Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Erlinda
"Fa, hanya sebentar saja aku menatap kamu, aku gila memikirkan kamu, "Elvan berusaha mencium tangan Syifa, namun Syifa memberontak.
Semakin keras Syifa memberontak Elvan semakin menjadi jadi dia berusaha mencium bibir mungil Syifa. Ketakutan Syifa menjadi kekuatan untuk melawan Elvan. Syifa menendang sesuatu di balik celana Elvan.
Elvan mengerang kesakitan, akhirnya Syifa dapat lepas dari Elvan. Syifa langsung berlari saja dia tak menghiraukan Erlinda memanggil.
Erlinda nampak curiga kenapa Syifa berlari terburu buru, sementara pintu ruangan Elvan masih sedikit terbuka. Erlinda mendekat ke ruang Elvan.
Terlihat Elvan mengerang kesakitan memegangi celananya, " Syifa kamu nendang adik kecilku. "
Mendengar ucapan Elvan sontak membuat Erlinda kaget dan bertanya tanya apa yang telah mereka lakukan.
Erlinda mengurungkan niatnya menemui Elvan. Dia mencari Syifa untuk bertanya apa yang terjadi antara mereka berdua.
Syifa berlari ke kamar mandi, dia membasuh mukanya. Tubuhnya begitu sangat lemas, baru kali ini dia mendapat perlakuan yang tidak baik apalagi oleh calon kakak iparnya.
Syifa menangis penuh ketakutan. Suara hp Syifa berbunyi terlihat Dika menelpon, air mata segera di usap. Panggilan Video Call dari Dika akhirnya diterima.
Terlihat Dika sangat tampan dan berwibawa mengenakan kemeja putih di pasukan dengan jas warna hitam. Dika dan Syifa saling tersenyum diujung camera hp.
Melihat sisa air mata membuat Dika begitu khawatir "Syifa, kenapa, " terlihat di ponsel raut wajahnya Dika khawatir.
"Gak papa mas, Syifa sangat lelah, "
"Papa tidak mengganggumu kan. "
"Tidak mas, aku belum ketemu Pak Steven,. "
"Kamu Sabar Fa, setelah pulang dari Semarang aku akan segera melamar mu. "
Syifa menangguk bahagia, entah mengapa buliran air mata kembali menetes di wajah Syifa.
" Syifa apa aku membuatmu terluka, " Dika kembali diliputi cemas melihat Syifa menangis.
"Mas Dika, Syifa hanya merasa terharu, Mas Dika begitu sangat mencintai Syifa. "
Diujung telpon terlihat Naura datang langsung memeluk Dika dari belakang, perlakuan itu terlihat oleh Syifa. Seketika Dika kaget, sambungan telpon pun berakhirnya.
Dika begitu kasar melepaskan pelukan Naura.
"Naura gila kamu. "
Naura tertawa kecil, "Mas Dika, kemanapun kamu pergi pasti ada Naura. "
"Untuk apa kamu kemari. "
Naura duduk di kursi Dika, menggoyang goyangkan kursi. "Ya tentu saja nemenin mas Dika, Mas Dika pasti kesepian kan. "
Naura memperlihatkan sebagian kaki putih nan jenjang itu, " Apa mas Dika tidak tergoda "dengan suara mendayu dayu.
Dika mendekati Naura, memegang kursi, lalu Naura menarik dasi Dika. Dia pikir Dika akan tergoda, namun apa yang dipikirkan Naura tak sesuai. Dengar kasar Dika memutar kursinya, sehingga Naura pun terjatuh.
" Brengsek kamu Dika, " Naura merintih kesakitan, kakinya terkilir.
"Ingat Naura, jangan pernah mengusik ku, " Dika merapikan Dasinya, pergi meninggalkan Naura kesakitan diruangnnya.
Dika menelpon Bayu, untuk mencari Syifa karena Dika yakin terjadi sesuatu dengan Syifa.
...****************...
Syifa masih menagis di kamar mandi, hatinya begitu sakit atas perlakuan Elvan, dan dia melihat Naura berada di Semarang, pikirannya pun kacau.
Terlalu banyak menangis membuat Syifa pusing, dia tak berdaya akhirnya tubuh mungil itu tersandar di tembok. Dika terus menelpon namun telpon Dika tak ada jawaban.
Di toilet Vera berteriak melihat Syifa sudah tergletak, Erlinda mendengar teriakan Vera,
"Syifa,, " teriak Erlinda dia menepuk nepuk pipi Syifa, namun Syifa tak merespon. Erlinda melihat Hp Syifa berdering, Dika mengangkat telpon tersebut.
"Syifa, " terlihat keras suara diujung telpon.
"Dik, ini aku Erlinda Syifa pingsan, "
Bayu datang dengan cemas, dia langsung membopong tubuh mungil Syifa.
Vera mengikuti langkah Bayu namun Erlinda masih tertegun melihat perlakuan Bayu terhadap Syifa. Di ujung telpon masih terdengar suara Dika.
"Mba Erlinda kenapa dengan Syifa "
Erlinda sadar kembali dia menjawab Dika. "Syifa pingsan di kamar mandi Dik, Pak Bayu sudah menolongnya. "
Erlinda mematikan ponselnya, dia melangkah menuju ruangan Bayu. Terlihat Syifa sudah sedikit sadar. "Mba Syifa, " Bayu terlihat lega, ingin sekali dia memeluk tubuh Syifa.
"Pak Bayu, " Syifa langsung bangun.
"Syukur lah kamu sudah sadar. "
Erlinda melihat Syifa sudah sadar, dia langsung memeluk Syifa, "Syifa apa kamu sakit, " Erlinda memegang kedua tangan Syifa.
"Syifa hanya kecapean mba, ".
Vera datang membela satu gelas teh hangat, Bayu mengambil alih, Erlinda berdiri disamping Vera, dengan telaten Bayu menyuapi Syifa dengan teh hangat.
Perlakuan Bayu kembali membuat Erlinda bertanya tanya.
" Erlinda, Vera kalian boleh keluar, " ucap Bayu.
Erlinda Vera keluar, untuk menghilangkan rasa penasarannya, Erlinda bertanya ke Vera.
"Ver, kenapa Pak Bayu terlihat dekat dengan Syifa. "
Vera tersenyum, " gak tahu Lin, lu kan kakaknya harusnya lebih tahu kan,. Lin aku duluan yach.
"Iya, "
...****************...
"Pak Bayu, maaf sudah merepotkan mu, " ucap Syifa.
Bayu duduk dikursi sebelah,, "Mas, Dika tadi menelpon ku, katanya Mba Syifa seperti sedang ada masalah, aku disuruh untuk mencari mba Syifa. "
"Oh,, " Syifa kembali melamun, pikirannya kembali ke Dika.
"Mba Syifa, " panggil Bayu
"Ah,, iya, "
"Apa ada masalah, mba Syifa selama mas Dika tidak disini, mba Syifa sudah menjadi tanggung jawab saya. "
Syifa menunduk dia kembali menangis, Bayu memberika tisu,
"Pak Bayu, apa boleh bercerita, " mata Syifa berkaca kaca.
Bayu mengangguk.
"Hari ini, hari yang begitu beratku, perlakuan Pak Elvan terhadap ku. "
"Elvan, apa yang dia lakukan padamu Mba, "
Dengan berlinangan air mata Syifa menceritakan kejadian yang dialaminya, membuat Bayu geram, ingin rasanya dia memukul wajah Elvan. Namun keinginanya tertahan karena Syifa melarang. Syifa takut membuat Erlinda kecewa hingga membatalkan pertunangannya.
"Mba Syifa, kasihan Erlinda jika dia harus menikah dengan Elvan yang kelakuannya seperti binatang itu, aku akan bilang ke Dika agar dia memecat Elvan. " Bayu nampak marah.
"Pak Bayu, Syifa mohon jangan pernah bilang apapun ke Mas Dika,. "
"Ya baik, aku pura pura tak tahu atas tindakan bejat Elvan, tapi kamu harus tahu mba, sekarang ini aku akan terus menjagamu, aku akan meminta ke Pak Steven agar menjadikanmu asisten pribadi ku. "
"Pak Bayu, tolong jangan berlebihan, aku bisa menjaga diriku sendiri. "
"Iya hari ini, tapi besok lagi, pasti dia akan mencari kesempatan untuk melukai mu lagi. "
"Pak Bayu, aku tahu bagaimana aku harus menjaga diriku. "
"Selama belum waktunya pulang, mba Syifa disini dulu, jangan kelaur dari ruangan ku. "
"Tapi kerjaan ku, "
"Gak papa , " Bayu kembali ke meja kerjanya, dia membuka laptop untuk melanjutkan pekerjaan yang sedikit tertunda.
Sementara Syifa duduk terdiam di sofa, dia memperhatikan Bayu, wajahnya mirip sekali dengan Dika, Bayu tahu Syifa sedang memandang wajahnya.
"Wajah ku sangat tampan ya Mba, " ucap Bayu.
Syifa tersipu malu ternyata dia tahu kelakuan Syifa, "Bukan begitu Pak Bayu, wajah Pak Bayu mirip Sekai dengan mas Dika. ".
Sambil mengetik di laptop dia menjawab pertanyaan Syifa, "dari kecil kami memang dikatakan mirip, ". Bayu tetap fokus di laptop.
Syifa membuka hpnya membaca pesan masuk dari Dika, Dika menjelaskan tentang Naura yang tiba tiba datang, tak lupa Dika mengirimkan rekaman CCTV di ruangnya, agar Syifa percaya dia dan Naura tak melakukan apa pun.