NovelToon NovelToon
Random Love

Random Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Cintamanis / Tamat
Popularitas:447k
Nilai: 5
Nama Author: Eren Naa

Tak kusangka cinta berselimut dilema bisa datang padaku!

Rena Arista seorang dosen muda yang berusaha meraih mimpinya untuk bisa menikah dengan tunangannya yang sangat dicintainya.

Pada saat bersamaan datang seorang pria yang usianya lebih muda dan berstatus sebagai mahasiswanya, memberikan cintanya yang tulus. Dengan perhatian yang diberikan pria itu justru membuat Rena meragu atas cintanya pada tunangannya.


Sebuah kisah cinta segitiga yang penuh warna. Bagai rollercoaster yang memicu adrenalin menghadirkan kesenangan dan ketakutan sekaligus.


Akankah Rena mampu mempertahankan cintanya dan menikah dengan tunangannya?
Ataukah dia akan terjebak pada cinta baru yang mengguncang hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eren Naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alasan Yori membenci Nindi

Di rumah sakit

"Ren, apa Aldi tahu masalah ini?" tanya Amanda disela-sela aktifitasnya mengemasi barang-barang Rena.

Rena menggeleng.

"Aku tidak mau dia khawatir dan mengganggu pekerjaannya."

Amanda mengerti bahwa sahabatnya itu berusaha tampak tegar. Ia mengambil tasnya dan mendekati Rena yang sedang meminum obatnya. Dia memeluk sahabatnya.

"Aku balik dulu ya, Ren, sebentar sore aku datang lagi."

Rena mengangguk dan tersenyum.

Amanda beranjak keluar ruangan sambil melambaikan tangannya.

Setelah kepergian sahabatnya. Rena mengambil ponselnya. Ada pesan masuk dari seseorang yang ditunggunya beberapa hari terakhir ini. Ia membukanya, membacanya berulang kali dan kemudian tersenyum tipis, senyum terpaksa. Entah mengapa hatinya kecewa, bukan karena isi pesannya, melainkan karena harapannya akan perhatian tunangannya itu sangat besar, dan dia seperti tertampar kenyataan bahwa hubungan mereka tidak baik-baik saja.

Rena meletakkan ponselnya dan berusaha turun dari tempat tidurnya. Mendorong tiang infus bersamanya, berjalan perlahan menuju jendela kaca.

Sinar mentari yang masuk disela-sela gorden yang tersingkap, memberi kehangatan pada tubuh Rena yang terasa remuk. Pemandangan tepian kota yang menyegarkan membuatnya sedikit melupakan rasa kecewanya dan memanjakan matanya yang lelah menangis semalam.

"Kamu sedang apa?"

Rena membalikkan badannya dan mendapati Yori sudah berada di ruangan itu. Rupanya keasyikannya menikmati pemandangan di luar sana membuatnya tidak menyadari kedatangan pria itu.

"Hanya melihat-lihat aja."

Yori mendekati Rena dan berdiri di sampingnya. Tinggi badannya membuat Rena sadar bahwa selama ini dia terlihat kecil jika berdampingan dengan pria ini.

"Udah enakan?" tanya Yori sambil membantu Rena duduk di sofa.

"Kepalaku udah nggak terlalu sakit tapi ... badanku terasa remuk semua, seperti habis dipukuli."

Rena memegang pundaknya sendiri sambil memijitnya berusaha meredakan sedikit rasa pegal di tubuhnya. Yori yang melihat gadis itu kesusahan, berinisiatif ingin membantunya. Dia meletakkan tangannya di pundak Rena

"Apa yang kamu lakukan?" pekik Rena sambil menoleh kebelakang dan menjauhkan punggungnya dari tangan Yori.

"Memijatmu."

Rena menepis perlahan tangan Yori dan menepuk sofa di sampingnya, memberi isyarat pada pria penolongnya itu untuk duduk di sisinya.

"Kenapa kamu kesini? Kamu nggak ke kantor?" cecar Rena dengan pertanyaan, sesaat setelah Yori mendaratkan tubuhnya di sofa itu.

"Kamu gak suka aku ada di sini?" Lagi-lagi Yori menjawab dengan pertanyaan lain. Tatapannya berubah dingin.

"Bukan begitu," jawabnya pelan. Dia menunduk menghindari tatapan Yori yang mampu membuat tubuhnya membeku.

Menyadari ketakutan Rena. Yori memegang perlahan tangan Rena yang terpasang jarum infus.

"Apa ini sakit?"

Rena menggeleng dan mengangkat kepalanya hingga tatapan mereka bertemu untuk kesekian kalinya.

Hening

Lama mereka bertatapan dalam diam. Sampai akhirnya pintu ruangan terbuka dan membuyarkan romantisme mereka. Seorang perawat masuk.

"Maaf, kami harus memeriksa Nona Rena dulu," kata perawat itu sambil membantu Rena kembali menuju tempat tidurnya.

Setelah menyelesaikan tugasnya, perawat itu keluar ruangan. Rena mengalihkan manik matanya ke arah Yori, mengamati tiap gestur tubuh pria yang sibuk dengan laptopnya itu. Sepertinya dia sedang menyelesaikan pekerjaannya.

Bahkan dia rela meninggalkan pekerjaannya demi menemani wanita seperti aku ini. Sebenarnya dia siapaku sih ... bahkan tunangankupun tidak perduli denganku?

Rena menghela nafas. Yori yang mendengarnya menghentikan aktivitasnya dan melihat kearah Rena. Manik mata ke-abuan miliknya menatap penuh tanya.

"Kenapa?"

Sekali lagi Rena menggeleng. Yori berdiri dan beranjak mendekat. Duduk di samping gadis cantik itu. Yah, sangat cantik menurutnya. Bahkan tanpa polesan make up pun pesonanya mampu menghipnotis Yori.

"Kamu berhutang cerita sama aku," ucap Rena kemudian.

Yori mengerutkan dahinya, mencoba meraba-raba dalam ingatannya apa yang dimaksud Rena.

"Oh itu."

)

Yori terdiam, mencoba merangkai kata-kata yang tepat untuk memulainya. Akhirnya dia pun mulai bercerita.

"Dulu, kita bertiga punya band. Nindi vocalis, aku basis, dan Kevin gitar. Waktu itu kita sudah berlatih keras untuk ikut kompetisi. Tapi sayangnya kita kalah sebelum bertanding. Itu semua gara-gara Nindi, dia beralih ke band lain sehari sebelum hari H hanya karena dia jatuh cinta pada basis mereka."

"Trus," kata Rena serius.

"Ternyata Nindi cuma dipermainkan aja sama basis mereka, dia nggak benar-benar jatuh cinta sama Nindi. Itu cuma rencana balas dendamnya padaku karena menurutnya adiknya pernah aku tolak. Nindi marah dan menyalahkanku, dia pindah keluar negeri demi tidak bertemu lagi denganku. Belakang hari baru terungkap kalau ternyata adiknya berbohong," papar Yori panjang lebar.

"Oo... Jadi karena itu Nindi merasa menyesal, meninggalkan band kalian dan juga menuduhmu, kan?"

"Hhmm." Sambil mengangangkat alisnya dia terus menatap Rena penuh makna, entah apa yang ada di pikirannya.

"Kupikir kalian mantan yang kisahnya belum kelar." Rena berkata sambil memainkan ujung bantal.

"Ngawur, bisa-bisanya aku sedekat itu sama dia." Yori menatap kesal.

"Tapi dari gelagatnya aku bisa liat dia suka sama kamu. Itu feeling aku sebagai cewek sih!"

"Itu urusannya!" jawab Yori cuek.

"Trus kenapa kamu yang gantian marah sama dia?" tanya Rena lagi.

"Aku nggak marah, hanya tidak suka dengan orang yang tidak setia kawan."

"Cih, baru ekspresimu hari itu seperti pembunuh saja"

"Seperti apa itu?"

"Dingin dan kejam." Ekpresi dan suara Rena dibuat seseram mungkin .

Yori terkekeh. Kemudian dia berdiri membenarkan selimut Rena.

"Istirahatlah! Aku akan tetap di sini menjagamu."

Rena menurut dan mencoba memejamkan matanya. Yori pun melanjutkan pekerjaannya.

*****

Rena terbangun karena suara ponselnya Yori yang berbunyi sejak tadi. Matanya menyusuri seluruh ruangan mencari pemiliknya.

Apa mungkin dia lagi di toilet?

Beberapa saat berlalu, ponsel itu terus berbunyi dan sang pemilik belum juga muncul. Rena beranjak dari tempat tidurnya menuju meja dimana ponsel itu berada. Dia melihat nama NINDI di layarnya.

"Apa harus ku angkat?" gumamnya ragu-ragu.

Saat tangannya hendak menggeser ikon tiba-tiba panggilannya berakhir. Dan sebuah pesan masuk. Dari Beranda depan Rena bisa membacanya.

Yori papa lu tadi kesini dan nyariin elu. Gue tau lu sama dia tapi seenggaknya lu angkat telpon gue _Nindi.

Rena meletakkan ponsel itu. Dia duduk di sofa.

Tak lama muncul seseorang yang dicarinya dari arah pintu..

"Kamu dari mana aja?" cecarnya dengan nada khawatir.

"Dari luar, kenapa?" Dia segera mendekati gadis itu. "Apa ada yang sakit? Apa kepalamu sakit lagi?" tanya Yori juga tak kalah khawatir.

"Ponselmu bunyi terus sepertinya penting.” Rena menunjuk ponsel Yori dengan wajahnya

"Oh syukurlah, aku kira kamu kenapa tadi." Dia mengambil ponselnya dan membuka pesan Nindi.

"Baiknya kamu balik aja Yor, aku nggak enak kalau ada keluargamu yang kesulitan menemuimu gara-gara aku, sebentar lagi Amanda datang kok!" kata Rena perlahan takut Yori tersinggung.

"Kamu baca pesannya Nindi ya?" tanya Yori menyelidik.

"Maaf," katanya sambil menunduk.

"It's oke, kamu nggak perlu khawatir Kevin pasti ngatasi itu kok. Itu cuma akal-akalan Nindi aja supaya aku datang!" katanya meyakinkan sambil menggenggam tangan Rena.

Lagi-lagi Rena hanya mengangguk mengerti. Meskipun sebenarnya hatinya berontak, dia bingung dengan sikap Yori. Bahkan dengan sikapnya sendiri dia tidak begitu yakin. Ada apa dengan dirinya, hatinya, cintanya. Semuanya menjadi abu-abu. Pria di hadapannya ini benar-benar telah mengaburkan rasa di dalam dirinya, memendarkan luka masa lalunya dan membuat Aldy bukanlah satu-satunya yang mengisi ruang hatinya.

Bersambung.

...****************...

...Mohon maaf ya gaess baru bisa up hari ini....

...Author lagi kurang sehat beberapa hari ini. Jadi baru satu episode aja yang selesai....

...Stay tune di sini yah.!...

...Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5....

...Terima kasih banyak atas support nya...

...love you All...

...****************...

1
lihat dikit gak apa kak
bonus lumayan
Rawai hiatus ✅
Setuju dengan amanda, kasian anak orang di php in. kecewanya berat loh itu
Rawai hiatus ✅
Kisah Si LDR memang parah dan kebanyakan berujung dengan keadaan tidak baik-baik saja. Meski komitmen yg sudah dibangun se tinggi burj khalifah kalau Author berkata lain, ya sudah
Rawai hiatus ✅
Susah kerja dinegara orang apalagi yg berkaitan dengan hal yg dilarang. terlihat Mereka kadang mengerti tapi kadang juga sifat kejahilan mereka membuat orang lain harus menanggung akibatnya
Rawai hiatus ✅
Inilah yg selalu dibilang, jangan pergi berduaan dgn laki2 lain karena kita tidak tahu apa yg ada di dalam otaknya. tapi masalahnya terkadang ada kerjaan yg menuntut kita melakukannua . jadi harus punya bekal utk bisa mencegahnya
Rawai hiatus ✅
Saking kuatnya perasaan yori, dia seakan2 tahu apa yang dosen gebetannya rasakan. ☺☺
Rawai hiatus ✅
padahal belum ada hubungan tapi posesive nya nggak main2😅😅😅😅
Rawai hiatus ✅
kamu ganteng, kesalahanmu bisa diterima
Rawai hiatus ✅
Pertinyiinnyi Apakah sosok Erika ini yg akan menyelamtkan hati yori dengan cara memutuskan hubungan dosen gebetannya dan sang tunangan?

Next lanjut
Rawai hiatus ✅
Sudah ketemu pawang beneran si yori, tapi sayang pawangnya udah ada yang punya, banyak2 berdoa saja dan tikung disepertiga malam 😅😅😅😅😅
Rawai hiatus ✅
Nindi, yori, kumpulan para bucin yang cintanya masing2 bertepuk sebelah tangan. kenapa nggak saling memijamkan tangan ya supaya bunyi 🤭🤭
Rawai hiatus ✅
Bu Rena bukan kurang peka ya Yor, tapi dia memang menjaga hati karena sudah ada yang mengisi kamu sih terlambat lahirnya 😅😅
Rawai hiatus ✅
Tidak ada hidup yang sempurna ya Yori. tapi jangan berharap sama orang lain lah nanti kamu kecewa lagi. ya sudahlah, kita lihat episode berikutnya 🤭🤭🤭
Rawai hiatus ✅
kayaknya bukan jodoh deh, meski sudah bertunangan tapi tidak menjamin sih.. putus ditengah jalan ini
Rawai hiatus ✅
klo baca nama yori jadi keingat "hana yori dango" 🤔🤔🤔🤔🤣😅😅😅
Rawai hiatus ✅
Pak Ryan psyco terlalu berharap, nggak tahu dia udah ada tunangan dan mahasiswa es yg lebih serasi ma dosen buruannya
Rawai hiatus ✅
rena bakal ada diposisi sulit klo gini ceritanya😌😌😌 itulah dampak negatif terlalu cantik
Rawai hiatus ✅: emang ada,, pernah tuh karena terlalu cantik ditolak lamaran kerjanya atau dipecat ya kalau nggak salah, trus ada juga terlalu ganteng laki2 dideportasi atau dilarang masuk dlm satu negara 🤔🤔🤔🤣🤣🤣
total 2 replies
Rawai hiatus ✅
Awalnya temenan dulu 🤭, siapa yang tahu coba kalau Authornya rubah temanan jadi demenan 🤣🤣🤣🤣
Rawai hiatus ✅: udah sering lihat di RL 🤣🤣🤣🤣 makanya kata org persahabatn antara laki2 dan perempuan "kemungkinan besar" nggak murni, pasti ada sedikit rasa yg disembunyikan 🤭🤭
total 2 replies
Rawai hiatus ✅
Bukan muhrim
Rawai hiatus ✅
Rindu itu berat, sangat berat, bikin sesak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!