seorang perempuan yang mempunyai kesalahan untuk jatuh cinta terhadap seseorang, dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini mengapa ia pilih laki-laki itu untuk menjadi kekasih hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naura hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Karena tanggal persidangan sudah dekat, Hasna mulai mengambil barang-barang yang tertinggal di rumah Dafa yang ia bawa sejak akad minggu kemarin, Hasna mulai mengambil baju-baju dan celana.
cincin berwarna kuning berkilau emas yang melingkar di jari manis kirinya sudah mulai terlepas, barang-barang dari suaminya sudah dilepaskan atau sudah diberikan langsung kepada Dafa dengan ikhlas.
"Aku minta, semua fasilitas yang aku berikan untuk panjenengan, panjenengan berikan kepada pemiliknya lagi, dan termasuk semua uang-uang aku yang sudah menuntun hidup kamu selama menikah atau menjalin hubungan denganku, aku juga pernah membiayai kamu selama membantu kamu mencari kerja kan? tolong itu dikembalikan kepadaku, aku juga akan mengembalikan semua fasilitas kamu yang diberikan kepadanya semuanya lunas."
Dafa tertawa jahat, gigi taringnya terlihat tajam dan sinis. "Silahkan saja tagih semua fasilitas kamu kepada saya, saya juga sudah bisa menebak, pasti keputusan kamu untuk bercerai bersama saya pasti tidak akan disetujui atau direstui oleh kedua orang tua kamu, saya sudah tau sekali dengan kedua orang tua kamu itu, kamu dijodohkan dengan saya atas persetujuan papa dan mama kamu, itu artinya mama dan papa kamu sudah percaya seratus persen kepada saya untuk menjaga pergaulan kamu, Hasna, coba saja silahkan, pasti orang tua kamu menolaknya."
"kalau kamu mau nantang aku seperti ini, aku bisa aja loh pecat kamu dari kerjaan atau perusahaan papa aku, dengan alasan laporan sikap yang tidak sopan kepadaku!"
Hasna dan Dafa terus memperdebatkan masalah sebelum akhirnya surat perceraian akan diuruskan.
Tanpa aba-aba Dafa seperti sudah pasrah dengan sikap hasna dimata Dafa, Dafa langsung meninggalkan Hasna diruang kamarnya seorang diri.
Hasna merasa terheran-heran dengan alur pikiran Dafa dengan yang sombong setinggi langit, dan keegoisan Dafa itu. "Dia kenapa sih? Wajarkan ketika aku minta semua fasilitas yang aku berikan minta dikembalikan kepadaku juga? Ya wajar dong, aku juga berhak meminta itu."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua peralatan atau barang-barang Hasna yang tertinggal di rumah Dafa semuanya sudah dikemas di dalam suatu koper berwarna pink penuh.
Suara langkah kaki terdengar ditelinganya, mukanya tertunduk, air mata sudah membasahi seluruh pipi dirinya. Hatinya remuk tidak beraturan, bola matanya terasa perih seperti tertusuk sebuah bumbu bawang putih dan bawang merah, bulu matanya sudah basah, bajunya dan semua barang-barang ny sudah hampir basah oleh air mata yang sedari tadi membanjiri satu ruangan penuh.
Ketika melewati sebuah ruangan yang celah pintunya sedikit terbuka, suara di dalamnya terdengar meskipun sedikit atau secara samar-samar.
POV DAFA :
"Mah, gimana ini? Hasna sudah di titik meminta cerai kepada aku, kalau misalkan aku cerai dari dia, bagaimana dengan aku? Rencana kita baru berjalan setengah loh, masa terbuang sia-sia saja? Ayok mah pikirkan solusinya!" Dafa tergesa-gesa ketika mendengar istrinya akan menguruskan surat perceraian dan berpindah harta.
"Kita harus menyusun rencana baru lagi nak, untuk rencana baru kita ini usahakan jangan sampai ketahuan oleh salah satu keluarga mantan istri kamu, ibu akan susun rencananya serapi mungkin," Suaranya terdengar sangat seram, senyumannya menyeringai seram.
"Aku harus menyiapkan apa saja bu, untuk menyusun rencana kali ini agar berjalan dengan lancar?" tanya Dafa.
"kamu siapkan sehelai rambut dia saja, rencana akan segera dilaksanakan."
Ibu Dafa terus menatap foto mantan istri anaknya dengan penuh dendam.