Juminten dan Bambang dari namanya sudah sangat khas dengan orang desa.
Kisah percintaan orang desa tidak ada bedanya dengan orang kota dari kalangan atas hingga bawah.
Juminten, gadis yang ceria dan supel menaruh hati kepada Bambang kakak kelasnya di sekolah.
Gayung bersambut, Juminten dan Bambang dijodohkan oleh kedua orangtua mereka.
Pernikahan yang Juminten impikan seperti di negeri dongeng karena dapat bersanding dengan pria yang dia cintai hancur berkeping-keping. Disaat Juminten berbadan dua, Bambang lebih memilih menemui cinta pertamanya dibandingkan menemaninya.
Apakah Juminten akan mempertahankan rumah tangganya atau pergi jauh meninggalkan Bambang dan segala lukanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa Mulachela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Rumah tangga Bambang dan Juminten semakin ada kemajuan dengan mulai saling tebar bucin di rumah. Tapi, Bambang di sekolah masih dengan tetap mode jaga jarak dengan istrinya. Khawatir ketahuan kepala sekolah dan guru, kalau mereka sudah menikah.
Juminten dari semalam heboh menyiapkan segala keperluannya dan suami untuk LDKS osis besok.
"Mas, cuman bawa kaos ini aja? Yakin mas nggak kurang?"
Bambang yang sedang asik mainan games di ponselnya menoleh pada istrinya, "Iya, itu aja yank. Jangan berat-berat bawaanku!"
Juminten menganggukkan kepalanya, lalu menaruh obat dan minyak kayu putih di tas mereka masing-masing, karena LDKS mereka di dataran tinggi. "Oke, persiapan kita besok udah kelar, ya! Jumi mau ke dapur dulu, nyiapin buat Bang Eka."
"Oke, yank!" Jawab Bambang sambil memainkan ponselnya.
Juminten pun mengarahkan ke dapur, mengontrol semua kelengkapan persediaan selama ditinggal.
"Bukannya besok kalian berangkat? Kok belum tidur, Jum?"
Juminten kaget tiba-tiba Eka mendekatinya dari belakang.
"Ih, abang! Ngagetin aja. Iya, Jumi mau siapin buat sarapan kita sekalian untuk besok. Abang stok makanan 3 hari lengkap ya. Maaf, nggak Jumi masakin
Abang masak sendiri, ya!"
Eka bukannya menjawab, malah asyik mencium aroma shampo Juminten yang berbau menthol. Entah mengapa, shampo tersembut membuat Eka terlena dan betah berdiri di belakang Juminten.
" Ehem! "
Eka terkaget dengan deheman Bambang di belakangnya. Membuat dirinya salah tingkah.
"Eh, Adek mau makan lagi?"
"Nggak, Bang!" Bambang mengawasi gerak-gerik kakaknya.
"Yank, rambutnya di keringin dulu sana di kamar. Sini aku bantuin lanjutin nata nya."
"Enak gini Mas, adem. Jadi nanti pas kuncir rambut nya nggak lembab."
"Udah, sana masuk kamar."
"Oke, mas! Bang Eka, Jumi duluan, ya! " Eka membalas dengan anggukan, Juminten pun masuk ke dalam kamar.
Bambang pun menatap tajam kakaknya yang sedang duduk di kursi meja makan.
"Abang, naksir ma Juminten?"
"Nggak!"
"Juminten emang cantik akhir-akhir ini, ya Bang!" pancing Bambang sambil melirik Abangnya.
"Iya, terlihat imut juga. Kepolosan sama perhatian dia juga buat —" jawab santai Eka.
"Buat apa, Bang?"
"Ya, nggak buat apa-apa!"
"Kenapa nggak di lanjutin?"
"Buat apa juga di lanjutin?"
"Kok aku curiga Abang ada rasa ma istri Bambang. Abang suka dia sebagai apa? Adik ipar, teman ngobrol, atau lebih?"
"Adik ipar, aja! Nggak lebih! "
Bambang pun menatap tajam kakaknya, lalu meninggalkan kakaknya di dalam dapur sendirian. Eka bernafas lega setelah Bambang meninggalkannya. Eka menghapus keringat di dahinya dengan tisu di dekatnya. Eka termenung, menatap langit-langit dapur.
Maafin Abang ya, dek. Abang juga udah berusaha buat hapus rasa Abang ke Juminten dan rasanya sulit. Dia selalu ada pas Abang butuh, selalu ngertiin kondisi Abang juga perhatian.
Juminten yang tiduran di dalam kamar, di kagetkan dengan pintu yang ditutup keras.
Brak!
Juminten pun kaget. "Eh, pocong! Eh, pocong! Eh— Mas ih, nutup pintu pelan aja napa! Jumi kaget tau, sampe latah!" Juminten refleks memegang dadanya yang berdebar.
Tanpa banyak bicara Bambang memeluk Juminten dari belakang. Mencium dalam-dalam aroma shampo juga tubuh Juminten. Tak tinggal diam, Bambang mengendus-enduskan hidungnya di ceruk leher Juminten. Juminten pun di bikin geli campur enak karena gerakan itu.
"Udah, ayok bobok. Besok kita LDKS!" ucap Bambang sambil memeluk erat istrinya. Juminten pun mengangguk dan memejamkan matanya.
Mendengar suara nafas teratur dari istrinya, Bambang pun melepaskan tangannya. Mengubah tidur Juminten agar menghadap dirinya. Rambut Juminten yang terurai di pinggirkan, memberikan kecupan-kecupan di seluruh wajah Juminten dan hanya di balas gerakan kepala oleh Juminten karena geli.
Kenapa lihat Abang perhatian sama kamu, rasanya aku cemburu. Bahkan rasanya, ingin ku bogemkan tangan ini di wajahnya kalo tak mengingat dia Abangku sendiri. Kenapa Jum? Please, Jangan terlalu perhatian sama yang lain, jangan terlalu baik. Cukup perhatikan aku dan sayang aku selalu!
Bambang pun ikut menyusul memejamkan matanya sambil memeluk erat istrinya.
Kring!
Kring!
Bambang dan Juminten gelagapan mendengar dering telepon yang keras. Ternyata dari ponsel Juminten.
"Siapa, Jum?"
"Bentar, Mas. Nyawa Juminten belum penuh!" Juminten kembali mengedipkan matanya karena menahan kantuk.
"Itu di baca dari sapa?"
"Dari Emak ternyata, Mas tidur lagi aja. Masih jam setemgah 4 pagi."
Bambang pun menganggukkan kepalanya lalu tidur kembali. Juminten pun segera mencuci mukanya, lalu menelpon balik Emaknya.
"Halo,assalamualaikum!" ucap Juminten ketika panggilan tersambung.
"Video call aja!"
Juminten pun mengubah panggilan video call. Terlihat makanan kesukaan Juminten tersaji diatas meja makan. Ikan gurami siram acar, cumi hitam dan urap sayur kenikir.
Sorry ya Jum, itu makanan kesukaan authornya padahal 🤣
"Kok bikin ngiler, Mak?"
Authornya juga ngiler, Jum😭🤤
"Kalo mau ya, sini. Katanya LDKS hari ini. Bangunin suami lu ma Eka. Ajak kemari!"
"Subuh bener! Nggak kurang pagi apa, Mak?"
"Harusnya tadi Emak telpon jam 1 gitu? Mana ada orang sarapan jam segitu! Kecuali capek abis ngider sama tuyulnya, kalo nggak ngepet!"
"Ngadi-ngadi, Emak. Tahun 2022 udah nggak ada demit! Noh, rumah hantu di daerah darmo. Bukannya jadi horor malah jadi spot foto. "
"Banyak omong, lu! Buruan bangunin Eka ma Bambang ajak kemari. Emak tunggu!" Rohaya pun mematikan videocallnya.
Juminten pun membangunkan suaminya yang masih dalam posisi memeluknya. Juminten tersenyum melihat banyaknya perubahan Bambang. Juminten mengelus wajah tampan Bambang, lalu mengecup pipi Bambang.
"Mas, bangun yuk! Kita sarapan di rumah Jumi."
"Emm..kan ini rumah kita sayang!" Juminten tersenyum mendengarnya.
"Di suruh Emak sama Bapak sarapan disana. Bang Eka juga di suruh ajak. Yuk, Mas!"
Bambang menarik tengkuk Juminten, lalu mencium bibir istrinya yang selalu berisik tapi bikin rindu dirinya.
"Morning kiss!" Bambang pun meninggalkan Juminten lalu menuju kamar mandi, karena ada yang harus di tidurkan segera saat ini. Juminten memegang bibirnya dengan tersenyum. Juminten pun segera menata kasur dan membangunkan Eka.
Tok!
Tok!
"Abang!"
"Abang, bangun!"
Cklek!
"Iya, Jum!"
"Abang mandi sekarang ya, kita habis ini sarapan di rumah Emak. Emak masak sarapan enak-enak, loh!"
Eka hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi ke kamar mandi. Juminten pun masuk ke dalam kamar Eka. Menata kasur Eka dan tak sengaja menyenggol hp Eka, terpasang foto wallpaper Juminten saat berbelanja dulu dengan Eka.
" Ngapain Bang Eka masang fotoku? Foto jelek pula!"
"Eh, ngapain megang hp Abang? " Eka refleks menarik hp nya yang di pegang Juminten.
Juminten pun kaget, "Nggak sengaja kok, Bang. Tadi Juminten nata kasur, nggak sengaja senggol hp Abang. Eh,liat foto Juminten di pakai wallpapaper."
"Oh, ya udah. Jangan mikir aneh-aneh, Jum. Abang kemarin lupa ganti fotonya."
"Justru Juminten nggak mikir aneh-aneh, tapi kenapa Abang nggak majang foto Juminten yang cantik aja?"
Nah loh, Eka. Gimana hayoo 🤣
Bambang jgn galau gitu,noh Rena sdh siap jd masa depanmu. tinggal kedipkan matamu buat othor. biar bisa dpt daun muda😁✌️🏃🏃🏃💨💨💨💨