Kim Sena, gadis manis berambut pendek yang kini duduk di tahun kedua SMA, tampak seperti remaja biasa. Namun di balik senyum lembutnya, ia menyembunyikan rahasia besar — dirinya adalah seorang Hunter, pemburu makhluk halus dengan peringkat atas kelima.
Mengikuti jejak sang ibu yang legendaris dan menduduki peringkat kedua, Sena bertekad melampauinya. Ia ingin menjadi Hunter terkuat, mencapai peringkat pertama yang selama ini hanya jadi impian.
Tapi jalan menuju puncak kekuatan bukanlah perjalanan mudah. Di balik setiap langkahnya, bahaya, rintangan, dan rahasia gelap dunia bawah menantinya.
Dalam perjalanan itu, Sena bertemu seekor kucing hitam di tengah hutan. tapi siapa yang akan mengira bahwa kucing itu adalah seorang dewa rubah penjaga Gunung Halla yang terkenal
Bersama dengan kucing hitamnya, perjalanan Sena menuju takdirnya pun dimulai!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Sari W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 ULANG TAHUN SENIOR YEON-HU
"Namaku tiba tiba berganti dari bandana ke camilan ya? Apa ini ?" Tanya Sena sambil menerima daun tersebut.
Seketika daun itu langsung membesar dan membentuk seperti payung.
"Waah! Apa ini?! kenapa keren sekali?!" Takjub Yerin pada daun itu.
"Itu lebih berguna daripada payung usang mu itu, kau tidak akan kebasahan jika menggunakan itu. Kau juga tidak akan merasakan berat karena daun itu sangat ringan seperti kertas." singkat sensen.
"Kalau begitu terimakasih, aku akan berangkat sekarang." Yerin tersenyum membuka pintu dan keluar memakai daun itu.
Waah, benar aku tidak basah sama sekali! Jika aku masih pakai payungku itu pasti aku sudah kebasahan, Ini benar benar keren. Pikir Yerin dengan senyuman.
Dia pun pergi meninggalkan rumah Sena dan sampai di sekolahnya tanpa kebasahan sedikit pun.
Dan tepat dihari ini Yeon-hu berulang tahun, semua teman dikelasnya memberikan kejutan dan merayakannya bersama sama.
Hadiah hadiah langsung menumpuk penuh didepan meja Yeon-hu, hadiah itu kebanyakan dari para gadis yang berasal dari kelas lain .
Yeon-hu sangat berterimakasih pada mereka yang telah ingat dan merayakan hari kelahirannya itu, ia tersenyum pada teman temannya.
Namun senyuman itu terlihat palsu, Yeon-hu tersenyum dengan memikirkan banyak hal di kepalanya.
Setelah meniup lilin dan memotong kuenya, Yeon-hu memberitahu mereka bahwa ia ingin pergi ke toilet sebentar.
Yeon-hu lalu keluar dari kelas itu namun, tidak menuju toilet melainkan kesebuah ruangan musik yang jarang digunakan.
Ia menarik sebuah kursi dan meletakkannya didekat jendela, Yeon-hu duduk dikursi itu sambil memandang awan hujan dari balik jendela.
Bagaimana keadaannya sekarang? Karena iblis yang ada dalam diriku dia jadi terluka parah, apa yang bisa aku lakukan untuknya? Kalau tidak salah nama gadis itu adalah Sena? Meskipun aku tidak mengenalnya sama sekali tapi, dia rela dan tidak peduli jika tubuhnya terluka demi menyelamatkanku. Pikir Yeon-hu seraya menyenderkan kepalanya kedinding disebelah.
KRIEEET.
Pintu ruangan itu dibuka, Yeon-hu menoleh dan ternyata Hajun mengikutinya dibelakang.
"Kau ternyata....." Ucap Yeon-hu melihat Hajun.
"Sudah kuduga kau disini, ini kan pestamu kenapa kau tidak tetap disana dan malah menyendiri disini?" Tanya Hajun yang berdiri dihadapan Yeon-hu.
"Aku sudah meniup lilin dan memotong kuenya jadi pestanya sudah selesaikan?"
"Hadiah yang kalian berikan akan aku simpan dengan baik. Dan yang lainnnya bisa kau buang untukku?" Sahut Yeon-hu tanpa memandang wajah Hajun
"Haaa...kau memang selalu seperti ini ya? Tidak pernah menghargai pemberian orang lain, baiklah akan aku uruskan hadiah hadiah itu untukmu. Hela nafas Hajun sembari bersandar di dinding dan menatap pintu ruangan itu.
"Tapi aku lega kau sudah kembali seperti biasa. Yah, meskipun kau masih risih dengan para gadis itu, tapi aku bersyukur karena rumor itu hanya sebatas rumor belaka." Ucap Hajun dengan wajah serius.
"Dan aku senang kau masih hidup sampai saat ini." Sambung Hajun dengan perasaan lega.
"Ya. Aku juga senang karena aku tidak jadi mati, tapi sekarang apa tujuan hidupku saat ini? Aku tidak memiliki siapapun lagi didunia ini, sebenarnya aku juga masih belum menemukan alasan baru untuk diriku tetap hidup didunia ini." Gumam Yeon-hu seraya melamun
"Apa kau mengatakan sesuatu?" Hajun menengok pada Yeon-hu.
"Tidak. Tidak ada." Jawab singkat Yeon-hu..
Saat itu aku tidak menceritakan pada Sena maupun kucing gemuk itu, saat aku pingsan hari itu aku kembali lagi ke ruangan gelap. Iblis itu berhasil menarik kembali dan membawaku kegelapan itu, aku berlari dan berusaha untuk mencari jalan kembali namun aku tidak menemukannya. Hanya ada kegelapan yang abadi didalam sana, lalu saat aku sudah putus asa mencari jalan keluar dikegelapan itu aku melihat seorang gadis kecil yang tiba tiba muncul dan menangis sendirian.
Ditempat gadis kecil itu menangis terlihat bersinar, berbeda dengan tempatku yang sangat gelap dan hampa. Gadis itu menangis dengan menggumamkan kata ibu disetiap tangisannya.
Dan aku segera menyadari bahwa gadis kecil itu juga telah kehilangan ibunya sama sepertiku saat itu, dan aku berfikir bahwa kami mempunyai nasib yang sama.
Lalu gadis kecil itu menatap dalam ke arahku dan menghapus air matanya, gadis kecil itu mulai berlari ringan meninggalkan tempatnya yang bercahaya.
Ia berlari ke arahku dengan senyuman yang manis, gadis itu berkata padaku untuk ikut bersamanya ke tempatnya yang penuh dengan cahaya karena dia merasa kesepian.
Gadis kecil itu menarik tanganku dan membawaku ketempatnya, ia menarik ku sambil tertawa manis ke arahku. Lalu tubuh gadis itu tiba tiba sangat bersinar dan menyilaukan mata.
Aku menutup mataku sebentar dan saat aku membuka mataku lagi, gadis kecil itu telah menghilang. Dan yang aku lihat saat itu adalah Sena, ia menatapku dengan tatapan cemas dan khawatir meskipun hidung dan mulutnya berdarah dia tetap mencemaskan orang lain.
Aku berfikir sejenak, apakah gadis kecil itu adalah gadis yang saat ini sedang terluka dihadapanku? Karena berkat gadis kecil itu, aku berhasil kembali lagi ke tubuhku.
Wajahnya terlihat sama dengan gadis kecil itu, meskipun ia sama sekali tak mengenalku dan hantu ibu tapi, dia tetap bersedia membantu kami mengusir iblis itu dari dalam tubuhku.
Sena bukanlah gadis biasa, siapa dia sebenarnya? Dia juga bisa melihat iblis dan hantu ibu, yang bahkan aku sendiri tidak bisa melihatnya dengan mataku. Lalu dari mana dia tau kalau di tubuhku ini ada sebuah iblis yang bersemayam didalamnya? Mungkinkah dari rumor itu? Pikir Yeon-hu dalam lamunannya
"Yeon-hu!" Panggil Hajun dengan nada sedikit tinggi dan mengguncangkan tubuhnya.
"Hmm? Kenapa?" Jawab Yeon-hu seraya menengok ke arahnya.
"Kau tidak mendengar ku ternyata?, padahal aku berbicara banyak hal tadi. Dan sekarang belnya telah berbunyi, ayo kita kembali saja." Ujar Hajun dengan sedikit kecewa
"Oh, maafkan aku. Kalau begitu ayo kita kembali." Ajak Yeon-hu yang berdiri dari kursinya.
Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri. Batin Yeon-hu.
Mereka berdua pun keluar dari ruangan musik itu dan berjalan kembali menuju kelas.
"Oh ya, apa kau punya seorang sepupu?" Tanya Hajun berjalan didekat jendela
"Sepupu? Tidak, tidak ada. Memangnya kenapa?" Tanya kembali Yeon-hu.
"Jangan jangan aku ditipu lagi."
"Ditipu? Oleh siapa?"
"Saat itu ada seorang gadis dengan rambut pendek bernama Sena, datang dan mengaku sebagai sepupumu, awalnya aku kira dia ingin menyatakan cintanya padamu tapi ternyata aku salah. Dia menanyakan banyak hal tentangmu dan aku menjawab semua pertanyaannya termasuk rumor itu, karena dia sepupumu aku pikir dia bisa setidaknya sedikit membantu masalahmu karena kalian adalah keluarga." Jelas Hajun dengan tenang.
jadi begitu, dia menyamar sebagai sepupuku agar bisa mendapatkan informasi tentangku dari teman di kelas, Dan kebetulan Hajun yang muncul pada saat itu. Dia beruntungan karena bertemu Hajun, hanya dia orang yang paling dekat dan tau banyak hal tentangku disini. Ujung bibirnya pun sedikit tertarik mendengar Hajun berbicara.
"Wajahmu memang sangat mudah untuk ditipu~." Yeon-hu tertawa kecil dan menepuk pundak Hajun yang berjalan disampingnya.
"Eh?! Kau tertawa?! Sudah lama aku tidak melihatmu tertawa, aku sedikit berdebar~" Aku tidak merasa begitu." Sahut Hajun seraya memegang dadanya.
"Apa apaan kau ini?! Apa sekarang kau mulai menyukai?" Yeon-hu menyikut lengan Hajun dengan candaan.
"Jangan membuatnya terdengar mengerikan, aku masih normal." balas Hajun dengan tertawa kecil.
Dengan tertawa mereka berjalan kembali menuju kelas.