Abintang mengangkat tubuhnya dengan mudah, lalu mendudukkan tubuhnya ke motor.

"Badan loyo tapi sok kuat," Sindir Abintang lalu menaiki motornya dan memakai helem.

Jihan mengerucutkan bibirnya. "Bawel!" Protesnya.

Lelaki cuek itu melirik Jihan tajam melalui kaca spion. "Ngomong apa tadi?"

"Enggak ada!!" Balas Jihan panik.

Abintang mendengus kemudian menyerahkan satu helem putih pada Jihan. Gadis itu menerimanya dengan senang hati.

"Pegangan," Pinta Abintang menarik kedua tangan Jihan melingkari pinggangnya. Namun, matanya menyipit ketika melihat banyak goresan luka di lengan Jihan.

Segera Abintang genggam dan mengangkatnya untuk melihat lebih jelas. "Ini kenapa?" Tanya cowok itu serius. Sorot matanya terlihat dingin.

Abintang bisa membedakan mana luka yang tidak sengaja maupun luka di sengaja. Dan ia tebak Jihan menggores lengannya sendiri. Tapi untuk apa?

"Kenapa diem? Aku nanya Jihan," Kata Abintang saat Jihan tak bersuara.

Bukannya menjawab, Jihan justru membenamkan wajahnya pada punggung Abintang. Seolah meminta supaya lelaki itu tak bertanya lebih jauh.

Abintang mengusap tangan Jihan yang berada di perutnya. Mengerti jika kekasihnya sedang tidak ingin membahas apapun.

"Jangan di ulangi lagi," Ujar Abintang mendapat anggukan kepala dari Jihan.

Setelah itu ia memilih menjalankan motornya memasuki jalan raya. Meski mereka saling berdiam diri dengan pikiran masing-masing.

1
Forta Wahyuni
knapa bego x jd cewek, knapa stiap novel slalu merendahkan perempuan n krn cinta jadi bodoh dan tolol.
Ruby: Pukul aja Prenn, Jihan emang bego🤧
total 1 replies
Gibran Cintaku
semangattt thorr/Smile/
Ruby: thank you prenn/Frown//Drool/
total 1 replies
Gibran Cintaku
The real cegil/Proud/
Ruby: Cegil premium itu prenn /Smile/
total 1 replies
Nika Trinawati
Temenan sama aku aja om😼
Ruby: jewer aja prenn😣
Gibran Cintaku: Arsen nih nyebelin juga ya/Speechless/
total 2 replies
Nika Trinawati
Pake nanya!!
Ruby: Hehe santai prenn 🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!