NovelToon NovelToon
Pengobat Luka Hati Sang Letnan

Pengobat Luka Hati Sang Letnan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikahi tentara
Popularitas:163.5k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar


Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.

Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.

Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.

Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?

Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?


Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".

Jangan lupa like, komen dan Vote juga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Kartu Undangan Arka

     "Kakak, jangan lupa nanti jemput di tempat les," pinta Alf seraya berlari dari meja makan menuju keluar karena jemputannya sudah tiba.

     "Alf, jangan lari. Tungguin kakakmu," teriak Syafa seraya menatap risau ke arah Dalfas.

     "Alfff, tunggu kakakk. Kamu lupa tidak salam sama Mama dan Papa," peringat Fina berteriak. Alf tertawa kecil merasa bersalah seraya berbalik dan mengucap salam.

     "Assalamualaikum, Mama, Papa. Kakak cepattt, jemputannya sudah bunyikan klakson," seru Dalfas tidak sabar.

     "Bentar." Fina menyalami mama dan papanya termasuk Sakala.

     "Jam berapa kalian keluar les?" tanya Sakala.

     "Jam empat. Pokoknya Kakak harus tiba di sana jam empat," tekan Syafina seraya mulai melangkahkan kaki dari meja makan.

     "Assalamualaikum," salamnya sembari menoleh ke belakang ke arah kedua orang tuanya dan Sakala.

     "Waalaikumsalam," jawab mereka bersamaan.

     Setiap pagi, memang seperti itu keadaan rumah Dallas di hari biasa. Riweuh tapi menyenangkan. Hal itu membuat Syafana dan Dallas bahagia, hidupnya lengkap dan selalu ceria dengan tingkah kedua kembarnya. Sejenak kesedihan akibat ulah Seira sirna. Namun, muncul kembali secara tiba-tiba. Namanya manusia, pasti tidak akan mudah melupakan pengalaman pahit yang bahkan baru beberapa hari dilewati.

     "Ka, sebaiknya rumah Kaka, disewakan saja sama orang jika ada yang berminat," seru Syafa tiba-tiba saja memberi saran tentang rumah Sakala yang sudah berdiri kokoh dan indah.

     Sakala berpikir, ketika mengingat rumah itu, kesedihannya kembali mendera.

     "Iya, Ka. Ide mamamu ada benarnya. Lebih baik rumah itu kamu sewakan saja. Banyak kok yang mencari." Dallas ikut bersuara dan setuju dengan usul Syafana.

     "Nanti Pa, Saka pikirkan dulu. Tapi, sayang banget kalau disewakan. Di dalamnya sudah ada perabotan rumah tangga." Jawaban Sakala seakan menyiratkan bahwa ia tidak mau atau ragu untuk menyewakan rumah yang baru saja dibangunnya.

     "Atau kamu mau jual, agar kamu tidak mengingat gadis itu lagi?" sela Syafana, justru membuat ide yang sama sekali tidak diinginkan Sakala.

     "Tidak, Ma. Rumah itu bukti hasil keringat Saka selama ini. Saka tidak ada memori apapun yang pantas dikenang tentang perempuan itu, di rumah itu. Semua murni ide Saka dan desainnya hanya terinspirasi dari desain rumah yang Saka lihat di internet," tegas Sakala.

     "Baiklah. Jika itu keputusanmu, mama dan papa hanya bisa mendukung saja. Apa yang baik menurut Saka, mama dan papa dukung."

     "Iya, Ma. Niatnya ingin Saka tempati saja."

     "Kamu ingin tempati? Tapi, kalau kamu menempati rumah itu, di rumah ini sepi, dong," protes Syafana merasa tidak rela.

     "Tidak, Ma. Rumah Saka masih satu komplek dengan rumah ini. Jika Saka kangen, Saka pasti sering-sering tengok Mama dan Papa atau kembar ke sini," ucap Sakala membuat Syafana sedikit tenang, ia lega dan baru sadar, kalau rumah Sakala berdiri di komplek perumahan yang sama, hanya beda gang saja.

     "Bahkan, kalau Saka kesepian, kembar akan ajak Saka nginap di rumah," tukasnya lagi.

     "Lalu, mama dengan siapa di sini?" kagetnya.

     "Mama masih ada Papa dan Bi Dasim serta suaminya. Jadi, tidak akan pernah sepi," kelit Sakala diiringi senyum.

     "Baiklah, sebaiknya kalian segera berangkat. Sebentar lagi jam tujuh pagi." Syafana berdiri untuk mengantarkan kedua lelaki yang ia sayangi sampai pintu depan.

     "Papa pergi dulu, ya."

      "Saka juga."

     "Assalamualaikum." Keduanya kompak mengucap salam seraya bergantian meraih tangan Syafana untuk dicium.

     "Waalaikumsalam."

     "Ka, jangan lupa jam empat, si kembar," teriak Syafana mengingatkan kembali tugas Saka menjemput si kembar di tempat les.

     Sakala menoleh, lalu mengangguk kemudian mengacungkan jempol.

     Mobil keduanya mulai berjalan, meninggalkan halaman rumah, diantar tatapan Syafana disertai lambaian tangan. Mobil Sakala dan Dallas berjalan beriringan, meskipun nanti tujuannya berbeda arah.

     "Mereka sudah pergi, rumah ini seketika sepi," gumam Syafana sembari kembali ke dalam. Ia menuju kamarnya untuk mengecek keadaan butik.

     "Bagus, semua berjalan lancar," gumamnya senang. Bahkan hari ini pembelian online pada butiknya sedang membludak. Para karyawan yang jumlahnya kini bertambah, memperlihatkan kesibukannya masing-masing di butik.

     Sejenak, tiba-tiba Syafa merasa penasaran dengan profil tentang Bidan Dista. Dia membuka halaman facebook milik Bidan satu itu yang terlihat masih aktif, sebab dulu Bidan satu itu memesan gaun dari butiknya lewat iklan di facebook.

     Sebuah status galau diposting beberapa hari yang lalu. Ada air mata di sana dan tulisan "masa lalu dan masa sekarang musnah."

     Syafana sedikit menduga status yang ditulis Dista, merupakan ungkapan hati yang saat ini dirasakan Dista akibat ulahnya juga.

     "Saya tidak sangka Mbak, Mbak bisa melakukan hal setega itu. Menggunakan keponakan sendiri untuk balas dendam." Syafana bergumam seraya geleng kepala. Lalu ia mengakhiri perselancarannya di dunia maya.

***

     Sakala keluar dari ruangannya. Sebelum melangkahkan kaki menuju parkiran, namanya sudah dipanggil Arka.

     "Bro."

     Sakala segera berbalik, di sana Arka berdiri lalu memperlihatkan sebuah kartu undangan.

    Arka menghampiri lalu memberikan kartu undangan itu pada Sakala.

      "Datang di hari pernikahan aku sama Amara bulan depan," ujarnya setelah memberikan kartu itu. Sakala mengerutkan kening, padahal masih jarak satu bulan tapi Arka sudah menyebarkan kartu undangan.

     "Ini masih lama, kenapa sudah disebar?" herannya, tapi tak ayal kartu undangan itu ia terima juga.

      "Satu lagi untuk siapa?" tanya Sakala.

     "Ini untuk Bang Lahat si bujang lapuk," ujarnya diimbuhi kalimat ejekan untuk rekan mereka satunya lagi, yang kebetulan tidak satu kantor dengan mereka berdua.

     "Bujang lapuk? Berarti nasibku sama dengan Bang Lahat bujang lapuk," tukasnya merasa senasib dengan Maslahat yang masih membujang di usianya yang saat ini akan menginjak 32 tahun.

     "Beda. Bang Lahat sudah 32 tahun, sedangkan Danton Sakala masih 28 tahun, bedanya jauh," sergah Arka sembari tertawa.

     "Nasib-nasib, aku yang merencanakan pernikahan duluan, tapi kamu yang justru mendahului," sesalnya merasa kecewa.

     "Sabar. Nanti diganti yang lebih dari Seira," balas Arka sembari menepuk bahu Sakala.

     "Baiklah. Kalau begitu aku permisi." Sakala mengakhiri kebersamaannya dengan Arka. Ia segera menuju mobilnya. Kini tujuannya menuju tempat les adik kembarnya. Berhubung masih jam tiga sore, Sakala memutuskan untuk mampir ke kafe yang biasa dia singgahi. Kafe Pondok Kopi.

     Setelah dia memesan kopi yang selalu dipesannya, Sakala memilih duduk di samping di dekat jendela.

     Suasana kafe menjelang sore mulai rame. Para pengunjung pun berdatangan. Sakala meraih Hp nya, memeriksa pesan WA yang masuk, salah satunya dari Maslahat. Sakala tersenyum sendiri saat membaca pesan dari Maslahat, entah pesan apa yang dikirimkan Maslahat sehingga Sakala senyum-senyum.

     "Aa. Wah, kebetulan kita bertemu di sini," seru seseorang membuat Sakala terkejut sebab fokusnya sejak tadi hanya pada Hp nya.

     Siapakah orang yang barusan menegur Saka dan berhasil mengejutkannya? Nantikan kelanjutannya besok, ya.

1
Visencia Alingga
Lah si kampret, elo dl yg bikin sakit, bikin malu kel dia jg. Skrg lo ngeluh. Ga sehat org ini wlwpun prnah kerja jd nakes
/Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
EmbunCahaya
Ga mau bantu mikir ah...mikir sendiri aja....hahaha
EmbunCahaya
Berasa korban ya sei...wkwkwwk
EmbunCahaya
Idih...ketularan si tante kayaknya atau krm kepalang basah
Rina
Ajak Lavanya aja Saka soalnya Lala mau pergi sama pacarnya 🫢🫢🫢
Dina Faiqotul Halwa
sebagai pembelajaran, bahwasanya sebelum melangkah lebih jauh maka dicari tau dulu segala asal usul nya. klo kata org Jawa bibit, bebet, bobot hrs jelas, klo kata islam sekufu. itu semua hrs jelas😁
good job for, sukses selalu
Lina Zascia Amandia: Iya betul bgt. Trmksh atas komennya Kak.
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
lavanya saja, saka. sekalian PDKT
Tiara Bella
Lavanya aja sakala yg diajakin....pamer sekalian
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
Lavanya dong.
dyah EkaPratiwi
Lavanya aja dong saka
⍣⃝ꉣꉣBulan❀∂я
Semangat Saka, bikin Lava tertarik padamu ya 👍😄
Esther Lestari
Ngapain kamu marah kalau Sakala sudah dapat pengganti mu Seira.

Ajak Lavanya aja ke undangannya Arka
Eva Tigan
Ajak Lavanya dong Sakala..bermula dari pacar boongan jadinya akan jadi pasangan hidup yang akan dibawa ke pelaminan
rohmah rahayu iswari
ye si seira giliran di putus sandi ngareoin Salala wkwkw bener" otaknya miring gara" Dista🤣😭...
EmbunCahaya
nah...mba othornya tebak2an lagi nih...😄
Lina Zascia Amandia: Hehehheheh... biar seru.
total 1 replies
🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я
Besok bu guru diajak jalan-jalan lagi ya Saka, hehehe😃
Al Fatih
Siapa ya yg manggil bang Sakala....,, semoga bukan seira ...,, merusak suasana sj.
Paris Sutiawan
Nah siapa tu yg manggil
Eni rochaeni
mulai ada benih2....rupanya pa tentara,?
GAsKEUN pa tentara💪💪💪
Julia Juliawati
smpe searching di mbh car bunga dahlia ky mana🤣🤣
Isna Wati: lanjut thor
Lina Zascia Amandia: Wkwkkw.... udah ketemu Kak... bagus ya indah? Saya suka bunga Dahlia.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!