SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7. SEKOLAH
Rosetta kini memandang bangunan besar di hadapannya, salah satu hal yang ia lupakan ketika kembali ke masa ini adalah kembali pula ia dalam kegiatan bersekolah. Tapi bayangkan saja Rosetta yang secara mental dan pikiran merupakan orang dewasa namun harus menghabiskan waktu dengan belajar dari dasar. Ah, tentu itu akan membuatnya bosan setengah mati.
"Ini bekal makan siang kalian berdua. Ingat untuk dengarkan guru-guru kalian selama di sekolah, oke," ucap Lili seraya menyerahkan kantung berisi bekal kedua anaknya, karena Lili tidak bisa menyerahkan makanan anak-anaknya kepada pihak kantin sekolah. Mengingat ada makanan yang tidak bisa di makan oleh si kembar.
"Mom?" panggil Rose.
"Ya?" sahut Lili.
Rose mendekat dan memberi gestur kepada sang ibu untuk merendahkan tubuhnya agar gadis itu dapat bicara dalam jarak dekat.
Begitu Lili merendahkan tubuhnya, ia mendapati Rose membisikkan sesuatu kepada Lili. Netra wanita tersebut melebar saat ia mendengar apa yang Rose katakan padanya, terkejut akan sesuatu yang baru saja gadis kecil itu beritahukan. Ada kilatan amarah dalam netra hazel Lili, tapi ia mencoba mengontrolnya dengan baik.
"Bisakah Mommy melakukannya untukku?" tanya Rosetta.
Lili tersenyum dan mengelus kepala gadis kecil itu. "Akan Mommy lakukan. Jangan khawatirkan apa pun dan sekolah dengan baik," katanya.
"Kalau begitu sampai bertemu lagi nanti Mommy," kata Rose yang menggandeng tangan Roderick dan berjalan menuju kelasnya.
"Kau bilang apa tadi kepada Mommy?" tanya Roderick, penasaran dengan yang adik kembarnya itu bisikkan kepada sang ibu.
"Aku hanya mengadukan Samuel kepada Mommy," jawab Rosetta, berbohong.
"Ah, padahal sudah kukatakan untuk bilang ke Mommy sejak lama soal dia. Hanya karena dia anak dari Mrs. Jean bukan berarti Samuel bisa seenaknya denganmu," kata Roderick yang jelas tidak suka ketika mendengar nama salah satu bocah yang sekelas dengan dirinya serta Rosetta tapi memiliki kepribadian yang buruk. Roderick membenci pria itu karena pernah membuat Rosetta terluka, tapi Rosetta tidak pernah mau bilang kepada kedua orang tuanya sejak dulu, entah kenapa. Dan justru meminta Roderick merahasiakan tentang anak nakal bernama Samuel itu.
Walau bukan itu yang diminta oleh Rosetta kepada sang ibu, tapi nantinya bocah bernama Samuel pun akan terbawa jika sudah ditindak lanjuti.
Jujur saja Rosetta benci dengan masa sekolah dasarnya. Bukan karena lingkungan sekolahnya, oh tentu tidak. Karena sekolah dasar yang si kembar ini masuki adalah salah satu sekolah elit yang diisi oleh para anak-anak kelas atas dengan orang tua rata-rata pebisnis dan para pekerja kalangan atas seperti ayah Rosetta dan Roderick. Sayangnya ada satu hal yang Rosetta sadari sekarang ketika ia kembali ke masa kini yang dulu tidak gadis ini sadari.
Karena dari sekolah inilah awal mula kekacauan yang Rosetta buat terjadi. Dimana seseorang memanipulasi Rosetta dan membuatnya gadis itu tidak merasa cukup baik hingga kehilangan kepercayaan dirinya serta kepercayaan kepada keluarganya.
"Rosetta dan Roderick? Ah, Rosetta akhirnya kau kembali ke sekolah juga setelah satu minggu absen. Kuharap kau bisa mengikuti pelajaran yang tertinggal," ucap seorang wanita yang berdiri di hadapan mereka berdua dengan pandangan tidak biasa.
"Baik, Mrs. Jean," jawab Rosetta dengan senyum sopan dibuat-buat sang sang gadis, mencoba bersikap sepolos mungkin.
"Masuklah ke kelas, sebentar lagi pelajaran akan dimulai," kata wanita bernama Mrs. Jean yang telah duluan berjalan menuju ke kelas.
Rosetta berjalan beriringan dengan Roderick tanpa melepaskan pandangannya dari sosok wanita tinggi kurus tersebut. Orang pertama yang mendorong Rosetta ke jurang kepahitan.
Selama di kelas, Rosetta mendengarkan pelajaran dasar yang diberikan oleh Mrs. Jean. Dan menyebalkannya pelajaran wanita ini adalah tentang tata krama dan moral. Karena di sekolah yang banyak berisi para penerus usaha orang tuanya, jadilah sekolah ini memiliki lebih banyak pelajaran dasar sebagai pewaris kelas atas. Salah satunya adalah etika dan tata krama para kalangan pebisnis. Mulai dari bicara, berjalan, bahkan table manner.
Terdengar aneh untuk sekolah dasar yang diisi oleh anak tujuh tahun, tapi hal ini justru sudah biasa untuk para kalangan atas. Karena para kalangan atas layaknya bangsawan yang harus tampil berkarisma dan penuh intelektual dalam berbagai hal, dan hal itu akan diajarkan sejak anak-anak berusia muda seperti Rosetta dan Roderick. Walau tentu tidak seketat itu juga, karena para anak-anak masih diperbolehkan bermain dan melakukan aktivitas layaknya anak-anak biasa.
"Hei, Stupid. Kenapa masuk ke sekolah lagi? Sudah benar kau tidak ada. Sekolah jadi jelek karena ada orang bodoh sepertimu," ucap bocah berambut pirang gelap di yang duduk di bangku belakang Rosetta, menarik rambut gadis itu selama pelajaran.
"Berhenti menarik rambutku, Sam-shit," tukas Rosetta seraya memukul tangan bocah bernama Samuel itu.
"Kau panggil aku apa?!" seru Samuel yang tidak terima ketika dipanggil dengan kata kasar oleh Rosetta. "Tidak hanya bodoh, mulutmu juga seperti sampah!" sambungnya.
Rosetta menghela napas panjang. Ia benar-benar lupa betapa menjijikannya bocah satu ini. Ah, iya. Rosetta baru ingat kalau Samuel adalah salah satu orang yang akan menjadi teman Elijah di masa depan, orang yang akan sering merundung Rosetta ketika di sekolah menengah atas.
Pria brengsek temannya dengan yang brengsek juga. Ternyata sejak kecil memang sudah busuk dari awal, batin Rosetta.
"Rosetta?! Kau berbuat apa lagi kali ini?! Padahal baru masuk tapi kau sudah membuat keributan," tegur Mrs. Jean.
Terlihat jelas dari mana sumber sampah yang duduk di belakang Rosetta ini. Like mother like son. Padahal yang sejak tadi berisik dan berbuat ulah adalah anaknya, tapi justru orang lain yang disalahkan.
"Mrs. Jean. Rosetta sejak tadi diam saja. Samuel yang mengganggu Rosetta dan yang berisik juga Samuel bukan Rosetta barusan," bela teman sekelas Rosetta yang duduk di sisi kanan sang gadis.
"Andrea, aku tidak sedang bicara denganmu. Tidak sopan sekali menyela orang dewasa yang sedang bicara," tukas Mrs. Jean.
Rosetta melihat Andrea terdiam, kehilangan keberaniannya untuk bicara bahkan melihat wanita itu. Ia kini melihat Mrs. Jean berjalan ke arah Rosetta dengan wajah marah.
"Kau anak yang tidak tahu diri. Setidaknya kalau tidak pintar seperti kakak-kakakmu, kau harus bersikap baik dan tidak membuat ulah. Kasihan sekali Mr. Rion memiliki anak sepertimu. Kau itu cacat dalam keluarga. Dengan otakmu yang tidak dapat berpikir itu, kau hanya bisa mempermalukan orang tuamu. Lihatlah kakak-kakakmu, Roderick, Lucas, dan kakak sepupumu yang lain, mereka anak-anak jenius, sedangkan kau. Pelajaran dasar saja tidak pernah benar, jika ditanya tidak pernah bisa menjawab. Kalau sudah jadi orang bodoh, jangan jadi anak nakal," hardik Mrs. Jean seraya menoyor-noyorkan telunjuknya di dahi Rosetta.
Gadis itu hanya diam dan memerhatikan. Yah, ia tidak terkejut lagi dengan semua ucapan yang wanita ini katakan. Karena dulu dengan bodohnya Rosetta hanya diam dan menerima segala hardikan dari Mrs. Jean tentang kekurangan Rosetta. Dimana wanita tersebut selalu membanding-bandingkan Rosetta dengan kakak-kakaknya yang memang terlahir jenius bahkan Roderick.
Benar, Rosetta tidak terlahir dengan kelebihan dari gen Lorenzo itu, dimana para keturunannya adalah orang-orang jenius sejak lahir. Rosetta hanyalah bocah biasa. Ia dulu harus belajar lebih banyak dibandingkan siapa pun agar bisa setara dengan para kakak-kakaknya. Benci ketika ada orang membandingkan Rosetta dengan saudara-saudaranya terutama Roderick yang merupakan saudara kembarnya. Mendengar cacian tentang bagaimana bisa kembar tadi tidak memiliki kelebihan daya pikir yang sama, membuatnya semakin merasa tidak cukup baik. Dan semua itu pikiran negatif itu bermula dari Mrs. Jean. Yang mana wanita ini selalu menyebarkan kata-kata beracun kepada siapa pun yang tidak ia senangi termasuk bocah-bocah yang lebih baik dari anaknya, Samuel.
"Hei, apa kau mendengarkanku?" Mrs. Jean merengkuh wajah mungil Rosetta agar gadis itu memandangnya.
"Cukup, Anda sudah melewati batas, Mrs. Jean," ucap Roderick yang berdiri dan melepaskan tangan wanita itu dari wajah sang adik. Raut marah terlihat jelas di wajah bocah itu.
"Apa yang kukatakan tentang tidak menyela ketika orang dewasa bicara?!" raung Mrs. Jean seraya mendorong Roderick menjauh hingga bocah itu terjatuh di lantai.
"Rod?!" Rosetta panik ketika melihat sang kakak di dorong hingga jatuh. Ia langsung menghampiri Roderick untuk mengecek keadaannya.
"Roderick kau sepertinya sudah terpengaruh dengan sikap kasar Rosetta. Akan lebih baik kau menjaga jarak darinya demi kebaikanmu. Kau akan berubah menjadi bodoh jika terus bersama dengan orang idiot sepertinya," ucap Mrs. Jean.
Semua murid di ruangan takut dan tidak tahu harus apa. Mereka ingin menolong Rosetta dan Roderick tapi tidak memiliki keberanian untuk melawan Mrs. Jean. Karena jika mereka berulah maka Mrs. Jean akan membuat laporan ke kepala sekolah dan itu akan memengaruhi karir orang tua mereka.
Rosetta berdiri, mendongakkan wajah dengan raut angkuh. Menatap tajam Mrs. Jean, lalu berkata, "Tidak heran kalau bibitnya seperti sampah, karena induknya juga busuk."
"Bocah kurang ajar?!" raung Mrs. Jean dengan wajah merah karena murka.
PLAK!
Tamparan mendarat di wajah Rosetta, membuat semua murid berteriak. Dan beberapa berlari ke luar kelas untuk meminta bantuan. Jelas kalau ini sudah melewati batas untuk seorang guru. Mereka tidak sejahat itu sampai membiarkan Mrs. Jean berbuat kasar kepada Rosetta lebih jauh lagi.
Namun bukannya menangis, Rosetta justru menyeringai.
"Got you," ucap Rosetta pada Mrs. Jean, menyeringai penuh kemenangan ketika mendapati wanita itu memucat saat tahu kalau ia telah masuk dalam masalah besar.
huftt aku kira jacob ternyata om frans, sepertinya perjalanan Rosetta akan jauh lebih sulit dari pada yg di lihat di masa depan, dan apakah Rose akan segera menunjukkan virus ice date nya