NovelToon NovelToon
VANIA (GHOST STORIES)

VANIA (GHOST STORIES)

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Kumpulan Cerita Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: poppy susan

Vania dan Basir terpaksa harus meninggalkan kampung tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Kampung itu sudah tidak beres, bahkan hal-hal aneh sudah mulai terlihat.

Basir pun mengajak adiknya untuk pindah ke kota dan menjalankan kehidupan baru di kota. Tapi, siapa sangka justru itu awal dari perjalanan mereka. Terlahir dengan keistimewaan masing-masing, Vania dan Basir harus menghadapi berbagai macam arwah gentayangan yang meminta tolong kepada mereka.

Akankah Vania dan Basir bisa menolong para arwah penasaran itu? Lantas, ada keistimewaan apa, sehingga membuat para makhluk astral sangat menyukai Vania?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23 Bakso Mas Tarno Part II

Mereka pun cepat-cepat pergi ke kedai Mas Tarno, dan beruntung sekali mereka mendapatkan tempat duduk di sana. "Akhirnya, kita dapat tempat duduk," seru Vanessa.

Seorang pria kira-kira berusia 45 tahunan menghampiri mereka. "Eh, Neng Vanessa, baru ke sini lagi? ke mana saja, Neng?" tanya Mas Tarno.

"Ah iya, Mas. Soalnya kalau ke sini gak kebagian tempat mulu," sahut Vanessa.

"Mas, Bu Marni ke mana kok gak kelihatan?" tanya Dasep.

"Marni sudah meninggal Mas, sudah hampir 1 tahun," sahut Mas Tarno.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un."

"Ini istri baru saya, namanya Sri. Kami batu menikah tiga bulan yang lalu," ucap Mas Tarno.

Sri manggut kepada semuanya, wanita manis itu tampak tersenyum ramah. "Owalah, sudah meninggal? pantas saja tidak pernah melihat Bu Marni," ucap Gala.

"Iya, sudah hampir 1 tahun," sahut Mas Tarno ramah.

"Kalau boleh tahu, Bu Marni meninggal karena apa?" tanya Dasep.

"Sakit, Mas," sahut Mas Tarno.

Vania memperhatikan Tarno dengan seksama, dia melihat jika ada sesuatu yang disembunyikan Tarno. "Kalian mau pesan apa?" tanya Mas Tarno.

"Seperti biasa saja Mas," sahut Vanessa.

"Baiklah, kalau begitu tunggu sebentar ya, saya buatkan pesanan dulu," ucap Mas Tarno.

Tarno dan Sri pun pergi, di sana mereka dibantu oleh dua orang karyawan. Bakso Tarno memang asli enak, Vania tidak melihat ada penglaris di sana tapi entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal di hati Vania. Tidak lama kemudian, pesanan mereka pun sampai dan mereka langsung menyantapnya dengan lahap.

"Enak 'kan baksonya?" seru Vanessa.

"Huuh, enak banget," sahut Vania.

Pembeli semakin lama semakin membludak. Di tengah hiruk pikuk pembeli, Vania tidak sengaja melihat seseorang yang mengintip dari balik pintu dapur. Tapi pada saat Vania melihat, orang itu langsung menarik tubuhnya.

"Siapa dia? manusia atau setan ya?" batin Vania.

"TOLONG AKU....."

Tiba-tiba, telinga Vania menangkap suara mendengung yang minta tolong. "Astaghfirullah," seru Vania.

Teman-temannya langsung menatap Vania. "Ada apa, Van?" tanya Andri.

"Ah, tidak apa-apa Pak, ini bakso aku kebanyakan sambel," dusta Vania sembari berakting seperti kepedasan.

"Minum dulu," seru Andri sembari memberikan minuman kepada Vania.

"Ah iya, terima kasih Pak," sahut Vania.

"Cie.. cie... cie... Pak Andri perhatian banget sama Vania, Pak Andri suka ya, sama Vania?" ledek Gala.

Seketika Andri dan Vania tersedak secara bersamaan, membuat ketiga temannya kembali tertawa. "Tuh 'kan, tersedak aja sampai barengan gitu, gemas banget kalian," seru Vanessa dengan gemasnya.

"Apaan sih Bu," sahut Vania dengan wajah memerah.

Ketiganya terus saja meledek keduanya membuat Vania dan Andri malu dan salah tingkah. Setelah selesai makan, Andri pun segera membayar semuanya. Vania kembali menoleh ke belakang dan lagi-lagi ada orang yang mengintip dirinya.

"Siapa sih dia? kok dari tadi ngintip terus?" batin Vania penasaran.

Sesampainya di ruangan, Vania mendekati Vanessa. "Bu, Mas Tarno tadi karyawannya ada berapa?" tanya Vania.

"Kalau gak salah cuma dua orang," sahut Vanessa.

"Yakin Bu? tadi aku lihat di dapur kaya ada orang yang mengintip," ucap Vania.

"Di dapur apaan? semuanya tadi ada di depan bikin pesanan pembeli, mana ada orang di dapur," sahut Vanessa aneh.

"Mungkin aku salah lihat," ucap Vania.

"Iya, soalnya 'kan tadi pembelinya banyak kali aja kamu lihat pembeli yang ikut ke toilet," sahut Vanessa.

"Iya, juga." Vania pun terkekeh.

Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, kali ini tidak ada yang lembur dan semuanya pulang tepat waktu. Pada saat Vania keluar, ternyata Basir sudah menunggu dengan motor barunya. "Dek!" teriak Kang Basir sembari melambaikan tangan.

"Akang." Vania berlari kecil menghampiri kakaknya.

"Ini motor siapa Kang?" tanya Vania.

"Motor Akanglah," sahut Kang Basir.

"Wah, sudah datang ternyata motornya," ucap Vania bahagia.

"Iya, jadi Akang bisa antar jemput kamu kerja," sahut Kang Basir.

Vania pun memeluk Basir saking bahagianya. Vanessa yang melihat ada Basir, langsung menghampiri dan ikut memeluk membuat Basir kesal dan melepaskan pelukan Vanessa. "Ngapain kamu ikutan meluk!" sentak Kang Basir.

"Tadi aku lihat kalian berpelukan, aku jadi ingin ikutan," sahut Vanessa dengan sengirannya.

"Sembarangan kamu," kesal Kang Basir.

"Lihat Akang marah gini, malah semakin terlihat tampan," goda Vanessa.

Vania tertawa geli melihat tingkah Vanessa, sedangkan Basir terlihat bergidik geli. "Ini pakai helmnya Dek, buruan kita pulang. Akang merinding banget, sepertinya di sini ada setan," ucap Kang Basir.

Vania pun segera memakai helmnya, dan naik ke atas motor. "Bu, aku pulang duluan ya," seru Vania.

Vanessa mengangguk, untuk sesaat dia terdiam tapi tidak lama kemudian dia tersadar dan baru ngeuh dengan ucapan Basir. "Kurang ajar, berarti dia nganggap aku setan dong," kesal Vanessa.

Pada saat motor Basir melintas kedai bakso Tarno, lagi-lagi Vania melihat sekelebat sosok wanita berdiri di depan gerobak bakso itu dengan wajah sedih. "Astaghfirullah, sepertinya itu bukan manusia," batin Vania.

"Jangan banyak lihat yang aneh-aneh, jangan ikut campur urusan mereka," celetuk Kang Basir.

Vania tersentak, Basir tahu apa yang sedang dipikirannya karena Vania yakin kalau kakaknya melihat sosok itu juga.

***

Malam pun tiba....

Rumah Tarno berada tidak jauh dari kedai bakso miliknya. Rumah Tarno bisa dibilang besar karena Tarno sukses menjadi pedagang bakso. Bahkan di belakang rumahnya terdapat ruangan khusus untuk membuat bakso. Tarno baru tiga bulan menikah dengan Sri, wanita kampung yang merupakan pelanggan tetapnya dulu.

Sri jatuh cinta kepada Tarno karena Tarno merupakan orang yang ramah dan juga mempunyai wajah yang lumayan ganteng. Di usia 45 tahun, Tarno memang terlihat seperti usia 30 tahunan. Tarno selalu berpenampilan rapi dengan rambut klimis.

"Sri, Mas ada perlu dulu ke rumah teman, kamu tidak apa-apa 'kan Mas tinggal dulu?" seru Mas Tarno.

"Iya, Mas. Tapi jangan lama-lama ya," pinta Sri.

"Tidak, Mas hanya sebentar kok," sahut Mas Tarno.

Sebenarnya Sri takut tinggal sendirian karena rumah yang besar itu terlihat menyeramkan jika malam hari karena sepi dan hanya mereka berdua yang tinggal di sana. Akhirnya setelah mendapat persetujuan dari Sri, Tarno pun pergi dengan mengendarai mobilnya. Sri pun segera mengunci pintu, dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Tapi, tatapan Sri tertuju kepada ruangan santai yang terdapat di bagian belakang. Di sana terdapat lukisan Marni, dan Sri merasa biasa saja tidak marah atau pun cemburu. Perlahan dia pun melangkahkan kakinya menuju ruangan santai itu, dan diperhatikannya lukisan Marni.

"Mbak Marni cantik sekali, maaf ya, Mbak saya harus menggantikan posisi Mbak. Tapi saya janji akan menjaga Mas Tarno seperti Mbak menjaga Mas Tarno dulu," ucap Sri.

Tiba-tiba lukisan yang hanya disandarkan di atas kayu, langsung terjatuh membuat Sri kaget. Sri dengan cepat mengambil lukisan itu dan segera mengembalikan ke posisinya semula. Karena suasana berubah menakutkan, Sri pun segera berlari dan masuk ke dalam kamarnya.

Sosok wanita yang berada di dalam lukisan itu, saat ini sedang berdiri menatap kepergian Sri dengan air mata yang mengalir.

1
Cindy
lanjut kak
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
waduh kenapa gak jadi nolong jelas2 ngeliat kok tadi kok malah bengong aja sih
ꪶꫝNOVI HI
kasian sri
Naysila mom's arga
semakin mencurigakan si tarno,, semoga sri baik2 aja
ꪶꫝNOVI HI
jahat juga pak tarno segera kabur sri
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
pasti di jadikan tumbal sama Tarno ini ...wah Sri kamu harus cepat pergi dari rumah itu
KC~
berarti keluarga marni gak tau dong klo marni udah meninggal
KC~
eh jangan bilang marni di jadiin daging bakso nya lagi 😱😱
Naysila mom's arga
teka taki tarno msh panjang kyk nya
ꪶꫝNOVI HI
wah ada apa dengan buk marni, akang basir jahara bilang vanessa setan 😩
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
duh jangan2 jadi tumbal si Tarno itu 😄
KC~
mungkin penglarisnya beda kali makanya vania gak bisa lihat
KC~
sri awas loh nanti kamu jadi korban berikutnya
KC~
kelakuan vanessa meningatkanku pada Bee 🤣🤣🤣
KC~
kayaknya si marni dijadiin tumbal deh
Naysila mom's arga
akankah si Marni di jadiin tumbal 🤣🤣🤣🤣
KC~
hantu di rumah vania pada depresot mikirin gimana lagi caranya nakut²tin kang basir dan vania 🤣🤣🤣
KC~
jualannya pake penglaris nih ....
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
kan setan nya gak ada harga dirinya kalo sama Basir dan Vania mah 🤣

jangan2 pake penglaris tuh baso bisa rame banget
ꪶꫝNOVI HI
bakso nya bener bener enak atau pake penglaris 🧐🧐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!