Menikah bukan berarti kehadiran orang ketiga tidak ada. Kisah ini bermula dari bangku kuliah, Sherly mahasiswi kedokteran tingkat akhir jatuh cinta kepada seniornya yang sudah menjalani koas dokter Timo. Sherly tidak mengetahui sahabatnya Leni memiliki perasaan yang sama dengannya. Bagaimana kisah cinta segi tiga ini???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilihan Hidup
"Mencintai, bukan berarti harus hidup bersamanya. Mencintai juga bisa mendoakannya agar, agar orang itu bisa hidup dikelilingi cinta."
Grace baru saya mendengar kata - kata ini pada vidio pendek disebuah aplikasi. Kata - kata ini terus terang menguatkan dia dipagi hari ini. Grace sudah mulai beraktivitas seperti biasanya.
Pagi ini dengan menggunakan kendaraannya sendiri dia menuju ke kantor setelah mengantar kedua anaknya. Dari kejauhan dia melihat Timo bersama istrinya Sherly juga mengantar Noah anak mereka.
"Mami, We love you." Itulah yang selalu dilakukan Adara dan Yusuf anaknya. Mereka mengucapkan kata cinta kepada maminya, mencium dan memeluknya.
"Selamat pagi antie ,Dara dan kakak Yusuf."
"Selamat pagi Noah." Mama dan kedua anaknya kompak memberi salam kepada Noah. Semua yang diucapkan serba sama dan kompak. Noah tersenyum.
"Kok bisa kompak ya kak."
"Itu bukti kalau kita sedarah."
Yusuf langsung mengawal Dara dan Noah ke kelas mereka. Mereka bertiga sangat akrab.
Sherly dan Timo sudah berangkat ketempat kerja. Sekarang Roy pengawal Noah sementara pulang kampung karena orang tuanya sedang sakit. Ditambah kontrak kerjanya dengan Sherly belum diperpanjang. Jadi sementara urusan antar dan jemput Noah, dilakukan oleh papinya sendiri.
Sherly sudah turun di koridor rumah sakit. Di lobi rumah sakit. Sebelum turun, dia mencium suaminya dengan mesra.
"Aku kerja ya mas."
"Iya sayang. Tuhan memberkati." Noah mencium kening istrinya ketika Sherly selesai memberi ciuman mesra.
"Tuhan memberkati mas juga. Mas jangan lupa jemput Noah ya ?"
"Iya istriku sayang." Mobil Timo pun meninggalkan plataran rumah sakit tempat Sherly bekerja. Jarak antara tempat kerja Sherly dan dia hanya dua puluh menit berkendara. Timo sudah sampai di kantornya. Diruangan bedah jantung dan pembulu dia bertemu dengan Jefry sahabatnya.
"Kapan kalian mau menikah?"
"Orangtuaku belum memberi respon."
Timo tahu, bahwa mama dan papa Jefry tidak merespon niat anaknya, karena status Grace. Itu yang membuat mereka berat, apalagi Jefry adalah anak satu - satunya.
"Harus lebih semangat lagi."
"Sepertinya aku mau lari kawin aja."
"Jangan bro, capek. Kasihan pendetanya." Timo meledek temannya yang mulai putus asa. "Sertakan Tuhan dalam pergumulanmu, kalau pakai kekuatanmu, kamu akan hancur sendiri. Belajar mengundang Tuhan dan berserah."
Perdana bagi Nora Daniela Johanes keluar rumah, bulan lalu dokter anak yang mau ke rumah, namun hari ini Sherly dan Timo membawa Nora ke rumah sakit untuk vaksin sekalian cek up kesehatannya. Bayi usia dua bulan ini sangat aktif. Sehingga waktu menunggu dia tidak rewel, dia terus bermain dengan papinya. Sampai gilirannya.
"Selamat pagi dokter."
"Selamat pagi dokter Sherly l, maaf harus menunggu."
"Tidak masalah, kita harus mematuhi aturan. Jangan karena ada jabatan atau kepentingan tertentu maunya diutamakan, padahal banyak yang sudah menunggu sebelumnya.
Setelah diukur tinggi atau panjangnya serta berat badannya. Semua organ tubuhnya diperhatikan. Selesai itu dia diberi imunisasi. Nora menangis, ketika sudah berada dipelukan papinya dia terdiam meskipun masih merasa sakit. Dicium papinya sambil ditimang - timang, Nora tertidur. Karena imunisasi ini membuat dia akan panas makanya Nora akan ada diruangan maminya sampai jam pulang kerja nanti. Sus Tini ikut menemani. Semua kebutuhan Nora sudah dibawa dan diatur sus Tini diruangan khusus yang didesain menjadi tempat istirahat dokter Sherly.
"Aku kerja dulu ya. Kalau ada apa - apa telephone aja. Aku ngak mau princes kecilku menangis karena kesakitan."
"Anakmu itu manja banget kalau sama kamu mas."
"Aku mau terapkan parenting seperti kamu terapkan pada Noah. Kamu tahu ngak aku itu cemburu kalau lihat kamu sama Noah."
"Mas masa sama anak sendiri cemburu." Timo tertawa. Dia langsung mencium istrinya. Dan pergi bekerja. Sherly juga sudah sibuk, sus Tini yang sudah seperti saudaranya sendiri yang menjaga Nora.
Malam hari Nora rewel akibat dari Imunisasi. Semua dirumah dibuat repot dengan tingkah si kecil ini. Apalagi papinya ada keluar menjemput opa dan omanya yang sudah tiba di Jakarta dengan menggunakan kereta. Sampai di rumah, Timo langsung mencuci tangannya membuka bajunya dan langsung mengendong putri kecilnya yang lagi demam.
"Cintanya papi." Timo mencium dan menimang putrinya yang tadi menangis langsung terdiam. Noah sedang membantu sus Tini mengangkat barang bawaan opa dan omanya. Karena papinya sudah meninggal mereka ketika mendengar suara nangis adeknya.
"Opa, oma maafkan papi. Dede kalau nangis maunya sama papi."
"Its oke jagoan opa. Opa kangen." Langsung dipeluk cucunya.
"Oma juga kangen." Langsung memeluk cucu pertama mereka. Oma dan opa Noah dan Nora akan tinggal di Jakarta bersama mereka. Karena opa dan oma sudah pensiun. Rumah mereka sudah ada yang kontrak. Ada beberapa barang mereka dibawa Pak Eko dan bibi Ria dengan mobil. Pak Eko dan bibi Ria memilih mengikuti mereka. Kedua suami istri ini sudah bekerja dari papinya masih kecil.
"Ma, pa. Kamarnya sudah Cey atur. Nanti barang mama dan papa, Cey bantu buat atur."
"Iya ngak papa nak, urus Nora dulu. Katanya tadi imunisasi ya?"
"Iya ma, makanya manja sama papinya." Nora sudah bobo, baru keluarga ini duduk bersama di meja makan menikmati makan malam yang disiapkan Sherly. Mama dan papa mertua Sherly memilih menghabiskan masa tuanya bersama anak, menantu dan cucu - cucu mereka, itulah pilihan hidup yang mereka pilih, sehingga rumah mereka di Jogja di kontrakkan.
"Sangat rewel dan manja oma, opa." Reaksi bayi dua bulan waktu pertama kali melihat opa dan omanya. Dia berusaha mencari perhatian opanya. Dan sekarang dia berada dalam pangkuan opanya. Hari ini karena weekend Timo dan Sherly dirumah, opa dan papinya sedang menemani Noah berenang, bersama princes Nora. Karena cuaca lagi bagusnya. Sementara Sherly sedang masak dibantu sus dan mama mertuanya. Siang hari pak Eko dan bibi Ria sudah tiba dirumah Sherly. Mereka makan bersama dan Timo memerintahkan dua orang yang menemani dia dari kecil untuk beristirahat.
Jefry dan Grace akhirnya menikah setelah melalui berbagai macam rintangan, akhirnya orangtua Jefry bisa menerima Grace bersama anak - anaknya. Disebuah gereja di kota bogor, mereka mengikrarkan janji suci mereka di hadapan Tuhan dan Jemaat. Hanya keluarga yang hadir, Timo bersama istri dan anak - anak, orangtua mereka hadir bersama Roy yang menyupiri mereka. Sekalian mereka menginap disebuah hotel dekat gereja tersebut.
Sherly yang dipilih sebagai saksi pada pernikahan ini, dengan baju putih gading istri Timotius tampak cantik. Baju dengan warna yang sama juga dikenakan Timo dan Noah juga princes Nora. Mereka hadir memberi suport serta doa kepada kedua mempelai. Mertua Sherly juga hadir.
Tampak kegembiraan dari wajah Andara dan Yusuf yang juga ada dalam pernikahan mami mereka. Mereka berdua membawa cincin pernikahan mami dan papi mereka. Selesai pemberkatan dihalaman gereja kecil di kota ini yang tampak asri dengan lingkungan ada resepsi kecil - kecilan bagi para tamu yang hadir.
"Terima kasih mas, karena sudah menerima saya dengan kedua anak - anak saya." Itulah ungkapan hati Grace Natalia yang dia ucapkan didepan para tamu. Bahwa dia bahagia dengan pilihan hidupnya ini. Tampak keakraban Andara dan Yusuf pada papi mereka.