NovelToon NovelToon
BIDADARI SANG PENAKHLUK

BIDADARI SANG PENAKHLUK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Tsabita

Takdir yang mempertemukan mereka berdua, takdir pula yang membawa mereka kedalam hubungan yang rumit.

Faiha Azkiya, seorang muslimah yang mempunyai mimpi menjadi wanita yang kuat dan tangguh. Pundaknya saat ini dituntut menjadi kokoh, untuk menghidupi dirinya dan sang nenek. Ingin rasanya ia menyerah pada takdir, namun semuanya itu berbanding terbalik. Dimana, takdir itu malah merubah kehidupannya.

Azzam Arsalaan. Pemberontakkan, kejam dan ditakuti oleh hampir semua orang dalam dunia bisnis. Bahkan dunia hitam pun sangat tidak ingin terlibat sesuatu dengannya. Ia akan sangat murka jika kehidupannya terusik, tiada kata 'ampun dan maaf' darinya. Jika tidak, maka nyawa mereka akan lenyap saat itu juga.

Akankah takdir itu dapat menyatukan mereka dan bahagia? Atau sebalinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Setelah beristirahat beberapa hari dirumah, pada hari ini Kiya memutuskan untuk berangkat bekerja. Rasanya tidak enak, jika harus berdiam diri dirumah. Walaupun Azzam sudah memberikannya cuti, Kiya masih merasa tidak enak. Dan saat ini, ia sedang berada didalam bus menuju kantor.

Dddrrttt...

Dddrrttt...

Dddrrttt...

Ponsel Kiya bergetar, terdapat panggilan masuk dan tertera nama seseorang yang diam-diam Kiya kagumi sejal dulu.

Kak Hanif Call...

" Assalamu'alaikum." Sapa Kiya.

" Wa'alaikumusslam, apa kabarnya Ki? Nganggu nggak?". Tanya Hanif.

" Hem, Alhamdulillah baik kak. Sedang dalam bus kak, memangnya ada apa?." Tanya Kiya yang merasa penasaran dengan ucapan Hanif.

" Ada sesuatu yang ingin kakak obrolin, apa bisa ketemu?." Hanif merasa sudah saatnya ia berbicara sebenarnya kepada Kiya.

" Ehm, nggak bisa mastiinnya kak."

" Baiklah, jika kamu ada waktu. Kabarin kakak ya, Assalamu'alaikum."

" Insyaa Allah kak, nanti Kiya kabarin. Wa'alikumussalam." Pembicaraan mereka terhenti, Kiya mengkerutkan dahinya.

Memangnya, kak Hanif mau obrolin apa? Hem, jadi penasaran. Kiya.

Bus yang Kiya tumpangi, kini telah sampai. Berjalan kaki sedikit menuju perusahaan, namun pemandangan yang ia lihat saat ini sangat membuatnya bingung. Banyak mata yang memandangnya dengan tatapan yang aneh, bahkan ada yang sampai menunduk, tidak berani menatapnya. Ketika ia sampai diruangan kerjanya, tatapan yang sama juga diberikan oleh teman satu timnya.

" Assalamu'alaikum, selamat pagi." Sapa Kiya kepada teman-temannya.

" Wa'alaikumussalam, Kiya!!." Jawab Eci, Nabila dan Berry secara bersamaan, mereka langsung berhamburan mendekati Kiya yang kaget.

" Hei Ber, lu jangan ikut-ikut peluk. No mahram, okay!" Eci terlebih dahulu memperingatkan manusia laki-laki satu itu, yang sering lupa akan jenis kelaminnya saat berkumpul.

" Ye eleh! Dasar pelit lu, pokemon." Eci hanya membalas perkataan Berri dengan muka jeleknya.

Nabila dan Eci membawa Kiya untuk duduk ditempat biasanya Kiya kerja, semenjak Bos mereka memberitahukan tentang posisi Kiya yang berubah menjadi asisten pribadi bosnya. Tempat itu masih kosong, belum ada yanh menggantikannya. Dengan penasaran, mereka menayakan tentang kejadian yang sebenarnya. Dengan polosnya, Kiya menceritakan semuanya yang dia alami.

" Wah, amazing Ki! Nasib lu tokcer bener dah." Eci sudah sangat tercegang dengan cerita yang Kiya sampaikan.

Plak!!!

Berri mendeplak kepala Eci dengan pelan, matanya melotot kepadanya. Terjadilah perperangan tanpa suara, diantara mereka berdua.

" Sudah Ki, biarkan saja mereka berdua, nanti mereka capek sendiri. Oh ya, lu beneran belum tau semuanya? Hem..." Nabila bertanya kembali kepada Kiya.

" Ya ampun Bil, suer deh. Aku saja bingung saat masuk kantor pagi ini, semua orang bersikap aneh. Kenapa malah jadi seperti ini, ya!" Kiya sangat bingung dengan keadaan seperti ini.

Mereka pun larut dalam lamunan, sedangkan dua manusia yang bersitegang tadi. Sudah berbaikan dan kembali seperti sedia kala, hingga akhirnya mereka disadarkan oleh kehadiran orang kepercayaan bos mereka, siapa lagi kalau bukan Daffa.

" Permisi! Nona Kiya, anda diminta segera menghadap pimpinan sekarang!" Daffa dengan menegaskan perkataannya, auranya sungguh membuat orang lain menjadi merinding.

" E baik tuan." jawab Kiya dengan perasaan yang sudah campur aduk, diantara cemas, takut bahkan malas untuk bertemu bosnya.

Mereka yang berada diruangan tersebut, hanya bisa menyaksikan kepergian Kiya dari sana. Sangat tidak disangka, teman dan juga patner kerja terbaik mereka kini sudah berpindah tempat dengan posisi kerja yang cukup baik.

Tok

Tok

Tok

" Permisi tuan, nona Kiya sudah tiba." Daffa membuka pintu ruang kerj bosnya dan mempersilahkan Kiya untuk segera memasukinya.

" Eh, suruh dia masuk. Dan kau, jangan sampai ada yang masuk kedalam ruanganku sebelum ada intruksi dariku. Paham!." Azzam menegaskan perkataannya.

" Baik tuan, saya mengerti." Daffa menutup kembali pintu ruangan tersebut, setelah Kiya memasuki ruangan tersebut.

Dengan langkah yang ragu, Kiya memasuk ruangan itu. Namun, langkah kakinya terhenti disaat ia melihat tubuh kekar milik bosnya tersebut sudah berdiri dihadapannya.

" Astaghfirullah." Kiya mengelus dadanya, akibat dari rasa kagetnya.

Azzam berdiri dengan sikap dinginnya, berhadapan dengan Kiya yang masih terpaku menatap dirinya. Sorot tajam dari mata Azzam, semakin membuat Kiya menjadi takut. Suasana saat itu terasa sangat mencekam, seolah-olah mereka sedang berada dalam ruang persidangan. Melihat wajah Kiya yang ketakutan, membuat Azzam semakin merasa gemas terhadapnya. Ingin sekali ia menyentuh dan memeluk wanitanya itu saat ini, namun ia sangat menghargai keputusan yang sudah Kiya tegaskan kepadanya.

" Siapa yang menyuruhmu untuk masuk kerja?!!" Tanya Azzam dengan penuh ketegasan.

" Ti ti dak ada tuan." Jawab Kiya yang masih gemetaran dengan sikap bosnya itu.

" Ya ampun, sayang! Memang benar-benar keras kepala." Azzam menghela nafas dengan kasar, kepalanya menggeleng dengan sikap Kiya. Namun, orang yang dimaksud hanya cengengesan tidak jelas.

" Kan tidak ada peraturan dan larangannya, untuk kerja kembali setelah sembuh dari sakit kan, tuan." Kilah Kiya dalam membela dirinya, sembari menggaruk tekuk lehernya yang tidak gatal.

Ya Tuhan, kenapa Kau berikan wanita dengan sikap keras kepalanya ini untuk hadir dalam hidupku. Sungguh aku tidak bisa marah kepadanya, argh! Azzam.

Azzam sudah kehabisan akal untuk menasehati wanita pujaan hatinya ini, selalu saja tidak memikirkan kesehatan dirinya sendiri. Tiba-tiba saja, muncul suatu ide didalam pikiran Azzam.

" Baiklah! Jika kamu memang mau bekerja, ikut saya!" Perintah Azzam kepada Kiya, mereka keluar dari ruangan tersebut menuju lobby.

Sepanjang perjalanan menuju mobil, banyak mata yang memandang mereka berdua. Daffa yang awalnya ingin mengawal kemana bosnya itu pergi, namun tidak kali ini. Azzam ingin mengendarai mobilnya sendiri, dan Daffa diminta menjaga perusahaan dan mengantikan Azzam selagi ia tidak ditempat.

Azzam dan Kiya, kini mereka berada di dalam mobil. Mengendarai mobilnya sendiri, Azzam membawa Kiya menuju suatu tempat. Kiya hanya diam, tidak memprotes satu kata pun kepada bosnya itu. Percuma saja jika ia berbicara, yang ada nantinya hanya ada tatapan tajam ia dapatkan. Menempuh jarak yang cukup lumayan jauh, mereka saat ini telah berada disebuah restoran yang cukup ternama di negara mereka.

" Turunlah." Azzam membuka pintu mobilnya dan turun dengan gaya yang elegan.

Kiya hanya menatap bangunan mewah tersebut dengan penuh tanya, ingin rasanya ia memberontak untuk melawan sikap egois dari bosnya tersebut. Namun sayang disayang, Kiya masih memikirkan masa depannya bersama sang nenek.

Bejalan beriringan memasuki restoran tersebut, hingga tibalah mereka disalah satu ruang VVIP yang ada. Saat memasuki ruang tersebut, mata Kiya melebar dengan cepat. Melihat keberadaan seseorang didalam sana, yang juga bersikap sama seperti dirinya.

" Selamat datang tuan Azzam yang terhormat, mari silahkan duduk." Ucap dari salah satu orang yang berada disana.

......................

1
Yuliati Soemarlina
siapa lagi kli bukan azzam
Yuliati Soemarlina
kiya mending dg hanif...
Yuliati Soemarlina
kiya kenapa diam aja ditampar..dipukul sama marsha....sabar bukan begitu caranya...
Yuliati Soemarlina
kiya mau semobil dg hanif yg bukan mukhrim hanya berdua...gak konsisten kiya...
Yuliati Soemarlina
utk visual bebas aja thor..tiap" orang beda senengnya..yg penting ceritanys bagus...
Yuliati Soemarlina
punya bos kaya azzam..makan ati..bisa" stres tuh karyawan
Guntur Guntur
Lumayan
Murni Murniati
apakah soal kemaren yg djebak tu udah tau kah
Rini Haryati
bagus
Yana Emon
Buruk
Yana Emon
Kecewa
Tika Sartika12
Luar biasa
Tika Sartika12
karya yg luar biasa,,ska karakter nya kiya,,,wanita memang harus seperti bunga mawar yg memiliki banyak duri untuk melindungi bikann untuk menyakiti
Cia Sanu
cerita yang seru dan keren
Teti Kaka Hotimah
bava dari awal tegang tawa tegang tawa lagih..yah sekarang tegang lagi
Sandisalbiah
Ferdinan.. biang rusuh..
Sandisalbiah
hadeehh. Kya. jgn gampang di intimidasi dong.. kamu itu harus kuat dan bisa membela diri...
Sandisalbiah
marsya tipe wanita culas..
Sandisalbiah
menurutmu itu keberuntungan tp mungkin menurut Kya itu musibah.. Gina..
Teti Kaka Hotimah
ngakakkkkkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!