JANGAN DIBOM LIKE YA 😊🙏
Reno Pradipta, pengusaha tampan dan kaya raya, pria yang bisa dikatakan sempurna itu nyatanya tak tersentuh oleh wanita manapun setelah patah hatinya di masa lalu.
Karena itulah, banyak rumor beredar yang mengatakan kalau Reno adalah penyuka sesama jenis. Tentu saja, kabar itu membuat Sang Bunda khawatir terhadap anak satu-satunya dan demi menepis rumor itu, Reno harus menikah, itu lah permintaan Bundanya.
Lalu, Reno pun berpikir untuk mencari gadis yang sama-sama membutuhkan status pernikahan, beruntung, Reno bertemu dengan Aliya yang malang.
Aliya yang akan terjun bebas itu diselamatkan oleh Reno yang ternyata akan menjadi takdirnya.
Ikuti kisah cinta Aliya yang berusaha meruntuhkan dinding es diantara dirinya dan Reno💙
Jangan lupa like, komentar dan vote.
Subscribe supaya tidak tertinggal update terbarunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tekad Aliya
Aliya masih terdiam di balik pintu, ia menunggu Reno untuk keluar, tetapi, Reno tak juga keluar dari kamar, Reno juga melewatkan makan malamnya.
"Apakah Serena yang membuat Mas Reno patah hati? Kalau iya... untuk apa dia kembali?" tanya Aliya dalam hati, Aliya sedang duduk di kursi makan, menyangga dagunya menggunakan tangan kanannya, Aliya yang juga menatap makanannya itu merasa sepi ketika Reno kembali menjadi diam.
"Merepotkan!" kata Aliya pada dirinya sendiri.
Setelah itu, Aliya harus makan malam karena janin yang ada di dalam rahimnya itu harus mendapatkan nutrisi.
Dan sebelum tidur, Aliya juga membuat susu hamil. "Kalau dia tidak datang, mungkin kami sedang mengobrol, seperti kemarin, sekarang, aku harus bagaimana?" tanya Aliya seraya menatap kotak susu tersebut, seolah sedang mengajak kotak itu berbicara.
Setelah itu, Aliya harus kembali duduk dan meminum susunya sampai habis.
Aliya juga mencuci piring, gelas bekasnya makan dan minum. Selesai dengan itu semua, Aliya kembali ke kamar Reno, Aliya menempelkan telinganya di pintu kamar Reno dan tanpa Aliya Tau, sebenarnya Reno akan keluar dari kamar dan membuat Aliya harus menempelkan telinganya di dada bidang Reno tanpa sengaja.
Aliya menikmatinya, terbukti dari Aliya yang tersenyum dan terus mencium aroma Reno yang sangat ia sukai.
Bahkan, Aliya seperti mengidam aroma tubuh itu.
Lalu, Aliya hampir terjatuh saat Reno harus mundur dan setelah terlepas dari Aliya, Reno berjalan begitu saja, ia melewatinya dan keluar dari apartemen.
"Maaf, Al. Aku sedang menahan amarah, jangan paksa aku untuk bicara atau apapun sebelum kamu terluka, lalu menangis!" kata Reno dalam hati.
Sementara Aliya, ia mengerucutkan bibirnya karena diabaikan oleh suaminya. Suami yang sedang ingin meninju samsaknya dan benar saja, Reno kembali ke samsaknya itu untuk melampiaskan amarahnya.
"Aaaaaaa! Bajingan kamu! Tidak tau diri!" teriak Reno dalam hati, pria itu mulai meninju sampai keringat mulai bercucuran dari tubuhnya.
Di tempat lain..
Serena sedang menemui Arman yang sedang berada di kelab malam.
"Maksudmu apa, hah?" tanya Serena yang sekarang sudah berada di depan Arman, Serena sedikit menggebrak meja mini bar itu.
"Kenapa kamu bertanya? Seharusnya, cukup bagimu untuk meminta maaf pada Tuan!" jawab Arman seraya menatap remeh pada Serena.
"Ucapan mu, tidak dapat dipercaya!" kata Serena yang sekarang mengepalkan tangannya, ia sangat ingin sekali meninju pria yang telah menipunya dengan mengucapkan kalau Reno akan memaafkan dan yang paling membuat Serena merasa senang adalah, Reno yang tidak dapat melupakan dirinya.
"Memang benar, Tuan masih belum memaafkan mu karena kamu belum meminta maaf padanya!" jawab Arman yang kemudian pergi dari hadapan Serena yang terdiam.
"Sialan, seharusnya kamu tau, kenapa aku tidak menemui Reno, karena aku tau, aku tau dia sangat membenci ku!" kata Serena dalam hati.
"Tapi, aku masih mencintainya," kata Serena yang masih berbicara dalam hati.
****
Aliya yang berada di apartemen, sendiri, ia tak lagi menunggu Reno, karena Aliya tau kalau Reno tidak akan pulang.
"Aku penasaran, kemana dia pergi dan untuk apa? Kalau punya wanita lain, sepertinya tidak mungkin!" kata Aliya yang sedang berbaring di ranjang, menatap foto Reno yang ada di ponselnya.
Dan Aliya harus bangun saat merasa mual, Aliya segera berjalan cepat ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.
"Tumben, biasanya, tidak semual ini?" tanya Aliya dalam hati dan karena mual itu membuat Aliya menjadi susah tidur.
Sampai pagi menjelang, Aliya yang masih sangat mengantuk itu harus bangun untuk menyiapkan sarapan.
"Aku harus bisa mengambil hati Mas Reno, apapun caranya!" kata Aliya dengan semangat.
Dan Aliya yang akan memperjuangkan Reno itu nyatanya tak mudah, karena Reno kembali menjadi dingin.
"Mas, apa aku harus menjadi api, biar dingin mu itu bisa mencair?" tanya Aliya yang sedang mencepol rambutnya.
Aliya yang baru keluar dari kamar itu melihat Reno, Reno yang masuk ke kamarnya.
"Mas," panggil Aliya dan Reno sama sekali tak menjawab atau menoleh.
"Hhhmm," Aliya menarik nafas dalam, setelah itu, Aliya memutuskan untuk menunggu Reno di meja makan.
Setelah beberapa menit, Reno pun datang untuk sarapan sebelum kembali bekerja.
Aliya yang sudah menunggu Reno itu tersenyum, walau senyum itu tak dibalas olehnya.
"Mas, kalau butuh apa-apa, atau mau bercerita, aku akan selalu ada buat kamu!" kata Aliya yang masih menatap Reno dan Reno sama sekali tak menanggapi.
Dan Aliya yang tak bisa diam itu kembali mengeluarkan suaranya dengan bertanya, "Mas, perempuan itu, kemarin, apakah dia?"
Reno yang sedang memegang peralatan makan itu menjatuhkannya di meja begitu saja, lalu, Reno menjawab dengan tanpa melihat Aliya yang sedang menatapnya.
Sementara Aliya, ia merasa bergetar, tau kalau Reno tidak menyukai pertanyaan itu, Aliya pun segera membuka mulutnya untuk meminta maaf, tetapi, belum sempat menyampaikan permintaan maaf itu, Reno sudah kembali membungkam mulut Aliya dengan jawabannya.
"Kamu, bisa diam?"
Dingin, pagi yang sangat cerah itu terasa dingin bagi Aliya dan Aliya menjawab dengan menganggukkan kepala, merasa tidak tepat waktu apabila harus menggoda suaminya.
Reno yang diingatkan oleh kehadiran Serena itu memutuskan untuk bangun dari duduk. Pria dingin yang tengah terbakar oleh amarahnya itu meninggalkan meja makan dan Aliya.
Aliya bangun, ia meraih lengan Reno.
"Mas, setidaknya, kamu harus sarapan dulu!" kata Aliya dan Reno menatap tangan Aliya yang berada di lengannya.
"Sudah berapa kali ku katakan? Aku tidak suka kamu sentuh!" bentak Reno dan Aliya segera melepaskan tangannya dari tangan Reno, setelah itu, Reno pun pergi meninggalkan Aliya.
"Astaga, aku harus gimana coba!" kata Aliya yang menatap Reno pergi meninggalkannya.
Tak ada yang bisa Aliya lakukan, Aliya memilih untuk melanjutkan sarapannya, setelah itu pergi mandi.
Baru saja selesai dengan mandinya, Aliya sudah mendapatkan tamu, tamu itu adalah Reka.
Aliya merasa senang dan Reka mengajak Aliya untuk pergi bersama.
Di perjalanan, Reka menanyakan sesuatu dan berharap Aliya akan berkata jujur padanya.
"Al, bagaimana dengan Reno? Sebaiknya, setelah menikah Jangan terlalu sibuk, kalian harus pergi bersama!"
Mendengar pertanyaan itu, Aliya pun teringat dengan Serena dan ingin bercerita kalau masa lalu suaminya itu hadir kembali.
"Bun, Bunda mengenal Serena?" tanya Aliya, ia menjawab dengan sebuah pertanyaan.
"Kenapa?" tanya Reka seraya menatap Aliya.
"Dia datang lagi," jawab Aliya.
"Al, seperti yang pernah kamu katakan! Tinggalkan masa lalu karena masa depan kamu adalah Reno, begitu juga dengan Reno, kamulah masa depannya!" kata Reka seraya mengusap rambut hitam Aliya.
"Jadi... pertahankan suami mu! Buat wanita itu dan Reno menyadarinya!" lanjut Reka.
Mendapatkan dukungan dari mertuanya, Aliya pun menjadi semangat dan semakin membulatkan tekad untuk menjaga Reno.
Berhasilkah Aliya?
Jangan lupa like dan komen, ya, all.
Dukung Aliya dengan gift/votenya, terima kasih. 💙
Mohon maaf untuk typonya.
hei Aliya...kl km bunuh diri dosa km mlah 2x lipat lho..
km aja bego jd prempuan...