NovelToon NovelToon
Perfect Love Revenge

Perfect Love Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Mengubah Takdir
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Rania, seorang gadis desa yang lembut, harus menanggung getirnya hidup ketika Karmin, suami dari tantenya, berulang kali mencoba merenggut kehormatannya. Belum selesai dari satu penderitaan, nasib kembali mempermainkannya. Karmin yang tenggelam dalam utang menjadikan Rania sebagai pelunasan, menyerahkannya kepada Albert, pemilik sebuah klub malam terkenal karena kelamnya.

Di tempat itu, Rania dipaksa menerima kenyataan pahit, ia dijadikan “barang dagangan” untuk memuaskan para pelanggan Albert. Diberi obat hingga tak sadarkan diri, Dania terbangun hanya untuk menemukan bahwa kesuciannya telah hilang di tangan seorang pria asing.

Dalam keputusasaan dan air mata yang terus mengalir, Rania memohon kepada pria itu, satu-satunya orang yang mungkin memberinya harapan, agar mau membawanya pergi dari neraka yang disebut klub malam tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 23

Deru mesin Porsche Panamera itu terasa sunyi di jalanan pagi yang padat. Di balik kemudi, Airon terdiam, namun pikirannya tidak tenang. Bayangan wajah lesu Rania saat ia menolak sarapan tadi terus menghantui benaknya. Ia ingat betapa paginya gadis itu bangun, suara gemerincing peralatan dapur yang terdengar hingga ke kamarnya, dan aroma nasi goreng yang menggoda selera. Ada rasa bersalah yang menusuk ulu hatinya, sesuatu yang sangat jarang dirasakan oleh seorang Airon Demitri.

"Tuan, ada apa? Mengapa Anda melamun?" tanya Ergan yang duduk di sampingnya, menyadari kegelisahan sang atasan.

Airon menarik napas panjang, lalu memutar kemudi dengan gerakan tegas. "Ergan, batalkan keberangkatan saya. Biar kamu saja yang pergi ke luar kota."

Ergan tercekat. Matanya membulat tak percaya. "Apa terjadi sesuatu yang darurat, Tuan? Ini adalah kontrak kerja sama yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Pihak di sana mengharapkan kehadiran Anda secara langsung."

"Antar saya kembali ke vila sekarang. Setelah itu, kamu bisa berangkat sendiri menggunakan mobil ini. Kabari saya hasilnya nanti," perintah Airon tanpa memberikan ruang untuk perdebatan.

Ergan menghela napas pasrah, sedikit dongkol karena harus putar balik di tengah kemacetan, namun ia tahu bahwa perintah Airon adalah titah yang tak boleh dibantah. Beruntung, mereka belum sampai di bandara.

Begitu mobil berhenti di depan vila, Airon segera turun. Ergan menatap punggung bosnya dengan gelengan kepala, sebelum akhirnya melesat pergi meninggalkan pekarangan.

Kepulangan yang Manis

Ceklek.

Rania membuka pintu dengan wajah bingung saat mendengar suara langkah kaki di teras. "Tuan Airon? Apa ada yang tertinggal?" tanya Rania, matanya masih sedikit sembap sisa kesedihan tadi pagi.

Airon tidak menjawab dengan kata-kata. Ia melangkah maju, merengkuh pinggang Rania, dan mendaratkan sebuah ciuman dalam tanpa peringatan. Sebuah ciuman yang menyampaikan permohonan maaf yang tak mampu ia ucapkan lewat lisan.

"Aku ingin memakan sarapan yang kamu buat," bisik Airon tepat di depan bibir Rania setelah melepaskan tautan mereka.

Mendengar hal itu, hati Rania yang tadinya layu seketika mekar kembali. Ia tidak menyangka pria sedingin Airon bersedia membatalkan urusan penting hanya demi masakannya. Dengan penuh semangat, Rania menghangatkan kembali nasi goreng itu dan menyajikannya di meja makan.

Airon menyuap sesendok nasi ke mulutnya dengan sedikit ragu, namun detik berikutnya, matanya melebar. Rasanya jauh melampaui ekspektasinya. Gurih, hangat, dan penuh dengan kasih sayang yang terasa di setiap butirnya. Bahkan restoran bintang lima yang biasa ia kunjungi terasa hambar dibandingkan ini.

"Tuan, apa... rasanya tidak enak?" tanya Rania cemas melihat Airon yang terdiam.

"Ini enak. Sangat enak, Rania," jawab Airon jujur.

"Benarkah, Tuan?"

"Ya. Saya sangat menyukainya. Mulai sekarang, kamu bisa membuatkan saya sarapan setiap hari, asalkan itu tidak merepotkanmu," ucap Airon lembut.

Hati Airon benar-benar mulai mencair. Laki-laki yang tadinya hanya menganggap Rania sebagai "pelunas utang" dan "wanita simpanan", kini mulai membuka gerbang hatinya. Ketulusan Rania, seorang gadis desa yang sederhana, ternyata jauh lebih kuat daripada pesona wanita-wanita sosialita yang pernah ia temui.

Malam itu, setelah melewati badai asmara yang lebih lembut dan penuh perasaan di atas peraduan, Rania memberanikan diri untuk bersuara. Ia merebahkan kepalanya di dada bidang Airon yang masih terasa panas.

"Tuan..."

"Hemm?" sahut Airon sembari mengelus rambut panjang Rania.

"Bisakah... mulai saat ini saya menjadi istri yang sebenarnya bagi Tuan? Bukan hanya di balik pintu vila ini?" Rania mendongak, menatap mata cokelat gelap suaminya.

Airon terdiam cukup lama, sekitar satu menit yang terasa seperti selamanya bagi Rania. Namun kemudian, ia meraih tangan Rania dan mencium punggung tangannya dengan takzim. "Ya, Rania. Mulai detik ini, kamu memiliki wewenang penuh atasku sebagai seorang istri. Maafkan keangkuhanku selama ini."

Rania memeluk Airon erat, air mata kebahagiaan luruh di dadanya. Perjalanannya dari klub malam hingga ke hati pria ini terasa seperti mimpi indah yang akhirnya menjadi nyata.

Beberapa bulan berlalu. Suasana di kantor pusat Airon tampak sedikit berbeda. Airon tidak lagi se-ekstrem dulu dalam menunjukkan kedinginannya; ia mulai lebih ramah, meski otoritasnya tetap tak tertandingi.

Tok tok tok.

"Masuk," perintah Airon tanpa menoleh dari berkasnya.

Seorang wanita dengan pakaian yang sangat provokatif melangkah masuk. Ia mengenakan rok mini yang sangat ketat, kemeja putih dengan dua kancing atas yang dibiarkan terbuka, memamerkan belahan dada yang menonjol secara sengaja.

"Selamat pagi, Tuan Airon. Saya Merly, sekretaris baru yang dikirim oleh agensi," ucapnya dengan suara yang dibuat mendayu, mencoba menarik perhatian sang bos.

Airon tidak mendongak. Ia hanya menggeser setumpuk dokumen ke arah wanita itu. "Silakan duduk. Berikan berkas ini pada Ergan di lobi, dia sedang bersiap menemui klien penting."

Merly tetap duduk, ia menyilangkan kakinya dengan sengaja agar roknya semakin tersingkap, menunggu Airon menatapnya. Namun, Airon tetap fokus pada layar komputernya.

"Tunggu apa lagi? Pergi sekarang," suara Airon terdengar tegas dan dingin.

Merly tersentak, lalu bergegas keluar dengan perasaan dongkol. Kenapa dia mengacuhkanku? Apa penampilanku kurang menarik? batinnya heran. Sepanjang kariernya, tidak pernah ada atasan pria yang mampu menolak pesonanya. Baginya, Airon adalah "jackpot" besar yang harus ia dapatkan, tak peduli dengan cara apa pun.

Di lobi, Merly menyerahkan berkas pada Ergan dengan wajah penasaran. "Tuan Ergan, apakah Tuan Airon masih melajang?"

Ergan menatap Merly dari atas ke bawah, menyadari maksud terselubung dari wanita di depannya. "Tidak. Dia sudah memiliki seseorang di hatinya," jawab Ergan singkat.

"Oh, kekasih ya? Sayang sekali," gumam Merly dengan senyum sinis. Dalam hatinya, ia tidak peduli. Kekasih hanyalah status yang mudah digeser. Ia tidak tahu bahwa pria yang ia incar sudah memiliki seorang istri yang sah di mata Tuhan.

Ergan menatap punggung Merly dengan perasaan tak enak. Ia merasa wanita ini akan menjadi duri baru dalam hubungan asmara majikannya.

Malam harinya, Airon kembali ke vila dengan perasaan rindu yang membuncah. Begitu pintu terbuka, Rania sudah menyambutnya dengan senyum yang paling indah.

"Selamat malam, Tuan Suami," goda Rania sembari mengambil tas kerja Airon.

Airon terkekeh, lalu mengecup kening istrinya lama. "Selamat malam, Sayang."

"Sudah makan?" tanya Rania sembari menuntun Airon menuju meja makan yang sudah penuh dengan masakan rumah yang mengepul.

"Belum. Bagaimana bisa saya makan di luar saat perut saya sudah merindukan masakan istriku yang luar biasa ini?" ujar Airon tulus.

Rania tersenyum malu, hatinya terasa penuh. Ia merasa benar-benar menjadi seorang istri yang dihargai dan dicintai. Meskipun dunia luar belum tahu identitasnya, di dalam vila ini, ia adalah ratu bagi suaminya. Rania sadar, ia telah jatuh cinta sedalam-dalamnya pada pria yang dulu pernah membuatnya ketakutan setengah mati.

*****

Terima kasih ya para Pembaca sudah setia mengikuti karya Author. Jangan lupa berikan dukungan kalian dengan klik VOTE/BINTANG, tuliskan KOMENTAR kalian, dan berikan LIKE, Dukungan kalian adalah penyemangat Author untuk terus lanjut. Salam sayang, Author!

1
Bintang Nabila
bagus sih ini. kita kayak nonton drama, aku bisa bayangin adengannya. untuk author keren sih
Lingga Ganesa
mantappuuuuuu thorrrrrrr
Ririn Wati
Good novel thor
Syifa Nabila
Keren sih ini
Bestreetg
karya author is the best
Lela Alela
🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Delisa
Bagus banget jalan ceritanya kak author
Delisa
Bagus banget jalan ceritanya kak author
partini
ya kalau dah merasa kamu sebagai asisten ya harus menjaga dong ,be smart don't be stupid lah Edgar
masa tangan kanan ga punya rencana 🤦🤦
Ariany Sudjana
apapun yang terjadi Rania, tetap percaya sama Airon, apalagi sudah ada calon pelakor hadir di kantor
Ariany Sudjana
puji Tuhan, hubungan Rania dan Airon sudah lebih baik dan mereka saling mencintai 😄
partini
ko sama Thor
Ariany Sudjana
ini gimana sih penulisnya, bab 21 dan 22, kok sama isinya? hanya sedikit beda di akhir
Ariany Sudjana
semoga Rania tetap sabar yah mendampingi Airon, apalagi sekarang pelakor murahan sudah muncul, pasti akan selalu meneror Riana
Ariany Sudjana
foto itu foto masa kecil Airon dan Rania yah?
partini
ini Casanova patah hati karena wanita weleh 😂😂😂😂
partini
apa Arion Suka lobang sana sini yah 🙄agak lupa TK kira dia frustasi Karnena di tinggal cewenya
partini
pawangnya di temukan kuntinya berdatangan 😂😂😂
Mayya
Best sih menurut aku
Delila
Good banget ceritanya Thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!