Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Arka adalah seorang laki - laki anak semata wayang dari pasangan pak Hendro dan bu Widya. Dia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, hingga akhirnya cintanya berlabuh pada seorang gadis yatim piatu bernama Tia. Perjalanan cinta mereka tidak mudah tentunya lantaran kedua orang tua Arka menentang hubungan mereka.
Bagaimana akhir dari kisah cinta Arka? Dengan siapakah dia akan menikah? Yuk langsung saja simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Sepuluh bulan kemudian
Arka tersenyum senang sambil berbaring di atas tempat tidurnya. Beberapa bulan lagi ia akan pulang ke Indonesia. ia sudah bisa membayangkan senyum dan tawa bahagia Tia saat menyambutnya pulang. Ditambah lagi dengan orang tuanya yang akan merestui hubungan mereka, Arka semakin tidak sabar ingin segera pulang. Saking bahagianya, rasanya seperti ada kupu-kupu yang menggelitik di dadanya.
Hampir empat tahun dia menahan rindu yang membuncah di dadanya. Demi mendapatkan restu dari orang tanya, ia rela melakukan syarat apapun dari orang tuanya, termasuk tidak menghubungi Tia sama sekali. Ia juga tidak pernah pulang ke Indonesia selama empat tahun ini, tapi orang tuanya yang mengunjunginya ke Amerika.
“Sebentar lagi kita tidak akan berpisah lagi sayang,” gumam Arka seraya memeluk gulingnya erat-erat dan tersenyum senang.
Sementara itu di Indonesia, Tia sedang bersiap-siap akan mengikuti tour yang diadakan kampusnya. Ia mengemasi barang-barang yang diperlukan saat tour nanti. Tidak jauh, hanya ke puncak, tapi perlu beberapa persiapan karena udara di sana sangat dingin.
Setelah siap, sore hari Tia berangkat ke kampusnya dengan berjalan kaki karena Arka memang mencarikan kos kosan yang dekat dengan kampusnya. Sesampainya ia di kampus, bus yang akan mengangkut mereka ke puncak sudah siap. Salsa yang sedari tadi sudah datang, segera menghampiri Tia.
“Yuk langsung masuk ke dalam bus,” ajak Salsa. Tia pun menyetujuinya.
Tiga puluh menit kemudian semua orang yang mengikuti tour ini sudah berada di dalam bus. Seorang dosen maju ke depan untuk memimpin doa bersama sebelum berangkat.
Setelah menempuh dua jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah penginapan yang sengaja disewa oleh kampus mereka di puncak. Semua penumpang turun dan berbaris di halaman penginapan.
Seorang dosen berdiri di depan dan memberikan arahan-arahan serta peraturan selama tour berlangsung. Setelah itu barisan dibubarkan dan memberikan waktu bebas melakukan apapun untuk malam ini.
Tia dan Salsa masuk ke dalam kamarnya. Satu kamar diisi dua orang. Setelah menaruh barangnya, Salsa segera mandi karena merasa sangat gerah setelah membawa barang-barangnya yang lumayan banyak, sehingga ia merasa kepanasan.
Sementara itu Tia menata barangnya dan memasukkan ke dalam almari yang ada. Tiba-tiba ia merasa kepalanya pusing. Dari pagi ia hanya sarapan roti dan minum air putih saja. Karena terlalu bersemangat sehingga ia tidak makan apa-apa lagi hingga sampai di puncak. Karena Salsa tidak kunjung keluar dari dalam kamar mandi, Tia pun mengambil dompet serta jaketnya lalu keluar untuk membeli obat dan air minum di swalayan terdekat.
Setelah berjalan kaki 20 menit, akhirnya Tia menemukan sebuah swalayan yang tidak jauh dari penginapannya. Ia masuk ke dalam swalayan itu dan membeli obat sakit kepala beserta air minumnya. Saat ia membayar di kasir, tiba tiba ada seseorang yang menyapanya.
"Kamu sedang apa di sini?" tanya orang itu. Tia pun menoleh ke arah sumber suara.
"Beli obat dan minum Pak, kepala saya pusing," jawab Tia sambil memegangi kepalanya.
"Oh, kamu sendirian?" tanya orang itu yang ternyata adalah Reyhan dosen baru di kampus Tia. Reyhan bisa mengenali Tia adalah mahasiswa di kampusnya dari jaket yang dipakai Tia. Di jaket itu tertulis nama universitas ABC.
"Iya Pak, boleh saya ikut Pak Rey? Tadi saya jalan lumayan jauh Pak," ujar Tia berharap bisa ikut mobilnya Reyhan ke penginapan.
"Boleh, ayo!" ajak Reyhan sambil berjalan keluar swalayan dan Tia mengikutinya.
Setelah mereka masuk ke dalam mobil, Reyhan sengaja membuka kaca jendela mobilnya dan mematikan AC karena ingin menikmati sejuknya udara pegunungan yang alami. Setelah 10 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di penginapan.
"Sudah sampai, turunlah!" ujar Reyhan pada Tia sambil mematikan mesin mobilnya.
"Sebentar Pak, kepala saya masih pusing dan mata saya kelilipan karena kaca mobilnya terbuka," jawab Tia sambil mengerjapkan matanya.
"Istirahatlah sebentar di sini," ucap Reyhan setelah itu mengatur kursi yang di duduki Tia menjadi datar. Tia pun membaringkan tubuhnya pada kursi itu untuk beristirahat sejenak.
"Buka matamu, biar aku lihat," ujar Reyhan lalu melihat mata Tia yang sedang berbaring sehingga posisi mereka seperti tumpang tindih.
Dari halaman penginapan yang tidak jauh dari mobil Reyhan, ada tiga dosen yang sedang berjalan - jalan menikmati udara malam. Mereka pun melihat dan mengenali mobil Reyhan.
"Kenapa Pak Reyhan tidak segera turun dari mobil?" tanya Pak Budi saat melihat mobil Reyhan datang. Reyhan datang terlambat karena ada urusan pribadi, sehingga ia tidak mengikuti rombongan bus tadi sore.
"Sepertinya dia tidak sendirian," jawab Pak Heru sambil mengamati mobil Reyhan.
Ketiga dosen itu pun mendekati mobil Reyhan dan melihat Reyhan seperti sedang berada di atas tubuh Tia. Reyhan dan Tia terlihat seperti berciuman dan melakukan hal - hal yang tidak senonoh. Ketiga dosen itu bisa melihat dengan jelas karena kaca mobil yang terbuka lebar.
"Pak Reyhan?! Apa yang Pak Reyhan lakukan?" tanya Pak Budi. Reyhan pun bangkit dan menyadari kalau ada orang di luar mobilnya.
"Saya sedang membantu meniup matanya, ia kelilipan," jawab Reyhan jujur lalu keluar dari dalam mobilnya.
"Kenapa dengan posisi seperti itu? Sudah akui saja Pak Rey sedang bermesraan kan?" tanya Pak Heru menuduh.
"Ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Saya kebetulan bertemu dengannya di swalayan depan. Saya saja tidak tahu nama dia siapa," balas Reyhan membela diri.
"Sudah tertangkap basah masih saja berkelit. Pak Reyhan harus memberikan contoh yang baik sebagai dosen. Pak Reyhan harus bertanggung jawab, Pak Reyhan harus menikahinya!" ucap Pak Fauzi memojokkan Reyhan.
Tia yang di dalam mobil bisa mendengar semua percakapan mereka dengan jelas. Karena dia merasa pusing, jadi ia tidak berkata apa - apa. Ia yakin kalau Reyhan bisa menyelesaikan masalahnya.
"Okey, saya akan menikahinya!" ucap Reyhan tiba - tiba karena tidak mau menimbulkan masalah yang lebih serius.
Tia pun terkejut mendengar jawaban spontan yang keluar dari mulut Reyhan. Tidak lama kemudian kepalanya terasa berdenyut-denyut dan sakit hingga akhirnya pingsan karena pusing yang tak tertahankan. Ketiga dosen itu pun akhirnya pergi setelah mendengar jawaban Reyhan yang membuat mereka merasa lega.
Reyhan kembali masuk ke dalam mobilnya dan melihat Tia sedang tertidur di dalam mobilnya padahal pingsan. Ia pun membangunkan Tia dengan menepuk pipi Tia, tapi Tia tidak bangun juga. Akhirnya Reyhan membiarkan Tia tidur di dalam mobilnya. Reyhan duduk di kursi kemudi dan menghembuskan napas dengan kasar melalui mulutnya. Entah ini rejeki atau musibah, tiba-tiba ia harus menikahi mahasiswanya sendiri yang bahkan namanya saja ia belum mengetahuinya.
mending buka hati dan belajar mencintai Jasmin
padahal penasaran gimana respon ibu Widya melihat Tia, yg lebih dulu jadi menantu pak Adam dan Bu Tari.
untung Ibu Tari tak seangkuh ibu Widya, walau awalnya sama tapi akhirnya ia direstui juga
yah Tia kok jadi perempuan juga terima-terima saja, mau dinikahi ia, dicumbui sama pacar LDR juga ia. antara Cinta dan Nyaman yah Tia🤭
lucu aja Thor, penasaran dengan respon Arka🤔