DARI SAMPAH MENJADI TERKENAL.

Bagian 23.

Dalam benak Rahul, Rubah itu sedang mempermainkan si ular, ia tidak melarikan diri justru menyerang terus meskipun dia dengan mudah kabur melarikan diri.

Pemandangan ini terlihat lucu sekali dan sangat mengagumkan.

Namun tiba tiba malapetaka datang, setelah mencakar si ular piton.

Ciittttt ....!

Begitu selesai menyerang, tiba tiba di ular piton membuka mulutnya dan memuntahkan segumpal gas beracun kearah Rubah berwarna emas itu.

Dalam sekejap, tampak Rubah berbulu emas itu sempoyongan, kecepatannya menurun drastis.

Ekor piton merah itupun bergerak mencambuk tubuh Rubah berwarna emas, membuat tubuhnya terlempar menabrak tanah sambil mengeluarkan jeritan melengking.

Dalam sekejap saja tubuh rubah berwarna emas itu dililit dan muka mulut lebar lebar, siap menelan tubuhnya bulat bulat.

Melihat kejadian itu dari kejauhan, Rahul yang sedang menonton pertarungan seru dan mendebar- debarkan.

Rahul yang merasa simpati terhadap Rubah yang sangat lucu itu akhirnya turun tangan.

Ia melihat sebuah batu seukuran kepalan tangannya dan menendang batu itu sangat kuat hingga menghantam kepala ular dengan keras.

Kepala ular piton langsung hancur berantakan dan jatuh ketanah menggelepar-gelepar hebat beberapa saat, akhirnya mati.

Tendangan Rahul benar benar mematikan mematikan.

Ia pun segera melangkah mendekati Rubah berbulu emas yang tergeletak lemah di tanah.

Setelah terkena racun yang di muntahkan oleh ular piton merah itu, sekarang tubuh Rubah berbulu emas itu mengerang pelan, meskipun belum mati. Tapi nyawanya tinggal setipis benang.

Terlihat jelas bahwa racun ular itu sangat mematikan.

"Siapa suruh kamu imut begini! Ketemu aku, kamu benar benar beruntung?" Gumam Rahul sambil mengangkat tubuh Rubah Berbulu emas.

Rahul menyalurkan energi Qi ke tubuh Rubah berwarna emas, energi Qi nya cukup untuk menyembuhkan Rubah berwarna emas itu.

Setelah beberapa saat, ia meletakkan Rubah berbulu emas ke tanah dan tidak sampai satu menit.

Rubah berwarna emas itu bangkit berdiri. Luka lemas dan racun sudah hilang sepenuhnya.

Rahul terkagum-kagum melihat kekuatan Energi Qi nya sendiri, dalam hatinya bergumam.

"Latihan kekuatan kultivasi ini benar benar seperti kekuatan, Dewa, hanya dengan mengalirkan energi Qi di tubuhnya. Racun dan luka di tubuh Rubah Berbulu emas itu langsung hilang dan sembuh dalam seketika" Gumamnya pelan.

"Dan jika aku lebih kuat lagi di masa depan, mungkin aku akan menjadi makhluk abadi!" Katanya dalam hati.

Ciittttt....!

Rubah itu kemudian menghampiri ular piton merah itu dan mengigit tubuhnya dan mengeluarkan empedu ular di mulutnya.

Saat membalikkan tubuhnya, Rahul menjilat jelas di mulut Rubah berbulu emas tergenggam empedu merah menyala.

Rubah berbu emas itu berjalan kedepan Rahul dan mengeluarkan suara pelan.

Seolah ingin menyampaikan sesuatu.

Rahul menatapnya heran dan bertanya.

"Kamu memberikannya untukku?" Ucap Rahul.

Ciittttt....!

Rubah berwarna emas itu mengaguk pelan, lalu menjatuhkan empedu ular itu di kaki Rahul.

"Hahaha..."Kamu benar benar Rubah yang tau berterimakasih, tidak sia sia aku menyelamatkanmu.

"Menarik... Sangatlah menarik..."

Rahul mengeluarkan kantong makanan dan memasukkan empedu ular piton itu kedalamnya.

Ia merasa tidak terlalu heran dengan tingkah cerdas si Rubah berbulu emas di dunia binatang.

Terlebih lagi dalam warisan yang telah di turunkan oleh gurunya bahwa, di dalam dunia kultivasi yang luas ada di sebutkan hewan monster, hewan yang sudah berevolusi tingkatannya.

Secara teori, semua makhluk hidup bisa berkultivasi, tergantung bakat dan kondisi tubuhnya.

Jadi Rahul tidak merasa aneh bahwa Rubah berwarna emas itu sangat cerdas.

Ciittttt...!

Rubah itu melompat lagi dan masuk ke semak semak.

Rahul hanya tersenyum saja, ia kembali melanjutkan pencariannya, Namun hari mulai gelap.

Saat hendak melangkah, suara Ciittttt...!

Terdengar lagi dari arah belakangnya.

Rahul berbalik, ia kembali melihat Rubah berbulu emas itu telah kembali, dia menggigit ujung celana Rahul.

"Kau ingin aku mengikutimu?" Tanya Rahul.

"Ciittttt...!"

Rubah berbulu emas itu mengaguk dua kali.

Rahul mengikuti Rubah berbulu emas itu dan memasuki sebuah celah yang sempit.

Rubah Berbulu emas itu menunjuk kesatu arah.

Rahul mengikuti arah yang di tunjuk oleh Rubah berbulu emas dan Rubah itu meloncat kesebuah pohon buah liar yang mirip seperti buah dekat pegang itu.

Sementara Rubah berbulu emas itu mulai memanjat dan mengunyah buah itu, Rahul menelan air liurnya.

Setelah mendekat, Rahul sangat terkejut. ia mendapati tanaman yang ia cari ada di bawah pohon itu.

Rahul mencabut tanaman kecubung merah itu sebanyak dua puluh batang. Tempat ini begitu kaya dan dia berniat kembali nanti.

Setelah mengemas bahan-bahan obat, Rahul berdiri dan menatap kearah Rubah Berbulu emas yang tengah asyik mengunyah buah.

Ciittttt....!

Rubah berbulu emas mencicit dan melambaikan cakar mungilnya kearah Rahul, menyuruhnya mendekat.

Dengan langkah ringan Rahul naik keatas tebing tempat pohon itu tumbuh, ia menemukan sebuah ukiran batu besar yang ada lubangnya, bau busuk menyengat hidung.

Tanpa berpikir panjang, Rahul tau bahwa itu sarang ular piton merah itu.

Tapi yang jadi perhatiannya adalah di depan mulut sarang ular itu terdapat dua tanaman herbal, salah satunya berwarna biru dan satu lagi adalah ginseng liar.

Hatinya bersorak girang, ginseng itu sepertinya memiliki kualitas tinggi.

Iya menghantam mulut batu tempat sarang ular itu. Setelah beberapa saat Rahul berhasil mencabut.

Menatap kearah Ginseng yang ada di tangannya, Rahul tak kuasa menahan rasa gembiranya dan berkata.

"Hari ini adalah hari keberuntunganku. Hari petualangan ku"

Tiba tiba lengan kirinya terasa panas, pola Lampu Ajaib bersinar dan dalam benaknya terdengar sebuah suara.

"Guru...!" Panggil Rahul pelan.

"Muridku, aku merasakan aura rumput jiwa bintang"

Suara sang guru terdengar agak bergetar.

Di telinganya suara sang guru terdengar sangat bersemangat.

Rahul berpikir sejenak dan bertanya.

"Guru...Kamu bicara soal ginseng, kan?"

"Dasar murid goblok, di dunia kultivasi itu di sebut sampah dan tidak masuk hitungan gurumu. Karena umurnya baru lima ratus tahun. Paling cuma bisa layak pakai, simpanlah baik baik sampai kau memasuki puncak pemurnian Qi. Saat itu guru akan membantumu membentuk pondasi" Jawa Krisna dengan nada santai.

"Lima ratus tahun" Rahul terperangah. Meskipun gurunya itu tidak menganggap ginseng itu di matanya.

Tapi kalau di jual di bumi tempanya berada, ia sangat yakin pasti jadi barang tak ternilai harganya.

"CK...CK...CK....Heboh betul sih! Di dunia kultivasi ada eliksir yang usianya ribuan tahun, bahkan puluhan ribu tahun. Lima ratus tahu itu apa sih?"

Gerutu Krisna tidak puas dengan kekaguman muridnya.

Rahul hanya bisa tertawa kecut dan bertanya.

"Guru...Rumput jiwa bintang yang kau sebut kan itu apa?"

"Itu adalah obat memperkuat jiwa yang sangat langka, bahkan di dunia kultivasi"

"Tak ku sangka rumput itu akhirnya aku temukan di dunia kecil seperti bumi ini yang energi spiritualnya sangat tipis. Tampaknya ada banyak ramuan herbal yang langka di dunia mu"

Jawab Krisna menarik nafas panjang.

Simak terus jalan cerita ini pada episode selanjutnya, Bersambung ke Bagian 23.