Dijodohin Dengan Playboy Karatan

★★★

Brukkkkkkk... Tubuh Star jatuh mencium lantai. Mungkin hanya Star yang merasakan tendangan halimuan sang Istri.

“Star aku potong ti.tit mu itu!” jerit Susi.

“Waduh!" Kaget Star, pria itu bangun siap menghadapi sang istri yang memergoki dirinya tengah mengintip sedikit miliknya. Jangan tanya bagaimana jantung Star saat ini, jawabannya jedak jedug, rasanya hampir lepas.

“Sus!” panggil Star.

“Susi!” panggil Star lagi sambil mengguncang tubuh istirnya.

“Astaga apa tadi dia mengigau?” ujar Star geram, padahal ia sudah ketakutan macem maling ke tangkap basah di rumah sendiri.

Gairah dalam diri Star redup ketika mendapatkan sebuah tendangan dari Susi. Pria itu menghela nafas kasar hingga ingin jingkrak-jingkrak.

“Sepertinya aku harus mandi untuk menjernihkan otakku yang mulai konslet!” gerutu Star, demi menjernihkan otaknya cepat berlari memasukinya kamar mandi.

“Ini sudah gila!”

“Aku berhasrat kepada wanita kampung itu?”

“Mustahil!”

“Aku yakin ini hanya kelelahan dan mungkin si Dino terjangkit the power of pera.wan. Padahal aku sudah dari dulu anti akan perawan takut mengundang petaka!” gerutu Star, bibirnya Star komat kamit menggerutu iringi air kran di atas kepala.

Di bawah kucuran dari shower Star berfikir keras pada dirinya, ia bingung dengan keadaan yang dia rasakan saat ini bagaimana tidak iya seakan mati rasa kepada wanita yang ia kehendaki.

“Aku harus mencoba tante-tante lain, mungkin tadi aku kecapekan,” gumam Star meyakinkan dirinya.

“Ia benar. Aku kecapekan seperti Tante Nadine katakan!” Star semakin menyemangati dirinya.

“Kenapa wanita kampung itu jadi seksi ya? Kemana kaos oblong dan kulot yang selalu ia kenakan itu? ” gumam Star, ia tau istrinya itu suka menggunakan baju longgar dan kampungan versi Star.

“Apa dia sengaja ingin menggodaku ya? Awas aja jika benar. Aku akan menjual mahal sebelum ia memberikan dirinya terang-terangan padaku. Aku ini playboy loh ya, gak usah merayu banyak udah bikin ketagihan kaum hawa!” Star mengambil sabun menggosok tubuhnya keseluruhan arah.

Lagi-lagi pose Susi melintas ketika ia menyentuh si anu.

“Haih, membayangkan paha mulus dan pose seksinya tadi membuatku ingin sekali memakannya bulat-bulat.”

“Sitttthhh!” umpat Star ketika melihat si Dino berdiri menantangnya untuk berperang.

“Hanya mikirin paha mulus aja kau itu baperan amet si Din!” umpat Star. Mau tak mau Star bermain arisan sendiri di kamar mandi.

Setelah selesai mandi pria itu keluar dari dengan piyama membungkus tubuhnya.

“Sittt!" Lagi-lagi pria itu mengumpan melihat ke ranjang.

“Huh, nyusahin saja!” dengan tangan gemetar Star menutup paha mulus sang istri. Mana pose Susi saat ini adalah tengkurep dengan dua gunung Tangkuban perahu siap menantang lawannya.

“Baru tau si Susi punya gunung Tangkuban perahu mon.tok begini!” gumam Star menggelengkan kepalanya seperti ayam keselek jagung.

“Ujian keimanan ini Star!" Gerutu pria itu mengusap rambutnya ke belakang.

“Baru mandi sudah gerah lagi.” gerutu Star mengambil bantal guling penyangga iman agar Imron tidak kelayapan.

Karena hari sangat memelahkan Star tidur memunggungi Susi.

Greeepp... Lengan Susi memeluk Star, tak hanya lengan kaki wanita itu juga terangkat menyebrangi bantal guling hingga memeluk tubuh pria itu yang kian menegang.

“Haih ini wanita apa, apa coba? Enggak ada takut-takutnya tidur di ranjang pria!” gerutu Star.

“Sial.an! Tubuh ini makin sensitif banget lagi!” protes Star pada dirinya.

Star menyentuh kaki Susi lalu menyingkirkan kaki gadis itu. Begitupun tangan si Susi.

“Bisa diem gak tidurnya, jangan jamah tubuhku, diam disitu!” marah Star pelan sambil menggulung tubuh sang Istri.

Setelah drama mengamankan si Susi, Star mengambil posisi ternyaman agar bisa tidur.

“Haduh susah tidur nih aku, mana otak ini penasaran anu!” gerutu Star.

“Bagaimana jika kita intip sedikit, bukannya dia itu kebo, jika kita congkel sedikit pasti aman!" Gumam Star mulai anu.

“Eh jangan, kamu itu gak level Star dengan Gadis ini! Besok akan aku ajak kau ke danau Tempe (Tempat dagang anu berada). Elo pilih yang mana yang sesuai selera!" Ia mengsugesti dirinya.

“Tapi susah tidur!” Star bangun melepaskan baju atasannya.

“Punya kambing 100, 10 di kirim ke rumah Tante Nadine, 10 lagi di kirim ke rumah Tante Via, 10 lagi di kirim ke rumah Tante asri, 10 lagi di kirim ke rumah Tante Ani, 10 lagi di kirim ke rumah Tante Evi, 10 lagi di kirim ke rumah Tante Cici, 10 lagi di kirim ke rumah Tante Ais, 10 lagi di kirim ke rumah Tante Nady. 30 lagi di kirim ke rumah Susi!”

“Adil kan gue cocok jika punya bini banyak." Gumam Star mengalihkan sensusnya dengan menghitung para Tante yang ia pelihara di gorong-gorong miliknya.

Pria itu mengulangi data sensus simpanannya hingga ia pun tertidur.

★★★

Keesokan harinya....

Tok...Tok... Pintu kamar Star di ketuk, karena pintu tidak di tutup sempurna mama Divya mendorong pintu itu, ia mengira penghuninya sudah bangun.

“Astaga pengantin baru romantis bgt!" Kata papa Dion muncul di punggung mama Divya.

“Sepertinya anak menantu kita rukun banget deh pa!” kata wanita itu. “Di depan kita aja mereka pura pura saling menolak.”

“Bangunin Star pa!” pinta mama Divya, wanita itu meletakkan sarapan pagi berserta alat-alat medisnya di meja nakas.

“Star!” papa Dion menguncang tubuh putranya yang tengah di peluk oleh istrinya begitu erat.

“Hem!” jawab Susi, disini otor bingung siapa yang di bangunkan kok dia yang bangun.

Susi yang membuka matanya dulu, ia melihat sang papa mertua di depan mata, ia melihat guling yang ia peluk. Seketika ia melih pahanya bertengger mantap di bok.ong Star. Sedangkan wajah Star berada di depan da.danya.

“Ahhhh!” jerit Susi hingga membangunkan Star yang baru tidur beberapa jam.

“Ahhhh!”

Gedebuk... Tubuh Star di tendang Susi hingga tubuh besar Star itu terguling menubruk ayahnya hingga dua pria dewasa itu jatuh tumbang tindih di lantai.

TBC..

★★★