Oh! My Bodyguard

"Crys, maukah kamu kembali kerumah?" tanya Devan, membuat Crystal dan Ryan sangat terkejut.

"A aku—" ucapan Crystal terhenti ketika Ryan menyela.

"Mohon maaf, Tuan. Bukan maksud untuk melarang Crystal tingga bersama anda, akan tetapi Crystal saat ini sudah menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya dan istri saya!" ucap Ryan tegas dan menekan kata Istri saya.

Devan menundukan kepalanya, ia tahu jika Ryan yang sekarang menjadi menantunya itu sedang menyidirnya, karena ia tidak hadir di pernikahan anaknya.

Rasa bersalah lagi-lagi menggerogoti hatinya, akibat keegoisannya menjadikan penyesalan di dalam hidupnya.

"Maaf Pi, yang dikatakan Ryan benar jika saat ini aku sudah menjadi tanggung jawabnya dan menjadi bagian dari hidupnya," ucap Crystal pada akhirnya.

Devan menganggukan kepalanya berulang kali dan tersenyum kecut, namun ia menghargai keputusan putrinya dan tidak ingin egois lagi.

"Baiklah, Papi menghargai keputusan kalian," ucap Devan, lalu beranjak dari duduknya. "Papi, harap kalian sering-sering main kerumah," ucap Devan, berusaha untuk tersenyum.

Ryan dan Crystal berdiri dari duduknya dan memberikan hormat kepada Devan. Membuat Devan menghembuskan nafasnya kasar, karena Ryan dan Crystal memperlakukannya seperti orang asing.

"Pi, boleh peluk," tanya Crystal, dan Devan mengangguk dan tersenyum lalu merentangkan kedua tangannya.

Crystal tersenyum lebar, lalu berhambur memeluk Devan dengan erat, begitu pula dengan Devan memeluk putrinya tak kalah erat.

Aroma parfume ini dan kehangatan pelukan ini yang sangat aku rindukan. Papi aku menyayangimu. Batin Crystal, saat di pelukan Devan.

Kamu tetap menjadi putri Papi, maafkan orang tua bodoh ini karena pernah menyakiti hatimu. Batin Devan, mengelus punggung putrinya dengan kasih sayang.

Kemudian Devan mengurai pelukannya dan mengusap pucuk kepala putrinya dengan lembut dan tersenyum menatap Crystal yang terlihat berkaca-kaca.

"Berbahagialah selalu dengan suamimu," ucap Devan, lalu bergegas pergi meninggalkan ruangan tersebut. Karena ia sudah tidak mampu menahan air matanya, ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan siapapun kecuali istrinya.

*

*

*

*

"Semuanya sudah membaik, jangan bersedih lagi, oke!" ucap Ryan, lalu menarik Crystal kedalam dekapan hangatnya.

"Iya, terimakasih sudah memberiku kekuatan selama ini," ucap Crystal, mengurai pelukanya lalu berjinjit dan mengecup bibir suaminya sekilas.

Cup

"Owh! Kamu mengejutkanku." Ryan tersenyum karena ia memang sangat terkejut lantaran selama ini Crystal tidak pernah menciumnya lebih dulu.

"Hadiah untukmu, karena sudah menyatakan cintamu padaku," ucap Crystal tersipu malu.

"Aku mengatakan cinta? Kapan?" tanya Ryan, mengerutkan keningnya.

"CK! Dasar kanebo kering!" sungut Crystal. lalu mendorong dada bidang suaminya agar menjauh.

Bibir Crystal mengerucut sebal dan matanya enggan menatap suaminya.

Ryan menahan tawanya, ketika melihat ekspresi wajah istrinya yang sangat menggemaskan jika sedang merajuk.

"Aku hanya bercanda," ucap Ryan, menarik pinggang istrinya, hingga tubuh keduanya tanpa jarak.

"Bodo amat!" kesal Crystal, menatap sinis suaminya.

"Hei, kamu menggemaskan jika sedang marah," ucap Ryan, salah satu tangannya merambat naik hingga berhenti di tengkuk istrinya.

"Kamu mau apa!" tanya Crystal judes, ketika tengkuknya di tekan dan wajah Ryan semakin mendekat.

"Ingin menyantap menu makan siangku," jawab Ryan, menatap sayu istrinya dan ia semakin mendekatkan wajahnya.

"Tunggu!! Makan siang apa? Kita belum memesan apapun?" tanya Crystal, dan dengan sengaja membungkam bibir Ryan yang akan menciumnya dengan telapak tangannya.

"Ck! Kamu merusak kesenanganku! Awas saja nanti malam aku tidak akan melepaskanmu!" ancam Ryan, membuat Crystal bergidik ngeri.

Jangan lupa kasih dukungannya dengan cara like, favorite, komentar, vote dan kasih gift semampu kalian😚😚