NovelToon NovelToon
Gadis Centil Milik CEO Dingin

Gadis Centil Milik CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: siti musleha

Di dunia ini, tidak semua kisah cinta berawal dari tatapan pertama yang membuat jantung berdegup kencang. Tidak semua pernikahan lahir dari janji manis yang diucapkan di bawah langit penuh bintang. Ada juga kisah yang dimulai dengan desahan kesal, tatapan sinis, dan sebuah keputusan keluarga yang tidak bisa ditolak.

Itulah yang sedang dialami Alira Putri Ramadhani , gadis berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus SMA. Hidupnya selama ini penuh warna, penuh kehebohan, dan penuh canda. Ia dikenal sebagai gadis centil nan bar-bar di lingkungan sekolah maupun keluarganya. Mulutnya nyaris tidak bisa diam, selalu saja ada komentar kocak untuk setiap hal yang ia lihat.

Alira punya rambut hitam panjang bergelombang yang sering ia ikat asal-asalan, kulit putih bersih yang semakin menonjolkan pipinya yang chubby, serta mata bulat besar yang selalu berkilat seperti lampu neon kalau ia sedang punya ide konyol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti musleha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 Pertemuan yang Tak Terhindarkan

Malam itu, kamar terasa lebih sunyi daripada biasanya. Alira duduk bersila di ranjang, memeluk bantal dengan wajah muram. Ponselnya masih ada di samping, seolah menunggu berdering lagi. Kata-kata wanita di seberang tadi siang terus terngiang-ngiang:

“Katakan padanya… aku sudah kembali.”

Alira menghela napas panjang, lalu menutup wajahnya dengan bantal. “Ya ampun, aku jadi deg-degan sendiri. Mas ini gimana sih, punya masa lalu misterius kayak drama Korea aja.”

Pintu kamar terbuka. Adrian masuk, rapi dengan kemeja hitamnya. Wajahnya tenang, tapi matanya penuh kehati-hatian. “Kamu masih kepikiran telepon tadi?”

Alira langsung melempar bantal, mengenai dada Adrian. “Ya jelaslah, Mas! Aku aja hampir copot jantungku. Itu suara cewek yang di foto kan? Cantik banget keliatannya, Mas. Ih, aku kalah telak deh.”

Adrian menghela napas, menaruh bantal di kursi. “Tidak perlu membandingkan diri.”

“Tapi Mas!” Alira memelototinya, lalu tiba-tiba tersenyum centil. “Kalau aku cemburu, itu tandanya aku sayang banget sama suamiku. Bener nggak?”

Adrian menatapnya dalam-dalam. “Cemburu tidak akan mengubah fakta.”

Alira langsung manyun. “Ih, jawaban Mas dingin banget. Bisa nggak sekali aja jawab ‘iya’ biar aku tenang?”

Adrian mendekat, menunduk tepat di depan wajah Alira. Suaranya rendah, tapi membuat jantung gadis itu berdetak tak karuan. “Saya sudah bilang, yang penting sekarang hanyalah kamu. Apa itu tidak cukup?”

Wajah Alira merah padam. Ia buru-buru menutupi pipinya dengan tangan. “Mas… ngomongnya deket banget. Aku jadi… salting.”

Adrian menegakkan tubuhnya kembali, seperti biasa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Namun Alira jelas melihat telinga suaminya sedikit memerah.

Keesokan harinya, suasana rumah terasa berbeda. Adrian duduk di ruang kerja dengan beberapa berkas di tangannya. Alira mondar-mandir, bosan.

“Mas, aku ikut ya ke kantor. Please~”

“Tidak.” Jawaban singkat, dingin, tanpa basa-basi.

Alira langsung mencebik. “Kenapa sih? Aku janji nggak bikin onar kok.”

Adrian menutup map berkasnya, menatap lurus ke arah istrinya. “Hari ini ada pertemuan penting. Bukan tempat untukmu.”

“Pertemuan penting?” Alira mengedipkan mata, penasaran. “Sama siapa?”

Adrian terdiam sebentar. Tatapannya tajam, tapi Alira tahu ada sesuatu yang ia sembunyikan.

“Mas…” Alira mendekat, menyenggol lengan suaminya dengan centil. “Jangan-jangan… sama cewek di foto itu?”

Adrian terdiam. Itu sudah cukup bagi Alira untuk tahu jawabannya.

“Aha!” seru Alira sambil menunjuk. “Bener kan! Duh, Mas… kalau ketemu dia jangan senyum-senyum ya. Senyumnya simpen buat aku aja.”

“Alira.” Suara Adrian berat, membuat Alira langsung terdiam sepersekian detik.

Namun seperti biasa, ia cepat menutupi rasa gugupnya dengan tawa kecil. “Hehe… yaudah, kalau Mas larang aku ikut, aku tetep ikut. Titik.”

Adrian menatapnya dingin. “Saya tidak sedang bercanda.”

“Aku juga nggak, Mas.” Alira menirukan nada seriusnya, lalu bersedekap dengan gaya sok tegas. “Aku ini bodyguard centilmu. Kalau cewek itu macem-macem, aku bisa langsung pasang badan.”

Adrian menghela napas dalam, memijit pelipis. “Kamu ini…”

Sore itu, mereka tiba di sebuah hotel mewah tempat pertemuan bisnis digelar. Alira berdiri di samping Adrian, mengenakan gaun sederhana namun elegan. Rambutnya dikuncir tinggi, wajahnya dihiasi senyum penuh percaya diri—meski di dalam hati ia dag-dig-dug tak karuan.

Begitu memasuki ruangan, tatapan banyak orang langsung tertuju pada mereka. Alira berjalan anggun, meski sesekali melirik kiri-kanan dengan rasa tak nyaman.

“Mas, mereka liatin aku kayak aku alien,” bisiknya.

“Karena kamu terlalu mencolok.”

“Ya gimana, aku kan imut,” jawab Alira dengan cengiran.

Adrian menatapnya sekilas, hampir saja terlihat senyum tipis di wajahnya, tapi ia cepat kembali dingin.

Lalu, momen itu datang. Dari ujung ruangan, seorang wanita melangkah masuk. Gaunnya elegan, auranya dewasa, senyumnya penuh percaya diri. Alira langsung mengenalinya meski hanya pernah melihat dari foto.

“Itu dia…” gumam Alira pelan.

Wanita itu menghampiri, langkahnya mantap, matanya langsung tertuju pada Adrian. “Sudah lama sekali, Adrian.” Suaranya lembut namun penuh kekuatan.

Adrian berdiri kaku, ekspresinya tetap dingin. “Kamu seharusnya tidak datang.”

Wanita itu tersenyum samar, lalu mengalihkan pandangan pada Alira. Matanya meneliti dari atas ke bawah, seolah menilai. Senyumannya semakin lebar. “Jadi ini penggantiku?”

Alira membeku. Kata-kata itu menusuk telinga dan hatinya sekaligus.

Adrian langsung berdiri di depan Alira, melindungi. “Jaga bicaramu.”

Namun wanita itu hanya tertawa kecil, seolah menikmati ketegangan di antara mereka. “Tenang saja. Aku tidak datang untuk merebut. Aku hanya ingin tahu… seberapa kuat kamu menjaga milikmu.”

Alira menatap Adrian, lalu wanita itu, lalu kembali ke Adrian. Jantungnya berdetak cepat, pikirannya penuh pertanyaan. Apa maksudnya pengganti? Siapa sebenarnya dia di masa lalu Mas?

Dan untuk pertama kalinya, Alira benar-benar merasa masuk ke dalam badai yang tidak bisa ia kendalikan.

Yuhuuuu jangan lupa like dan komen ya 🌹

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!