Selama tiga tahun ini, Hilda Mahira selalu merasa tertekan oleh ibu mertuanya dengan desakan harus segera memiliki anak. Jika tidak segera hamil, maka ia harus menerima begitu saja suaminya untuk menikah lagi dan memiliki keturunan.
Dimas sebagai suami Hilda tentunya juga keberatan dengan saran sang ibu karena ia begitu mencintai istrinya.
Namun seiring berjalannya waktu, Ia dipertemukan lagi dengan seorang wanita yang pernah menjadi kekasihnya dulu. Dan kini wanita itu menjadi sekretaris pribadinya.
Cinta Lama Bersemi Kembali. Begitu lebih tepatnya. Karena diam diam, Dimas mulai menjalin hubungan lagi dengan Novia mantan kekasihnya. Bahkan hubungan mereka sudah melampaui batas.
Disaat semua permasalahan terjadi, rahim Hilda justru mulai tumbuh sebuah kehidupan. Bersamaan dengan itu juga, Novia juga tengah mengandung anak Dimas.
Senang bercampur sedih. Apa yang akan terjadi di kehidupan Hilda selanjutnya?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhianat 21+
Area 21+ ya, harap bijak dalam memilih bacaan.
.
.
.
"Apa? dua puluh juta? Kemarin kan udah gue transfer sepuluh juta?"
"Masih kurang sayang.."
"Ini sih namanya pemerasan. Gila kamu!."
"Terserah. Mau kamu bilang pemerasan kek, mau kamu bilang penodongan kek, mau kamu bilang perampokan? gue nggak peduli. Yang penting 20 juta dulu, rahasia lo tetap aman sama gue."
"Bener-bener gila! nyesel gue minta bantuan sama lo!." Gerutu Novia sembari menekan tombol oke pada menu transfer di ponselnya.
"Udah masuk aja nih duit. Nah gitu dong. Kalau bayarannya Lancar kan Kerjanya juga lancar." ucap laki laki bernama Agung yang tak lain adalah mantan suami Novia.
"Lancar apanya? suruh celakain satu wanita aja nggak becus."
"Gue udah hilangin cewek itu dari hidup lo ya. Dan gue jamin dia nggak bakalan balik lagi kok!"
"Emangnya lo udah berhasil bunuh dia? belum kan?."
"Membunuh sih belum, tapi gue yakin cewek itu pasti celaka. Secara aku udah teror dia berulang-ulang saat masih tinggal di kontrakan. Begitu juga saat gue tabrak dia, dia itu lari ke semak-semak yang di sampingnya itu jurang dalem banget. Mau apa lagi coba kalau nggak celaka?." Agung berbohong pada Novia agar mantan istrinya itu puas dan ia bisa tetap mendapatkan uang.
"Untuk sekarang sih gue masih percaya sama lo. Tapi Awas ya kalau sampai lo bohong, dan kerjaan lo terbukti gak beres, gue nggak segan-segan nyuruh orang buat bunuh lo!"
"Aw.. takut! Baru tahu ternyata mantan istri gue sadis banget."
"Diem lo! Pergi sana!"
"Yakin nyuruh gue pergi? Nggak mau senang-senang dulu?" Bisik Agung tepat di telinga Novia dan sesekali menjilatnya penuh nafsu hingga membuat tubuh Novia menegang dan kaku sampai ia tak sadar telah memejamkan matanya karena menikmati sensasi jilatan lidah dan remasan lembut tangan Agung yang menjalar di kedua gundukan kembar miliknya.
"Gue tahu, pasti sekarang lo lagi kesepian kan karena Dimas jarang menyentuh lo?" Agung mulai menurunkan tangannya, meraba perut Novia yang mulai kembang kempis menahan gairah.
Novia hanya bisa diam saat Tangan Agung mulai meraba area sensitif miliknya yang masih tertutup dengan celana.
"Gue akan puasin hasrat lo sampe lo bener bener puas" seru Agung sembari menarik celana Novia sampai ke lutut. Tak mendapat penolakan, Ia segera mendorong tubuh Novia ke atas ranjang kamar kosnya lalu membuka celana dal*m milik Novia dan membuangnya secara asal hingga wanita itu kini sudah telanjang di bagian bawah.
Aaahhh..
Satu desa*an lolos begitu saja saat bibir Agung mulai menyentuh daerah kewanitaannya dan menj*latnya perlahan namun semakin dalam. Hisap*n serta cecapan yang terus di lakukan Agung membuat tubuh Novia semakin menggelinjang keenakan.
Novia yang awalnya tak ingin melayani Agung akhirnya terbuai oleh permainan dahsyat mantan suaminya tersebut. Apalagi hasrat bercintanya yang besar san menggebu membuat ia tak bisa menolak perlakuan Agung karena sudah beberapa hari ini Dimas tak menyentuhnya sama sekali.
Tak butuh waktu lama, Agung langsung memasukkan senjatanya ke dalam gua milik Novia. Di gempurnya gua itu secara habis habiskan. Mereka berdua melakukannya penuh dengan gaya, tubuh sexy itu bahkan di bolak balikkan kesana kemari persis seperti layaknya penggorengan makanan.
"Lebih cepat" Novia menjambak rambutnya Agung saat ia hampir mencapai klimaks.
Aaaahhhhhhh
Keduanya berteriak kecil saat sama sama telah mencapai puncak kenikmatan bercinta.
Agung terkulai lemas di samping tubuh Novia. "Kamu benar-benar memuaskan. Sama seperti dulu."
"Jangan bahas itu lagi. Kamu sendiri yang membuat aku meninggalkanmu."
"Ya, kamu memang wanita licik dan matre. Mencintai lelaki saat kaya dan meninggalkan lelakinya saat jatuh miskin."
"Sudahlah. Aku mau pulang. Malas berdebat denganmu. Ingat ya? Jangan pernah mengadu apapun san pada siapapun tentang apa yang kita lakukan malam ini."
"Siap mantan istriku. Kalau kau butuh dipuaskan lagi. Datanglah kemari. Aku siap memuaskanmu."
Novia memakai kembali semua pakaian yang sudah berserakan di lantai. Ia tak menjawab panggilan dari Dimas. Ia hanya meninggalkan pesan bahwa ia akan segera pulang.
Sebelum sampai rumah, Novia sengaja mampir ke mall langganannya untuk membeli beberapa baju. Setidaknya ini bisa ia jadikan alasan untuk mengelabuhi Dimas agar tak curiga kenapa ia bisa pulang sampai selarut ini.
"Dari mana saja kamu? Jam dua belas malam baru pulang?"
"Baru juga jam dua belas, belum sampai pagi kan.?"
"Apa maksutmu? Perempuan hamil pergi sampai tengah malam? Apakah pantas?"
"Bukannya kamu juga sekarang sering pulang larut malam? Bahkan sudah beberapa hari ini kamu sering pulang pagi? Apakah itu juga pantas dilakukan seorang laki laki yang sebentar lagi akan jadi seorang ayah?."
Dimas terdiam.
"Atau jangan jangan kamu punya wanita lain ya?."
"Diam kamu! Jangan asal menuduh tanpa bukti. Aku tu beberapa hari ini sibuk mencari Hilda yang hilang begitu saja secara mendadak. Asal kamu tau ya, bagiku, cukup sekali saja aku melakukan kesalahan perselingkuhan denganmu. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kamu mengerti?."
"Sekarang sok menjadi laki laki baik. Awas saja ya kalau sampai kamu ketahuan selingkuh. Aku gak akan biarkan Wanita itu lolos. Aku akan buat dia hancur sehancur hancurnya karena sudah berani merebut milikku."
"Ketakutanmu terlalu berlebihan."
"Ah sudahlah. Aku capek mau tidur."
...****************...
Pagi itu, Hilda ikut bersama ibu warung ke desa Sekarwangi. Untuk sementara waktu, Hilda tinggal di rumah ibu warung tersebut setidaknya sampai ia bisa mendapat tempat tinggal baru.
"Neng, yakin gak mau ikut ibu kondangan?."
"Tidak bu. Saya dirumah saja. Lagi pula saya juga tidak kenal sama yang punya hajat. Kan malu?"
" Ya sudah kalau begitu. Ibu tinggal dulu ya."
"Iya bu."
Setelah itu ibu pemilik warung pergi. Hilda pun menutup pintu rumah. Namun baru beberapa langkah ia menjauh dari pintu, tiba tiba saja pintu itu di ketuk dari luar.
"Ibu, kenapa balik lagi..?"
"Hai,Hilda..."
Deg
.
.
.
kasian...