Kambing Hitam

Para pembunuh bayaran telah dikerahkan untuk memburu kambing hitam.

Namun apakah mereka benar-benar telah mengindentifikasi Moka, Viktor dan Lung?

Apakah kebangkitan kambing hitam semudah itu terendus? Mereka sangat rahasia.

Kejadian di rumah dekat kebun apel itu hanya berdasarkan sebuah praduga. Organisasi kriminal di seluruh dunia belum benar-benar mengetahui siapa pelaksana yang sebenarnya.

Sama seperti biasa kelompok radikal itu bergerak berdasarkan hawa nafsu dan mudah untuk dipancing amarahnya. Terlebih di situasi seperti sekarang ini.

Moka, Viktor dan Lung harus lebih berhati-hati lagi untuk tidak kembali menarik perhatian. Karena umpan sudah dipasang dimana-mana.

Biarkan mereka yang datang. Kambing hitam tidak perlu untuk mengejar. Hasil akhirnya sudah bisa ditebak siapa yang akan bertahan hidup dan siapa yang akan berakhir mengenaskan.

Pembunuh bayaran dan kelompok kriminal sekali lagi bukanlah tandingan bagi para pembunuh berdarah dingin seperti kambing hitam. Mereka mutlak adalah satu-satunya.

Mereka bertiga tetap bersama. Namun setelah peristiwa kemarin mereka hendak berpindah tempat.

Yakni pergi ke kota yang ramai dan kumuh. Dari sana mereka bisa lebih leluasa untuk mengamati gerak-gerik musuh jika ada yang berani datang mengantarkan nyawa kepada mereka.

Tidak jauh lagi mereka akan tiba di kota yang dimaksud.

Moka, Viktor dan Lung sedang berhenti di sebuah sungai yang bersih untuk sekedar menyegarkan diri.

Mereka tidak mau terlihat seperti kaum gelandangan begitu memasuki kota yang ada di depan sana.

Moka berendam di dalam air yang dingin. Hanya menyisakan wajahnya saja yang menengadah ke sinar mentari pagi.

Sementara itu Lung baru saja mengusir ular-ular air yang juga bermukim di dalam sungai yang tenang itu. Tidak ada yang bilang jika sungai di pinggir hutan itu tidak berbahaya.

Sedangkan Viktor tengah berjemur di atas batu. Setelah ia tidak betah berlama-lama mandi dengan air sungai di pagi hari yang terlalu dingin.

"Byur!",

Viktor kembali jatuh ke dalam air.

Kali ini ia tidak sengaja melakukannya.

"Sembunyi",

"Apa kamu melihatnya?",

"Dia kabur",

"Biarkan",

Moka dan Lung mengangkat tubuh Viktor. Badan besar pria tua itu mengambang di air.

Viktor gugur dengan sebuah peluru yang melubangi kepalanya.

Siapa yang melakukannya?

Bukan pembunuh bayaran atau orang suruhan dari organisasi kriminal. Tapi seseorang yang lain.

Moka dan Lung sama-sama memahaminya. Sekarang mereka adalah yang sedang diburu.

Kenapa Lung meminta Moka untuk tidak mengejar pelaku pembunuh Viktor. Karena itulah yang pelaku itu inginkan.

"Apakah kamu akan mengenalinya ketika bertemu dengannya lagi?",

Moka hanya terdiam. Ia hanya melihat sepintas pucuk senapan yang digunakan oleh penembak itu. Dan melihat punggungnya ketika berlari menghilang.

Selebihnya tidak ada petunjuk. Pelaku yang berhasil membunuh salah satu kambing hitam itu berpenampilan serba tertutup.

Moka dan Lung mengkremasi tubuh Viktor dengan membakarnya sampai menjadi abu. Kemudian membuangnya di sungai tempat pahlawan itu gugur.

Dua kambing hitam yang masih hidup sama sekali tidak bersedih.

Mereka hanya bertambah waspada.

Moka dan Lung menyempatkan waktu untuk menunggu datangnya serangan susulan. Mereka berdua sudah sangat siap.

Tapi pelaku pembunuh Viktor tidak muncul lagi. Itu artinya dia juga bekerja seorang diri.

Dan takut jika harus berhadapan dengan Lung dan Moka secara langsung dan terbuka.

Lung yakin orang itu bukanlah pembunuh bayaran atau anggota dari organisasi kelompok kriminal biasa. Seseorang yang bisa melacak keberadaan kambing hitam sampai berhasil membunuhnya adalah seseorang yang lain.

Lung dan Moka mengubah arah rencana. Mereka membatalkan tempat tujuan berikutnya. Lung mengajak Moka untuk datang ke salah satu tempat tinggal persembunyiannya.

Kali ini benar-benar ada yang berkhianat.

Tidak perlu dianalisa lagi.

*

Di sebuah kota kecil yang tenang dan damai.

Di sinilah Lung memilih salah satu tempat tinggalnya.

Penduduk di kota ini tidak terlalu padat. Tapi itu yang lebih disukai oleh Lung. Yaitu kesunyian.

"Kamu lihat apartemen bergaya klasik itu?",

"Aku tinggal di lantai paling atas",

"Ada yang mengikuti mu",

Moka memberitahu Lung.

"Aku sudah tahu",

Lung dan Moka sampai di apartemen Lung yang besar.

Di kota ini tentu saja Lung tidak bernama Lung melainkan memakai kartu identitas yang lain.

Rumah Lung ini penuh dengan alat-alat fitness. Lung adalah seorang olahraga holic. Jika tidak ada kegiatan ia bisa seharian menghabiskan waktunya di dalam gym yang ada di apartemennya sendiri. Dan dimana-mana.

Kalian tahu sendiri kenapa Lung larinya ke olahraga atau gym. Karena kalau tidak ia lebih suka membunuh orang.

"Siapa wanita yang tadi mengikuti mu itu?",

Moka kembali bertanya karena penasaran.

"Aku sudah tahu dia mengikuti ku",

"Dia kerap mengikutiku ketika aku berada di kota ini",

"Apa kamu mengenalnya Lung?",

"Aku sama sekali tidak mengenalinya",

"Aku pernah melihatnya di jembatan merah",

"Kemudian di pinggir jalan di depan rumah teko",

"Di tempat makan",

"Dia juga beberapa kali mengikuti ku dari belakang",

"Di pertigaan lampu merah",

"Di pertigaan lampu merah yang lain",

"Di seberang jalan",

"Di seberang jalan yang lain",

"Dia juga pernah datang ke tempat ini tapi aku terlambat menyadarinya",

Baru kali ini Moka mendengar Lung berbicara lebih panjang daripada biasanya.

Seandainya Viktor masih hidup Moka yang tengah menahan tawa pasti akan menertawakan Lung bersama Viktor.

"Apa yang diinginkan oleh wanita itu?"

"Aku juga tidak tahu",

"Mungkin wanita itu hanya sekedar ingin tahu",

"Penasaran",