Bagaimana rasanya menjalani pernikahan tanpa adanya cinta? Hana terpaksa menerima tawaran seseorang untuk menjadi istri dari anaknya karena hutang-hutang sang Ayah. Reputasinya sebagai model hancur karena Ibu dan adik tirinya.
Belum lagi ketidak perawanannya yang menjadi duri tajam yang terus menerus diungkit Kenaan Atharis, suami arogan yang selalu berlaku sesuka hatinya.
Disaat Hana berharap menikah adalah jalan lepas dari derita, Kenaan justru menganggapnya bak kertas kotor yang pantas dibuang.
Bagaimana akhir kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Belanja bareng
Kenaan dan Hana mengantarkan Mira pulang. Sampailah mereka di pelataran rumah sederhana milik Mira. Rumah kecil minimalis seperti perumahan berukuran 4x7 m. Terlihat pintu gerbang kecil itu terbuka, menampilkan wajah Arman disana dengan sumringah saat tahu yang datang adalah Mira bersama Kenaan dan Hana.
"Ayo masuk dulu," ajak Mira meski ragu apakah menantunya akan nyaman berada di rumah kecilnya.
"Ayo!" ajak Hana.
Kenaan pun mengangguk, ia menggandeng tangan sang istri lalu mengikuti Mira. Hana mencium punggung tangan Papanya bergantian dengan Kenaan.
Dalam hati benar-benar tak menyangka keluarganya akan seperti ini. Sebelum kemari, mereka sempat melihat lebih dulu rumah lama dan ternyata perkataan Mira benar adanya. Hana menatap sekeliling ruangan bercat putih yang hampir memudar karena waktu, lalu beralih menatap Papanya dan Mira bergantian.
"Apa tidak bisa rumah kita kembali? Bukankah, sertifikat rumahnya ada di Papa?" tanya Hana.
"Itu dia, Mamamu pergi ternyata bukan hanya membawa semua barangnya tapi juga sertifikat rumah." Tiba-tiba Arman menyadari kebodohannya, "rumah itu memang atas nama Mamamu," gumam Arman menunduk.
Mira menghela napas, ia memilih ke dapur untuk mengambil sesuatu. Tak berselang lama Mira pun kembali membawa nampan berisikan dua gelas teh.
"Minumlah, maaf hanya ada teh hangat."
"Ini sudah lebih dari cukup, Ma!" jawab Kenaan.
Setelah berbincang cukup lama, Kenaan dan Hana pamit. Besok, Kenaan dan orang-orangnya akan datang lagi membantu pindah ke hunian baru.
"Kenapa kamu baik banget sama keluargaku, Ken! Kenapa?" Hana bicara tanpa menatap Kenaan. Ia memilih melihat keluar jendela mobil. Memperhatikan deretan toko dan ruko yang berjejer rapi.
"Karena sudah kewajibanku sebagai suami. Mereka kan juga keluargaku sekarang? Kamu ini mikir apa?"
"Nggak. Hanya aku masih terbiasa dengan sikap kamu yang sebelumnya."
"Aku minta maaf, Hana! Mungkin kesekian kalinya aku gak bakal berhenti minta maaf sama kamu..." Kenaan menghela napas, ia tahu dan sadar sikapnya dengan Hana diluar batas.
"I know, hati kamu belum pulih! Tapi minimal, aku bisa memperbaikinya sedikit demi sedikit kan? Aku akan nunggu sampai hati kamu siap menyambut cintaku." sambung Kenaan lagi.
"Hm."
Kenaan menepikan mobilnya sebentar, "kamu mau makan apa? Tadi di caffe kamu cuma minum, di rumah Mama juga cuma minum."
"Aku lagi gak selera," jawab Hana. Moodnya benar-benar buruk sekarang, pikirannya bercabang. Bisa jadi, masalah itu mudah terselesaikan dengan rumah baru. Hanya saja, kehidupan Papanya yang bertahun-tahun nyaman kenapa harus terusik oleh Mama kandungnya lagi?
"Aku tahu, kamu boleh menghukumku tapi jangan anak kita. Dia butuh makanan dari kamu. Hana, aku mohon kamu jangan memikirkan banyak hal. Berbagi sama aku, apa yang saat ini mengganggu pikiranmu?"
Hana hanya mengangguk pelan, ia tak menolak kemanapun saat Kenaan menawarinya mampir makan di jalan. Mereka pun sempat mampir di sebuah kedai sederhana pilihan Hana.
Hana menuruti kemauan Kenaan meski lidahnya sungguh tak berselera. Beruntung, makanan itu dengan lancar masuk ke tubuh Hana tanpa drama. Dan sepertinya semenjak mereka berbaikan, kondisi Kenaan jauh lebih baik sekarang. Pria berstatus suaminya itu tak lagi merasa mual asalkan ada Hana di dekatnya.
***
Brak!!
Arka dengan tak sabar mendatangi rumah Papanya. Menerobos masuk tanpa menjawab panggilan satpam, Arka langsung membanting pintu.
Pemandangan pertama, ia melihat Melysa terkejut dengan kehadiran Arka, bahkan langsung menatap tak suka.
"Apa kamu tidak punya sopan santun? Memasuki rumah orang dengan membanting pintu," cibir Melysa menahan kesal.
Arka melipat tangannya di depan dada.
"Lantas, aku harus pelan-pelan dan bersikap lemah lembut pada wanita sepertimu, Tante? Cih, jangan harap."
"Terserah kau saja, aku kan hanya memperingatkan. Jangan sampai suamiku tahu semua kelakuanmu, lalu menjadi semakin benci. Kamu nggak mau kan, dibenci oleh Papamu sendiri?" Melysa menaik turunkan alisnya.
"Heh, aku tidak perduli! Bagiku, Kalian bukan orang yang penting! Aku bisa memilih ayah sambung yang aku mau. Seperti halnya Hana, dia pun akan memilih wanita mana yang pantas disebut sebagai Mama."
Deg.
Melysa terdiam, akan tetapi detik berikutnya ia mengangkat bibir tersenyum tipis.
"Hana anakku, kelak dia pasti akan tahu kalau yang dilakukan Mamanya demi sebuah kebaikan."
"Hahaahaha... Kebaikan? Hm, menarik! Tapi aku berani taruhan, jika Hana tak sebodoh itu untuk memaafkan wanita yang telah menelantarkannya demi segumpal harta yang tak seberapa."
"Kau..."
"Tante! Tindakan kamu dengan menjual rumah Papanya Hana justru malah semakin membuat hubungannya dengan Tante Mira semakin baik. Tak tanggung-tanggung! Keluarga Atharis bahkan menyiapkan rumah baru untuk mereka. Tante sudah kalah, kalah telak." cibiran Arka semakin membuat hati Melysa panas, ia menatap putra suaminya dengan tatapan tajam.
"Aku tidak perduli akan hal itu," decih Melysa.
Sementara itu, Albert datang dengan wajah kusutnya. Tagihan kartu mengalami pembengkakan dan hal itu karena Melysa. Ia pun pulang dengan wajah kusut, akan tetapi saat langkah kakinya akan masuk ke dalam rumah Albert mendengar pembicaraan Arka dengan sang istri.
Melysa mengepalkan tangannya, akan tetapi dengan ekspresi berusaha setenang mungkin menghadapi Arka. Sementara Albert memperhatikan pembicaraan mereka dari balik pintu.
Sungguh Albert tak menyangka jika Melysa masih mengusik mantan suaminya dengan menjual aset rumah tempat tinggal mereka dulu yang ditempati oleh Arman.
"Bisakah kau bersikap sopan sedikit dengan Mamamu?" ucap Albert, berjalan mendekat lalu duduk di samping Melysa.
Mendadak Melysa berubah lembut, ia memegangi tangan Albert lalu mengeluhkan sikap Arka dengan sandiwara menyedihkannya.
Prok... Prok... Prok...
"Sungguh kalian benar-benar serasi! Aku harap, Tuhan sangat mengasihi kalian hingga ingin segera bertemu!" Arka bangkit, tanpa pamit ia meninggalkan Albert dan Melysa.
"Apa? Dia mendoakan kita cepat ma ti?" kesal Melysa.
Albert diam, ia malah menatap Melysa menyipit.
"Untuk uang sebanyak ini, Mel? Kenapa pengeluaran kartuku jadi membengkak!" Albert menyodorkan bukti tagihan ke hadapan Melysa hingga berhasil membuat wanita paruh baya cantik itu bungkam.
"Aku untuk belanja," ujar Melysa beralasan.
"Hm iyakah? Tapi aku tak melihat ada barang baru punyamu?" Albert mulai curiga. Namun, Melysa pintar sekali beralasan pada laki-laki itu.
***
Esoknya, setelah Hana membantu kedua orang tuanya pindah. Ia akan pergi ke supermarket bersama Mira untuk berbelanja kebutuhan dapur. Malam ini rencananya mereka akan makan malam bersama dan tentu sore nanti mereka harus menyiapkan banyak bahan untuk dimasak.
"Na, kalau dipikir-pikir! Ini pertama kalinya kita belanja bersama," ujar Mira dengan sumringah.
Hana tersenyum simpul, "iya ya, Ma? Tapi mulai sekarang bisa dong kita sering quality time bareng!"
"Bisa sayang, bisa!"
Jawaban Mira membuat hati Hana semakin sumringah, dengan semangat ia melingkarkan tangannya erat ke lengan Mira sambil mendorong trolly belanjanya.
Tanpa Mira dan Hana sadari, seseorang tengah menatap kesal ke arah mereka.
Siapa lagi kalau bukan Melysa, niat hati ingin jalan-jalan tapi justru melihat keakraban putrinya dengan si Mama tiri.
BETUL KATA LO, LO HRS JGA PRASAAN KENAAN, JGN SMPE KENAAN YG SDH MULAI JDI BAIK, KMBALI JDI IBLIS KEJAM.. DN INGAT JUGA SLALU PESAN MMA MARRY....
SI ALBERT DPT SIAL DGN SELINGKUH DN MNIKAHI MELYSA
TPI GK APA2 ANAK PRTAMA NYA KGUGURAN,, KRN HSIL PERZINAHAN, DMN BENIH ARMAN BRCAMPUR ALKOHOL, DN HANA JUGA PNGARUH OBAT PRANGSANG, YG MNA MNGKIN BSA PNGARUHI TUMBUH KMBANG BAYI.. SKRG SDH SAH SUAMI ISTRI, JDI BSA BUAT KMBALI DGN HALAL..