NovelToon NovelToon
Ketika Suami Dan Anak Menolakku

Ketika Suami Dan Anak Menolakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Mengubah Takdir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.

Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.

Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meninggalkan masa lalu

Latisha kembali pulang ke rumahnya dengan hati yang hancur. Sepanjang perjalanan dia menangis meluapkan semua kekecewaan dalam hatinya.

Namun dia sudah bertekad ini terakhir kalinya ia menangis. Ke depannya dia harus menjadi wanita yang tangguh yang tak akan lagi menangis bahkan mengemis cinta dari keluarga nya. Cukup sudah selama ini ia bertahan. Jika suami dan putra nya sendiri sudah tak menginginkannya. Untuk apa lagi ia bertahan?

Sesampainya di rumah, Latisha segera membereskan barang-barang penting milik nya. BPKB mobil, buku tabungan serta ATM yang ia miliki sebelum menikah dengan Drakara telah ia amankan. Uang tabungan yang selama ini ia sisihkan dari uang belanja pun sudah ia amankan. Perhiasan dan berlian yang pernah Drakara berikan untuk nya tak lupa ia bawa. Itu semua milik nya karena Drakara telah memberikan semua itu untuk nya. Setelah selesai dengan barang-barang berharga nya, Latisha mulai merapikan pakaiannya. Ia hanya memasukkan beberapa pakaian yang selama ini tak pernah ia gunakan. Dengan kata lain pakaikan baru.

Sebenarnya ia telah memilah pakaian nya sejak beberapa hari yang lalu saat dirinya memantapkan diri untuk pergi. Saat dimana ia menemukan jejak merah di leher sang suami. Jika dulu ia masih mampu bertahan karena tak pernah menemukan jejak perempuan lain di tubuh sang suami, maka tidak sekarang. Sepertinya Drakara sudah bermain jauh dengan Radmila adik tirinya. Karena itulah Latisha sering menolak di sentuh Drakara karena merasa jijik. Mungkin dia durhaka karena menolak keinginan sang suami. Namun tak mengapa karena ia tak sanggup membayangkan suaminya menyentuhnya setelah ia menyentuh wanita lain.

Selesai dengan barang-barang nya, Latisha segera menghubungi teman nya yang memilki apartemen sewaan yang dekat dengan area perkantoran. Rencana nya ia akan kembali mencari pekerjaan. Mungkin tak akan mudah, tapi Latisha tak akan menyerah. Ia tak ingin terpuruk dan menjadi bahan ejekan keluarga nya. Bukan pula ia ingin membuktikan pada putra nya bahwa ia mampu menjadi wanita karier. Sejatinya ia memang harus bekerja demi melanjutkan hidupnya. Setelah mendapatkan pesan bahwa ada apartemen kosong untuknya, Latisha pun segera meminta bantuan asisten rumah tangganya untuk membawakan koper ke dalam mobil nya.

Meski sedikit bingung dengan perintah sang majikan namun asisten tersebut tak ayal membantu membawa koper yang cukup besar untuk ia masukkan ke dalam mobil sang majikan.

"Terimakasih Bi. Ini pegangan untuk bibi. Kedepan nya pak Drakara yang akan membayar gaji bibi. Saya pamit, karena sebentar lagi saya akan bercerai dengan pak Drakara." Ujar Latisha berpamitan kepada bi Yuni yang telah menemaninya selama enam tahun ini. Bi Yuni saksi hidup dimana ia berjuang untuk keluarganya. Namun semua itu tak pernah di hargai suami dan putra nya.

"Ibu mau pergi ke mana? Apa saya boleh ikut ibu?" Bi Yuni tampak berkaca -kaca. Ia tak rela melepas pergi majikan baik hati nya.

"Maafkan saya Bi. Saya gak bisa bawa bibi. Saya masih harus mencari pekerjaan untuk melanjutkan hidup saya. Lebih baik bibi di sini saja membantu Pak Drakara dan Sageon menyiapkan keperluan mereka." Ujar Latisha dengan haru.

"Tapi Bu..." Bi Yuni terlihat ragu.

"Tidak apa-apa. Saya akan baik-baik saja. Terimakasih karena selama ini bibi telah membantu saya. Sekali lagi saya pamit." Ujar Latisha sambil memeluk asisten rumah tangga nya itu.

"Baiklah kalau memang itu sudah menjadi keputusan ibu. Hati-hati di tempat yang baru Bu. Saya doakan semoga ibu sehat selalu dan bahagia. Jika ibu membutuhkan tenaga saya, tolong hubungi saya." ujar Bi Yuni dengan mata yang berkaca-kaca. Selama enam tahun bekerja untuk Latisha, Bi Yuni begitu di perlakukan dengan baik oleh nya. Bahkan Latisha sudah menganggap bi Yuni seperti keluarga.

Latisha pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Sebelum ia benar-benar pergi, di tatap nya kembali rumah yang selama ini dia tempati selama enam tahun terakhir. Tempat di mana banyak kenangan indah bahkan menyakitkan di sana. Latisha akan mengubur semua kenangan itu. Ia harus tetap melangkah demi masa depannya sendiri.

Setelah puas menatap kediaman nya, Latisha pun segera memasuki mobil nya. Ia lalu melajukan kendaraannya perlahan keluar dari halaman rumah tersebut. Setetes air mata jatuh saat ia mulai menapaki jalanan yang akan membawa nya ke tempat baru di mana ia akan memulai kembali hidupnya seorang diri.

Sementara itu Drakara dan keluarganya masih berada di restoran tempat ia merayakan ulang tahun Radmila. Meski perasaannya terasa kacau karena insiden tadi, namun Radmila berusaha untuk tetap tenang di hadapan putranya yang terus saja merengek ingin berfoto bersama Radmila dan dirinya.

Dengan senang hati, Agniya mengambil gambar Drakara, Radmila dan Sageon yang terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia. Seolah ingin menegaskan bahwa kini Drakara tengah terpikat oleh putrinya Radmila, Agniya pun mengunggah foto tersebut ke beberapa akun media sosialnya. Begitupun dengan Radmila, ia memposting gambar tersebut dan sengaja menandai Latisha agar wanita itu melihat bagaimana dekatnya ia dengan Drakara dan juga Sageon. Yang Radmila tidak tahu Latisha bahkan sudah tidak peduli dengan kedua pria yang dulu sangat berarti di hidup nya itu.

Drakara melihat postingan yang diunggah oleh Agniya dan juga Radmila namun ia tidak mampu untuk menegur keduanya meski ia tahu Latisha pasti akan salah paham setelah melihat gambar tersebut. Namun Drakara berusaha meyakinkan dirinya bahwa Latisha tak akan pernah benar-benar pergi meninggalkannya seperti yang ia katakan tadi. Betul kata Radmila dan juga Agniya bahwa Latisha tak akan mungkin pergi karena istrinya itu sangat mencintai dirinya dan juga sang putra. Terlihat jelas bagaimana selama ini Latisha mencurahkan seluruh hidupnya untuk dirinya dan juga Sageon. Latisha bahkan melupakan kebahagiaan dirinya sendiri demi kedua pria yang sangat berarti dalam hidup nya itu.

Setelah acara selesai, Drakara memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan bicara dari hati ke hati dengan Latisha. Namun Sageon merengek ingin menginap di rumah Oma Nurcelia. Drakara pun tak bisa menolak keinginan putranya itu, lagi pula Radmila dan Agniya kembali meyakinkan dirinya untuk memberi waktu kepada Latisha agar istrinya itu instrospeksi diri.

Sudah tiga hari ini Drakara dan Sageon menginap di rumah Nurcelia. Selama itu pula Drakara tak menerima pesan apapun dari Latisha, padahal biasanya istrinya itu akan selalu mengingatkannya untuk sekedar makan ataupun istirahat jika ia sedang berada di kantor. Dulu ia merasa muak dengan pesan-pesan tersebut. Namun kini ia merindukan pesan-pesan yang ia anggap memuakan itu. Tapi untuk menghubungi Latisha terlebih dahulu rasanya Drakara gengsi. Ia tak ingin Latisha besar kepala karena ia mengirim pesan terlebih dahulu kepadanya. Benar kata Radmila Jika ia harus memberi sedikit pelajaran kepada Latisha agar istrinya itu tidak membangkang seperti yang terjadi tiga hari yang lalu. Selama ini Drakara memang merasakan kejenuhan di dalam rumah tangganya apalagi melihat penampilan Latisha yang tidak lagi menarik untuknya. Tak bisa di pungkiri kehadiran Radmila memberikan warna baru di hidupnya. Radmila yang usianya dua tahun lebih muda dari Latisha bisa membangkitkan gairah Drakara. Ia melihat sosok Latisha yang dulu saat mereka masih pacaran dalam diri Radmila. Karena nya ia tak menolak saat Radmila mulai menggoda nya. Tapi tidak ada niat Drakara untuk menggantikan Latisha di hatinya. Ia hanya menjadikan Radmila sebagai pelampiasan hasratnya saja. Jujur ia masih sangat mencintai Latisha namun karena jenuh dan bosan melihat penampilan istrinya itu, maka ia pun mulai bermain api dengan Radmila. Apalagi kedua keluarga mendukung hubungan mereka. Drakara sendiri tak mengerti mengapa Ayah kandung Latisha lebih condong kepada Radmila daripada Latisha Tapi itu tak jadi masalah untuknya, yang terpenting hubungan nya dengan Latisha dan Radmila aman. Dan putranya Sageon mendapatkan kasih sayang dari seluruh keluarga. Dan yang paling utama Drakara yakin Latisha tidak akan pernah pergi darinya karena dia tidak lagi memiliki siapapun selain dirinya.

Mengingat Latisha, Drakara jadi merindukan istrinya itu. Kerinduannya kini tak bisa ia bendung lagi. Ia pun memutuskan untuk pulang lebih awal. Meski Radmila berusaha untuk menahannya pulang namun Drakara tetap pada pendiriannya untuk segera menemui istri tercintanya. Ia sengaja tidak menjemput Sageon terlebih dahulu karena ia ingin quality time bersama Latisha berdua. Sudah lama sekali ia tidak bersama istrinya itu. Ia merindukan sentuhan dan belaian Latisha yang dulu menjadi candunya. Dengan kecepatan tinggi Drakara melajukan kendaraannya menuju kediamannya bersama Latisha. Hanya butuh waktu setengah jam ia telah tiba di kediamannya. Saat memasuki rumahnya dia merasakan sesuatu yang aneh di sana, tak ada lagi kehangatan yang ia rasakan. Drakara pun segera berlari menuju kamarnya bersama Latisha namun saat membuka pintu kamar nya, ia tak mendapati Latisha di sana. Ia sudah mencari Latisha di balkon dan kamar mandi, namun hasilnya zonk. Drakara pun keluar dari kamar nya untuk mencari Latisha ke dapur, namun hanya ada Yuni asisten rumah tangganya yang tengah memasak.

Drakara langsung menanyakan keberadaan istrinya kepada Yuni.

"Di mana istri saya bi?" Drakara menatap Yuni yang terlihat terkejut mendapati majikannya sudah berada di hadapannya.

"Bu Latisha sudah pergi tiga hari yang lalu, pak." Jawab Bi Yuni.

"Pergi? pergi ke mana?" Drakara mengerutkan kening nya. Dalam hati ia mulai merasa tak enak. Apa mungkin Latisha telah benar-benar pergi meninggalkannya? Atau mungkin ini hanya triknya saja agar dia luluh dan meminta maaf terlebih dahulu kepada istrinya itu?

"Saya tidak tahu, pak. Tapi Bu Latisha bilang bahwa beliau akan segera bercerai dengan bapak. Jadi beliau memutuskan untuk pergi dari rumah ini." Jelas bi Yuni.

Sontak saja perkataan Bi Yuni membuat Drakara terkejut karena ternyata Latisha memiliki keberanian untuk pergi darinya. Tak ingin menunggu lebih lama, Drakara pun segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor istrinya itu, namun sayang beberapa kali ia menghubunginya, panggilannya tidak dijawab juga.

Drakara yang kesal hampir saja melemparkan ponselnya ke lantai. Namun ia urungkan karena banyak hal penting yang tersimpan dalam ponselnya tersebut. Drakara segera pergi meninggalkan dapur dan bi Yuni yang menatapnya heran.

Drakara kembali ke kamarnya dan mulai membuka lemari pakaian istrinya. Ia ingin memastikan bahwa Latisha benar-benar pergi atau tidak. Hatinya semakin mencelos saat melihat lemari Latisha hampir kosong. Sepertinya ia telah membawa sebagian besar pakaian milik nya. Namun begitu, ia masih menyisakan beberapa pakaian milik nya tersimpan di sana. Drakara berpikir mungkin Latisha sengaja meninggalkan pakaian itu di tempat nya karena istrinya itu berniat kembali ke rumah ini, namun saat ia melirik meja rias, Tanpa sengaja pandangan nya tertuju pada selembar kertas kecil yang di atasnya terdapat sebuah cincin. Drakara yang penasaran pun langsung mendekati meja rias tersebut, diambilnya cincin yang ia yakini adalah cincin milik Latisha. Dan benar saja, cincin itu adalah cincin pernikahan mereka. Cincin yang Drakara sematkan di jari Latisha saat mereka menikah dulu. Drakara sudah lama tak mengenakan cincin pernikahannya. Ia menyimpan cincin tersebut di laci meja kerjanya karena Radmila tak suka ia menggunakan nya. Dan sekarang, Nana juga melepas cincin pernikahan mereka itu dan menyimpannya di atas nakas beserta sepucuk surat untuknya.

Perlahan, dengan tangan yang gemetar, Drakara membuka lipatan kertas tersebut. Disana jelas terlihat tulisan tangan Latisha yang rapi.

"Terimakasih atas enam tahun pernikahan kita. Terimakasih pernah mencintaiku meski pada akhirnya kamu berkhianat. Dua tahun aku mencoba bersabar dan bertahan. Nyatanya kalian malah semakin liar. Titip Sageon. Jangan sampai dia menuruni sifat mu dan kakek nya yang seorang pengkhianat."

Drakara meremas kertas tersebut. Ia marah karena Latisha lancang pergi meninggalkan nya. Tapi ia yakin, dalam waktu kurang dari seminggu, Latisha pasti akan kembali. Drakara akan membiarkan Latisha mengambil waktu untuk menenangkan dirinya.

Ia segera mengambil cincin pernikahan milik Latisha dan membawanya ke ruang kerjanya. Drakara menyimpan cincin milik Latisha kedalam kotak perhiasan yang di dalam nya berisi cincin milik nya. Drakara kembali menyematkan cincin pernikahannya di jari manis nya. Ia yakin setelah Latisha melihatnya menggunakan kembali cincin tersebut, Latisha akan kembali padanya dan hidup bersamanya selamanya.

Drakara memutuskan beristirahat dikamar nya bersama Latisha. Rasanya sudah sangat lama ia tidak tidur di tempat peraduannya dulu bersama sang istri. Wangi aroma tubuh Latisha masih menempel di sana. Sungguh, Drakara semakin merindukan Latisha istrinya, belahan jiwa nya. Tak bisa memejamkan mata, Drakara beranjak dari ranjang nya. Lalu ia membuka lemari Istrinya dan mengambil salah satu pakaian yang sering Latisha kenakan. Drakara mencium baju Latisha tersebut. Lalu ia membawanya ke atas ranjangnya dan mendekap baju Latisha seolah ia tengah mendekap istrinya. Tak berapa lama, Drakara pun jatuh tertidur dengan baju Latisha yang berada dalam dekapan nya. Dalam mimpi, ia bertemu dengan Latisha yang tengah terisak. Drakara berusaha menghibur istrinya itu dengan meminta maaf dan berjanji tak akan lagi berhubungan dengan Radmila.

Nana berhenti menangis dan langsung memeluknya. ia telah memaafkan semua kekhilafan nya. Drakara pun tersenyum senang karena dengan mudah, ia telah meyakinkan Latisha untuk kembali padanya.

1
sri nurhandayani
lanjut
Iry: besok yah Author update, soalnya lagi nulis supaya bisa keluar lebih dari 1 episode
total 1 replies
I Ghani Pranaja
momen drakara mencari istrinya itu memang penting bnget. tapi alurnya terlalu cepat.
Buat lebih dramatis dong. 😀
Iry: Sip deh, bakal lebih dramatis☺
total 1 replies
I Ghani Pranaja
adik tiri jadi sekretaris. bahaya weiii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!