Pernikahan Rahasia Anak SMA 2

"Eh Zara kok nggak diajak pulang bareng sih, Pak?" protes Anita sembari merangkul pundak sahabatnya.

"Kalau dia mau bareng terserah, kalau enggak ya nggak maksa." jawab Andra santai. Zara terlihat diam saja, ada rasa kesal bercampur cemburu saat suaminya hanya mengajak Anita untuk pulang bersamanya.

"Nih orang pasti sengaja ngajak-ngajak Anita pulang bareng, Pak Andra sengaja membuat ku cemburu, diih dikira nya aku bakalan cemburu apa?" batin Zara sembari menatap kesal wajah sang Suami.

Tiba-tiba saja Pak Faisal menghampiri mereka, tentu saja Pak Faisal menghadiri acara tersebut Karena dirinya juga sangat ngefans dengan boy band Kumbang Jantan. Ia pun melihat Zara yang sedang bersama Anita.

"Hai Zara! Nggak nyangka kita ketemu di sini, eh ada Pak Andra juga. Jadi ikut lihat pertunjukan Boy band idola kami juga, ya? Bagaimana Pak, apakah Anda suka dengan penampilan mereka, lagu-lagunya sangat romantis bukan?" ucap Pak Faisal kepada Andra.

"Enggak tuh, biasa aja. Nggak ada istimewanya." jawab Andra dengan wajah datar.

Karena Zara sudah merasa tidak nyaman, Ia pun memutuskan untuk pergi dari aula.

"Maaf permisi, Saya mau pulang, sudah sore. Saya sudah ditunggu sama Daddy di rumah, permisi!" pamit Zara yang berlalu begitu saja dari hadapan mereka, rupanya kesempatan itu tidak disia-siakan oleh pak Faisal, pria yang ngebet banget dengan Zara itu tampak memanggil Zara.

"Zara, tunggu!"

Zara pun berhenti dan membalikkan badannya, kemudian Pak Faisal menawarkan diri untuk mengantarkan Zara pulang.

"Eh Zara! Bapak antar pulang yuk! Kebetulan Bapak juga mau pulang."

Zara sejenak melihat ke arah Andra dan Anita, untuk membalas perbuatan Andra Ia pun mengiyakan permintaan guru matematika nya itu.

"Boleh, Pak! Sebelumnya terima kasih banyak atas tumpangan nya!" ucap Zara dengan suara keras agar Andra bisa mendengarnya. Akhirnya Zara pulang bersama Pak Faisal.

"Brengsek Pak Faisal, Aku bertujuan untuk membuat Zara cemburu, kok jadi Aku yang dibuat cemburu, nggak-nggak Zara nggak boleh pulang bareng dengan Pak Faisal." batin Andra yang mulai khawatir jika Istrinya pulang bersama partner kerjanya.

Andra pun datang menghampiri Pak Faisal dan Zara, "Tunggu Pak Faisal!" Pak Faisal pun menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Andra.

"Iya Pak Andra ada apa?" tanya Pak Faisa.

"Pak Faisal tidak ingat kata-kata Saya tadi? Pak, Ayah nya Zara itu galaknya minta ampun, jika Pak Faisal mengantarkan Zara pulang, beuh saya nggak yakin bapak bisa selamat, secara ya pak si Zara itu sudah punya calon suami, nanti bisa berdampak buruk pada pekerjaan Bapak, nanti Pak Faisal dipecat loh dari sekolah!" Andra berusaha mempengaruhi Pak Faisal untuk mengurungkan niatnya mengantar Zara pulang dengan membisikkannya di telinga Pak Faisal. Namun rupanya Pak Faisal tidak percaya begitu saja.

"Tenang saja Pak Andra, saya cuma mengantarkan Zara doang, nggak mungkin Pak Harun semarah itu, pastinya Pak Harun akan senang karena Saya sudah mengantarkan Zara selamat sampai rumah. Untuk masalah perjodohan itu, bisa saja Zara tidak berjodoh, Pak. Jadi, Saya masih bisa mengambil hati Pak Harun."

Mendengar jawaban dari Pak Faisal, Andra pun mulai kesal dan Ia mulai tak tenang, kemudian Anita menghampiri Andra dan mengajaknya pulang.

"Pak Andra, katanya mau ngajak Saya pulang, yuk Pak! Tuh Zara udah ada yang barengi, jadi bapak bisa pulang bersama Saya."

Andra pun tidak bisa berbuat apa-apa, dirinya sudah terlanjur berkata kepada Anita untuk mengajaknya pulang, sementara istrinya juga pulang bersama pria lain yang tak lain adalah guru matematika nya.

Andra dan Zara saling menatap, keduanya terlihat saling diam, memandang dari kejauhan, apalagi saat keduanya naik ke dalam mobil masing-masing, Andra yang berada di dalam mobil, terlihat tidak konsentrasi menyetir melihat istrinya duduk di dalam mobil rekan seprofesi nya.

"Sialan! Kenapa Aku yang kesal dengan semua ini, Zara Aku tidak rela, kita harus bicara."

"Pak Andra benar-benar deh, Aku sedih banget ya ampun, pokoknya Aku harus bicara sama tuh orang."

Keduanya terlihat membatin dalam hati masing-masing.

...BERSAMBUNG...